Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI.

DI RS BAHTERAMAS

Asuhan keperawatan ini dibuat Untuk Menyelesaikan serta memenuhi

tugas kegiatan PKK ANAK semester IV

Disusun oleh :

ALVI ANGGUN CAHYANINGTIAS

P00320018005

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

JURUSAN D III KEPERAWATAN

2020
LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR

1. DEFINISI

- BBL Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu – 42 minggu dengan berat badan
2500-4000 gram. (Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, 1993)

- BBL Normal adalah bayi yang dikeluarkan dari hasil konsepsi melalui jalan lahir dan dapat
hidup diluar dengan berat 2,5 – 4 kg, dengan usia Kehamilan 36 – 42 minggu, menangis spontan
dan bernafas spontan, teratur dan tonus otot baik. (Asuhan Persalinan Normal, 2003)

- BBL Normal adalah Adaptasi fisiologi adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga
kelangsungan hidupnya diluar uterus, artinya nantinya bayi harus dapat melakukan sendiri
segala kegiatan untuk mempertahankan hidupnya,

(Perawatan Ibu bersalin, Fitramaya 2000)

- BBL Normal adalah Bayi yang lahir dari kehamilan 2500 – 4000 gram.

(Depkes, RI 1998, hal. 93)

2. CIRI – CIRI BBL NORMAL

- Berat badan : 2500 – 4000 gram

- Panjang badan : 48 – 52 cm

- Lingkar dada : 30 – 35 cm

- Lingkar kepala : 33 – 35 cm

- Detak jantung menit – menit pertama kira – kira 180 x/menit, kemudian menurun 120 - 140
x/menit.

- Pernafasan pada menit pertama 80 x/menit, menurun kira – kira 46 x/menit

- Warna kulit kemerahan dan licin, karena jaringan subcutan terbatas dan diliputi verniks
caseosa.

- Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.

- Kuku agak panjang dan lemas

- Pada genetalia wanita labia mayora sudah menutup

- Reflek – reflek pada bayi normal


- Untuk pengeluaran urin dan meconium akan keluar 24 jam pertama warna meconium coklat
kehitaman.

3. PERUBAHAN FISIOLOGIS BBL NORMAL

Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :

a. Perubahan sistim pernapasan / respirasi

Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah
bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.

- Perkembangan Paru-paru

Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan kemudian
bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjut sampai
sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnya akan sepenuhnya berkembang,
walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru
yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-
paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.

- Awal adanya napas

Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :

· Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang
pusat pernafasan di otak.

· Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan,
yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.

· Penimbunan karbondioksida (CO2)

Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan.
Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2
akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.

·Perubahan suhu

Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.

- Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :

· Mengeluarkan cairan dalam paru-paru

· Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.


Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang
cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan,
dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi
surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk
menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.Tidak adanya
surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit
bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan
glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah
terganggu.

- Dari cairan menuju udara

Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir
selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang
dilahirkan secara sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat
menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas
yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru
dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

- Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler

Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan
akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin
menjadi sirkulasi luar rahim.

b. Perubahan pada sistem peredaran darah

Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :

- Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.

- Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.

Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi
/meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.

Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah

- Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan
atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium
kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri.
Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru
untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
- Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi
dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru
mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan
peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, foramen kanan ini dan
penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.

- Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara
fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan
anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

Perbedaan Sirkulasi Darah Fetus dan Bayi

- sirkulasi darah fetus

· Struktur tambahan pada sirkulasi fetus :

 Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta ke
permukaan dalam hepar.
 Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan
mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava
inferior.
 Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra ke
dalam ventriculus sinistra.
 Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter dan
aorta desendens.
 Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke
plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam
tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri hypogastica.

