Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PERUBAHAN FISIOLOGI DAN SPIKOLOGI MASA PERSALINAN

untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan


Dosen Pengampu : Ida Farida H, SST, M.Keb

Disusun oleh:

Nama :Adela Herlisna


NIM :P17324420003
Kelas :2A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

PRODI D3 KEBIDANAN KARAWANG

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Perubahan Fisiologi Dan Spikologi Masa
Persalinan. Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Ida Farida H,
SST, M.Keb selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan yang sudah memberikan
kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat
bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan menyangkut Imunisasi

Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun. Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat
dipahami oleh semua orang khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Karawang, 10 Agustus 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Persalinan...................................................................................................... 5


2.2 Perubahan Fisiologi Dalam Persalinan ........................................................................... 6
2.3 Perubahan Psikologi Dalam Persalinan .......................................................................... 7

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 11


3.2 Saran ............................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari
dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. Persalinan merupakan proses
alamiah, dimana terjadi dilatasi servik, lahirnya bayi, dan plasenta dari rahim ibu. Masa
persalinan merupakan masa yang paling melelahkan, berat, dan kebanyakan ibu mulai
merasakan sakit atau nyeri, dalam fase ini kebanyakan ibu merasakan sakit yang hebat
karena kegiatan rahim mulai lebih aktif. Pada fase ini kontraksi semakin lama, semakin
kuat, dan semakin sering yang dapat menimbulkan kecemasan (Kumarawati, 2010).
Persalinan merupakan proses alamiah atau fisiologi yang akan dialami oleh setiap
wanita/ibu. Persalinan dapat dibagi dalam 4 tingkat yaitu: kala I dimulai dari kontraksi
uterus yang teratur dan berakhir pada pembukaan lengkap serviks, kala II dimulai dari
pembukaan lengkap serviks sampai dengan bayi lahir, dan kala III dari bayi lahir sampai
keluarnya plasenta. Rata-rata lama kala III berkisar 15-30 menit, baik pada primipara
maupun multipara, dan kala IV yaitu plasenta lahir sampai dengan dua jam. Persalinan
memang hal yang fisiologis tetapi keadaan ini dapat berubah menjadi patologi apabila
terjadi kelalaian dan kurang hati-hati. Jika hal yang patologik tersebut tidak segera
ditangani maka dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi yang dapat
membahayakan nyawa ibu. Untuk mencegah hal itu sebaiknya selama masa kehamilan ibu
selalu memeriksakan diri kepetugas kesehatan dan jika sudah waktunya melahirkan ibu
harus ditolong oleh petugas kesehatan pula.
Sejumlah perubahan-perubahan fisiologis dan psikilogis pada ibu terjadi pada ibu
selama proses persalinan kala I, II, III dan IV, sangat penting bagi bidan untuk memahami
perubahan-perubahan ini agar dapat mengartikan tanda-tanda dan gejala persalinan normal
dan abnormal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan persalinan?
2. Bagaimana perubahan fisiologi dalam persalinan?
3. Bagaimana perubahan psikologi dalam persalinan?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perslinan
2. Untuk mengetahui perubahan fisiologi dalam persalinan
3. Untuk mengetahui perubahan psikologi dalam persalinan

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Klarifikasi Istilah/Terminologi Asing


