DI RS BAHTERAMAS
Disusun oleh :
P00320018005
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR
1. DEFINISI
- BBL Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu – 42 minggu dengan berat badan
2500-4000 gram. (Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, 1993)
- BBL Normal adalah bayi yang dikeluarkan dari hasil konsepsi melalui jalan lahir dan dapat
hidup diluar dengan berat 2,5 – 4 kg, dengan usia Kehamilan 36 – 42 minggu, menangis spontan
dan bernafas spontan, teratur dan tonus otot baik. (Asuhan Persalinan Normal, 2003)
- BBL Normal adalah Adaptasi fisiologi adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga
kelangsungan hidupnya diluar uterus, artinya nantinya bayi harus dapat melakukan sendiri
segala kegiatan untuk mempertahankan hidupnya,
- BBL Normal adalah Bayi yang lahir dari kehamilan 2500 – 4000 gram.
- Panjang badan : 48 – 52 cm
- Lingkar dada : 30 – 35 cm
- Lingkar kepala : 33 – 35 cm
- Detak jantung menit – menit pertama kira – kira 180 x/menit, kemudian menurun 120 - 140
x/menit.
- Warna kulit kemerahan dan licin, karena jaringan subcutan terbatas dan diliputi verniks
caseosa.
Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah
bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
- Perkembangan Paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan kemudian
bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjut sampai
sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnya akan sepenuhnya berkembang,
walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru
yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-
paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
· Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang
pusat pernafasan di otak.
· Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan,
yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan.
Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2
akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
·Perubahan suhu
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir
selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang
dilahirkan secara sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat
menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas
yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru
dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan
akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin
menjadi sirkulasi luar rahim.
Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi
/meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
- Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan
atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium
kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri.
Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru
untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
- Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi
dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru
mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan
peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, foramen kanan ini dan
penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
- Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara
fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan
anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta ke
permukaan dalam hepar.
Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan
mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava
inferior.
Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra ke
dalam ventriculus sinistra.
Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter dan
aorta desendens.
Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke
plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam
tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri hypogastica.
Vena umbilicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan
dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke vena
cava inferior
Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari vena umbilicalis dan mengalirkan
sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.
Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas
inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan ductus venosus dan
membawanya ke atrium dextrum.
Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami
oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah
melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian melalui aorta masuk
kedalam cabang ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas
superior. Dengan demikian hepar, jantung dan serebrum menerima darah baru yang
mengalami oksigenasi.
Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke
atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior
melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam ventriculus dexter.
Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang nonfungsional,
yang hanya memerlukan nutrien sedikit
Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke
dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas
inferior
Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah
kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok
dari peredaran darah maternal
· Fibrosis
Vena umbilicalis
Ductus venosus
Arteriae hypogastrica
Ductus arteriosus
c. Pengaturan Suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan
adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih
rendah. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang
dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi
untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini
merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat
terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%.Untuk
membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi
yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh
seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress
dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika
seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan
asidosis.Sehingga upaya pncegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan
berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBL.
d. Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan
penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan
kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam
waktu cepat (1 sampai 2 jam).Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3
cara :
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat glukosa
dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang
cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati,
selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir
yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama
kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran
pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka
otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post
matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan
risiko utama, karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).Gejala hipoglikemi
dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus, sianosis,, apneu, tangis lemah,
letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat
jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel otak.
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan reflek
batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lahir.Kemampuan bayi baru lahir cukup
bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara
esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi
baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru
lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan
tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri penting
contohnya memberi ASI on demand.
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus
rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan
kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh
yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami:
perlindungan oleh kulit membran mukosa,fungsi jaringan saluran napas, pembentukan koloni
mikroba oleh kulit dan usus,perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.Kekebalan alami
juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu BBL membunuh
mikroorganisme asing.
a. Keadaan umum : Bayi yang sehat tampak kemerah – merahan aktif, tonus otot baik,
menangis keras, minum baik, suhu tubuh 36 5 O – 37 5 O C.
b. Suhu tubuh diukur 1x /hari, bila suhu rectal di bawah 36O C, bayi harus diletakkan di tempat
yang lebih panas.
c. Penimbangan berat badan dilakukan setiap hari. Dalam 3 hari pertama berat badan akan
turun karena bayi mengeluarkan air kencing dan meconium sedangkan cairan yang masuk
belum cukup pada hari ke 4 berat badan naik lagi.
d. Tinja akan keluar dalam waktu 24 jam. Setelah 2 – 3 hari warna tinja akan tergantung dari
jenis susu yang diminumnya.
f. Perubahan warna kulit harus perlu diawasi untuk mencegah terjadinya ikterus, syanosis /
perdarahan pada kulit.
g. Perubahan pernafasan harus dihitung frekuensi dangkal / dalamnya, apakah apnue, nafas
cuping hidung, retraksi.
h. Bila bayi muntah, harus perlu dipantau warna, konsistensi dan jumlah muntahan untuk
mendeteksi apakah hal ini terjadi karena kesalahan pemberian susu, alergi terhadap susu /
gangguan saluran pernafasan.
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan langkah resusitasi (lanjut
kelangkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir)
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lain, kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan vernik. Ganti handuk basah denga handuk/kain kering. Pastikan bayi dalam
kondisi mantap di atas perut ibu
c. Periksa kembali uterus ibu untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal)
d. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada bagian 2 cm
distal dari klem pertama
- Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut
- Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkar kembali
benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
Letakkan bayi tengkurap didada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel didada /
perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari
puting payudara ibu
g. Selimuti bayi dan ibu dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi
h. Beri cukup waktu untuk melalukan kontak kulit ibu – bayi (di dada ibu paling sedikit 1 jam)
- Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui dini dalam waktu 30 -60
menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Ber cukup menyusu dari
satu payudara
- Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu
k. Beri vitamin K 1 mg / neo K 0,5 mg dipaha kiri anterolateral setalah kontak kulit ibu dan bayi
l. Berikan suntikan imunisasi hepatitis B (setelah 1 jam pemberian vitamin K1/ Neo K0 di paha
kanan anterolateral
m. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-
60x/menit) serta sehu tubuh normal (36,5 – 37,5 C)
n. Bounding atachment
Usahan untuk mendekatkan bayi pada ibu dengan segera setelah dilahirkan dengan tujuan agar
bayi secara naluri dapat mengenali ibunya yang juga sangat membantu pemulihan kesehatan
- Keluarkan sedikit ASI dari puting susu, kemudian dioleskan pada puting susu dan areola
mamae
- Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari diatas, sedangkan jari yang lain menopong
bagian bawah payudara, serta gunakan ibu jari untuk membentuk puting susu demikian rupa
sehingga mudah memasukan kemulut bayi
- Beri rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara menyentuhkan bibir bayi ke
puting susu
- Gerakan bayi segera ke payudara dan bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu yang digerakan
kemulut bayi
Hal-hal yang dilarang adalah membubuhkan atau mengoleskan ramuan karena akan
menyebabkan infeksi. Menghindari kontak langsung dengan air kencing bayi karena air kencing
bayi tersebut adalah salah satu penyebab timbulnya infeksi pada talipusat bayi. Memakaikan
popok selai sebaiknya dibawah pusar. Merawat tali pusat denggan prinsip bersih kering
- Cara memandikan
Bayi sebaiknya dimandikan 6 jam setelah lahir. Memandikan bayi pada jam pertama setelah
kelahiran dapat menyebabkan hipotermi
Idealnya bayi baru lahir ditempat tidur yang sama dengan ibunya cara ini adalah cara paling
mudah untuk menjaga bayi tetap hangat
- ASI Esklusif berikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman apapun
kecuali vitamin dan imunisasi
- 9 bulan : campak
t. Anjurkan ibu membawa bayi kepada petugas kesehatan jika terdapat tanda bahaya.
Ajarkan pada ibu tentang tanda bahaya pada bayi dan beritahu agar merujuk bayi segera untuk
perawatan lebih lanjut jika ditemui tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada BBL yaitu:
a. Pernafasan sulit/ lebih dari 60x/menit, terlihat retraksi pada waktu bernafas
c. Warna abnormal, kulit/bibir biru (sianosis/pucat) atau bayi sangat kering (terutama pada 24
jam pertama) biru
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi. Resiko
terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di
fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam
pertama.
Langkah-langkah pemeriksaan:
Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah
memegang bayi
Lihat punggung dan raba tulang Kulit terlihat utuh, tidak terdapat
belakang lubang dan benjolan pada tulang
belakang
Lihat dan raba alat kelamin luar Bayi perempuan kadang terlihat
Tanyakan kepada ibu apakah bayi sudah cairan vagina berwarna putih atau
BAK kemerahan
Bayi laki-laki terdapat lubang
uretra pada ujung penis. Teraba
testis di skrotum
APGAR SCORE
APGAR 0 1 2
Biru/pucat Badan merah, Seluruh
Appearance/ warna kulit
seluruh tubuh ekstremitas biru tuubuh merah
Pulse/denyut jantung Tidak terdengar <100x/menit >100x/menit
Gerakan
Grimace/reflek iritability Tidak ada respon Gerakan sedikit
kuat/melawan
Fleksi pada
Activity/tonus otot Lemah Gerakan aktif
ekstremitas
Menangis
Respiration Tidak ada Menangis kuat
lemah/merintih
Interpretasi skor:
7 – 10 : asfiksia ringan
PENILAIAN UNTUK TANDA-TANDA KEGAWATAN
1. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa
tanda – tanda berikut :
1) Sesak nafas.
4) Malas minum.
Apabila terdapat salah satu atau lebih tanda – tanda berikut ini :
1) Sulit minum.
3) Perut kembung.
4) Periode apneu.
6) Merintih.
7) Perdarahan.
8) Sangat kuning.
Nomor RM :
Nama Klien : By. R
Tanggal Lahir/usia : 9/5-2020
Tanggal Masuk : 16-5-2020
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Pengkajian : 18-05-2020
Cara Masuk : IRJ (Instalasi Rawat Jalan)
Unit Emergency
Dokter Pribadi
1 RIWAYAT BAYI
.
Apgar Score :8
Berat Badan : 2.900 gram
Panjang Badan : 48 cm
Komplikasi : Tidak ada HR Fetus abnormal
Kelahiran : Aspirasi meconium Prolaps uteri
Lain –lain
……………………………………………………………………… ……………
2 RIWAYAT IBU
.
Usia kehamilan : 39 Minggu → 4 hari
Gravida : 3 Para : 3 Abortus : 0 (G P A)
Kelahiran : Spontant
Operasi Sectio Saecaria
Alasan :
Komplikasi : Tidak ada Preklamsi /toxemia
Kehamilan : Prenatal care Suspect sepsis
Abortio/ placenta previa Pre/post term
Lain lain:
3 PENGKAJIAN FISIK
.
Refleks-refleks :
Menangis : Kuat Lemah Kelainan sebutan
Sucking ( menghisap) : Kuat Lemah Kelainan sebutan
Rooting (menoleh) : Kuat Lemah Kelainan sebutan
Kepala/leher :
a. Lingkar kepala : 33 cm
Cephalohematoma
Telinga /hidung/tenggorokan :
Lingkar perut : 31 cm
Retraksi
tidak terdengar
berkurang
Sekret Grunting
Ventilator : CPAP………………..,MV……………
FI02…………………….PIP/PEEP………………….
RR x/mnt
Ekstremitas : ROM bebas ROM terbatas tidak dapat dikaji Nadi perifer:
KUAT LEMAH
Bracial R
Bracial L
Femoral R
Femoral L
c. Tanda lahir:………………………………………………
Tubuh : 37 C
4 RIWAYAT SOSIAL :
c. Telephone
d. Pekerjaan
: Pedagang
e. Genogram
f. Informasi lain
5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
.
Kadar bilirubin 15 mg/dl
A. KLASIFIKASI DATA:
DS:
-ibu klien mengatakan refleks untuk menghisap lemah
-ibu klien mengatakan bayi sulit menggerakan ekstremitas
-ibu klien mengatakan bayinya mengalami aspirasi meconium
-ibu klien mengatakan bayi tidak kuat saat menggenggam tangan
DO:
-nampak ROM menurun
-nampak ekstremitas bayi terbatas dan lemah
-nampak kulit bayi berwarna kuning/jaundice
-nampak bayi tidak menangis dengan kuat
-kadar bilirubin 15mg/dl
-ttv:
S: 37°c
B. Analisa Data:
DO:
-nampak kulit bayi
berwarna
kuning/jaundice
-kadar bilirubin 15mg/dl
-ttv:
S: 37°c
2. DS: Pergerakan terbatas Gangguan mobilitas
-ibu klien mengatakan ↓ fisik
bayi sulit menggerakan Kurangnya suplai O2
ekstremitas ↓
DO: Kelelahan
-nampak ROM menurun ↓
-nampak ekstremitas ROM menurun
bayi terbatas dan lemah ↓
-Ttv: Penurunan kekuatan otot
S: 37°c ↓
Gangguan mobilitas fisik
3. DS: Ketidakkuatan adekuat suplai Menyusui tidak
-ibu klien mengatakan ASI efekif
refleks untuk menghisap ↓
lemah Ketidakkuatan refleks
menghisap bayi
DO: ↓
-nampak bayi tidak Menyusui tidak efektif
menangis dengan kuat
-Ttv:
S: 37°c
C. Diagnosa Keperawatan:
1. Ikterik Neonatus b.d keterlambatan pengeluaran feses (meconium)
2. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot
3. Menyusui tidak efektif b.d ketidakadekuatan refleks menghisap bayi
D. Kriteria Hasil dan intervensi:
Edukasi:
-anjurkan ibu menyusui
20-30 menit
-anjurkan ibu menyusui
seseringmungkin
Kolaborasi:
-kolaborasi pemeriksaan
darah vena bilirubin direk
dan indirek.
