Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT

PADA An.”A” USIA 3 TAHUN DENGAN FEBRIS


DI KLINIK PRATAMA RIENS 

Disusun Oleh :

Wiwin Werdi Rahayu


Nim : 202006090060

PRODI PROFESI KEBIDANANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
TAHUN AJARAN 2020/2021
TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Dasar Balita


a. Definisi Balita
Balita adalah anak dengan usia di bawah 5 tahun dengan karakteristik
pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0- 1 tahun dimana umur 5 bulan
berat badan naik 2x berat badan lahir, dan 3x berat badan lahir pada umur 1 tahun
dan menjadi 4x pada umur 2 tahun (Septiari, 2012).
Anak Balita adalah anak yang berusia antara 1-5 tahun (Sudarmoko, 2013).
b. Tahapan Tumbuh Kembang Balita
Manggiasih (2016) mengelompokkan tahapan tumbuh kembang balita
sebagai berikut :
1) Umur 12-15 bulan
a) Berjalan naik dan turun tangga.
b) Berjalan sambil berjinjit.
c) Menangkap dan melempar bola
d) Menyebut nama bagian tubuh.
e) Melakukan pembicaraan.
2) Umur 15-18 bulan
a) Bermain di luar rumah.
b) Bermain air.
c) Menendang bola.
d) Bercerita tentang gambar di buku / majalah.
e) Permainan telepon-teleponan.
f) Menyebut berbagai barang.
3) Umur 18-24 bulan
a) Melompat.
b) Melatih keseimbangan tubuh.
c) Mendorong permainan dengan kaki.
d) Melihat acara televisi.
e) Mengerjakan perintah sederhana.
f) Berbicara tentang apa yang dilihatnya.
4) Umur 24-36 bulan
a) Latihan menghadapi rintangan.
b) Melompat jauh.
c) Melempar dan menangkap bola besar.
d) Menyebut nama lengkap anak.
e) Berbicara tentang diri anak.
f) Menyebut berbagai jenis pakaian.
5) Umur 36-48 bulan
a) Menangkap bola kecil dan melemparkan kembali.
b) Berjalan mengikuti garis lurus.
c) Melompat dengan satu kaki.
d) Mengenal huruf besar menurut alfabet di koran / majalah
e) Bercerita mengenai dirinya.
f) Bercerita melalui album foto.
6) Umur 48-60 bulan
a) Lomba karung.
b) Main engklek.
c) Melompat tali.
d) Belajar mengingat-ingat
e) Mengenal angka.
f) Mengenal huruf dan simbol.
g) Mengenal musim.
h) Membaca majalah.
c. Gangguan Kesehatan pada Balita
Menurut sudarmoko (2013), penyakit pada balita sebagai berikut :
1) Alergi/biduran
2) Asma
3) Batuk/ ISPA
4) Cacar air
5) Cacingan
6) Campak
7) Demam
8) Diare
9) Defisiensi Gizi
10) Influenza
11) Mimisan
12) Sakit Kuning
2. Konsep Dasar Febris
a. Definisi Febris
Febris adalah meningkatnya temperatur tubuh secara abnormal (Suriadi dan
Yuliani, 2006).
Febris dapat di definisikan dengan suatu keadaan suhu tubuh di atas normal
sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang di pengaruhi
oleh interleukin-1 (Sodikin, 2012).
Febris adalah suatu keadaan di mana suhu tubuh di atas normal, yaitu diatas
380C (Riandita, 2012).
Febris adalah salah satu keluhan yang paling sering di kemukakan, yang
terdapat pada berbagai penyakit baik infeksi maupun non-infeksi (Matondang
dkk, 2013).
b. Etiologi
Zat yang menyebabkan febris adalah pirogen. Ada dua jenis pirogen yaitu
pirogen eksogen dan endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh dan
berkemampuan untuk merangsang interleukin-1. Sedangkan pirogen endogen
berasal dari dalam tubuh dan memiliki kemampuan untuk merangsang febris
dengan mempengaruhi kerja pusat pengatur suhu di hipotalamus (Sodikin, 2012).
Dilihat dari faktor penyebabnya, febris bisa dibedakan menjadi dua. Pertama,
febris sebagai akibat dari suatu infeksi oleh kuman, virus, parasit, atau
mikroorganisme lain. Kedua, febris yang di sebabkan oleh faktor non infeksi
antara lain faktor alergi, dehidrasi pada anak. Febris hanya bisa disebabkan oleh
alergi terhadap benda-benda tertentu seperti serbuk sari dari pohon, ilalang,
rumput, bulu binatang, debu rumah dan jamur (Sudarmoko, 2013).
Menurut Corwin (2003), penyebab febris dibagi menjadi 7 yaitu:
1) Infeksi
Febris dengan infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus,
protozoa, dan metazoa.
2) Neoplasma
Febris dapat timbul pada setiap keganasan yang berkembang dengan
cepat, sebagai akibat dilepaskan nya zat-zat pyrogen dari sel-sel yang
rusak atau dari suatu infeksi sekunder.
3) Reaksi-reaksi kerentanan / hipersensitifitas
Febris dapat disebabkan oleh karena suatu kerentanan terhadap obat-
obatan atau protein-protein asing dan biasanya bersamaan dengan
urtikaria, gatal-gatal, muntah, rasa nyeri di persendian dan albuminuria.
4) Penyakit-penyakit kolagen
Febris dapat merupakan gejala dari lupus erytematous sistemik dan
poliartritis nodosa.
5) Gangguan mekanisme pengaturan suhu
Mekanisme yang mengatur suhu dapat terganggu pada berbagai keadaan