1. Kontraksi uterus (his)
His (kontraksi) adalah serangkaian kontraksi rahim yang teratur, yang secara
bertahap akan mendorong janin melalui serviks (rahim bagian bawah) dan vagina (jalan
lahir), sehingga janin keluar dari rahim ibu. His yang adekuat adalah his yang
menghasilkan pembukaan, frekuensinya semakin lama semakin sering dan intensitasnya
semakin kuat. His yang tidak adekuat adalah suatu keadaan dimana his tidak normal, baik
kekuatannya maupun sifatnya sehingga menghambat kelancaran persalinan.
2. Serviks
Serviks atau mulut rahim adalah penghubung antara vagina dan rahim yang
menonjol ke arah vagina. Serviks terdiri atas dua bagian, yaitu ektoserviks (bagian luar)
dan endoserviks (bagian dalam). Salah satu fungsi serviks adalah memproduksi lendir atau
mukus. Lendir membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan
seksual. Serviks menghasilkan lendir serviks yang mengubah konsistensi selama siklus
menstruasi untuk mencegah atau meningkatkan kehamilan. Selama persalinan, serviks
melebar secara luas untuk memungkinkan bayi melewati. Selama menstruasi, serviks
membuka sejumlah kecil untuk memungkinkan lewatnya aliran menstruasi.
3. Plasenta
Plasenta merupakan organ yang terbentuk dan menempel pada dinding rahim sejak
awal kehamilan atau sekitar bulan pertama dan kedua kehamilan.
Plasenta juga berfungsi untuk membuang sisa metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan
oleh janin. Zat sisa tersebut akan dialirkan kembali ke aliran darah ibu dan kemudian
dikeluarkan bersama sisa metabolisme yang ibu hasilkan. Plasenta berfungsi sebagai
kelenjar untuk melepaskan semua hormon penting yang diperlukan untuk membantu
pertumbuhan bayi dan persiapan menyusui.
4. Hb
Hemoglobin (Hb) adalah protein pada sel darah merah yang berfungsi mengikat
oksigen. Senyawa tersebut diperlukan untuk menunjang fungsi hemoglobin sebagai

3
pengangkut oksigen dan karbondioksida dalam darah. Tak pelak, peran hemoglobin dalam
mekanisme pernapasan cukup penting. Selain itu, fungsi hemoglobin yang tak kalah krusial
lainnya yakni menjaga bentuk sel darah merah.
Normalnya, sel darah merah bentuknya berupa kepingan mirip donat tanpa lubang
di tengah. Apabila struktur hemoglobin tidak normal, bentuk sel darah merah bisa berubah,
sehingga fungsi dan alirannya ke pembuluh darah jadi tidak optimal. Besarnya kadar
hemoglobin normal seseorang tergantung usia dan jenis kelamin. Berikut perinciannya:
a. Bayi baru lahir: 17-22 gram per desiliter
b. Bayi usia 1 minggu: 15-20 gram per desiliter
c. Bayi usia 1 bulan: 11-15 gram per desiliter
d. Anak-anak: 11-13 gram per desiliter
e. Pria dewasa: 14-18 gram per desiliter
f. Wanita dewasa: 12-16 gram per desiliter
g. Pria paruh baya: 12,4-14,9 gram per desiliter
h. Wanita paruh baya: 11,7-13,8 gram per desilite
5. Protein urine
Protein urine adalah suatu kondisi dimana terlalu banyak protein dalam urine dari
adanya kerusakan ginjal. Protein urin adalah terdapatnya protein dalam urin manusia yang
melebihi nilai normal yaitu lebih dari 150 mg/hari.
Protein urin baru dikatakan patologis bila kadarnya melebihi 200 mg/hari pada
beberapa kali pemeriksaan dalam waktu yang berbeda. Protein urin persisten jika protein
urin telah menetap selama 3 bulan atau lebih dan jumlahnya biasanya hanya sedikit dari
atas nilai normal.
Protein urin merupakan syarat untuk diagnosis preeklampsia, tetapi protein urin
pada umumnya timbul jauh pada akhir kehamilan, sehingga sering dijumpai pre-eklampsia
tanpa protein urin, karena janin sudah lahir lebih dulu. Protein urin timbul sebelum
hipertensi, umumnya merupakan gejala penyakit ginjal, sehingga dapat dipertimbangkan
sebagai penyulit kehamilan. Tanpa kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg,
umumnya ditemukan padainfeksi saluran kencing atau anemia. Jarang ditemukan protein
urin pada tekanan < 90 mmHg.

4
6. Janin
Janin adalah hasil dari fertilisasi sel telur dan sel sperma, yg nantinya akan menjadi
calon bayi. Janin terbentuk melalui perkembangan dari pembuahan sel telur oleh sel
sperma, dimana sperma melalu perjalanan sejauh +/- 18 cm dan dengan kecepatan 2,5 cm
per 15 menit. Sperma umumnya sampai setelah 45 menit. Pembuahan harus terjadi dalam
waktu 24 jam setelah sel telur dihasilkan. Setelah salah satu sperma berhasil menembus sel
telur, sel tersebut berubah bentuk sehingga sperma lain tidak bisa menembus masuk. Saat
itulah janin terbentuk.
7. Kelahiran Plasenta
Plasenta adalah organ yang tumbuh di dalam rahim selama kehamilan dan
menghubungkan jalur pasokan darah dari ibu dan bayi. Pada umumnya, tubuh akan
melahirkan plasenta sekitar 30 menit pasca lahirnya bayi. Retensi plasenta terjadi apabila
plasenta tertahan atau belum lahir lebih dari 30 menit setelah bayi lahir. Retensi plasenta
dapat menjadi sebuah keadaan yang mengancam jiwa apabila tidak segera tidak ditangani
dengan baik, karena dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi dan perdarahan.