Edukasi:
-jelaskan tujuan dan
prosedur mobilitas
3. Menyusui tidak efektif Setelah dilakukan Pemberian kesempatan
b.d ketidakadekuatan tindakan keperawatan menghisap pada bayi:
refleks menghisap bayi selama 2x24 jam
maka status menyusui Observasi:
membaik dengan -monitor pernapasan
kriteria hasil: bayi
1.perlekatan bayi
pada payudara ibu Terapiutik:
meningkat -fasilitasi ibu semi fowler
2.kemampuan ibu -buka pakaian atas ibu
memposisikan bayi -letakan bayi dengan
dengan benar posisi tengkurap
meningkat langsung di antara
3.kelelahan materal payudara ibu
menurun -berikan kehangatan
4.suplai ASI adekuat dengan menyelimuti
meningkat punggung bayi dan
5.hisapan bayi kenakan topi
meningkat -berikan waktu kepada
bayi apabila kegiatan
menyusui di mulai
-letakan bayi di samping
ibu atau tempat tidur ibu,
sehingga memudahkan
memulai lagi kegiatan
menyusui
Edukasi:
-anjurkan memberi
kesempatan bayi sampai
lebih dari 1 jam atau
sampai bayi menujukan
tanda-tanda siap
menyusui
E. Implementasi dan Evaluasi
P: Intervensi
masih di
lanjutkan
3. Senin 08:00 1.memonitor pernapasan bayi S:ibu klien
18/05/2020 2.memfasilitasi ibu semi fowler mengatakan
anak nya mulai
09:00 3.membuka pakaian atas ibu membaik dalam
4.meletakan bayi dengan posisi menyusui dan
tengkurap langsung di antara menghisap ASI
payudara ibu
5.memberikan kehangatan dengan O: nampak
menyelimuti punggung bayi dan refleks bayi
kenakan topi menghisap
6.memberikan waktu kepada bayi membaik
apabila kegiatan menyusui di mulai
7.meletakan bayi di samping ibu A: masalah
atau tempat tidur ibu, sehingga sedkit teratasi
memudahkan memulai lagi
kegiatan menyusui P: intervensi
tetap di
10:00 8.menganjurkan memberi lanjutkan
kesempatan bayi sampai lebih dari
1 jam atau sampai bayi menujukan
tanda-tanda siap menyusui
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
FOTOTERAPI
PENGERTIAN
TUJUAN
PERSIAPAN ALAT
1 TAHAP PRAINTERAKSI
2 TAHAP ORIENTASI
3 TAHAP KERJA
1. Bayi disiapkan dengan memberikan minum ASI atau PASI terlebih
dahulu / ditetekkan
2. Tes alat bisa dipakai atau tidak
3. Lengkapi formulir foto terapi
4. Ukur suhu bayi dan timbang berat badan
5. Pasang pengalas pada box bayi / incubator
6. Buka pakaian bayi, tutup mata dengan penutup mata
7. Tidurkan bayi pada box yang sudah disiapkan
Ubah posisi setiap 6 jam dan ukur suhu setiap jam
4 TAHAP TERMINASI
1. Melakukan evaluasi tindakan
· Cek lab 3 x 24 jam untuk Hb dan bilirubin
· Menambahkan minum 15 % dari kebutuhan
· Lakukan pendokumentasian Membereskan alat-alat
2. Mencuci tangan
Mencatat seluruh kegiatan yang dilakukan dalam lembar catatan
keperawatan