DISUSUN OLEH:
WAN ROSIMA
19301082
PEKANBARU
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan
ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................... 2
2.1 Struktur Dan Sirkulasi Fetal............................................................................................. 2
2.2 Perubahan Fisiologis Jantung Akibat Kelahiran.............................................................. 4
2.3 Pengkajian Terfokus Sistem Kardiovaskuler................................................................... 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang berarti
jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi
darah yang terdiri dari jantung komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau
sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut secara ritmis
dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke
seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler
kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena. Dalam mekanisme pemeliharaan
lingkungan internal sirkulasi darah digunakan sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida,
makanan, dan hormon serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan
metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini, faktor perubahan volume cairan tubuh dan
hormon dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami anatomi fisiologi
yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu memahami berbagai problematika
berkaitan dengan sistem kardivaskuler tanpa ada kesalahan yang membuat kita melakukan
neglicent( kelalaian). Oleh karena itu, sangat penting sekali memahami anantomi fisiologi
kardiovaskuler yang berfungsi langsung dalam mengedarkan obatobatan serta oksigenasi dalam
tubuh dalam proses kehidupan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
melalui vena hepatika ke vena cava inferior, sedangkan sisanya melalui ductus venosus langsung
(memintas hati) ke vena cava inferior, yang juga menerima darah dari tubuh bagian bawah.
Sebagian besar darah dari vena cava inferior mengalir ke dalam atrium kiri melalui formen
ovale, selanjutnya ke ventrikel kiri yang kemudian dipompa memasuki aorta asendens dan
sirkulasi koroner. Dengan demikian sirkulasi otak dan sirkulasi koroner mendapat darah dengan
pO2 yang cukup.
Sebagian kecil darah dari vena cava inferior memasuki ventrikel kanan melalui katup
trikuspid. Darah yang kembali dari leher dan kepala janin mengandung O2 sangat rendah (pO2 =
10 mmHg) memasuki atrium kanan melalui vena cava superior, dan bergabung dengan darah
dari sinus koronarius menuju ventrikel kanan, selanjutnya ke arteri pulmonalis. Pada janin hanya
15% darah dari ventrikel kanan yang memasuki paru, selebihnya melewati duktus arteriosus
menuju aorta desendens, bercampur dengan darah dari aorta asendens. Darah dengan kandungan
oksigen yang rendah ini akan mengalir ke organ-organ tubuh sesuai dengan tahanan vaskuler
masing-masing, dan juga ke plasenta melalui arteri umbilikalis yang keluar dari arteri iliaka
interna.
Dari gambaran sirkulasi tersebut, aorta asendens menerima darah yang jauh lebih sedikit
daripada aorta desendens yang selain menerima darah dari aorta asendens juga dari duktus
arteriosus. Kondisi ini membuat istmus aorta janin sempit dan melebar setelah lahir ketika duktus
menutup. Diameter duktus arteriosus pada janin sama dengan diameter aorta dan tekanan arteri
3
pulmonalis juga sama dengan tekanan aorta. Tahanan vaskuler pulmoner masih tinggi oleh
karena konstruksi otot arteri pulmonalis. Dimensi aorta dan arteri pulmonalis dipengaruhi oleh
aliran darah ke kedua pembuluh ini. Pada kelainan dengan hambatan aliran ke arteri pulmonalis,
seluruh curah jantung akan menuju aorta asendens hingga penyempitan istmus tidak terjadi.
Sebaliknya, apabila aliran ke aorta asendens terhambat, misalnya pada stenosis aorta, maka arteri
pulmonalis berdilatasi dan terjadi hipoplasia aorta asendens serta istmus aorta.
4
Tabel 1. Tahap-tahap perkembangan jantung
5
28 5 mm Ventrikel mulai dilatasi
16 somit Sebuah arteri pulmonal tumbuh dari dinding
belakang luar atrium kiri
Tampak bantalan endokardial
Vena umbilikalis yang mengalirkan darah dari plasenta, vena vitelina yang berasal dari
yolk saci serta vena kardinalis yang berasal dari embrio bergabung dan masuk ke sinus
venosus, untuk selanjutnya berhubungan dengan atrium primitif dari tabung jantung.
Bagian distal trunkus arteriosus (aortic sac) di dalam perkembangannya bergabung
dengan arcus aorta dan aorta desendens. Keadaan ini terjadi pada embrio berusia 6
minggu.