dengan akibat hiperpireksia. Ini dapat terjadi pada heat stroke, dan
kerusakan pada hipotalamus.
6) Gangguan peredaran darah
Penyakit yang dapat menyebabkan febris antara lain infark miokard,
infark paru dan hemoragi subarachnoid.
7) Penyebab – penyebab lain
Seperti penyakit crohn, krisis tiroid, dan epsis gigi.
c. Patofisiologi
Febris dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen. Saat
mekanisme ini berlangsung bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh
leukosit, makrofag, serta limfosit pembunuh yang memiliki granula dalam ukuran
besar. Seluruh sel ini kemudian mencerna hasil pemecahan bakteri, dan
melepaskan zat interleukin-1 ke dalam cairan tubuh (zat pirogen leukosit/pirogen
endogen). Mekanisme febris terlihat jelas pada saat interleukin-1 sudah sampai ke
hipotalamus akan menimbulkan febris dengan cara meningkatkan temperatur
tubuh dalam waktu 8– 10 menit (Sodikin, 2012).
Febris sering kali dikaitkan dengan adanya gangguan pada “set point”
hipotalamus oleh karena infeksi, alergi, endotoxin atau tumor (Sudarmoko, 2013).
Sewaktu febris berlangsung, akan terlihat berbagai gejala klinis tergantung dari
fase febris nya. Ada 3 fase yang terjadi selama febris berlangsung, yaitu :
1) Fase I ( awitan dingin atau menggigil )
Pada fase awal ini febris akan disertai dengan :
a) Peningkatan denyut jantung.
b) Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan.
c) Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot.
d) Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi.
e) Merasakan sensasi dingin.
f) Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokonstriksi.
g) Rambut kulit berdiri.
h) Pengeluaran keringat berlebihan.
i) Peningkatan suhu tubuh.
2) Fase II ( proses febris )
a) Proses menggigil hilang
b) Kulit terasa hangat (panas).
c) Merasa tidak panas (dingin).
d) Peningkatan nadi dan laju pernafasan.
e) Dehidrasi ringan sampai berat.
f) Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf.
g) Kehilangan nafsu makan ( bila demam memanjang )
3) Fase III ( pemulihan )
Saat fase pemulihan maka akan disertai :
a) Kulit tampak merah dan hangat.
b) Berkeringat.
c) Mengigil ringan.
d) Kemungkinan mengalami dehidrasi.
d. Manifestasi Klinis Febris
Menurut Suriadi, Yuliani (2006) dan Sodikin (2012) gejala demam sebagai
berikut :
1) Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal (>380C)
2) Menggigil.
3) Berkeringat.
4) Gelisah atau lethargy
5) Tidak ada nafsu makan
6) Nadi dan pernapasan cepat.
7) Kejang
e. Komplikasi Febris
Komplikasi yang akan terjadi pada demam menurut Suriadi dan Yuliani
(2006), yaitu :
1) Kejang.
2) Risiko persisten bakteremia.
3) Risiko meningitis.
4) Risiko ke arah keseriusan penyakit.
f. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan febris menurut Suriadi dan Yuliani (2006) dan Sodikin
(2012) sebagai berikut :
1) Pemberian terapi antipiretik dan antibiotik sesuai program.
2) Berikan minuman lebih banyak dari biasanya.
3) Pakaian yang di gunakan anak baiknya dengan pakaian yang tipis.
4) Monitor temperatur secara ketat.
5) Hindari kompres alkohol dan air es.
6) Kompres hangat ( Tepid Water Sponge ) dengan cara :
a) Menyiapkan air hangat
b) Mencelupkan waslap atau handuk kecil ke waskom dan
mengkompresnya di daerah dahi, dada, dan ketiak.
c) Melakukan tindakan di atas beberapa kali (setelah kulit kering ).
7) Menghentikan prosedur bila suhu tubuh mendekati normal
Penatalaksanaan Febris menurut Kemenkes RI (2015) dalam buku
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) sebagai berikut :
1) Beri satu dosis paracetamol setiap 6 jam sampai demam hilang untuk demam
≥ 38,5 0C
2) Obati penyebab lain dari demam
3) Nasihati kapan kembali segera
4) Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam
5) Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari, RUJUK untuk penilaian lebih lanjut
3. Konsep Dasar Dehidrasi
a. Klasifikasi tingkat dehidrasi pada anak
Menurut WHO (2009), adalah sebagai berikut :
1) Dehidrasi berat
Terdapat dua atau lebih dari tanda di bawah ini :
a) Latergis/ tidak sadar
b) Mata cekung
c) Tidak bisa minum atau malas minum
d) Cubitan kulit perut kembali sangat lambat ( ≥ 2 detik)
2) Dehidrasi sedang
Terdapat dua atau lebih tanda di bawah ini :
a) Rewel, gelisah
b) Mata cekung
c) Minum dengan lahap, haus
d) Cubitan kulit kembali lambat
3) Tanpa dehidrasi
Tidak terdapat cukup tanda utuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi sedang
atau berat.
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN ANAK SAKIT