B. Pengertian Persalinan
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawihardjo,
2008).
Persalinan normal WHO adalah persalinan yang dimulai secara spontan beresiko
rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi dilahirkan
spontan dengan presentasi belakang kepada pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu
lengkap. Setelah persalinan ibu dan bayi dalam keadaan baik.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan
pada serviks (membuka dan menipis) (JNPK-KR DepKes RI, 2008; 37).
Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan ibu
sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung
kurang dari 24 jam (mochtar, rustam.1998).

5
C. Perubahan Fisiologi Dalam Persalinan
Menurut pusdiknakes 2003, perubahan fisiologis dalam persalinan meliputi :

a. Perubahan Uterus
Di uterus terjadi perubahan saat masa persalinan, perubahan yang terjadi sebagai berikut:
1. Kontraksi uterus yang dimulai dari fundus uteri dan menyebar ke depan dan ke bawah
abdomen
2. Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah Rahim (SBR)
a) SAR dibentuk oleh corpus uteri yang bersifat aktif dan berkontraksi. Dinding
akan bertambah tebal dengan majunya persalinan sehingga mendorong bayi
keluar
b) SBR dibentuk oleh istmus uteri bersifat aktif relokasi dan dilatasi. Dilatasi makin
tipis karena terus diregang dengan majunya persalinan
b. Perubahan Servik
1. Pendataran serviks/Effasement
Pendataran serviks adalah pemendekan kanalis servikalis dari 1-2 cm menjadi satu
lubang saja dengan pinggir yang tipis.
2. Pembukaan serviks adalah pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya berupa
suatu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang dengan diameter
kira-kira 10 cm yang dapat dilalui bayi. Saat pembukaan lengkap, bibir portio tidak
teraba lagi. SBR, serviks dan vagina telah merupakan satu saluran
c. Perubahan Tekanan darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata-rata 10-
20 mmHg dan kenaikan diastolic rata-rata 5-10 mmHg. Diantara kontraksi uterus,
tekanan darah kembali normal pada level sebelum persalinan. Rasa sakit, takut dan
cemas juga akan meningkatkan tekanan darah.
d. Perubahan Metabolisme
Selama persalinan metabolisme karbohidrat aerobic maupun metabolisme anaerobic akan
naik secara berangsur disebabkan karena kecemasan serta aktifitas otot skeletal.
Peningkatan inni ditandai dengan kenaikan suhu badan, denyut nadi, pernafasan, kardiak
output, dan kehilangan cairan.

6
e. Perubahan Suhu badan
Suhu badan akan sedikit meningkat selam persalinan, terutama selampersalinan dan
segera setelah kelahiran. Kenaikan suhu di anggap normal jika tidak melebihi 0.5-1 ˚C.
f. Perubahan Kardiovaskular
Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung secara dramatis naik
selama kontraksi. Antara kontraksi, detak jantung sedikit meningkat di bandingkan
sebelum persalinan.
g. Perubahan Pernafasan
Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka terjadi peningkatan laju pernafasan yang
dianggap normal. Hiperventilasi yang lama di anggap tidak normal dan bisa
menyebabkan alkalosis.
h. Perubahan pada ginjal
Poliuri sering terjadi selama persalinan, mungkin di sebabkan oleh peningkatan filtrasi
glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal. Proteinuria yang sedikit di anggap biasa
dalam persalinan.
i. Perubahan gastrointestinal
Motilitas lambung dan absorpsi makan padat secara substansial berkurang banyak sekali
selama persalinan. Selai itu, pengeluaran getah lambung berkurang, menyebabkan
aktivitas pencernaan hamper berhenti, dan pengosongan lambung menjadi sangat lamban.
Cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo yang biasa. Mual atau
muntah biasa terjadi samapai mencapai akhir kala I.
j. Perubahan hematologi
Hematologi meningkat sampai 1,2 garam/100 ml selama persalinan dan akan kembali
pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca persalinan kecuali ada
perdarahan post partum.

