Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI DAN PENGKAJIAN SISTEM


KARDIOVASKULER

DI SUSUN OLEH:
Tuti Ningsih
11202126

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan hidayat-Nya penulisan dan penyusunan makalah yang berjudul “Anatomi fisiologi
dan askep kardiovaskuler”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata ajar Keperawatan Medikal Bedah dalam Program
Studi Pendidikan S1 Keperawatan di STIKES PERTAMEDIKA. Tak lupa juga penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada:

1. Para dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah yang membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Teman-teman yang sudah bersedia membantu.
3. Dan semua pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
telah banyak membantu dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini diharapkan dapat menambah, memperluas, dan memperkaya pengetahuan


perawat tentang bagaimana anatomi fisiologi dan askep kardiovaskuler serta dapat menerapkan
dalam Keperawatan Medikal Bedah. Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu penulis berterimakasih bila terdapat masukan yang konstruktif
sebagai perbaikan makalah berikutnya.

Balikpapan, Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II KONSEP TEORI
A. Sistem Kardiovaskuler ........................................................................... 2
B. Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler ............................................... 2
C. Pemeriksaan diagnostik ………………………………………………..9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian ................................................................................................... 14
B. Diagnosa ...................................................................................................... 20
C. Rencana tindakan ........................................................................................ 21
D. Implementasi ............................................................................................... 27
E. Evaluasi ....................................................................................................... 27
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................28
B. Saran ............................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang
berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup sistem
sirkulasi darah yang terdiri dari jantung komponen darah dan pembuluh darah. Pusat
peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot
yang berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan
darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri
atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena.
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah digunakan sebagai
sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan, dan hormon serta obat-obatan ke
seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam
hal ini, faktor perubahan volume cairan tubuh dan hormon dapat berpengaruh pada sistem
kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam memahami sistem
sirkulasi jantung, kita perlu memahami anatomi fisiologi yang ada pada jantung tersebut
sehingga kita mampu memahami berbagai problematika berkaitan dengan sistem
kardivaskuler tanpa ada kesalahan yang membuat kita melakukan neglicent( kelalaian).
Oleh karena itu, sangat penting sekali memahami pengobatan untuk pasien dengan
gangguan system kardiovaskuler, serta mengetahui efek samping dan gejala yang mungkin
timbul akibat pengobatan tersebut.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini untuk lebih memahami :
1. Struktur kardiovaskuler
2. Anatomi fisiologi kardiovaskuler
3. Pemeriksaan diagnostik kardiovaskuler
4. Pengkajian pada system kardiovaskuler

1
BAB II
KONSEP TEORI

A. Sistem kardiovaskular
Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan. Organ ini terletak di
rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum (tulang dada) disebelah anterior
dan vertebra ( belakang) di posterior. Jantung memiliki dasar lebar diatas dan meruncing
membentuk titik diujungnya, dibagian bawah yang disebut apeks. Jantung terletak
menyudut dibawah sternum sedemikian sehingga dasarnya terutama terletak dikanan dan
apeks di kiri sternum.ketika jantung berdenyut kuat, apeks sebenarnya memukul bagian
dalam dinding dada di sisi kiri.
Jantung adalah organ tunggal namun sisi kanan dan kiri jantung berfingsi sebagai
dua pompa terpisah. Jantung dibagi menjadi paruh kanan dan kiri serta memiliki empat
rongga yaitu, satu rongga atas dan satu rongga bawah di masingmasing paruh. Rongga-
rongga atas yang disebut atrium, menerima darah yang kembali ke jantung dan
memindahkan kerongga bawah, ventrikel, yang memompa darah dari jantung. Pembuluh
yang mengembalikan darah dari jaringan ke atrium adalah vena, dan yang membawa darah
dari ventrikel ke jaringan adalah arteri. Kedua paruh jantung dipisahkan oleh septum, suatu
partisi berotot kontiyu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung.
Pemisahan ini sangat penting separuh kanan jantung menerima dan memompa darah
miskin O2, sementara sisi kiring jantung menerima dan memompa darah kaya O2.
B. Anatomi fisiologi system kardiovaskular.
1) Ruang Jantung
Terbagi atas 4 ruang:
a. Atrium kanan
Atrium kanan menerima darah de-oksigen dari tubuh melalui vena kava superior
(kepala dan tubuh bagian atas) dan inferior vena kava (kaki dan dada lebih rendah).
Simpul sinoatrial mengirimkan impuls yang menyebabkan jaringan otot jantung
dari atrium berkontraksi dengan cara yang terkoordinasi seperti gelombang. Katup

2
trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel kanan, akan terbuka untuk
membiarkan darah de-oksigen dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke ventrikel
kanan
b. Ventrikel kanan.
Ventrikel kanan menerima darah de-oksigen sebagai kontrak atrium kanan. Katup
paru menuju ke arteri paru tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan
darah. Setelah ventrikel penuh, mereka kontrak. Sebagai kontrak ventrikel kanan,
menutup katup trikuspid dan katup paru terbuka. Penutupan katup trikuspid
mencegah darah dari dukungan ke atrium kanan dan pembukaan katup paru
memungkinkan darah mengalir ke arteri pulmonalis menuju paru-paru.
c. Atrium kiri menerima darah beroksigen dari paru-paru melalui vena paru-paru.
Sebagai kontraksi dipicu oleh node sinoatrial kemajuan melalui atrium, darah
melewati katup mitral ke ventrikel kiri.
d. Ventrikel kiri menerima darah yang mengandung oksigen sebagai kontrak atrium
kiri. Darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri. Katup aorta menuju aorta
tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel
penuh, mereka kontrak. Sebagai kontrak ventrikel kiri, menutup katup mitral dan
katup aorta terbuka. Penutupan katup mitral mencegah darah dari dukungan ke
atrium kiri dan pembukaan katup aorta memungkinkan darah mengalir ke aorta dan
mengalir ke seluruh tubuh