PADA An.”A” USIA 3 TAHUN DENGAN FEBRIS

I. Pengkajian

(Tanggal/ jam Pengkajian :20-10-2021/ 10.00 WIB)

A. Data Subyektif
1. Biodata/ Identitas
Nama Bayi : By “A”
Umur : 3 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 15-10-2018
Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny “E” Nama Ayah : Tn “Y”
Usia : 25 Tahun Usia : 29 Tahun
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Suku/ Bangsa : Jawa/WNI Suku/ Bangsa : Jawa/WNI
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds. Campurejo RT/RW 12/02, kec. mojoroto, Kota. Kediri
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya karena badannya panas
sejak kemarin sore tanggal 19 oktober 2021, rewel, tidak mau makan dan
minum sedikit dan sudah di kompres dengan air hangat
3. Riwayat Kesehatan
a) Imunisasi
HB0 : Ibu mengatakan imunisasi HB0 tangal 16-10-2018
BCG : Ibu mengatakan imunisasi BCG tanggal 10-11-2018
DPT 1 : Ibu mengatakan imunisasi DPT 1 tanggal 16-12-2018
DPT 2 : Ibu mengatakan imunisasi DPT 2 tanggal 17-01-2019
DPT 3 : Ibu mengatakan imunisasi DPT 3 tanggal 18-02-2019
Polio 1 : Ibu mengatakan imunisasi polio 1 tanggal 10-11-2018
Polio 2 : Ibu mengatakan imunisasi polio 2 tanggal 16-12-2018
Polio 3 : Ibu mengatakan imunisasi polio 3 tanggal 17-01-2019
Polio 4 : Ibu mengatakan imunisasi polio 4 tanggal 18-02-2019
Campak : Ibu mengatakan imunisasi Campak tanggal 05-08-2019
Imunisai lain : Tidak ada
b) Riwayat penyakit yang lalu
Ibu mengatakan anaknya pernah mengalami batuk, pilek, panas
c) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan saat ini anaknya panas, tidak mau makan dan rewel
d) Riwayat penyakit keluarga/ menurun
Ibu mengatakan di keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit
keturunan seperti Jantung, DM, Asma dan Hipertensi dan tidak ada
penyakit menular Hepatitis dan TBC.
4. Riwayat Sosial
a) Yang Mengasuh
Ibu mengatakan mengasuh anaknya dengan suami saja.
b) Hubungan dengan anggota keluarga
Ibu mengatakan hubungan dengan anggota keluarga yang lain sangat
baik.
c) Hubungan dengan teman sebaya
Ibu mengatakan anaknya hubungan dengan teman sebayanya baik.
d) Lingkungan rumah
Ibu mengatakan lingkungan rumah aman, rapi dan bersih.
5. Pola Kebiasaan Sehari-hari (Sebelum sakit dan selama sakit)
a) Nutrisi
Sebelum sakit : Ibu mengatakan makanan yang disukai adalah nasi
dengan kuah bayam, tempe dan telur dan
minumnya susu dan air putih.
Selama sakit : Ibu mengatakan dalam sehari anaknya bersedia
makan 1 x dengan nasi dan telur, minum 2 gelas
air putih dan menetek 2 x dalam setiap 2 jam
lamanya kurang lebih 5 menit.
b) Istirahat / Tidur
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya tidur malam 7 sampai 8
jam, tidur siang 1 sampai 2 jam.
Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya tidur malam 4 sampai 5
jam, tidur siang 1 sampai 2 jam.
c) Personal hygiene
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya mandi 2 kali sehari waktu
pagi dan sore hari.
Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya disibin 2 kali sehari waktu
pagi dan sore.
d) Aktivitas
Sebelum sakit :Ibu mengatakan sebelum sakit anaknya bermain
dengan teman – teman sebanyanya.
selama sakit :Ibu mengatakan anaknya tampak lemah dan
kadang tidur tetapi tidak begitu nyenyak karena
rewel dan hanya ingin digendong.
e) Eliminasi
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya BAB 1 kali, konsistensi