· Sistem sirkulasi fetus

 Vena umbilicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan
dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke vena
cava inferior
 Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari vena umbilicalis dan mengalirkan
sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.
 Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas
inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan ductus venosus dan
membawanya ke atrium dextrum.
 Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami
oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah
melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian melalui aorta masuk
kedalam cabang ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas
superior. Dengan demikian hepar, jantung dan serebrum menerima darah baru yang
mengalami oksigenasi.
 Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke
atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior
melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam ventriculus dexter.
 Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang nonfungsional,
yang hanya memerlukan nutrien sedikit
 Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke
dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas
inferior
 Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah
kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok
dari peredaran darah maternal

- Perubahan pada saat lahir

· Penghentian pasokan darah dari plasenta

· Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru

· Penutupan foramen ovale

· Fibrosis

 Vena umbilicalis
 Ductus venosus
 Arteriae hypogastrica
 Ductus arteriosus

c. Pengaturan Suhu

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan
adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih
rendah. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang
dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi
untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini
merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat
terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%.Untuk
membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi
yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh
seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress
dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika
seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan
asidosis.Sehingga upaya pncegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan
berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBL.
d. Metabolisme Glukosa

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan
penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan
kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam
waktu cepat (1 sampai 2 jam).Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3
cara :

- melalui penggunaan ASI

- melalui penggunaan cadangan glikogen

- melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.

BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat glukosa
dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang
cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati,
selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir
yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama
kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran
pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka
otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post
matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan
risiko utama, karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).Gejala hipoglikemi
dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus, sianosis,, apneu, tangis lemah,
letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat
jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel otak.

e. Perubahan Sistem Gastrointestinal

Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan reflek
batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lahir.Kemampuan bayi baru lahir cukup
bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara
esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi
baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru
lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan
tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri penting
contohnya memberi ASI on demand.

f. Sistem kekebalan tubuh/ imun

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus
rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan
kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh
yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami:
perlindungan oleh kulit membran mukosa,fungsi jaringan saluran napas, pembentukan koloni
mikroba oleh kulit dan usus,perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.Kekebalan alami
juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu BBL membunuh
mikroorganisme asing.

4. KEADAAN YANG HARUS DIWASPADAI SELAMA BAYI DIRAWAT

a. Keadaan umum : Bayi yang sehat tampak kemerah – merahan aktif, tonus otot baik,
menangis keras, minum baik, suhu tubuh 36 5 O – 37 5 O C.

b. Suhu tubuh diukur 1x /hari, bila suhu rectal di bawah 36O C, bayi harus diletakkan di tempat
yang lebih panas.

c. Penimbangan berat badan dilakukan setiap hari. Dalam 3 hari pertama berat badan akan
turun karena bayi mengeluarkan air kencing dan meconium sedangkan cairan yang masuk
belum cukup pada hari ke 4 berat badan naik lagi.

d. Tinja akan keluar dalam waktu 24 jam. Setelah 2 – 3 hari warna tinja akan tergantung dari
jenis susu yang diminumnya.

e. Air kencing akan keluar dalam waktu 24 jam.

f. Perubahan warna kulit harus perlu diawasi untuk mencegah terjadinya ikterus, syanosis /
perdarahan pada kulit.

g. Perubahan pernafasan harus dihitung frekuensi dangkal / dalamnya, apakah apnue, nafas
cuping hidung, retraksi.

h. Bila bayi muntah, harus perlu dipantau warna, konsistensi dan jumlah muntahan untuk
mendeteksi apakah hal ini terjadi karena kesalahan pemberian susu, alergi terhadap susu /
gangguan saluran pernafasan.

5. PENATALAKSANAAN AWAL BBL NORMAL

a. Lakukan penilaian sepintas

- Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan

- Apakah bayi bergerak dengan aktif

Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan langkah resusitasi (lanjut
kelangkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir)

b. Keringkan tubuh bayi

Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lain, kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan vernik. Ganti handuk basah denga handuk/kain kering. Pastikan bayi dalam
kondisi mantap di atas perut ibu
c. Periksa kembali uterus ibu untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal)

d. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada bagian 2 cm
distal dari klem pertama

e. Potong dan ikay tali pusat

- Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut

- Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkar kembali
benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya

- Lepaskan klem dan masukan kedalam wadah yang telah disediakan

f. Latakan bayi agar kontak kulit dengan ibu

Letakkan bayi tengkurap didada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel didada /
perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari
puting payudara ibu

g. Selimuti bayi dan ibu dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi

h. Beri cukup waktu untuk melalukan kontak kulit ibu – bayi (di dada ibu paling sedikit 1 jam)

- Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui dini dalam waktu 30 -60
menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Ber cukup menyusu dari
satu payudara

- Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu

i. Lakukan penimbangan dan pengukuran bayi

j. Berikan salep mata/tetes mata antibiotik profilaksi

k. Beri vitamin K 1 mg / neo K 0,5 mg dipaha kiri anterolateral setalah kontak kulit ibu dan bayi

l. Berikan suntikan imunisasi hepatitis B (setelah 1 jam pemberian vitamin K1/ Neo K0 di paha
kanan anterolateral

m. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-
60x/menit) serta sehu tubuh normal (36,5 – 37,5 C)

n. Bounding atachment

Usahan untuk mendekatkan bayi pada ibu dengan segera setelah dilahirkan dengan tujuan agar
bayi secara naluri dapat mengenali ibunya yang juga sangat membantu pemulihan kesehatan

o. Ajari ibu menyusui yang benar


- Mengatur posisi terhadap payudara ibu

- Keluarkan sedikit ASI dari puting susu, kemudian dioleskan pada puting susu dan areola
mamae

- Jelaskan pada ibu bagaimanan teknik memegang bayi

- Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari diatas, sedangkan jari yang lain menopong
bagian bawah payudara, serta gunakan ibu jari untuk membentuk puting susu demikian rupa
sehingga mudah memasukan kemulut bayi

- Beri rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara menyentuhkan bibir bayi ke
puting susu

- Tunggu bibir bayi membuka lebar

- Gerakan bayi segera ke payudara dan bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu yang digerakan
kemulut bayi

- Perhatikan selama menyusui

p. Ajari ibu tentang perawatan bayi baru lahir

- Mulai dari perawatan tali pusat

Hal-hal yang dilarang adalah membubuhkan atau mengoleskan ramuan karena akan
menyebabkan infeksi. Menghindari kontak langsung dengan air kencing bayi karena air kencing
bayi tersebut adalah salah satu penyebab timbulnya infeksi pada talipusat bayi. Memakaikan
popok selai sebaiknya dibawah pusar. Merawat tali pusat denggan prinsip bersih kering

- Cara memandikan

Bayi sebaiknya dimandikan 6 jam setelah lahir. Memandikan bayi pada jam pertama setelah
kelahiran dapat menyebabkan hipotermi

- Menjaga kehangatan bayi

Idealnya bayi baru lahir ditempat tidur yang sama dengan ibunya cara ini adalah cara paling
mudah untuk menjaga bayi tetap hangat

q. Motivasi untuk ASI Esklusif

- Inisiasi menyusui dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi

- ASI Esklusif berikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman apapun
kecuali vitamin dan imunisasi

- ASI diberikan tidak mengunakan botol, cangkir maupun dot

r. Motivasi untuk memberikan imunisasi 5 L


- < 7 hari : Hepatitis B

- 1 bulan : BCG, POLIO 1

- 2 bulan : DBT / Hb 1, POLIO 2

- 3 bulan : DBT / Hb 2, POLIO 3

- 4 bulan : DBT / Hb 3, POLIO 4

- 9 bulan : campak

s. Beritahu ibu akan tanda bahaya pada bayi baru lahir

t. Anjurkan ibu membawa bayi kepada petugas kesehatan jika terdapat tanda bahaya.

6. TANDA BAHAYA PADA BBL

Ajarkan pada ibu tentang tanda bahaya pada bayi dan beritahu agar merujuk bayi segera untuk
perawatan lebih lanjut jika ditemui tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada BBL yaitu:

a. Pernafasan sulit/ lebih dari 60x/menit, terlihat retraksi pada waktu bernafas

b. Suhu terlalu panas lebih dari 38 C, terlalu dingin kurang dari 36 C

c. Warna abnormal, kulit/bibir biru (sianosis/pucat) atau bayi sangat kering (terutama pada 24
jam pertama) biru

d. Pemberian ASI sulit, hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah

e. Tali pusat merah, engkak, keluar cairaan, bau busuk, berdarah

f. Infeksi, suhu meningkat, merah, bengkak, bernanah, bau busuk

g. Gangguan gastrointestinal. Misalnya tidak mengeluarkan mekonium selama 3 hari setelah


lahir, muntah terus menerus, pada perut bengkak, tinja hijau tua/ berdarah/ berlendir

h. Tidak berkemih dalam 24 jam,

i. Menggigil, tangisa tidak biasa, lemas, mengangguk, kejang halus

j. Mata mengkak dan mengeluarkan cairan


7. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi. Resiko
terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di
fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam
pertama.