2) Katup jantung
Terdiri dari :
a. Katup Trikuspid

3
Katup trikuspidalis berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup
ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan.
Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan
dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup
trikuspid terdiri dari 3 daun katup.
b. Katup Pulmonal
Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan
melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri
pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan
kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3
daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila
ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel
kanan menuju arteri pulmonalis.
c. Katup Bikuspid
Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju
ventrikel kiri..Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi
ventrikel.Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.
d. Katup Aorta
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini
akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir
keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi,
sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.
3) Pembulu darah dalam jantung
a. Arteri Koroner
Karena Jantung adalah terutama terdiri dari jaringan otot jantung yang terus
menerus kontrak dan rileks, ia harus memiliki pasokan oksigen yang konstan dan
nutrisi. Arteri koroner adalah jaringan pembuluh darah yang membawa oksigen dan
darah kaya nutrisi ke jaringan otot jantung.
Darah meninggalkan ventrikel kiri keluar melalui aorta, yang arteri utama tubuh.
Dua arteri koroner, disebut sebagai “Kiri” dan “kanan” arteri koroner, muncul dari
awalaorta, di dekat bagian atas jantung.

4
b. Vena kava superior
Vena kava superior adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang
membawa darah de-oksigen dari tubuh ke jantung. Vena dari kepala dan tubuh
bagian atas umpan ke v. kava superior, yang bermuara di atrium kanan jantung.
c. Vena Kava Inferior
Vena kava inferior adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang
membawa darah de-oksigen dari tubuh ke jantung. Vena dari kaki dan umpan dada
rendah ke v. kava inferior, yang bermuara di atrium kanan jantung

d. Vena Pulmonalis
Vena paru adalah pembuluh darah mengangkut oksigen yang kaya dari paru ke
atrium kiri. Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua urat membawa
darah de-oksigen. Hal ini lebih tepat untuk mengklasifikasikan sebagai pembuluh
vena yang membawa darah ke jantung
e. Aorta
Aorta adalah pembuluh darah tunggal terbesar di tubuh. Ini adalah kira-kira
diameter ibu jari Anda. kapal ini membawa darah yang kaya oksigen dari ventrikel
kiri ke berbagai bagian tubuh.
f. Arteri Pulmonalis
Arteri paru adalah pembuluh darah transportasi de-oksigen dari ventrikel kanan ke
paru-paru. Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua arteri membawa
darah yang kaya oksigen. Hal ini lebih tepat untuk mengklasifikasikan sebagai
pembuluh arteri yang membawa darah dari jantung.

5
4) Aktivitas Kelistrikan Jantung
Impuls jantung berasal dari nodus SA, pemacu jantung, yang memiliki kecepatan
depolarisasi spontan ke ambang yang tertinggi.Setelah dicetuskan, potensial aksi
menyebar ke seluruh atrium kanan dan kiri, sebagian dipermudah oleh jalur penghantar
khusus, tetapi sebagian besar melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap
junction.Impuls berjalan dari atrium ke dalam ventrikel melalui nodus AV, satu-
satunya titik kontak listrik antara kedua bilik tersebut.Potensial aksi berhenti sebentar
di nodus AV, untuk memastikan bahwa kontraksi atrium mendahului kontraksi
ventrikel agar pengisian ventrikel berlangsung sempurna.Impuls kemudian dengan
cepat berjalan ke septum antarventrikel melalui berkas His dan secara cepat disebarkan
ke seluruh miokardium melalui serat-serat Purkinje.Sel-sel ventrikel lainnya
diaktifkan melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction.Dengan
demikian, atrium berkontraksi sebagai satu kesatuan, diikuti oleh kontraksi sinkron
ventrikel setelah suatu jeda singkat.Potensial aksi serat-serat jantung kontraktil
memperlihatkan fase positif yang berkepanjangan, atau fase datar, yang disertai oleh
periode kontraksi yang lama, untuk memastikan agar waktu ejeksi adekuat.Fase datar
ini terutama disebabkan oleh pengaktifan saluran Ca++ lambat.Karena terdapat
periode refrakter yang lama dan fase datar yang berkepanjangan, penjumlahan dan
tetanus otot jantung tidak mungkin terjadi.Hal ini memastikan bahwa terdapat periode
kontraksi dan relaksasi yang berganti-ganti sehingga dapat terjadi pemompaan
darah.Penyebaran aktivitas listrik ke seluruh jantung dapat direkam dari permukaan
tubuh.Rekaman ini, EKG, dapat memberi informasi penting mengenai status jantung.
5) Siklus Jantung
Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole)
jantung sampai akhir sistole dan diastole berikutnya.Kontraksi jantung mengakibatkan
perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan pembuluh utama yang
mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang melalui
ruang-ruang dan masuk ke arteri.

6
6) Bunyi Jantung
a. S1 (lub)
terjadi saat penutupan katup AV karena vibrasi pada dinding ventrikel & arteri;
dimulai pada awal kontraksi/ sistol ventrikel ketika tekanan ventrikel melebihi
tekanan atrium.
b. S2 (dup)
terjadi saat penutupan katup semilunar; dimulai pd awal relaksasi/ diastol ventrikel
akibat tekanan ventrikel kiri & kanan lebih rendah dari tekanan di aorta & arteri
pulmonal.
c. S3
disebabkan oleh vibrasi dinding ventrikel krn darah masuk ke ventrikel secara tiba-
tiba pada saat pembukaan AV, pada akhir pengisian cepat ventrikel. S3 sering
terdengar pada anak dengan dinding toraks yang tipis atau penderita gagal ventrikel.