6
2.3 Pengkajian Terfokus Sistem Kardiovaskuler
Pemeriksaan arteri perifer dapat dilpalpasi pada lokasi-lokasi berikut ini: Arteri radialis,
arteri brakhialis, arteri femoralis, arteri karotis , arteri dorsalis pedis, arteri tibialis
posterior,arteri poplitea, dan arteri Temporalis.
Pemereriksaan Nadi :
Saat memeriksa nadi, faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah: Frekuensi, irama,
kualitas nadi, ciri denyutan atau konfigurasi gelombang dan kualitas pembuluh darah itu
sendiri.
Frekuensi : frekuensi nadi normal antara 60-100x/mnt frekuensi nadi dipengruhi oleh
latihan fisik,anxietas, usia.
Irama Nadi : dapat teratur atau tidak teratur. Bila irama tidak teratur maka frekuensi
jantung harus dihitung dengan mengauskultasi denyut apikal selama satu menit penuh
sambil meraba denyut nadi. Setiap perbedaan antara kontraksi yang terdengar dan nadi
yang diraba harus dicatat. Disritmia sering mengakibatkan defisit nadi, suatu perbedaan
antara frekkuensi apek dan frekuensi nadi. Defisit nadi terjadi pada fibrilasi atrium ,flater
atrium, kontraksi ventrikel prematur dan berbagai blok jantung.
Kualitas Nadi: klasifikasi kualitas nadi di ukur dengan skala 0 s/d 4
7
+4 : nadi normal
1. Pulsus anarkot : yakni denyut nadi yang lemah, mempunyai gelombang dengan puncak
tumpul dan rendah, misal pasien dengan stenosis aorta
8
2. Pulsus seler : denyut nadi yang seolah-olah meloncat tinggi, meningkat tinggi dan
menurun cepat sekali misal pada AI
3. Pulsus Paradoks : yaitu denyut nadi yang semakin lemah selama inspirasi bahkan
menhilang sama sekali pada bagian akhir inspirasi untuk timbul kembali pada
ekspirasi. Misal pada efusi perikard
4. Pulsus alternans yaitu nadi yang kuat dan lemah berganti-ganti misalnya pada
kerusakan otot jantung
2. Volum Nadi
Pada setiap denyut nadi sejumlah darah meleweti bagian tertentu dan jumlah darah itu
dicerminkan oleh tinggi puncak gelombang nadi
1. Pulsus magnus. Denyutan terasa mendorong jari yang melakukan palpasi, misalnya
pada demam
2. Pulsus palpus. Denyutan terasa lemah (gelombang nadi yang kecil), misalnya pada
perdarahan , infark miokard.
Isi nadi mencerminkan tekanan nadi, yakni beda antara tekanan sistolik dan diastolik.
a.Nadi Brakhialis
Palpasi tepat diatas daerah medial fossa antekubiti dan tekan arteri brakhialis kearah
humerus. Jika sulit dipalpasi tendon biceps dan gerakan jari anda ke medial, gunakan
tangan kiri untuk mengukur pulsasi brakhial kanan pasien dan tangan kanan untuk
mengukur pulsasi brakhial kiri.
b.Nadi Karotis
9
Perlu dilakukan pemeriksaan arteri karotis dengan stetoskop, untuk mendengarkan adanya
Bruit (suara yang disebabkan oleh aliran darah yang turbulens) yang mungkin
menendakan adanya flak aterosklerotik di dalam arteri karotis.
Macam/ciri denuyutan.
1. Pulsus anarkot. Yakni denyut nadi yang lemah, mempunyai gelombang dengan
puncak tumpul dan rendah, misalnya pasien stenosis aorta.
2. Pulsus seler. Yakni denyut nadi yang seolah-olah meloncat tinggi,meningkat tinggi,
dan menurun cepat sekali .
3. Pulsus Paradoks yakni denyut nadi yang sem akin lemah selama inspirasi bahkan
menghilang sama sekali pada bagian akhir inspirasi untuk timbul kembali pada
ekspirasi. Misalnya pada effusi perikard
4. Pulsus alternans yakni nadi yang kuat dan lemah berganti-ganti, misalnya pada
kerusakan otot jantung.
c.Pulsasi popliteal
Lokasi palpalasi dibelakang maleolus tibia, dimana kaki pasien dalam keadaan relaks
Nadi dorsalis pedis dipalpasi dengan menekannya terhadp tulang tarsal, di bagian dorsum
kaki.