Waktu pemeriksaan bayi baru lahir yaitu:

 Baru lahir sebelum usia 6 jam

 Usia 6-48 jam

 Usia 3-7 hari

 Minggu ke-2 pasca lahir

Langkah-langkah pemeriksaan:

 Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis)

 Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernafasan dan tarikan


dinding dada bawah, denyut jantung serta perut

 Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah
memegang bayi

Pemeriksaan Fisik yang Dilakukan Keadaan Normal


Lihat postur, tonus dan aktivitas  Posisi tungkai dengan lengan
fleksi

 Bayi sehat dan bergerak aktif

Lihat kulit  Wajah, bibir dan selaput lender,


dada harus berwarna merah
muda, tanpa adanya kemerahan
atau bisul

Hitung pernapasan dan lihat tarikan  Frekuensi normal 40-60x/menit


dinding dada bawah ketika bayi sedang
tidak menangis  Tidak ada tarikan dinding dada
bawah yang dalam

Hitung denyut jantung dengan  Frekuensi denyut jantung normal


meletakkan stetoskop di dada kiri 120-160x/menit
setinggi apeks kordis
Lakukan pengukuran suhu ketiak  Suhu normal adalah 36,5-37,5°C
dengan thermometer
Lihat dan raba bagian kepala  Bentuk kepala terkadang
asimetris karena penyesuaian
pada saat proses persalinan,
umumnya hilang dalam 48 jam

 Ubun-ubun besar rata atau tidak


menonjol, dapat sedikit menonjol
saat bayi menangis

Lihat mata  Tidak ada kotoran/secret

Lihat bagian dalam mulut  Bibir, gusi, langit-langit utuh dan


tidak ada bagian terbelah
Masukkan satu jari yang menggunakan
sarung tangan ke dalam mulut, raba  Nilai kekuatan isap bayi. Bayi akan
langit-langit mengisap kuat jari pemeriksa

Lihat dan raba perut  Perut bayi datar, teraba lemas

Lihat tali pusat  Tidak ada perdarahan,


pembengkakan, nanah, bau yang
tidak enak pada tali pusat, atau
kemerahan sekitar tali pusat

Lihat punggung dan raba tulang  Kulit terlihat utuh, tidak terdapat
belakang lubang dan benjolan pada tulang
belakang

Pemeriksaan ekstremitas atas dan  Tidak terdapat sindaktili,


bawah polidaktili, siemenline, dan
kelainan kaki (pes equino varus da
vagus)

Lihat lubang anus 

 Hindari memasukkan alat atau  Terlihat lubang anus dan periksa


jari dalam memeriksa anus apakah mekonium sudah keluar

 Tanyakan pada ibu apakah bayi  Biasanya mekonium keluar dalam


sudah BAB 24 jam setelah lahir

Lihat dan raba alat kelamin luar  Bayi perempuan kadang terlihat
Tanyakan kepada ibu apakah bayi sudah cairan vagina berwarna putih atau
BAK kemerahan
 Bayi laki-laki terdapat lubang
uretra pada ujung penis. Teraba
testis di skrotum

 Pastikan bayi sudah BAK dalam 24


jam setelah lahir

 Yakinkan tidak ada kelainan alat


kelamin, missal.hipospadia,
rudimenter, kelamin ganda

Timbang bayi  Berat lahir 2,5-4 kg


Timbang bayi dengan menggunakan
selimut, hasil peimbangan dikurangi  Dalam minggu pertama, BB
berat selimut mungkin turun dahulu (tidak
melebihi 10% dalam waktu 3-7
hari) baru kemudian naik kembali

