Anda di halaman 1dari 13

BAYI BARU LAHIR NORMAL

1. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat pada usia kehamillan genap 37 minggu sampai 42
minggu dengan berat badan bauir 2500-4000 gram dengan nilai apgar 77 dan tanpa tacat
bawaan.

2. Ciri ciri bayi lahir normal


a. Berat badan 2500-4000 gram
b. Panjang badan lahir 48-52 cm
c. Lingkar dada 30-38 cm
d. Lingkar kepala 33-35 cm
e. Frekuensi DJJ 120-160 x/menit
f. Pernapasan kurang lebih 40-60 x/menit
g. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
h. Rambut lanugo tidak terlihat
i. Bayi langsung menangis kuat
j. Kuku telah agak panjang dan lemas

3. Penilaian

Tabel APGAR SCORE

SCORE 0 1 2
Appereance Biru Pucat Tubuh Merah Merah Seluruh
(Warna Kulit) Ekstermitas Biru Tubuh
Pulse Tidak ada Kurang dari Lebih dari
(Denyut Jantung) 100x/menit 100x/menit
Greenance Tidak ada Merintih Batuk, Bersin
(Reaksi Terhadap
Rangsangan)
Activity Lunglai Lemah (Fleksi Gerak Aktif
(Tonus Otot) Ekstermitas) (Fleksi Kuat)
Respiration Tidak ada Tidak Teratur Tangis Kuat
(Usaha Nafas)
PERUBAHAN FISIOLOGIS BBL NORMAL

Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :

a. Perubahan sistim pernapasan / respirasi

Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah
bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.

-  Perkembangan Paru-paru

Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan kemudian
bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjut sampai
sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnya akan sepenuhnya berkembang,
walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru
yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru
dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.

-   Awal adanya napas

Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :

·   Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang
pusat pernafasan di otak.

· Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan,
yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.

· Penimbunan karbondioksida (CO2)

Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan.
Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2
akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.

· Perubahan suhu

Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.

- Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :

- Mengeluarkan cairan dalam paru-paru

- Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.


  Dari cairan menuju udara

Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama
persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang
dilahirkan secara  sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat
menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas
yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru
dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler

Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan
membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi
sirkulasi luar rahim.

Perubahan pada sistem peredaran darah

Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :

 Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.


 Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.

Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen
menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan
resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.

Tiga peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah

 Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium
kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium
kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu
sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir
ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
 Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan
relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-
paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan
peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, foramen kanan ini
dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
 Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara
fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan
anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Perbedaan Sirkulasi Darah Fetus dan Bayi

 sirkulasi darah fetus

 Struktur tambahan pada sirkulasi fetus :

 Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta
ke permukaan dalam hepar.
Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan
mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava
inferior.
 Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra ke
dalam ventriculus sinistra.
  Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter dan aorta
desendens.
  Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke
plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam
tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri hypogastica.

  Sistem sirkulasi fetus

 Vena umbilicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan dalam
hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke vena cava
inferior
 Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari vena umbilicalis dan mengalirkan
sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.
 Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas
inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan ductus venosus dan
membawanya ke atrium dextrum.
  Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami
oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah
melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian melalui aorta masuk
kedalam cabang ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas
superior. Dengan demikian hepar, jantung dan serebrum menerima darah baru yang
mengalami oksigenasi.
  Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke
atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior
melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam ventriculus dexter.
  Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang nonfungsional,
yang hanya memerlukan nutrien sedikit
 Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke
dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas
inferior
 Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah
kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok
dari peredaran darah maternal

Perubahan pada saat lahir

 Penghentian pasokan darah dari plasenta


 Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
 Penutupan foramen ovale
 Fibrosis
 Vena umbilicalis
 Ductus venosus
 Arteriae hypogastrica
 Ductus arteriosus

a. Pengaturan Suhu

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan
adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih
rendah. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang
dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi
untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan
hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh
tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%.Untuk membakar lemak coklat,
sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak
menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak
coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia
kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan
mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.Sehingga upaya pncegahan kehilangan
panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas
pada BBL.

IMD (Imunisasi Menyusui Dini)

a. Ibu dan bayi dalam keadaan tidak memakai baju, lalu tengkurapkan bayi didada atau
perut ibu agar terjadi sentuhan kulit, kemudian selimuti keduanya agar bayi tidak
kedinginan
b. Anjurkan ibu memberikan sentuhan kepada bayi untuk merangsang bayi mendekati
puting
c. Biarkan bayi bergerak sendiri mencari puting susu ibunya
d. Biarkan kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit ibu selama minimal 1 jam
walaupun proses menyusu telah terjadi.
e. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan tambahan lainnya
f. Pemberian VIT K, imunisasi hepatitis B dan Salep mata

b. Metabolisme Glukosa

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan
penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan
kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam
waktu cepat (1 sampai 2 jam).Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3
cara :

 melalui penggunaan ASI


 melalui penggunaan cadangan glikogen
 melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.

BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat glukosa
dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen
yang cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati,
selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang
mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama
kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran
pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak
dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi
yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama,
karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).Gejala hipoglikemi dapat tidak
jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus, sianosis,, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai
dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka
panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel otak.

c. Metabolisme Glukosa

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan
penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan
kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam
waktu cepat (1 sampai 2 jam).Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3
cara :
- melalui penggunaan ASI

- melalui penggunaan cadangan glikogen

- melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.

BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat glukosa
dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen
yang cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati,
selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang
mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama
kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran
pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak
dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi
yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama,
karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).Gejala hipoglikemi dapat tidak
jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus, sianosis,, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai
dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka
panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel otak.

d. Perubahan Sistem Gastrointestinal

Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan reflek
batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lahir.Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan
untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus
bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir
dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup
bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi
baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI
on demand.

e.  Sistem kekebalan tubuh/ imun

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan
terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan
alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang
mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami: perlindungan
oleh kulit membran mukosa,fungsi jaringan saluran napas, pembentukan koloni mikroba
oleh kulit dan usus,perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.Kekebalan alami juga
disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu BBL membunuh
mikroorganisme asing.
KEADAAN YANG HARUS DIWASPADAI SELAMA BAYI DIRAWAT

 Keadaan umum : Bayi yang sehat tampak kemerah – merahan aktif, tonus otot baik,
menangis keras, minum baik, suhu tubuh 36 5 O – 37 5 O C.
 Suhu tubuh diukur 1x /hari, bila suhu rectal di bawah 36O C, bayi harus diletakkan di
tempat yang lebih panas.
 Penimbangan berat badan dilakukan setiap hari. Dalam 3 hari pertama berat badan akan
turun karena bayi mengeluarkan air kencing dan meconium sedangkan cairan yang
masuk belum cukup pada hari ke 4 berat badan naik lagi.
 Tinja akan keluar dalam waktu 24 jam. Setelah 2 – 3 hari warna tinja akan tergantung
dari jenis susu yang diminumnya.
 Air kencing akan keluar dalam waktu 24 jam.
 Perubahan warna kulit harus perlu diawasi untuk mencegah terjadinya ikterus, syanosis /
perdarahan pada kulit.
 Perubahan pernafasan harus dihitung frekuensi dangkal / dalamnya, apakah apnue, nafas
cuping hidung, retraksi.
 Bila bayi muntah, harus perlu dipantau warna, konsistensi dan jumlah muntahan untuk
mendeteksi apakah hal ini terjadi karena kesalahan pemberian susu, alergi terhadap susu /
gangguan saluran pernafasan.

PENATALAKSANAAN AWAL BBL NORMAL

a.  Lakukan penilaian sepintas

-    Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan

-   Apakah  bayi bergerak dengan aktif

Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan langkah resusitasi (lanjut
kelangkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir)

b. Keringkan tubuh bayi

Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lain, kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan vernik. Ganti handuk basah denga handuk/kain kering. Pastikan bayi dalam
kondisi mantap di atas perut ibu

c.  Periksa kembali uterus ibu untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal)

d.  Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada bagian 2 cm distal
dari klem pertama
e.  Potong dan ikay tali pusat

- Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut

- Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkar kembali
benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya

-  Lepaskan klem dan masukan kedalam wadah yang telah disediakan

f. Latakan bayi agar kontak kulit dengan ibu

Letakkan bayi tengkurap didada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel didada / perut
ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting
payudara ibu

g. Selimuti bayi dan ibu dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi

h.  Beri cukup waktu untuk melalukan kontak kulit ibu – bayi (di dada ibu paling sedikit 1 jam)

-   Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui dini dalam waktu 30 -60
menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Ber cukup menyusu dari
satu payudara

-  Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu

i.  Lakukan penimbangan dan pengukuran bayi

j.  Berikan salep mata/tetes mata antibiotik profilaksi

k. Beri vitamin K 1 mg / neo K 0,5 mg dipaha kiri anterolateral setalah kontak kulit ibu dan bayi

l.  Berikan suntikan imunisasi hepatitis B (setelah 1 jam pemberian vitamin K1/ Neo K0 di paha
kanan anterolateral

m.  Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
(40-60x/menit) serta sehu tubuh normal (36,5 – 37,5 C)

n. Bounding atachment

Usahan untuk mendekatkan bayi pada ibu dengan segera setelah dilahirkan dengan tujuan agar
bayi secara naluri dapat mengenali ibunya yang juga sangat membantu pemulihan kesehatan

o.  Ajari ibu menyusui yang benar

- Mengatur posisi terhadap payudara ibu


- Keluarkan sedikit ASI dari puting susu, kemudian dioleskan pada puting susu dan areola
mamae

-  Jelaskan pada ibu bagaimanan teknik memegang bayi

-   Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari diatas, sedangkan jari yang lain menopong
bagian bawah payudara, serta gunakan ibu jari untuk membentuk puting susu demikian rupa
sehingga mudah memasukan kemulut bayi

-  Beri rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara menyentuhkan bibir bayi ke
puting susu

-  Tunggu bibir bayi membuka lebar

-  Gerakan bayi segera ke payudara dan bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu yang digerakan
kemulut bayi

-  Perhatikan selama menyusui

P  Ajari ibu tentang perawatan bayi baru lahir

- Mulai dari perawatan tali pusat

Hal-hal yang dilarang adalah membubuhkan atau mengoleskan ramuan karena akan
menyebabkan infeksi. Menghindari kontak langsung dengan air kencing bayi karena air kencing
bayi tersebut adalah salah satu penyebab timbulnya infeksi pada talipusat bayi. Memakaikan
popok selai sebaiknya dibawah pusar. Merawat tali pusat denggan prinsip bersih kering

-  Cara memandikan

Bayi sebaiknya dimandikan 6 jam setelah lahir. Memandikan bayi pada jam pertama setelah
kelahiran dapat menyebabkan hipotermi

- Menjaga kehangatan bayi

Idealnya bayi baru lahir ditempat tidur yang sama dengan ibunya cara ini adalah cara paling
mudah untuk menjaga bayi tetap hangat

q.  Motivasi untuk ASI Esklusif

- Inisiasi menyusui dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi

- ASI Esklusif berikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman apapun
kecuali vitamin dan imunisasi

- ASI diberikan tidak mengunakan botol, cangkir maupun dot


r. Motivasi untuk memberikan imunisasi 5 L

-  < 7 hari : Hepatitis B

-  1 bulan : BCG, POLIO 1

-  2 bulan : DBT / Hb 1, POLIO 2

-  3 bulan : DBT / Hb 2, POLIO 3

-   4 bulan : DBT / Hb 3, POLIO 4

-   9 bulan : campak

s. Beritahu ibu akan tanda bahaya pada bayi baru lahir

t.  Anjurkan ibu membawa bayi kepada petugas kesehatan jika terdapat tanda bahaya.

TANDA BAHAYA PADA BBL

Ajarkan pada ibu tentang tanda bahaya pada bayi dan beritahu agar merujuk bayi segera untuk
perawatan lebih lanjut jika ditemui tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada BBL yaitu:

a. Pernafasan sulit/ lebih dari 60x/menit, terlihat retraksi pada waktu bernafas

b. Suhu terlalu panas lebih dari 38 C, terlalu dingin kurang dari 36 C

c. Warna abnormal, kulit/bibir biru (sianosis/pucat) atau bayi sangat kering (terutama pada 24
jam pertama) biru

d.  Pemberian ASI sulit, hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah

e. Tali pusat merah, engkak, keluar cairaan, bau busuk, berdarah

f.  Infeksi, suhu meningkat, merah, bengkak, bernanah, bau busuk

g. Gangguan gastrointestinal. Misalnya tidak mengeluarkan mekonium selama 3 hari setelah


lahir, muntah terus menerus, pada perut bengkak, tinja hijau tua/ berdarah/ berlendir

h. Tidak berkemih dalam 24 jam,

i.  Menggigil, tangisa tidak biasa, lemas, mengangguk, kejang halus

j.  Mata mengkak dan mengeluarkan cairan


DAFTAR PUSTAKA

Jamil, S. N., Sukma, F., & Hamidah. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan

Pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. In Buku Ajar

Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra

Sekolah.

http://elearning.fkkumj.ac.id/pluginfile.php?file=/8663/course/over

viewfiles/ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRA

SEKOLAH.pdf&amp;forcedownload=1

Maziyatul, N., Fahmi, D., & Febri, A. (2020). Perkembangan Kognitif, Fisik,

Dan Emosi Sosial Pada Masa Prenatal. Wisdom: Jurnal Pendidikan

Anak Usia Dini, 01(02), 22-43.

AA : D-b L c Ino1 A) Dotoei dn nt+omonci Dini noda Am A.+ic rnal

Hidayat, Azizi Alimul.2009.Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta : EGC

Saifudin, Adbul Bari.2009.Buku Asuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal.Jakrta : JNPKKR– POGI

Varney, helen.2008.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. Jakrta :EGC

Winjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kebidanan : YBP - SP


LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR (BBL)

Nama : Karina Dwi Ratna

NIM : P0 5140319 013

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Dwie Yunita Baska, SST. M. Keb Grace Sinurat, Amd. Keb

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

TAHUN 2021/2022

Anda mungkin juga menyukai