Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan kontribusi
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 1
1.3 TUJUAN PENULISAN ........................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN SISTEM PEREDARAN DARAH PADA BAYI
BARU LAHIR.............................................................................5
2.2 PERBEDAAN SIRKULASI DARAH FETUS DAN BAYI..............6
2.3 PERUBAHAN PADA SAAT LAHIR..............................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan kehamilan atau masa
gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36 – 40 minggu. Bayi baru lahir normal
harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan di dalam rahim (intrauterine) ke kehidupan di
luar rahim (ekstrauterin).
Pemahaman terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai
dasar dalam memberikan asuhan. Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke ekstrauterin
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik, dan termik yang menimbulkan
perubahan metabolik, pernapasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir normal. Penatalaksanaan
dan mengenali kondisi kesehatan bayi baru lahir resiko tinggi yang mana memerlukan
pelayanan rujukan/ tindakan lanjut.
Sebagai seorang tenaga kesehatan, bidan harus mampu memahami tentang beberapa
adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam
memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari
keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah lahir,
bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan
nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh
dan melawan setiap penyakit /infeksi.
Oleh karena hal tersebut di atas lah kami menyusun makalah yang bejudul “PERUBAHAN
SISTEM PEREDARAN DARAH TERHADAP ADAPTASI BAYI SEGERA SETELAH
MELAHIRKAN.”
· Untuk mengetahui perubahan sistem peredaran darah yang terjadi pada Bayi Baru Lahir
4
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem peredaran darah pada bayi baru lahir berbeda dengan sistem peredaran darah
pada janin, pada bayi yang baru lahir semua pembuluh umbilikal,duktius venosus,dan duktus
arteriosus akan mengerut,pada saat itu pula akan terjadi perubahan sirkulasi,dimana terjadi
pengembangan paru dan penyempitan tali pusat. Akibat peningkatan kadar oksigen pada
sirkulasi paru dan vena pulmonlis,duktus arteriosus akan menutup dalam 3 hari,dan total pada
minggu kedua.Pada situasi,dimana kadar oksigen kurang yaitu pada gagal nafas,duktus akan
relatif membuka(paten).
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan
mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.Untuk membuat
sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi
/meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium
kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan
tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri.
Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru
untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara
fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan
anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
a). Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari
b). Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan
mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava
inferior.
c). Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra ke
dalam ventriculus sinistra
d). Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter dan aorta
desendens
e). Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke
plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam
tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri hypogastica.
a). Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan dalam
hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke vena cava inferior
b). Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari vena umbilicalis dan mengalirkan sejumlah
besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior
c). Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas inferior
dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan ductus venosus dan membawanya ke
atrium dextrum
6
d). Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami
oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah melewati
valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang
ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian
hepar, jantung dan serebrum menerima darah baru yang mengalami oksigenasi
e). Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke atrium
dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula
tricuspidallis masuk ke dalam venriculus dexter
f). Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang nonfungsional, yang
hanya memerlukan nutrien sedikit
g). Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke
dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior
h). Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah
kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari
peredaran darah maternal
4). Fibrosis
7
Tabel Perubahan :
menjadi ligamentum
tereshepatis
Duktus Anteriosus Pirau darah arteri dan sebagian darah vena Menutup;
dari arteri pulmonalis ke oaorta
menjadi ligamentum
anteriosum
kadang-kadang terbuka
darah ke paru
Vena Kafa Inferior Membawa darah vena dari tubuh dan darah Membawa darah hanya
arteri dari plasenta ke atrium kanan
8
2.4. ADAPTASI /PERUBAHAN FISIOLOGI PADA BBL
Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.
Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan kemudian
bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjut
sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan sepenuhnya
berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II
dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum
usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus,
ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama
persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis. Interaksi
antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan
yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
3) Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah
dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan
janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan
pernapasan janin.
9
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin)
yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu
kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu
kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan
membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan,
yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih
banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang
sebelumnya sudah terganggu.
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan
lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang
bayi yang dilahirkan secara sectiocesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada
dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali
tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di
paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
10
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus
dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi
janin menjadi sirkulasi luar rahim.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem peredaran darah pada bayi baru lahir berbeda dengan sistem peredaran darah pada
janin, pada bayi yang baru lahir semua pembuluh umbilikal,duktius venosus,dan duktus
arteriosus akan mengerut,pada saat itu pula akan terjadi perubahan sirkulasi,dimana terjadi
pengembangan paru dan penyempitan tali pusat.
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan
mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.Untuk membuat
sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi
/meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sarwon Prawirohardjo
13