D. Perubahan Psikologi Dalam Persalinan

1. Perubahan Psikologis Pada Ibu Bersalin Kala I


Pada persalinan Kala I selain pada saat kontraksi uterus, umumnya ibu dalam
keadaan santai, tenang dan tidak terlalu pucat. Kondisi psikologis yang sering terjadi

7
pada wanita dalam persalinan kala I adalah :
a. Kecemasan dan ketakutan pada dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan sendiri.
Ketakutan tersebut berupa rasa takut jika bayi yang yang akan dilahirkan dalam
keadaan cacat, serta takhayul lain. Walaupun pada jaman ini kepercayaan pada
ketakutan-ketakutan gaib selama proses reproduksi sudah sangat berkurang sebab
secara biologis, anatomis, dan fisiologis kesulitan-kesulitan pada peristiwa partus
bisa dijelaskan dengan alasan-alasan patologis atau sebab abnormalitas
(keluarbiasaan). Tetapi masih ada perempuan yang diliputi rasa ketakutan akan
takhayul.
b. Timbulnya rasa tegang, takut, kesakitan, kecemasan dan konflik batin. Hal ini
disebabkan oleh semakin membesarnya janin dalam kandungan yang dapat
mengakibatkan calon ibu mudah capek, tidak nyaman badan, dan tidak bisa tidur
nyenyak, sering kesulitan bernafas dan macam-macam beban jasmaniah lainnya
diwaktu kehamilannya.
c. Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman dan selalu kegerahan serta tidak sabaran
sehingga harmoni antara ibu dan janin yang dikandungnya menjadi terganggu. Ini
disebabkan karena kepala bayi sudah memasuki panggul dan timbulnya kontraksi-
kontraksi pada rahim sehingga bayi yang semula diharapkan dan dicintai secara
psikologis selama berbulan-bulan itu kini dirasakan sebagai beban yang amat berat.
d. Ketakutan menghadapi kesulitan dan resiko bahaya melahirkan bayi yang
merupakan hambatan dalam proses persalinan :
1) Adanya rasa takut dan gelisah terjadi dalam waktu singkat dan tanpa sebab
sebab yang jelas
2) Ada keluhan sesak nafas atau rasa tercekik, jantung berdebar-debar
3) Takut mati atau merasa tidak dapat tertolong saat persalinan
4) Muka pucat, pandangan liar, pernafasan pendek, cepat dan takikardi
e. Adanya harapan harapan mengenai jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan.
Relasi ibu dengan calon anaknya terpecah, sehingga popularitas AKU-KAMU (aku
sebagai pribadi ibu dan kamu sebagai bayi) menjadi semakin jelas. Timbullah
dualitas perasaan yaitu:
1) Harapan cinta kasih

8
2) Impuls bermusuhan dan kebencian
f. Sikap bermusuhan terhadap bayinya
1) Keinginan untuk memiliki janin yang unggul
2) Cemas kalau bayinya tidak aman di luar rahim
3) Belum mampu bertanggung jawab sebagai seorang ibu
g. Kegelisahan dan ketakutan menjelang kelahiran bayi:
1) Takut mati
2) Trauma kelahiran
3) Perasaan bersalah
4) Ketakutan riil

2. Perubahan Psikologis Ibu Bersalin Kala II


Pada masa persalinan seorang wanita ada yang tenang dan bangga akan kelahiran
bayinya, tapi ada juga yang merasa takut. Adapun perubahan psikologis yang terjadi
adalah sebagai berikut:
a. Panik dan terkejut dengan apa yang terjadi pada saat pembukaan lengkap
b. Bingung dengan adanya apa yang terjadi pada saat pembukaan lengkap
c. Frustasi dan marah
d. Tidak memperdulikan apa saja dan siapa saja yang ada di kamar bersalin
e. Rasa lelah dan sulit mengikuti perintah
f. Fokus pada dirinya sendiri
Masalah psikologis yang terjadi pada masa persalinan adalah kecemasan. Pada
masa persalinan seorang wanita ada yang tenang dan bangga akan kelahiran bayinya,
tetapi ada juga yang merasa takut. Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang
ditandai dengan ketakutan dan kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Ibu
bersalin mengalami gangguan dalam menilai realitas, namun kepribadian masih tetap
utuh. Perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas batas normal (Haward 2004).
Kecemasan berbeda dengan rasa takut. Cemas adalah respon emosi tanpa obyek yang
spesifik yang secara subyektif dialami dan dikomunikasikan interpersonal secara
langsung. Kecemasan dapat diekspresikan melalui respon fisiologis dan psikologis
(Sulistyawati, dkk, 2003).