lembek. Ibu mengatakan anaknya BAK 5 sampai
6 kali warna kuning jernih.
Selama sakit : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, konsistensi
padat dan warnanya kuning dengan bau khas
feses. BAK : Ibu mengatakan anaknya BAK 4
sampai 5 kali sehari warna kuning jernih dengan
bau khas urine.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Lemah
TTV, RR : 36 kali/menit
HR : 110 kali/menit
S : 38,5°C
Jenis kelamin : laki-laki
Berat badan : 12 kg
Panjang badan : 88 cm
LK/LILA : 52cm / 19cm
2. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
a) Kepala : Bersih, rambut keriting berwarna kecoklatan
b) Muka : Agak pucat
c) Mata : Kelopak matacekung, conjungtiva berwarna merah muda
dan skelera sedikit merah, tampak simetris
d) Telinga : Simetris dan tidak ada serumen
e) Hidung : Simetris dan tidak ada benjolan
f) Mulut :Lidah sedikit kotor dan bibir kering
g) Leher : Tidak ada benjolan dan tidak ada kelainan
h) Dada : Simetris, bunyi nafas teratur dan tidak ada retraksi
i) Perut : Tidak ada benjolan dan sedikit kembung
j) Ekstremitas : Simetris, tidak oedema, tidak ada kelainan baik tangan
dan kaki bisa digerakkan
k) Kulit : Turgor kulit kembali lambat, berwarna kemerahan dan
panas saat disentuh.
3. Pemeriksaan tingkat perkembangan
a) Bisa naik sepeda roda tiga
b) Bisa melompat tali
c) Bisa berlari
d) Belajar mengingat-ingat
e) Belajar mengenal angka
4. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan
II. Interpretasi Data Dasar
(Tanggal/ jam Pengkajian : 20-10-2021/ 10.30 WIB)
1. Diagnosa
An. ”A” usia 3 tahun dengan febris
2. Data Subyektif
a) Ibu mengatakan anaknya berumur 3 tahun
b) Ibu mengatakan anaknya lahir pada tanggal 15-10-2018
c) Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya karena badannya panas
sejak kemarin sore tanggal 19-10-2021, rewel, tidak mau makan dan
minum sedikit
3. Data Obyektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Lemah
TTV, RR : 36 kali/menit
HR : 110 kali/menit
S : 38,5°C
Jenis kelamin : laki-laki
Berat badan : 12 kg
Panjang badan : 88 cm
LK/LILA : 52cm / 19cm
Pemeriksaan fisik
Muka : Wajah tampak agak pucat
Mulut : lidah kotor dan bibir kering
Kulit : Terdapat tanda tanda dehidrasi dan turgor kulit kembali lambat,
dan teraba panas
4. Masalah
Gangguan masalah pemenuhan nutrisi, cairan dan rewel
5. Kebutuhan
a) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan pemberian makanan sedikit sedikit
tapi sering.
b) Pemenuhan kebutuhan cairan dengan pemberian minum susu, teh manis
maupun air putih lebih sering.
c) Menenangkan balita dengan cara digendong.
III. Diagnosa Potensial
Potensial terjadi kejang
IV. Kebutuhan Segera
Pemberian obat penurun panas sesuai program yaitu paracetamol sirup 120mg/5 ml
sehari 3-4x 1 sendok takar sampai panasnya turun, ibuprofen supositoria (dubur)
125mg sehari 1x, vitamin dan mineral sirup 60ml sehari 1x1 sendok takar. Atau
dengan pemberian obat puyer yaitu amoxilin 250 mg 2 butir, paracetamol 500
mg 2 butir dan dexametason 0,5 mg 2 butir dipuyer menjadi X bungkus,
diberikan 3x1/hari .
V. Intervensi
(Tanggal/ jam Pengkajian : 20-10-2021/ 12.00 WIB)
1. Diagnosa
An. ”A” usia 3 Tahun dengan Febris
2. Tujuan
Diharapkan An. A suhu tubuhnya Kembali normal dan tidak demam lagi
3. Kriteria hasil
Keadaan umum : Baik
TTV, HR : 100-140 ×/menit
S : 36,5-37,5ºC
RR : 30-40 ×/menit
Kulit tidak pucat
Nafsu makan dan minum baik
Anak aktif ceria Kembali
Intervensi :
1) Jalin komunikasi terapeutik dengan ibu dan keluarga dan beritahu hasil
pemeriksaan pada bayi
R/ Langkah awal bagi bidan dalam membina hubungan komunikasi yang
efektif sehingga dalam proses KIE akan tercapai pemahaman yang optimal.
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan agar ibu tau keadaan bayinya
2) Anjurkan pada ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis
R/ Menggunakan pakaian yang tipis membantu bayi tidak gerah yang membuat
suhu tubuh meningkat
3) Anjurkan ibu untuk memberikan banyak minum pada anak
R/ Pemberian minum yang banyak membantu mencukupi kebutuhan cairan
dalam tubuh anak agar tidak dehidrasi dan suhu tubuh tidak meningkat, iput
& output seimbang
4) Anjurkan ibu untuk melakukan kompres dengan air hangat saat dirumah
R/ Kompres air hangat membantu menurunkan suhu tubuh meskipun sifatnya
hanya sementara
5) Berikan obat penurun panas puyer/ sirup paracetamol pada anak
R/ Pemberian paracetamol membantu menurunkan panas/ demam pada bayi
6) Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 2 hari lagi atau jika anaknya belum sembuh
R/ Kontrol ulang 2 hari lagi atau jika anaknya belum sembuh membantu
memantau kondisi anak apakah perlu tindakan selanjutnya/ rujukan.
VI. Implementasi
(Tanggal : 20-10-2021 Jam : 12.30 wib)
Diagnosis : An. ”A” usia 3 tahun dengan Febris
Implementasi
1) Menjalin komunikasi terapeutik dengan ibu dan keluarga Merupakan langkah
awal bagi bidan dalam membina hubungan komunikasi yang efektif sehingga
dalam proses KIE akan tercapai pemahaman meteri KIE yang optimal. Dan
memberikan penjelasan kepada ibu tentang keadaan anaknya yang sedang
demam, BB : 12 kg, PB : 88 cm, S : 38,5º C, RR : 36 kali/menit, HR : 110
kali/menit, anak tampak pucat dan dehidrasi ringan.
2) Menganjurkan pada ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis agar
panas anaknya segera turun
3) Menganjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum untuk agar tidak
kekurangan cairan
4) Menganjurkan ibu untuk melakukan kompres pada dahi dan ketiak anaknya
dengan air hangat dirumah
5) Menganjurkan pada ibu untuk memberikan obat pada anaknya sesuai program
yaitu paracetamol sirup 120mg/5 ml sehari 3-4x1 sendok takar sampai panasnya
turun, ibuprofen supositoria (dubur) 125mg sehari 1x, vitamin dan mineral sirup
60ml sehari 1 x 1 sendok takar secara teratur. Atau Memberikan terapi obat
puyer yaitu amoxilin 250 mg 2 butir, paracetamol 500 mg 2 butir dan
dexametason 0,5 mg 2 butir dipuyer menjadi X bungkus, diberikan 3x1/hari
.
6) Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 2 hari lagi atau jika obat habis dan
anaknya belum sembuh.
VII. Evaluasi
(Tanggal : 20-10-2021 Jam : 13.00 wib)
1) Ibu tampak kooperatif dan mau memberikan umpan balik, ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan mengenai hasil periksaan bahwa anaknya saat ini
sedang sakit demam
2) Ibu bersedia untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis saja
3) Ibu bersedia untuk memberikan banyak minum pada anaknya sufor dan air
putih
4) Ibu bersedia untuk melakukan kompres hangat di rumah dibagian lipatan tubuh
anak
5) Ibu bersedia memberikan obat pada anaknya sesuai anjuran yang telah
dijelaskan
6) Ibu bersedia melakukan kontrol ulang jika anaknya belum sembuh lebih dari 2
hari

Anda mungkin juga menyukai