7
d. S4
terjadi akibat osilasi darah & rongga jantung yang ditimbulkan oleh kontraksi
atrium. Jarang terjadi pada individu normal.
e. Murmur
adalah kelainan bunyi jantung atau bunyi jantung tidak wajar yang berkaitan dengan
turbulensi aliran darah. Bunyi ini muncul karena defek pada katup seperti
penyempitan (stenosis) yang menghambat aliran darah ke depan, atau katup yang
tidak sesuai yang memungkinkan aliran balik darah.
7) Frekuensi Jantung
Frekuensi jantung normal berkisar antara 60 samapi 100 denyut per menit, dengan
rata-rata denyutan 75 kali per menit. Dengan kecepatan seperti itu, siklus jantung
berlangsung selama 0,8 detik: sistole 0,5 detik, dan diastole 0,3 detik.
Takikardia adalah peningkatan frekuensi jantung sampai melebihi 100 denyut per
menit. Bradikardia ditujukan untuk frekuensi jantung yang kurang dari 60 denyut
per menit
8) Curah Jantung
Curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua ventrikel per
menit.Curah jantung terkadang disebut volume jantung per menit.Volumenya kurang
lebih 5 L per menit pada laki-laki berukuran rata-rata dan kurang 20 % pada
perempuan.
9) Cara Kerja Jantung
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut
diastol).Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang
jantung (disebut sistol).Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan,
dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.Darah yang
kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh
tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi
kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik
kanan. Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri
pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat
kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan

8
melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan
oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri.
Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut
sirkulasi pulmoner.
C. Pemeriksaan diagnostik pada sistem kardiovaskuler
1 Laboratorium Rutin (darah)
1) Enzim Jantung.

Pemeriksaan laboratorium khusus tertentu seperti kadar enzim jantung dalam darah
diperlukan untuk menegakkan diagnosa infark miokard akut. Otot miokard yang
megalami kerusakan akan melepaskan beberapa enzim spesifik sehingga kadarnya dalam
serum meningkat. Peningkatan kadar enzim ini juga akan ditemukan pada penderita
setelah operasi jantung, kardiofersi elektrikal, trauma jantung atau perikarditis.

2) Kreatin fosfokinase.

Pada infark miokard akut konsentrasi CK dalam serum akan meningkat dalam
waktu enam sampai delapan jam setelah onset infark, mencapai puncaknya setelah 24 jam
dan turun kembali ke normal dalam waktu 3-4 hari. Pemeriksaan ini tidak terlalu spesifik
untuk kerusakan otot miokard karena enzim ini juga terdapat dalam paru – paru, otot
skelet, otak, uterus, saluran pencernaan dan kelenjar tiroid, sehingga kerusakan pada
organ – organ tersebut akan meningkatkan kadar CK dalam darah.
3) CK – MB.
CK – MB adalah jenis enzim yang terdapat banyak pada jaringan yang terutama
otot, miokardium, dan otak. CK – MB ini mampu memberikan informasi yang tepat tetapi
kadang – kadang menimbulkan hasil positif palsu pada cedera otot lainnya. Hal ini dapat
di jumpai, misalnya pada pelari marathon atau pasien dengan distrofi otot yang
menghasilkan CK – MB di otot rangka, atau pasien dengan gagal ginjal yang mengalami
gangguan mengeluarkan CK – MB dan mioglobin dari sirkulasi.
CKMB ini merupakan isoenzim dari CK atau CPK, memiliki tingkat spesifitas yang
lebih tinggi dari CPK. CKMB akan meningkat selama 3 – 6 jam setelah terjadi serangan
jantung, mencapai puncak dalam 12 – 24 jam, dan kembali normal dalam 48 – 72 jam.
Selain itu karena serangan jantung, CKMB juga meningkat pada miokarditis, gagal
jantung, dan trauma pada otot jantung.
Yang terpenting adalah mengetahui kapan kedua enzim ini akan meningkat, kapan
puncaknya, dan kapan akan kembali normal, sehingga pemeriksaan yang dilakukan
memiliki nilai diagnostik dan tidak sia – sia dilakukan. Contohnya, akan percuma jika
dilakukan pemeriksaan CKMB pada hari ke empat setelah serangan jantung.
4) Troponin.

9
Troponin adalah protein spesifik yang ditemukan dalam otot jantung dan otot rangka.
Bersama dengan trompomiosin, tromponin, mengatur kontraksi otot. Kontraksi otot terjadi
karena pergerakan molekul miosin disepanjang filamen aktin intrasek. Troponin terdiri dari
3 polipeptida yaitu :
1. Troponin C (TnC) dengan berat molekul 18.000 dalton, berfungsi mengikat dan
mendeteksi ion kalsium yang mengatur kontraksi.
2. Troponin T (TnT) dengan berat molekul 24.000 dalton, suatu komponen inhibitorik
yang berfungsi mengikat aktin.
3. Troponin I (TnI) dengan berat molekul 37.000 dalton yang berfungsi mengikat
tropomiosin.
Dari tiga polipeptida tersebut, hanya bentuk troponin I (cTnI) dan troponin T (cTnT)
yang ditemukan didalam sel – sel miokardium, tidak pada jenis otot lain.
Uji troponin digunakan untuk membantu mendiagnosis serangan jantung, untuk
mendeteksi dan mengevaluasi cedera miokardium, dan untuk membedakan nyeri dada
karena serangan jantung atau mungkin penyebab lainnya. Troponin adalah tes yang lebih
spesifik untuk serangan jantung daripada tes lainnya (yang mungkin menjadi positif
pada cedera otot rangka ) dan tetap tinggi untuk jangka waktu beberapa hari setelah
serangan jantung.

5) Serum glutamic-oxaloacetic transaminase (SGOT).


Enzim ini juga akan dilepaskan oleh sel otot miokard yang rusak atau mati.
Konsentrasi dalam serum akan meningkatkan dalam serum akan meningkat dalam 8-12
jam setelah onset infark, mencapai puncaknya pada 18-36 jam dan mulai turun kembali ke
normal setelah 3-4 hari. Selain diotot jantung, enzim ini juga terdapat dalam hti dn otot
skelet, sehingga pada peningkatan kadar enzim ini merupakan indikator yang lemah dalam
menegakkan diagnosa infark miokard akut. Gagal jantung dengan bendungan pada hati
atau hipoksia otot skelet sering juga disertai dengan peningkatan kadar SGOT.
6) Lactic Dehydrogenase (LDH).
LDH hampir terdapat disemua jaringan tubuh dan kadarnya dalam serum akan
meningkat pada berbagai keadaan. Pada infark miokard akut, konsentrasi akan meningkat
dalam waktu 24-48 jam, mencapai puncaknya dalam 3-6 hari setelah onset dan
kembali normal setelah 8-14 hari. LDH mempunyai 5 isoenzim. Isoenzim LDH 1 lebih
spesifik untuk kerusakan otot jantung sedangkan LDH 4 dan LDH 5 untuk kerusakan hati
dan otot skelet.
7) SPGT (serum glutamik pyruvik transaminase).
Merupakan enzim transminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan
tubuh terutama hati. Sering disebut juga ALT (Alanin aminotransferase).
Peningkatan dalam serum darah mengindikasikan adanya trauma atau kerusakan pada hati.