10
JUGULAR VENOUS PRESSURE (JVP)
Vena jugularis interna mereflesikan tekanan atrium kanan. Hendaknya diobservasi ketinggian
maksimum JVP, dan perangai pulsasinya.
1. Posisikan pasie dengna sudut 45 dan leher disangga agar otot leher rileks mungkin
leher perlu diputar kelateral
2. Observasi perbatasan otot sternokleidomastoideus dengan klavikula dan
4. Coba palpasi pulsasi, bila dapat dirasakan berarti kemungkinan berasal dari arteri
karotid. Oleh karena pulsasi vena jugularis tidak mungkin diraba. Pulsasi vena jugularis
biasanya kompleks dengan gelombang masuk (inward), sedangkan pada arteri jugularis
biasanya sederhana berupa gelombang keluar (outward) yang dominan. JVP biasanya
menurun saat inspirasi
5. Perkirakan ketinggian ertikel dari pulsasi kesudut manubriosternal.
Vena jugularis eksterna biasanya lebih mudah dikenali, karena letaknya di later al otot
sternokleidomastoideus dan lebih superfisial. Peningkatan JVP biasanya menandakan :
1. Gagal jantung
2. Obstuksi vena cava superior
Dalam melakukan pemeriksaan seorang perawat harus mampu mengamati posisi jantung
dibawah sternum dan tulang rusuk serta mengetahui batas-batas jantung. Pada orang sebagian
besar jantung terletak disamping kiri sternum, dan sebagian kecil berada disamping kanan
sternum.
Adapun batas-batas dari jantung adalah sebagai berikut:
a.Atrium kanan
Terletak paling jauh disisi kanan (2 cm disebelah kanan tepi sternum,setinggi kosto-
sternalis ke 3-6).
11
b.ventrikel kanan
menempati sebagian besar dari proyeksi jantung pada permukaan dada. Batas bawah
adalah garis yang menghubungkan sendi kosto-sternalis ke 6 dengan apeks jantung.
c.Ventrikel kiri
Tidak begitu tampak dari depan. Daerah tepi kiri atas 1,5 cm merupakan daerah ventrikel
kiri. Batas kiri jantung merupakan garis yang menghubungkan apeks jantung dengan
sendi kosto-sternalis ke 2 sebelah kiri.
d.Atrium kiri
Letaknya paling posterior,tidak terlihat dari depan kecuali sebagian kecil saja yang
terletak di belakang kosto-sternalis kiri ke 2.
Dasar jantung terletak di bagian atas dan apeks jantung terletak di bagian bawah. Apeks
ventrikel kiri menyentuh dinding anterior dada dan sejajar pada garis midklavikula dan
dekat dengan ruang interkostalis ke 7. Titik dimana apeks menyentuh dinding anterior
dada dikenal sebagai Titik Impuls Maksimal (PMI).
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang berarti
jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan
internal sirkulasi darah digunakan sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan,
dan hormon serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-
tiap sel dalam tubuh.
Sistem sirkulasi darah janin meliputi vena umbilikalis, duktus venosus arantii, foramen ovale,
duktus arteriosus botalli, dan arteri umbilikalis. Vena umbilikalis yaitu pembuluh darah yang
membawa darah dari plasenta ke peredaran darah janin, darah yang dibawanya banyak
mengandung nutrisi dan oksigen. Duktus venosus arantii, pembuluh darah yang menghubungkan
vena umbilikalis dengan vena cava inferior. Foramen ovale yaitu suatu lubang antara atrium
kanan dan kiri, lubang ini akan tertutup setelah janin lahir.
13
DAFTAR PUSTAKA
Guyton AC, Hall JE. (2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Penterjemah: Irawati,
Ramadani D, Indriyani F. Jakarta: Penerbit Buku. Kedokteran EGC
James H. Moller and Julien I. E. Hoffman. (2012). Pediatric Cardiovascular Medicine. Blackwell
Publishing Ltd
Teitel DF, Cassidy SC, Finenan JR. (2008). Circulatory Physiology. In: Allen HD Driscoll DJ,
Shaddy, RF. Editors. Moss and Adams Heart Disease in Infants, Children, and
Adolescents; Including the Fetus and Young Adults, 7th edition. Lippincott Williams &
Wilkins.
14