Mengukur panjang dan lingkar kepala  Panjang lahir normal 48-52 cm


bayi
 Lingkar kepala normal 33-37 cm

A. Penilaian Bayi Baru Lahir Normal

APGAR SCORE

APGAR 0 1 2
Biru/pucat Badan merah, Seluruh
Appearance/ warna kulit
seluruh tubuh ekstremitas biru tuubuh merah
Pulse/denyut jantung Tidak terdengar <100x/menit >100x/menit
Gerakan
Grimace/reflek iritability Tidak ada respon Gerakan sedikit
kuat/melawan
Fleksi pada
Activity/tonus otot Lemah Gerakan aktif
ekstremitas
Menangis
Respiration Tidak ada Menangis kuat
lemah/merintih
Interpretasi skor:

0–3 : asfiksia berat

4–6 : asfiksia sedang

7 – 10 : asfiksia ringan
PENILAIAN UNTUK TANDA-TANDA KEGAWATAN

1. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa
tanda – tanda berikut :

1) Sesak nafas.

2) Frekuensi pernafasan 60 X/mnt.

3) Gerak retraksi dada.

4) Malas minum.

5) Panas atau suhu badan bayi rendah.

6) Bayi kurang aktif.

7) Berat lahir rendah ( 1500 – 2500 gram ).

2. Tanda – tanda bayi sakit berat.

Apabila terdapat salah satu atau lebih tanda – tanda berikut ini :

1) Sulit minum.

2) Sianosis sentral ( lidah biru ).

3) Perut kembung.

4) Periode apneu.

5) Kejang / periode kejang – kejang kecil.

6) Merintih.

7) Perdarahan.

8) Sangat kuning.

9) Berat badan lahir < 1500 gram


Lampiran 2
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN BAYI

Nomor RM :
Nama Klien : By. R
Tanggal Lahir/usia : 9/5-2020
Tanggal Masuk : 16-5-2020
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Pengkajian : 18-05-2020
Cara Masuk :  IRJ (Instalasi Rawat Jalan)
 Unit Emergency
 Dokter Pribadi

1 RIWAYAT BAYI
.
Apgar Score :8
Berat Badan : 2.900 gram
Panjang Badan : 48 cm
Komplikasi : Tidak ada HR Fetus abnormal
Kelahiran : Aspirasi meconium Prolaps uteri
Lain –lain

……………………………………………………………………… ……………
2 RIWAYAT IBU
.
Usia kehamilan : 39 Minggu → 4 hari
Gravida : 3 Para : 3 Abortus : 0 (G P A)
Kelahiran :  Spontant
 Operasi Sectio Saecaria
Alasan :
Komplikasi : Tidak ada Preklamsi /toxemia
Kehamilan : Prenatal care Suspect sepsis
Abortio/ placenta previa  Pre/post term
Lain lain:

3 PENGKAJIAN FISIK
.

Refleks-refleks :
Menangis : Kuat Lemah Kelainan sebutan
Sucking ( menghisap) : Kuat Lemah Kelainan sebutan
Rooting (menoleh) : Kuat Lemah Kelainan sebutan

Graps ( menggemgam) : Kuat Lemah Kelainan sebutan

Babinski : Kuat Lemah Kelainan sebutan

Moro : Kuat Lemah Kelainan sebutan

Tonic neck : Kuat Lemah Kelainan sebutan

Kekuatan aktivitas : Aktif Tenang Lethargie

Flaccid Paralisis tremor aktifitas kejang

Kepala/leher :

a. Lingkar kepala : 33 cm

b. Fontanel :  Lunak Keras

 Datar Cembung Cekung

c. Muka/wajah : Simetris Asimetris

d. Bentuk kepala : Normal Caput susidaneum

 Cephalohematoma

Mata : Bersih Berair

Telinga /hidung/tenggorokan :

1. Telinga : Normal Abnormal

2. Hidung : Simetris obstruksi cuping hidung

3. Palate: Normal Abnormal

Abdomen :  Lunak Keras Datar

Lingkar perut : 31 cm

Liver: dibawah < 2 cm batas rusuk kanan


dibawah > 2 cm batas rusuk kanan

Thorax :  simetris Asimetris

Retraksi

Klavikula: Normal  Abnormal

Paru-paru : a. suara napas bilateral :  Sama tidak sama

b. Suara napas terdengar : diseluruh daerah paru

 tidak terdengar

berkurang

c. Suara napas : Bersih ronchi Rales Wheezing

 Sekret Grunting

d. Pernapasan :  Spontan : RR…………….x/mnt; O2… liter

Ventilator : CPAP………………..,MV……………

FI02…………………….PIP/PEEP………………….