10
Nilai normal :
1) Laki – laki : 42 U/L
2) Wanita : 32 U/L
2. Pemeriksaan Radiografi Thorax.
Pemeriksaan radiografi thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) bertujuan
menggambarkan secara radiografi organ pernafasan yang terdapat didalam rongga dada.
Tekhnik radiografi thorax terdiri dari bermacam – macam posisi yang harus dipilih disesuaikan
dengan indikasi pemeriksaan, misalnya bronchitis kronis, KP, fleural effusion, pneumo thorax
dan lain – lain.
Untuk menentukan posisi mana yang tepat, harus menyesuaikan antara tujuan
pemeriksaan dengan kriteria foto yang dihasilkan.
Foto thorax digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi yang melibatkan dinding
thorax, tulang thorax dan struktur yang berada di dalam kavitas thorax termasuk paru-paru,
jantung, dan saluran-saluran yang besar. Pneumonia dan gagal jantung kongestif sering
terdiagnosis oleh foto thorax. CXR sering digunakan untuk skrining penyakit paru yang terkait
dengan pekerjaan di industri – industri seperti pertimbangan dimana para pekerja terpapar oleh
debu.
Secara umum kegunaan foto thorax / CXR adalah :
1. Untuk melihat abnormalitas congenital (jantung,vaskuler).
2. Untuk melihat adanya trauma (pneumothorax, haemothorax).
3. Untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/TB).
4. Untuk memeriksa keadaan paru – paru.
3. Elektrokardiogram (EKG).
Adalah pemeriksaan penunjang jantung tertua, sejak permulaan abad 20.
Pemeriksaan EKG ini sangat penting dan tak tergantikan dengan pemeriksaan-pemeriksaan
lain yang lebih baru.
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf,
yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu.
Sistem Konduksi Listrik Jantung.
Tujuan dari pemeriksaan EKG yaitu untuk menilai kerja jantung, apakah normal
atau tidak normal. Beberapa hal yang dapat ditunjukkan oleh pemeriksaan EKG adalah :
1. Laju (kecepatan) denyut jantung.
2. Ritme denyut jantung.
3. Kekuatan dan sinyal listrik saat melewati masing – masing bagian jantung.
Kegunaan pemeriksaan EKG yaitu :
1. Memeriksa aktivitas elektrik jantung.
2. Menemukan penyebab nyeri dada, yang dapat disebabkan serangan jantung, inflamasi
kantung sekitar jantung (perikarditis), atau angina.

11
3. Menemukan penyebab gejala penyakit gejala penyakit jantung, seperti sesak napas,
pusing, pingsan, atau detak jantung lebih cepat atau tidak beraturan (palpitasi).
4. Mengetahui apakah dinding ruang-ruang jantung terlalu tebal.
5. Memeriksa apakah suatu alat mekanis yang dicangkok dalam jantung, misalnya
pacemaker, bekerja dengan baik untuk mengendalikan denyut jantung.
6. Memeriksa kesehatan jantung pada penderita penyakit atau kondisi tertentu, seperti
hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes.
Indikasi Pemeriksaan EKG :
1. Pasien dengan kelainan irama jantung.
2. Pasien dengan kelainan miokard seperti infark.
3. Pasien dengan pengaruh obat – obat jantung terutama digitalis.
4. Pasien dengan pembesaran jantung.
5. Pasien Perikarditis.
6. Pasien dengan kelainan penyakit inflamasi pada jantung.
7. Pasien diruang ICU
8. Pasien dengan gangguan elektrolit.
4. Pemeriksaan Ekokardiografi.
Yaitu salah satu tekhnik pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang suara
dengan frekuensi tinggi untuk memvisualisasikan gambaran struktur dan fungsi jantung dilayar
monitor.
Pemeriksaan fisik ini tidak menimbulkan rasa sakit sehingga secara tekhnis relatif lebih
mudah dilakukan terhadap bayi, anak – anak, dan orang dewasa. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi
gerakan otot – otot jantung baik yang normal maupun yang abnorma seperti pada keadaan akibat
serangan jantung. Pada anak-anak dengan penyakit jantung bawaan. Echocardiografi akan dapat
mengidentifikasikan berbagai kelainan struktur jantung termasuk kelainan katup dan beberapa
kebocoran (defek) di sekat – sekat jantung. Keluar masuk pembuluh darah baik yang normal
maupun abnormal dapat tervisualisasi dengan baik. Walaupun demikian pada kelainan bawaan
yang kompleks sekali dan sulit, tidak jarang masih diperlukan pemeriksaan katerisasi jantung
sebelum dilakukan tindakan. Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan echocardio jika
ditemukan gejala dan penyakit jantung. Pada orang dewasa umumnya bila ada gejala sakit dada,
sesak nafas dan tanda – tanda gagal jantung. Bayi dan anak – anak yang dicurigai menderita
jantung bawaan yaitu seperti PDA, VSD, ASD, TOF, dan lain – lain.
Echocardiography dapat memberikan informasi tentang hal-hal sebagai berikut :
1. Pembesaran jantung(kardiomegali) yang dapat terjadi akibat tekanan darah tinggi, kebocoran
katup jantung atau gagal jantung.
2. Keadaan otot-otot jantung yang lemah atau jantung tidak dapat memompa darah dengan
sempurna. Kelemahan otot jantung dapat terjadi akibat tidak memperoleh aliran darah dengan
baik karena penyakit jantung koroner.

12
3. Kelainan struktur jantung seperti yang terdapat pada penyakit jantung bawaan seperti pada
kebocoran sekat-sekat jantung.(VSD,ASD) kelainan katup dan pembuluh darah besar serta
berbagai kelainan yang telah ditemukan sejak janin dalam kandungan.
4. Evaluasi atau pemantauan selama dilakukan tindakan operasi jantung atau selama prosedur
intevensi.
5. Adanya tumor di dalam jantung atau gumpalan darah yang dapat menyebabkan stroke.
6. Ditemukan bising jantung (murmur) baik pada anak maupun orang dewasa.
7. Pada demam rematik dan penjakit jantung rematik.

13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Aspek aspek yang perlu dikaji pada klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler
meliputi hal hal sebagai berikut:
a. Data demografi
Data demografi menggambarkan identitas pasien yang meliputi nama, umur, jenis
kelamin, agama, suku atau kebangsaan, pekerjaan, pendidikan, alamat, diagnosis
medis, nomor register, tanggal dan jam masuk rumah sakit (MRS), serta tanggal dan
waktu pengkajian keperawatan.
b. Riwayat keperawatan
1) Keluhan utama
Keluhan utama merupakan keluhan yang paling menonjol yang dirasakan oleh klien
dan merupakan alasan klien masuk rumahsakit (keluhan utama saat MRS) atau
keluhan uttama saat dilakukan pengkajian oleh perawat (beberapa waktu atau hari
setelah klien MRS).
2) Riwayat penyakit sekarang
Merupaan informasi tentang keadaan dan keluhan keluhan klien saat timbul
serangan (onset), durasi, kronologis dan frekuensi serangan, lokasi dan penjalaran,
kualitas dan intensitas (berat ringannya) serangan, faktor faktor predisposisi atau
presipitasi, serta tindakan tindakan yang telah dilakukan oleh klien dan/atau
keluarga untuk mengurangi atau mengatasi keluhan. Pedoman yang digunakan
untuk mengidentifikasi perjalannan penyakit klien adalah PQRST, meliputi P
(Provocative and palliatif), Q (Quality and quantity), R (Region and radiation, S
(Simptom and severe (gejala atau derrajat keparahan)), dan T (time).
Gejala utama yag diidentifikasi klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler
meliputi: nyeri dada (chest pain), sesak nafas, fatigue, palpitasi, peningkatan berat
badan, pingsan dan nyeri ekstremitas.

14
3) Pemeriksaan Fisik
a). Kesan Umum
Kesan umum adalah gambaran kondisi klien yang terobservasi oleh perawat seperti
tingkat ketegangan atau kelelahan, warna kuli, tingkat kesadaran kualitatif maupun
kuantutatif dengan penilaian skor Glasgow Scale (GCS), pola napas, posisi klien,
dan respons verbal klien.
b). Tanda Tanda Vital
(1). Tekanan Darah
Tekanan darah dapat diperiksa dengan posisi yang berbeda dengan metode
sphygmomanometri. Penting sekali mencatat posisi klien (duduk, berdiri,
atau berbaring) saat pengukuran tekanan darah. Dengan perubahan posisi
(terlentang ke duduk), fluktuasi normal tekanan darah dan denyut jantung
meningkat ringan (sekitar 5mmHg untuk tekanan sistolik dan diastolik,
sedangkan denyut nadi meningkat 5-10 denyut per menit). Setelah klien
duduk dari posisi baring, berikan waktu 1-3 menit sebelum pengukuran
tekanan darah.
Terminologi hasil pemeriksaan tekanan darah yang umum digunakan dalam
menilai kondisi klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler adalah sebagai
berikut:
(a) Postural Hypotension adalah tekanan darah sistolik lebih ddari 10-15
mmHg dan tekanan darah diastolik turun lebih dari 10 mmHg serta diikuti
peningkatan denyut nadi 10-20%
(b) Paradoxycal Blood pressure adalah penurunan tekanan darah sistolik lebih
dari 10 mmHg selama fase inspirasi (nomalnya 3-10 mmHg). Kondisi
klinis seperti temponade perikardial, perikarditis konstriktiva, dan
hipertensi pulmonal kemungkinan besar mengubah trkanan pengisian
(filling pressure) dalam ventrikel kanan dan kiri yang menimbulkan
tekanan darah paradoksial. Tekanan ini dikaji dengan inflasi manset (cuff)
±20 mmHg diatas tekanan sistolik kemudian dikempiskan perlahan sampai
bunyu korotkoff sampai akhir pengukuran. Jika bunyi selama ekspirasi

15
dan inspirasi terpisah lebih dari 10 mmHg maka terjadi pulsus paradox
ada.
(c) Tekanan nadi atau pulse pressure (PP) yaitu selisih tekanan sistolik dan
tekanan diastolik. Tekanan nadi normal adalah 30-40 mmHg. Nilai ini
dapat digunakan sebagai pengkuran langsung tehadap curah jantung.
Peningkatan tekanan nadi terjadi pada brakikardi, regurgitasi aorta,
aterosklerosis, hipertensi, dan penuaan. Penurunan tekanan nadi
diakibatkan oleh resistensi vaskular perifer dan penurunan volume
sekuncup pada klien perdarahan atau hipovolemia, regurgitrasi mitral,
mitral stenosis, gagal jantung, atau syok kardiogenik.
(d) Mean Arteriaal Pessure (MAP) adalah tekanan arteri rata rata. Dinilai
dengan rumus berikut ini:MAP= Sistolik + ( 2x Diastolik) 3
c) Ekstremitas dan integument Inspeksi
1. Warna kulit
a. Kuning pucat adalah tanda asidosis metabolic
b. Kuning jaundice (ikterik)merupakan tanda penurunan faal hepar pada
gagal jantung.
c. Kebiruan (sianosis)pada kuku/kulit ujung jari adalah akibat penurunan
aliran darah keperifer akibat vasokontriksi pembuluh darah perifer.
d. Sianosis terlokalisir pada satu ekstremitas menandakan obstruksi vena
atau arteri pada sisi ekstremitas yang bersangkutan.
e. Pucat pada dasar kukudan jari tangan adalah tanda anemia.
f. Putih pucat pada kuku dan ujung jari merupakan tanda penyakit
Raynauld.
2. Purpure / ptechiae pada sela jari, telapak tangan atau kaki di sebut juga
Osler’s nodes atau janeway lesion adalah tanda subacute bacterial
endocarditis (SBE)atau infeksi virus.
3. Eritema nodusum pada kulit di area tibia merupakan tanda endokarditis
karena streptococcus.