9
Secara umum kecemasan dipengaruhi oleh beberapa gejala yang mirip dengan
orang yang mengalami stress. Bedanya stress didominasi oleh gejala fisik, sedangkan
kecemasan didominasi oleh gejala psikis. Adapun gejala gejala orang yang mengalami
kecemasan adalah sebagai berikut:
a. Ketegangan motorik/alat gerak seperti gemetar, tegang, nyeri otot, letih, tidak
dapat santai, gelisah, tidak dapat diam, kening berkerut, dan mudah kaget.
b. Hiperaktivitas saraf otonom (simpatis dan parasimpatis) seperti keringat
berlebihan, jantung berdebar-debar, rasa dingin di telapak tangan dan kaki, mulut
kering, pusing, rasa mual, sering buang air kecil, diare, muka merah/pucat, denyut
nadi dan nafas cepat
c. Rasa khawatir yang berlebihan tentang hal-hal yang akan datang seperti cemas,
takut, khawatir, membayangkan akan datangnya kemalangan terhadap dirinya.
d. Kewaspadaan yang berlebihan seperti perhatian mudah beralih, sukar konsentrasi,
sukar tidur, mudah tersinggung, dan tidak sabar (Haward, 2004).

3. Perubahan Psikologis Ibu Bersalin Kala III


a. Bahagia
Karena saat-saat yang telah lama di tunggu akhirnya datang juga yaitu kelahiran
bayinya dan ia merasa bahagia karena merasa sudah menjadi wanita yang sempurna
(bisa melahirkan, memberikanan aku untuk suami dan memberikan anggota keluarga
yang baru), bahagia karena bisa melihat anaknya.
b. Cemas dan Takut
Cemas dan takut kalau terjadi bahaya atas dirinya saat persalinan karena persalinan di
anggap sebagai suatu keadaan antara hidup dan mati. Cemas dan takut karena
pengalaman yang lalu. Takut tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya.

10
BAB 3

PENUTUP

1. Kesimpulan
Pemberian dukungan fisik, emosional dan psikologis selama persalinan akan dapat
membantu mempercepat proses persalinan dan membantu ibu memperoleh kepuasan dalam
melalui proses persalinan normal, karena dalam persalinan sejumlah perubahan-perubahan
fisiologi psikologi terjadi pada ibu yang normal akan terjadi selama persalinan, hal ini
bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dapat dilihat secara klinis bertujuan
untuk dapat secara tepat dan cepat mengintreprestasikan tanda-tanda, gejala tertentu dan
penemuan perubahan fisik dan laboratorium apakah normal apa tidak pada setiap kala. Agar
dapat mendiagnosa persalinan, bidan harus memastikan perubahan serviks dan kontraksi yang
cukup.
2. Saran
Bidan sebagai tenaga kesehatan harus teliti dalam menilai perubahan-perubahan
keadaan fisiologi dan psikologis dari ibu dalam persalinan agar bidan dapat mengenal dengan
baik faktor resiko yang akan terjadi pada ibu bersalin. Serta dapat menentukan diagnosis
dengan benar dan melakukan rujukan ibu atau bayi ke fasilitas kesehatan rujukan secara
optimal dan tepat waktu jika menghadapi penyulit. Jika bidan lemah atau lalai dalam
melakukannya, akan berakibat fatal bagi keselamatan ibu dan bayi.

11
DAFRAT PUSTAKA

Diana, S., & Mail, E. (2019). Buku ajar asuhan kebidanan, persalinan, dan bayi baru lahir. CV
Oase Group (Gerakan Menulis Buku Indonesia).

Rosyati, H. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas.

Varnney, H., Kriebs, J. M., & Gergor, C. L. (2008). Buku Ajar Asukan Kebidanan. Jakarta: EGC.

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Asuhan-Kebidanan-
Persalinan-dan-BBL-Komprehensif.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai