Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSALINAN NORMAL PADA IBU HAMIL DIRUANG BUGENVILE


RSUD TUGUREJO SEMARANG

Disusun oleh :

Nama : Kiki Nurjanah

NIM : 202002040015

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN-PEKALONGAN
2021
A. Pengertian
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Sulistyowati & Nugraheny,
2013). Persalinan adalah proses pengeluaran kelahiran hasil konsepsi yang dapat hidup
diluar uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan yang cukup bulan
(37-42 minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya
penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir dengan
presentase belakang kepala tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada
komplikasi pada ibu dan janin (Indah & Firdayanti, 2019).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup
bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu badan, presentasi belakang serta dengan
tenaga ibu sendiri. (Saifuddin, 2014)

B. Fisiologi Proses Persalinan


Pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun menjadikan otot rahim sensitif
sehingga menimbulkan his. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat
mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di
akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga oxitocin bertambah dan
meningkatkan aktivitas otototot rahim yang memicu terjadinya kontraksi sehingga
terdapat tandatanda persalinan.Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam
batas tertentu. Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat
dimulai. Bila dindingnya teregang oleh isi yang bertambah maka timbul =kontraksi untuk
mengeluarkan isinya.(Endang & Elisabeth, 2015).

C. Etiologi
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti/jelas,
namun beberapa teori menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi
rahim, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori Penurunan Hormon
1.2 minggu sebelum partus dimulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesteron sebagai penenang otot-otot polos
rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
progesteron menurun.

2. Teori Plasenta Menjadi Tua


Turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori Iritasi Mekanik
Dibelakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus franterhauss). Bila ganglion ini
digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi Partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukkan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecah ketuban, oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.

D. Tanda dan Gejala Persalinan


1. Lightening merupakan sebutan bahwa kepala janin sudah turun ke pintu bawah
panggul, lightening mulai dirasakan kira-kira 2 minggu menjelang persalinan,
lightening menimbulkan rasa tidak nyaman akibat tekanan bagian presentasi pada
struktur di area pelvis minor sehingga ibu jadi sering berkemih, karena kandung
kemih ditekan sehingga ruang yang tersisa untuk ekspansi berkurang dan timbul
sensasi terus-menerus bahwa sesuatu perlu dikeluarkan, kram pada tungkai yang
disebabkan oleh tekanan bagian presentasi pada syaraf yang menjalar melalui
foramen ischiadikum mayor dan menuju ke tungkai (Icemi Sukarni K & Wahyu P,
2013).
2. Kontraksi Braxton-Hicks (Persalinan palsu) terjadi pada stadium akhir kehamilan otot
uterus bersiap untuk persalinan dan pelahiran melalui kontraksi dan relaksasi pada
interval tertentu. Kontraksi persalinan palsu terjadi dalam pola yang tidak teratur, dan
intensitasnya tidak bertambah secara bermakna dari waktu kewaktu.
3. Kontraksi Uterus yang akan menyebabkan nyeri
Setiap kontraksi persalinan memiliki tiga fase:
a) Increment: fase ini, ketika kontraksi berkembang dari fase istirahat menuju
kekuatan penuh, terhitung lebih lama dibanding kombinasi dua fase lain.
b) Acme: fase ini merupakan masa ketika kontraksi berada pada intensitas
maksimum. Fase ini menjadi lebih lama seiring kemajuan persalinan.
c) Decrement: selama fase ini, kontraksi uterus menurun, hingga fase istirahat
dicapai (Caroline & Kowalski, 2012).
4. Ketuban pecah pada akhir kala 1 persalinan
5. Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina)

E. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah lightening atau settling atau dropping
yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.
Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan sering-sering atau susah
buang air kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. Perasaan
sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi- kontraksi lemah di uterus (fase labor
pain). Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur
darah (bloody show). (Hafifah, 2011)

F. Faktor persalinan
1. Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,
dasar panggul, servik dan vagina. Passage terdiri dari :
a) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
b) Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligament-ligamen. (Widia, 2015 : 16)
2. Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau
kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot Rahim.
Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :
a. (kontraksi otot uterus) Adalah kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim
bekerja dengan baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot-otot rahim
menguncup sehingga menjadi lebih kecil serta mendorong mendorong janin dan
kantung amneon kearah segmen bawah rahim dan servik.
b. Kontraksi otot-otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
d. Ketegangan dan ligamentous action terutama ligamentum rotundum
3. Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasenta, janin merupakan passanger utama dan
bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling besar dank
eras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan
persalinan. Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passanger adalah
kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun
anenchephalus, kelainan letak seperti letak muka ataupun letak dahi, kelainan
kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak sungsang (Widia, 2015 : 29)
4. Psikologi
Psikologis meliputi :
a. Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
b. Pengalaman bayi sebelumnya
c. Kebiasaan adat
d. Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

Sikap negative terhadap persalinan dipengaruhi oleh :

a. Sebagai ancaman terhadap keamanan


b. Persalinan sebagai ancaman pada self-image
c. Medikasi persalinan
d. Nyeri persalinan dan kelahiran (Widia, 2015 : 29-30)
5. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini bidan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung
dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.
(Ai Nursiah dkk, 2014 : 48).

G. Mekanisme persalinan
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin untuk menyesuaikan
diri terhadap pelvis ibu. Mekanisme persalinan normal terbagi dalam beberapa tahap
gerakan kepala janin di dasar panggul yang diikuti dengan lahirnya seluruh anggota
badan bayi.
1. Penurunana kepala
Terjadi selama proses persalianan karena daya dorong dari kontraksi uterus yang
efektif, posisi, serta kekuatan meneran dari pasien.
2. Penguncian (engagement)
Tahap penurunan pada waktu diameter biparetal dari kepala janin telah melalui
lubang masuk panggul pasien.
3. Fleksi
Dalam proses masuknya kepala janin ke dalam panggul, fleksi menjadi hal yang
sangat penting karena dengan fleksi diameter kepala janin terkecil dapat bergerak
melalui panggul dan terus menuju dasar panggul. Pada saat kepala bertemu dengan
dasar panggul, tahannya akan meningkatkan fleksi menjadi bertambah besar yang
sangat diperlukan agar saat sampai di dasar panggul kepala janin sudah dalam
keadaan fleksi maksimal.
4. Putaran paksi dalam Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter
anteroposterior (yang lebih panjang) dari kepala menyesuaikan dari dengan diameter
anteroposterior dari panggul pasien. Pada umunya rotasi penuh dari kepala ini akan
terjadi ketika kepala telah sampai di dasar panggul atau segera setelah itu. Perputaran
kepala yang dini kadang-kadang terjadi pada multipara atau pasien yang mempunyai
kontraksi efisien.
5. Lahirnya kepala dengan cara ekstensi
Cara kelahiran ini untuk kepala dengan posisi oksiput posterior. Proses ini terjadi
karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana gaya tersebut membentuk
lengkungan carus, yang mengarahkan kepala ke atas menuju lorong vulva. Bagian
leher belakang di bawah oksiput akan bergeser ke bawah simpisis pubis dan bekerja
sebagai titik poros (hipomoklion). Uterus yang berkontraksi kemudian memberikan
tekanan tambahan di kepala yang menyebabkan ekstensi lebih lanjut saat lubang
vulva-vagina membuka lebar.
6. Restitusi
Restitusi adalah perputaran kepala sebesar 45 derajat baik ke kanan atau ke kiri
bergantung kepada arah dimana ia mengikuti perputaran menuju posisi oksiput
anterior.
7. Putaran paksi luar
Putaran ini terjadi bersama dengan putaran internal dari bahu. Pada saat kepala janin
mencapai dasar panggul, bahu akan mengalami perputaran dalam arah yang sama
dengan kepala, janin agar terletak dalam diameter yang besar dari rongga panggul.
Bahu anterior akan terlihat pada lubang vagina-vulva, dimana ia akan bergeser
dibawah simpisis pubis. (Sulistyawati A, 2010:109-111).

H. Proses persalinan
1. Kala I (Kala Pembukaan)
In partu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, servik
mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler,
kanalis servikalis. Kala I pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a. Fase laten : Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap dan berlangsung hingga serviks membuka
kurang dari 4 cm dan berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
b. Fase aktif : Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap
(kontraksi dianggap akurat / memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu
10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih)
2. Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin telah
turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otototot dasar
panggul yang secara reflek menimbulkan rasa mengejan karena tekanan pada rectum
sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Kala II pada primi 1,5-2
jam, pada multi 0.5 jam.
3. Kala III (pengeluaran plasenta)
Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta. Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras,
plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam
waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir
secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas symphisis / fundus uteri,
seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. Tanda-tanda lepasnya
plasenta : perubahan ukuran dan bentuk uterus, tali pusat memanjang, semburan
darah tiba-tiba.
4. Kala IV (kala pengawasan) Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta
dan berakhir selama 2 jam. Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena
perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang
dilakukan antara lain : Tingkat kesadaran ibu, Pemeriksaan TTV (tekanan darah, nadi,
pernafasan), Kontraksi uterus, Terjadinya perdarahan Perdarahan dianggap masih
normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc. Pengawasan selama 2 jam setelah
bayi dan plasenta lahir, mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan
post partum. (Dewi Asri dkk, 2012 : 95)

I. Komplikasi
1. Ketuban pecah dini
2. Persalinan Preterm
3. Eklamsi
4. Prolaps Tali Pusat
5. Kehamilan Postmatur
6. Persalinan Disfungsional
7. Ruptur Uterus
8. Plasenta Akreta
9. Inversi Uterus
10. Perdarahan Pasca Partum Dini. (Irmayanti, 2011)
J. Pathways

K. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan USG
2. Pemeriksaan HB

L. Penatalaksanaan
Menurut Wiknjosastro (2019), penatalaksanaan yang diberikan untuk persalinan normal
yaitu :
1. Penanganan Umum
a. Lakukan evaluasi cepat keadaan ibu
b. Upaya melakukan konfirmasi umur kebersalinan bayi
2. Pengobatan / penanganan
a. Tokolitik dengan menggunakan Magnesium Sulfat : dosis awal 4 gr intravena
dilanjutkan dengan 1-3 gr/jam. Efeksamping yang ditimbulkan yaitu depresi
pernafasan, untuk antidatumnya berupa calsi gluconas. Golongan andregenic untuk
30 merangsang reseptor pada otot polos uterus sehingga terjadi relaksasi dan
hilangnya kontraksi.
b. Tarbutalin dengan dosis 0,25 mg diberikan dibawah kulit setiap 30 menit
maksimum 3 kali, atau Ritodin diberikan secara infus intravena maksimum 0,35
mg/menit sampai 6 jam setelah kontraksi hilang dengan dosis pemeliharaan secara
oral 10 mg/oral diulang 2-3 kali/jam, dilanjutkan tiap 8 jam sampai kontraksi
hilang. Selain itu perlu membatasi aktivitas atau tirah baring.
c. Pemberian antibiotic Obat oral yang di anjurkan diberikan adalah eritromisin
3 x 500 mg selama 3 hari. Obat pilihan lain adalah ampisilin 3 x 500 mg selama 3
hari atau dapat menggunakan antibiotic lain seperti klindamisin. Tidak digunakan
pemberian ko-amoksiklaf karena resiko NEC.
Konsep Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
1. Anamnesa
Identitas Ibu Nama, nama panggilan, alamat, bahasa yang digunakan. Usia ibu dalam
kategori usia subur (15-49 tahun). Bila didapatkan terlalu muda (kurang dari 20
tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun) merupakan kelompok resiko tinggi.
Pendidikan dan pekerjaan klien. (Taufan, 2014).
2. Keluhan Utama Berisi keluhan ibu sekarang saat pengkajian dilakukan. Pada
umumnya, klien akan mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut,
adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah, perasaan selalu
ingin buang air kecil, bila buang air kecil hanya sedikit-sedikit. (Rohani, 2011)
3. Riwayat Kesehatan yang lalu
4. Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan antara 38-42
minggu disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada daerah
pinggang menjalar ke perut, his makin sering, teratur, kuat, adanya show
(pengeluaran darah campur lendir), kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
(Mitayani, 2019)
b) Riwayat penyakit sistemik Untuk mengetahui apakah adanya penyakit jantung,
hipertensi, diabetes mellitus, TBC, hepatitis, penyakit kelamin, pembedahan yang
pernah dialami, dapat memperberat persalinan
c) Riwayat penyakit keluarga Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang
menderita penyakit menular seperti TBC dan hepatitis, menurun seperti jjantung
dan DM.
d) Riwayat Obstetri Riwayat haid. Ditemukan amenorrhea (aterm 38-42 minggu),
prematur kurang dari 37 minggu. Riwayat kebidanan. Adanya gerakan janin, rasa
pusing, mual muntah, dan lain-lain. Pada primigravida persalinan berlangsung 13-
14 jam dengan pembukaan 1 cm/ jam, sehingga pada multigravida berlangsung 8
jam dengan 2 cm/ jam.
e) Riwayat keturunan kembar Untuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembar
dalam keluarga.
f) Riwayat operasi Untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah dijalani.
g) Riwayat perkawinan Untuk mengetahui status perkawinan klien dan lamanya
perkawinan.
h) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
1) Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur kehamilan ibu dan hasil
pemeriksaan kehamilan
2) Persalinan : Spontan atau buatan, lahir aterm atau prematur, ada perdarahan
atau tidak, waktu persalinan ditolong oleh siapa, dimana tempat melahirkan.
3) Nifas : Untuk mengetahui hasil akhir persalinan (abortus, lahir hidup, apakah
dalam kesehatan yang baik) apakah terdapat komplikasi atau intervensi pada
masa nifas, dan apakah ibu tersebut mengetahui penyebabnya.
i) Riwayat kehamilan sekarang dikaji untuk mengetahui apakah ibu resti atau tidak,
meliputi :
1) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
Digunakan untuk mengetahui umur kehamilan
2) Hari Perkiraan Lahir (HPL) Untuk mengetahui perkiraan lahir
3) Keluhan-keluhan Untuk mengetahui apakah ada keluhan-keluhan pada
trimester I,II dan II
4) Ante Natal Care (ANC) Mengetahui riwayat ANC, teratur / tidak, tempat
ANC, dan saat kehamilan berapa
j) Riwayat keluarga berencana Untuk mengetahui apakah sebelum kehamilan ini
pernah menggunakan alat kontrasepsi atau tidak, berapa lama penggunaan nya
(Nursalam, 2013)
k) Pemeriksaan fisik (head to toe)

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan ibu
dapat beradaptasi terhadap nyeri akibat his persalinan.
Kriteria Hasil:
a. Ibu dapat mengejan dengan benar,
b. Ibu tampak lebih tenang.
c. Ibu istirahat diantara kontraksi.
Intervensi:
a. Kaji keefektifan upaya untuk mengejan
Rasional: untuk merilakskan semua otot dan beristirahat di antara kontraksi.
b. Identifikasi derajat ketidak nyamanan dan sumbernya.
Rasional : untuk memberi pilihan tindakan keperawatan.
c. Pantau dan catat aktivitas uterus pada setiap kontraksi.
Rasional : untuk mengetahui tingkat perubahan – perubahan kontraksi uterus dan
waktunya.
d. Pantau penonjolan perienal dan rektal, pembukaan muara vagina dan tempat
janin.
Rasional : untuk mengetahui pembukaan pada proses persalinan.
e. Posisi semifowler (ditinggikan 30 – 60 derajat), atau penggunaan kursi
melahirkan.
Rasional : posisi semifowler untuk memberikan kenyamanan
f. Kolaborasi anestesi lokal, bantu sesuai kebutuhan pada pemberian anestesi lokal
sebelum episiotomi.
Rasional : mengurangi nyeri pada bagian tertentu/ lokal. .

2. Pola napas tidak efektif b.d penggunaan energi berlebihan


Tujuan : Pola napas tidak terganggu/kembali efektif.
Intervensi :
a. Observasi TTV selama jalannya persalinan
Rasional : Deteksi dini keadaan klien sehingga dapat dilakukan tindakan secara
tepat & cepat.
b. Dampingi klien & berikan dorongan mental selama perslinan
Rasional : Mengurangi kecemasan sehingga klien dapat mengatur pernapasan scr
benar
c. Ajarkan tehnik pernapasan yang benar saat kontraksi
Rasional : Meningkatkan cadangan oksigen & tenaga
d. Ajarkan cara mengedan yg benar
Rasional : Agar klien dpt menghemat energi & melahirkan bayinya dng cepat.

2. Penurunan Cardiak output b.d peningkatan kerja jantung


Tujuan : Cardiak out put dalam batas normal, TD= 120/80 mmHg,Nadi=80 x/mnt
Intervensi :
a. Observasi TTV
Rasional : Mengetahui perkembangan/perubahan yg terjadi pada klien
b. Observasi perubahan sensori
Rasional : Mengetahui ketidak adekuatan perfusi cerebral.
c. Observasi penggunaan energi & irama jantung
Rasional : Mengetahui tingkat ketergantungan klien

3. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya luka episiotomi


Tujuan : Tidak terkadi infeksi
Intervensi :
a. Observasi TTV & tanda-tanda infeksi
Rasional : Deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya infeksi sehingga segera
diatasi.
b. Lakukan vulva hygiene 2 x sehari (pagi – sore)
Rasional : Luka kotor mempengaruhi proses penyembuhan
c. Anjurkan klien u/ menganti pembalut setiap habis kencing atau kotor
Rasional : Kebersihan mempercepat proses penyembuhan & mencegah masuknya
organisme.
d. Anjurkan klien untuk segera mobilisasi (duduk,berdiri & jalan serta menyusui
bayinya)
Rasional : Mencegah sisa perdarahan/kotoran membendung dng mobilisasi sisa
kotoran dpt keluar sehingga mempercepat proses penyembuhan disamping itu
mem-perlancar sirkulasi darah keluka.

4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dalam proses menghadapi


persalinan.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan ansietas
berkurang.
Kriteria hasil:
a. Ibu tampak rileks.
b. Ibu mengatakan ansietas berkurang.
Intervensi:
a. Anjurkan klien mengekspresikan perasaan cemasnya.
Rasional : pencurahan perasaan dapat mengurangi cemas.
b. Diskusikan cara untuk mengatasi ansietas.
Rasional : untuk mengurangi kecemasan menghadapi persalinan.
c. Berikan lingkungan yang tenang
Rasional : Lingkungan yang tenang dapat mengurangi stres.
d. Berikan teknik distraksi dan relaksasi.
Rasional : untuk mengalihkan perhatian agar kecemasan klien berkurang,
relaksasi bertujuan untuk mengurangi tingkat kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA

Irmayanti., 2011. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dan Pemeriksaan Kehamilan dengan
Komplikasi Persalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Medan

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Rohani. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba Medika

Saifuddin, A.B. 2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sulistyawati A, Nugraheny E. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Jakarta : Salemba Medika ;
2010

Sulistyawati, A. & Nugraheny, E. (2013). Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta :
Salemba Medika

Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan Normal. Dimuat dalam
http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PERSALINAN/laporanpendahuluan-
pada-pasien-dengan.html (Diakses tanggal 21 Februari 2021)

Sekar Mega Oktavina (2020). Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan Diagnosa Medis
“Persalinan Normal” Di Ruang Vk Rsud Bangil Pasuruan. Dimuat dalam
http://eprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/193/1/KTI%20VINA%20.pdf (Diakses
tanggal 21 Februari 2021)

Anda mungkin juga menyukai