RR x/mnt

Jantung : a. Bunyi : Reguler Irreguler Murmur b. HR x/mnt


c. Capillary refill : → 2

Ekstremitas : ROM bebas ROM terbatas tidak dapat dikaji Nadi perifer:

KUAT LEMAH

Bracial R  

Bracial L  

Femoral R  

Femoral L  

Atas dan bawah Sama  Tidak sama

Umbilicius : Normal Abnormal Radang  Basah Kering

Jumlah pembulu darah : V2 A1…………………………………….

Genital: Normal Wanita Normal Laki-laki

Ambiguos Kelainan ……………………

Anus : Patent Imperforate

Spine :  Normal Abnormal

Kulit : a. Warna : Pink Pallor  Jaundice Cyanosis

b. Rash: Ecchymosis Petechiae Pustul

c. Tanda lahir:………………………………………………

d. Kelembapan : Lembap Kering

e. Turgor : Baik Sedang Buruk

f. Lanugo : Vernix caseosa

Temperatur : Ruangn : 28 C Incubator C

Tubuh : 37 C

4 RIWAYAT SOSIAL :

. a. Nama orang tua

Ibu : Ny. N Ayah : Tn. K


b. Alamat

: Lorong Jati , kendari

c. Telephone

: 0852 4132 8585

d. Pekerjaan

: Pedagang

e. Genogram

f. Informasi lain

: Bayi di rawat dengan foto terapi

5 PEMERIKSAAN PENUNJANG

.
Kadar bilirubin 15 mg/dl
A. KLASIFIKASI DATA:

DS:
-ibu klien mengatakan refleks untuk menghisap lemah
-ibu klien mengatakan bayi sulit menggerakan ekstremitas
-ibu klien mengatakan bayinya mengalami aspirasi meconium
-ibu klien mengatakan bayi tidak kuat saat menggenggam tangan
DO:
-nampak ROM menurun
-nampak ekstremitas bayi terbatas dan lemah
-nampak kulit bayi berwarna kuning/jaundice
-nampak bayi tidak menangis dengan kuat
-kadar bilirubin 15mg/dl
-ttv:
S: 37°c
B. Analisa Data:

No Data Etiologi Masalah


.
1. DS: Kadar bilirubin meningkat Ikterus neonatus
-ibu klien mengatakan ↓
bayinya mengalami Dalam jaringan ekstravaskuler
aspirasi meconium (kulit,konjungtiva,mukosa, dan
-ibu klien mengatakan alat tubuh lainnya)
bayi tidak kuat saat ↓
menggenggam tangan Ikterus neonatus

DO:
-nampak kulit bayi
berwarna
kuning/jaundice
-kadar bilirubin 15mg/dl
-ttv:
S: 37°c
2. DS: Pergerakan terbatas Gangguan mobilitas
-ibu klien mengatakan ↓ fisik
bayi sulit menggerakan Kurangnya suplai O2
ekstremitas ↓
DO: Kelelahan
-nampak ROM menurun ↓
-nampak ekstremitas ROM menurun
bayi terbatas dan lemah ↓
-Ttv: Penurunan kekuatan otot
S: 37°c ↓
Gangguan mobilitas fisik
3. DS: Ketidakkuatan adekuat suplai Menyusui tidak
-ibu klien mengatakan ASI efekif
refleks untuk menghisap ↓
lemah Ketidakkuatan refleks
menghisap bayi
DO: ↓
-nampak bayi tidak Menyusui tidak efektif
menangis dengan kuat
-Ttv:
S: 37°c
C. Diagnosa Keperawatan:
1. Ikterik Neonatus b.d keterlambatan pengeluaran feses (meconium)
2. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot
3. Menyusui tidak efektif b.d ketidakadekuatan refleks menghisap bayi
D. Kriteria Hasil dan intervensi:

NO. DX KEPERAWATAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

Ikterik Neonatus b.d Setelah dilakukan Fototerapi neonatus:


keterlambatan tindakan keperawatan
pengeluaran feses selama 2x24 jam maka Observasi
(meconium) organisasi perilaku -monitor ikterik pada
bayi meningkat dengan sklera dan kulit bayi
kriteria hasil: -monitor suhu dantanda
1.gerakan pada vital setiap 4 jam sekali
ekstremitas meningkat -monitor efek samping
2. kemampuan jari-jari fototerapi
menggenggam (mis.hipertermi,diare,rush
meningkat pada kulit,penurunan
3.menangis meningkat berat badan lebih dari 8-
4.refleks mengingkat 10%)
5.kemampuan
menyusui membaik Terapiutik:
6.warna kulit membaik -siapkan lampu fototerapi
dan inkobator atau kotak
bayi
-lepaskan pakaian kecuali
popok
-berikan penutup mata
pada bayi
-ukur antara jarak lampu
dan permukaan kulit
bayi(30cm atau
tergantung spesifikasi
lampu fototerapi)
-biarkan tubuh bayi
terpapar sinar fototerapi
dan berkelanjutan
-ganti segera alas dan
popok bayi jika BAB/BAK
-gunakan linen berwarna
putih agar memantulkan
cahaya sebanyak mungkin

Edukasi:
-anjurkan ibu menyusui
20-30 menit
-anjurkan ibu menyusui
seseringmungkin

Kolaborasi:
-kolaborasi pemeriksaan
darah vena bilirubin direk
dan indirek.

2. Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan Dukungan mobilitas:


b.d penurunan kekuatan tindakan keperawatan
otot selama 2x24 jam maka Observasi:
mobilitas fisik -monitor frekuensi
menngkat dengan jantung dan tekanan
kriteria hasil: darah sebelum memulai
1.pergerakan mobilitas
ekstremitas meningkat -monitor keadaan umum
2.kekuatan otot selama melakukan
meningkat mobilitas
3.rentang gerak ROM
meningkat Terapiutik:
4.gerakan terbatas -libatkan keluarga untuk
menurun membantu pasien dalam
5.kelemahan fisik meningkatkan
meningkat pergerakan

Edukasi:
-jelaskan tujuan dan
prosedur mobilitas
3. Menyusui tidak efektif Setelah dilakukan Pemberian kesempatan
b.d ketidakadekuatan tindakan keperawatan menghisap pada bayi:
refleks menghisap bayi selama 2x24 jam
maka status menyusui Observasi:
membaik dengan -monitor pernapasan
kriteria hasil: bayi
1.perlekatan bayi
pada payudara ibu Terapiutik:
meningkat -fasilitasi ibu semi fowler
2.kemampuan ibu -buka pakaian atas ibu
memposisikan bayi -letakan bayi dengan
dengan benar posisi tengkurap
meningkat langsung di antara
3.kelelahan materal payudara ibu
menurun -berikan kehangatan
4.suplai ASI adekuat dengan menyelimuti
meningkat punggung bayi dan
5.hisapan bayi kenakan topi
meningkat -berikan waktu kepada
bayi apabila kegiatan
menyusui di mulai
-letakan bayi di samping
ibu atau tempat tidur ibu,
sehingga memudahkan
memulai lagi kegiatan
menyusui

Edukasi:
-anjurkan memberi
kesempatan bayi sampai
lebih dari 1 jam atau
sampai bayi menujukan
tanda-tanda siap
menyusui
E. Implementasi dan Evaluasi

No. Hari/tanggal jam implementasi Evaluasi


1. Senin 08:00 1.memonitor ikterik pada sklera dan S: ibu klien
18/05/2020 kulit bayi mengatakan
2.memonitor suhu dantanda vital kemmapuan
setiap 4 jam sekali jari-jari
ananknya
09:00 3.memonitor efek samping meningkat,
fototerapi dan refleks
(mis.hipertermi,diare,rush pada anaknya
kulit,penurunan berat badan lebih meningkat
dari 8-10%)
4.meyiapkan lampu fototerapi dan O: nampak
inkobator atau kotak bayi bayi sudah
5.melepaskan pakaian kecuali mampu
popok menggenggam
6.memberikan penutup mata pada dan kulit byi
bayi sudah mulai
7.mengukur antara jarak lampu dan membaik
permukaan kulit bayi(30cm atau
tergantung spesifikasi lampu A:masalah
fototerapi) sedikit teratasi
8.membiarkan tubuh bayi terpapar
sinar fototerapi dan berkelanjutan P: Intervensi di
9.mengganti segera alas dan popok lanjutkan
bayi jika BAB/BAK
10.menggunakan linen berwarna
putih agar memantulkan cahaya
sebanyak mungkin

10:00 11.menganjurkan ibu menyusui 20-


30 menit
12.meganjurkan ibu menyusui
seseringmungkin
13.mengkolaborasi pemeriksaan
darah vena bilirubin direk dan
indirek.
2. Senin 08:00 1.memonitor frekuensi jantung dan S: ibu klien
18/05/2020 tekanan darah sebelum memulai mengatakan
mobilitas pergerakan
ekstremitas
08:30 2.memonitor keadaan umum anaknya masih
selama melakukan mobilitas lemah
3.melibatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam O: nampak
meningkatkan pergerakan klien belum ada
4.menjelaskan tujuan dan prosedur perubahan
mobilitas
A: masalah
belum teratasi

P: Intervensi
masih di
lanjutkan
3. Senin 08:00 1.memonitor pernapasan bayi S:ibu klien
18/05/2020 2.memfasilitasi ibu semi fowler mengatakan
anak nya mulai
09:00 3.membuka pakaian atas ibu membaik dalam
4.meletakan bayi dengan posisi menyusui dan
tengkurap langsung di antara menghisap ASI
payudara ibu
5.memberikan kehangatan dengan O: nampak
menyelimuti punggung bayi dan refleks bayi
kenakan topi menghisap
6.memberikan waktu kepada bayi membaik
apabila kegiatan menyusui di mulai
7.meletakan bayi di samping ibu A: masalah
atau tempat tidur ibu, sehingga sedkit teratasi
memudahkan memulai lagi
kegiatan menyusui P: intervensi
tetap di
10:00 8.menganjurkan memberi lanjutkan
kesempatan bayi sampai lebih dari
1 jam atau sampai bayi menujukan
tanda-tanda siap menyusui
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
FOTOTERAPI

PENGERTIAN

Suatu tindakan keperawatan dan pengobatan yang diberikan kepada bayi


dengan menggunakan sinar biru / lampu foto terapi

TUJUAN

1.      Untuk memberikan penyinaran pada bayi


2.      Menurunkan kadar bilirubin dalam darah

PERSIAPAN ALAT

1.      Lampu foto terapi dan formulir foto terapi


2.      Tempat tidur bayi (box bayi) atau incubator
3.      Kain tidak tembus cahaya / penutup mata
4.      Termometer dan timbangan bayi

1 TAHAP PRAINTERAKSI

1.      Melakukan pengecekan program terapi


2.      Mencuci tangan
3.      Menempatkan alat dekat pasien

2 TAHAP ORIENTASI

1.      Memberikan salam dan menyapa nama klien


2.      Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien

3 TAHAP KERJA

1.      Bayi disiapkan dengan memberikan minum ASI atau PASI terlebih
dahulu / ditetekkan
2.      Tes alat bisa dipakai atau tidak
3.      Lengkapi formulir foto terapi
4.      Ukur suhu bayi dan timbang berat badan
5.      Pasang pengalas pada box bayi / incubator
6.      Buka pakaian bayi, tutup mata dengan penutup mata
7.      Tidurkan bayi pada box yang sudah disiapkan
Ubah posisi setiap 6 jam dan ukur suhu setiap jam

4 TAHAP TERMINASI
1.      Melakukan evaluasi tindakan
·         Cek lab 3 x 24 jam untuk Hb dan bilirubin
·         Menambahkan minum 15 % dari kebutuhan
·         Lakukan pendokumentasian Membereskan alat-alat
2.      Mencuci tangan
Mencatat seluruh kegiatan yang dilakukan dalam lembar catatan
keperawatan

Anda mungkin juga menyukai