16
4. Splinter Hemorrhagic pada kuku merupakan tanda subakut bacterial
endokarditis.
5. Capillary Refill time (CRT)pada jari tangan dan kaki sebagai indicator
sirkulasi perifer.pengisian kembali kapiler normal <3 detik.jika pengisian
kembali kapiler lebih dari 3 detik,kerusakan sirkulasi mungkin terjadi
karena insufisiensi arteri akibat aterosklerosis atau spasme.
6. Clubbing fingers dan toes(sudut kuku>180)karena hipoksia kronis pada dasar
jaringan kuku.hal ini umum terjadi pada klien dengan penyakit paru obstruktif
menahun pada PPOM(Chronic Obstruktif Pulmonal Disease),defek jantung
congenital,dan cor pulmonal.
7. Edema (akumulasi cairan di jaringan interstitial ekstremitas).edema kaki
bilateral menandakan klien mengalami gagal jantung kongesti(CHF)atau
insufisiensi vena kronis.edema yang terlokalisir pada satu kaki menandakan
obstruksi vena (thrombosis)atau hambatan aliran limfe ekstremitas
(lymphedema)
d. Palpasi
1. Pitting edema,umumnya ditemukan di ektremitas bawah.pitting edema terkaji
jika terjadi akumulasi cairan di jaringan interstitial khususnya kaki.
2. Suhu ekstremita..
Suhu ekstremitas yang dingin terjadi akibat vasokontriksi atau penurunan
aliran darah ke jaringan perifer.
3. Nyeri
Homan’s sign adalah rasa nyeri dengan posisi dorso fleksi akibat
tromboplebitis vena kaki atau deep vein thrombosis (DVT).
4. Denyut nadi perifer di temporal, carotid, brakial, radialis, femoral, popliteal,
posterotibial, dan dorsalis pedis. Aspek yang di kaji pada nadi perifer meliputi
keadaan pembuluh darah arteri, frekuensi.irama, ciri denyutan, dan isi nadi.
a. Keadaan pembuluh darah

17
Pembuluh arteri normal bersifat kenyal dan elastic,sedangkan pembuluh
arteri abnormal mengalami pengerasaan atau sklerosis.
b. Frekuensi
Frekuensi denyut nadi normal adalah 60-100 denyut per menit (bpm).jika
lebih dari 100 bpm di sebut takikardia (Pulsus frekuensi),sedangkan
frekuensi denyut nadi kurang dari 60 bpm de sebut bradikardi (pulsus
Rasus).
c. Irama
Irama normal denyut nadi adalah regular (teratur) atau ireguler (disritmia
sinus).irama abnormal umumnya terjadi pada gangguan hantaran konduksi
jantung.Contoh gangguan hantaran konduksi jantug yang menimbulkan
irama abnormal adalah sebagai berikut:
• Pulsus bigemini adalah setiap dua denyut jantung di pisahkan oleh
waktu yang cukup lama karena satu di antara tiap denyutan menghilang.
• Pulsus trigemini di mana setiap tiga denyut jantung di pisahkan oleh
waktu yang cukup lama karena satu di antara tiap denyutan menghilang.
• Pulsus ekstrasistole adalah timbulnya satu denyut tambahan yang terjadi
lebih dini (premature) dari denyutan lain dan di ikuti dengan interval
denyutan yang memanjang.
d. Ciri denyutan
• Pulsus anakrot adalah denyut nadi lemah dengan gelombang berpuncak
tumpul dan rendah.jenis denyut ini di dapat kan pada stenosis aorta.
• Pulsus seller adalah denyut nadi meloncat/meningkat tinggi dan
menurun dengan cepat.jenis denyut ini didapatkan pada insufisiensi
aorta.
• Pulsus paradox adalah denyut nadi yang mana pada saat inspirasi
semakin melemah sampai menghilang pada akhir inspirasi kemudian

18
muncul kembali saat ekspirasi.jenis denyut ini di dapatkan pada
perikarditis dan efusi perikard.
e. Isi nadi/amplitude nadi
Amplitude denyut nadi menggambarkan kualitas denyut nadi terkait dengan
kesempurnaan dan kekuatan kontraksi ventrikel kiri yang dapat di rasakan
akibat aliran darah pada vascular.Amplitudo denyutan yang normal di
rasakan sama kuat di mana pun denyut arteri diraba.
• Pulsus magnus atau hyperkinetic pulse adalah denyut nadi
kuat,lebar,terasa mendorong jari pemeriksa.Disebabkan oleh
peningkatan ejeksi darah yang menandakan curah jantung yang
tinggi.Teraba pada klien yang beraktivitas,tirotoksikosis
(thyrotoxicosis) atau peningkatan aktivitas system simpatis
(demam,nyeri,dan cemas)
• Pulsus parvus atau hypokinetik pulse adalah denyutan terasa lemah atau
gelombang nadi kecil yang mengindikasikan sempitnya tekanan
nadi.Teraba pada klien perdarahan/hipovolemia,infark
miokard,penurunan curah jantung,dan stenosis aorta.
• Pulsus alternans merupakan suatu kondisi dimana denyut nadi yang kuat
(bounding pulse) dan lemah (weak pulse) muncul bergantian meskipun
dalam denyut jantung normal.jenis denyut ini didapatkan pada infark
miokard dan dekompensasi kordis.

19
B. Diagnosa
Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan
kebutuhan tubuh.
3. Kecemasan(uraikan tingkatannya) b/d ancaman/perubahan kesehatan-status sosio-
ekonomi; ancaman kematian.
4. (Risiko tinggi) Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi, irama dan konduksi
listrik jantung; penurunan preload/peningkatan tahanan vaskuler sistemik;
infark/diskinetik miokard, kerusakan struktuaral seperti aneurisma ventrikel dan
kerusakan septum.
5. (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan aliran darah
koroner.

20
C. Rencana tindakan/ intervensi
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kategori : Psikologis Luaran Utama: Intervensi Utama:
Subkategori : Nyeri dan Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
kenyamanan Pemberian Analgetik
Ekspektasi: Menurun

Nyeri Akut Observasi:


Definisi: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Pengalaman sensorik atau emosional Tujuan: frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
yang berkaitan dengan kerusakan Setelah dilakukan intervensi 2. Identifikasi skala nyeri
jaringan aktual/fungsional, dengan keperawatan selama 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
onset mendadak atau lambat dan
....................... maka tingkat 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan. nyeri menurun dengan kriteria memperingan nyeri (mis. Suhu ruangan,
hasil : pencahayaan, kebisingan)
Penyebab: * 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
1. Agen pencedera fisiologis (mis. Kemampua 1 2 3 4 5 tentang nyeri
Inflamasi, iskemia, neoplasma) n 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap
2. Agen pencedera kimiawi (mis. menuntask respons nyeri
Terbakar, bahan kimia iritan) an aktivitas 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
3. Agen pencedera fisik (mis. Abses, ** 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer
amputasi, terbakar, terpotong, yang sudah diberikan
mengangkat berat, prosedur Keluhan 1 2 3 4 5
nyeri 9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
operasi, trauma)
10. Identifikasi riwayat alergi obat
Meringis 1 2 3 4 5
11. Monitor tanda tanda vital sebelum dan
Gejala dan Tanda Mayor Gelisah 1 2 3 4 5 sesudah pemberian analgesic
Subjektif: Kesulitan 1 2 3 4 5
1. Mengeluh nyeri 12. Monitor efektifitas analgesik
tidur
Objektif: Menarik 1 2 3 4 5 Terapeutik:
1. Tampak meringis diri 1. Berikan teknik non farmakologis untuk
2. Bersikap protektif (mis. Waspada, Perasaan 1 2 3 4 5 mengurangi nyeri
posisi menghindari nyeri depresi 2. Fasilitasi istirahat dan tidur
3. Gelisah 3. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
4. Frekuensi nadi meningkat Muntah 1 2 3 4 5
pemilihan strategi meredakan nyeri
5. Sulit tidur Sikap 1 2 3 4 5 4. Diskusikan jenis analgesic yang disukai untuk
protektif mencapai analgesia normal, jika perlu
Gejala dan Tanda Minor Keteganga 1 2 3 4 5 5. Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau
Subjektif: n otot bolus opioid untuk mempertahankan kadar
(tidak tersedia)
*** dalam serum
Frekuensi 1 2 3 4 5 6. Tetapkan target efektifitas analgesik untuk
Objektif:
nadi mengoptimalkan respon pasien
1. Tekanan darah meningkat
2. Pola nafas berubah 7. Dokumentasikan respons terhadap efek
Tekanan 1 2 3 4 5
3. Nafsu makan berubah analgesic dan efek yang tidak diinginkan
darah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri Pola napas 1 2 3 4 5 Edukasi:
6. Berfokus pada diri sendiri Proses 1 2 3 4 5 1. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
7. Diaphoresis berfikir 2. Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Fokus 1 2 3 4 5
Kondisi Klinis Terkait: Kolaborasi:
1. Kondisi pembedahan Nafsu 1 2 3 4 5
makan 1. Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik,
2. Cedera traumatis
sesuai indikasi
3. Infeksi Pola tidur 1 2 3 4 5
4. Sindrom coroner akut
Fungsi 1 2 3 4 5
5. Glaucoma
berkemih

Keterangan Skor:
* Menurun (1) Cukup menurun (2) Sedang (3) Cukup Meningkat (4) Meningkat (5)
** Meningkat (1) Cukup Meningkat (2) Sedang (3) Cukup Menurun (4) Menurun (5)
*** Memburuk (1) Cukup Memburuk (2) Sedang (3) Cukup Membaik (4) Membaik (5)

21
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kategori : Fisiologis Luaran Utama: Intervensi Utama:
Subkategori :Aktivitas/ Istirahat Toleransi Aktivitas Manajemen Energi
Terapi Aktivitas
Ekspektasi: Meningkat
Intoleransi Aktivitas
Definisi: Observasi:
Ketidakcukupan energi untuk Tujuan: 13. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
melakukan aktivitas sehari-hari Setelah dilakukan intervensi mengakibatkan kelelahan
keperawatan selama .......maka 14. Monitor kelelahan fisik dan emosional
Penyebab: toleransi aktivitas meningkat 15. Monitor pol tidur dan jam tidur
1. Ketidakseimbangan antara dengan kriteria hasil : 16. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
suplai dan kebutuhan oksigen * selama melakukan aktifitas
2. Tirah baring Kemudah 1 2 3 4 5
3. Kelemahan an Terapeutik:
4. Imobilitas melakuka 1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
5. Gaya hidup monoton n aktivitas stimulus ( mis: cahaya, suara, kunjungan )
sehari- 2. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/ aktif
Gejala dan Tanda Mayor hari 3. Berikn aktifitas distraksi yang menenangkan
Subjektif: 4. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak
Kecepatan 1 2 3 4 5
1.Mengeluh lelah dapat berpindah atau berjalan.
berjalan
Objektif: Jarak 1 2 3 4 5 Edukasi:
1. Frekuensi jantung meningkat berjalan 1. Anjurkan tirah baring
>20% dari kondisi istirahat Kekuatan 1 2 3 4 5 2. Anjurkn melakukan aktivitas secara bertahap
tubuh 3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
Gejala dan Tanda Minor bagian gejala kelelahan tidak berkurang.
Subjektif: atas/ 4. Anjurkan strategi koping untuk mengurangi
bawah kelelahan.
1. Dispnea saat/ setelah aktivitas **
2. Merasa tidak nyaman setelah Keluhan 1 2 3 4 5 Kolaborasi:
aktivitas lelah 1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
3. Merasa lemah menigkatkan asupan makanan
Dipsnea 1 2 3 4 5
saat/
Objektif:
setelah
aktivitas
1. Tekanan darah berubah > 20%
dari kondisi istirahat Aritmia 1 2 3 4 5
2. Gambaran EKG menunjukkan saat /
aritmia saat / setelah aktivitas setelah
3. Gambaran EKG menunjukkan aktivitas
iskemia Sianosis 1 2 3 4 5
4. Sianosis Perasaan 1 2 3 4 5
lemah
Kondisi Klinis Terkait:
1. Anemia
2. Gagal jantung kongestif ***
3. Penyakit jantung koroner Frekuensi 1 2 3 4 5
4. Penyakit katup jantung nadi
5. Penyakit paru obstruksi kronis Tekanan 1 2 3 4 5
(PPOK) darah
6. Gangguan metabolic Warna kulit 1 2 3 4 5
7. Gangguan muskuloskeletal
Saturasi 1 2 3 4 5
oksigen
Frekuensi 1 2 3 4 5
nafas
EKG 1 2 3 4 5
Iskemia

Keterangan Skor:

22
* Menurun (1) Cukup menurun (2) Sedang (3) Cukup Meningkat (4) Meningkat (5)
** Meningkat (1) Cukup Meningkat (2) Sedang (3) Cukup Menurun (4) Menurun (5)
*** Memburuk (1) Cukup Memburuk (2) Sedang (3) Cukup Membaik (4) Membaik (5)

Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kategori : Psikologis Luaran Utama: Tingkat Intervensi Utama:
Subkategori : Integritas Ego Ansietas Reduksi Ansietas
Terapi Relaksasi
Ekspektasi : Menurun

Ansietas Observasi:
Definisi: Tujuan: 17. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Kondisi emosi dan pengalaman Setelah dilakukan intervensi (mis. Kondisi, waktu, stresor).
subyektif individu terhadap objek yang keperawatan selama 18. Identifikasi kemampuan mengambil
tidak jelas dan spesifik akibat ....................... maka tingkat keputusan
antisipasi bahaya yang memungkinkan
ansietas menurun dengan 19. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman. kriteria hasil : nonverbal)
** 20. Identifikasi penurunan tingkat energi,
Penyebab: Verbalisas 1 2 3 4 5 ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala
1. Krisis situasional i lain yang mengganggu kemampuan kognitif
2. Kebutuhan tidak terpenuhi kebingun 21. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
3. Krisis maturasional gan efektif digunakan
4. Ancaman terhadap konsep diri 22. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
5. Ancaman terhadap kematian 1 2 3 4 5
tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah
6. Kekhawatiran mengalami Verbalisasi
latihan.
kegagalan khawatir
23. Monitor respons terhadap terapi relaksasi
7. Disfungsi sistem keluarga akibat
8. Hubungan orang tua-anak tidak Terapeutik:
kondisi
memuaskan 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk
yang
9. Faktor keturunan (temperamen menumbuhkan kepercayaan
dihadapi
mudah teragitasi sejak lahir) 2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan,
10. Penyalahgunaan zat Perilaku 1 2 3 4 5 jika memungkinkan
11. Terpapar bahaya lingkungan gelisah 3. Dengarkan dengan penuh perhatian
12. Kurang terpapar informasi Perilaku 1 2 3 4 5 4. Tempatkan barang pribadi yang memberikan
tegang kenyamanan
Gejala dan Tanda Mayor 5. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
Keluhan 1 2 3 4 5
Subjektif: kecemasan
1. Merasa bingung
pusing
Anoreksia 1 2 3 4 5 6. Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan
2. Merasa khawatir dengan akibat
dari kondisi yang dihadapi prosedur teknik relaksasi
Diaforesis 1 2 3 4 5 7. Gunakan nada suara lembut dengan irama
3. Sulit berkonsentrasi
lambat dan berirama
Objektif: Tremor 1 2 3 4 5 8. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang
1. Tampak gelisah dengan analgetik atau tindakan medis lain, jika
2. Tampak tegang Pucat 1 2 3 4 5 sesuai
3. Sulit tidur Palpitasi 1 2 3 4 5 Edukasi:
1. Jelaskan prosedur, termasuk sensai yang
Gejala dan Tanda Minor mungkin dialami
Subjektif: *** 2. Informasikan secara faktual mengenai
1. Mengeluh pusing Konsentra 1 2 3 4 5 diagnosis, pengobatan, dan prognosis
2. Anoreksia si 3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
3. Palpitasi pola tidur 1 2 3 4 5 pasien, jika perlu
4. Merasa tidak berdaya
Frekuensi 1 2 3 4 5 4. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
Objektif:
1. Frekuensi napas meningkat pernapasa persepsi
2. Frekuensi nadi meningkat n 5. Latih teknik relaksasi
3. Tekanan darah meningkat Frekuensi 1 2 3 4 5 6. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis
4. Diaforesis nadi relaksasi yang tersedia
5. Tremor 7. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang
6. Muka tampak pucat Tekanan 1 2 3 4 5
dipilih
7. Suara bergetar darah
8. Anjurkan mengambil posisi nyaman
8. Kontak mata buruk Kontak 1 2 3 4 5 9. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
9. Sering berkemih mata
10. Berorientasi pada masa lalu relaksasi
Pola 1 2 3 4 5 10. Anjurkan sering mengulangi atau melatih
Kondisi Klinis Terkait: berkemih teknik yang dipilih

23
1. Penyakit kronis progresif (mis. Orientasi 1 2 3 4 5 Kolaborasi:
Kanker, penyakit autoimun) 1. Kolaborasi pemberian obat ansietas, jika perlu
2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana operasi
5. Kondisi diagnosis belum jelas
6. Penyakit neurologis
7. Tahap tumbuh kembang

Keterangan Skor:
* Menurun (1) Cukup menurun (2) Sedang (3) Cukup Meningkat (4) Meningkat (5)
** Meningkat (1) Cukup Meningkat (2) Sedang (3) Cukup Menurun (4) Menurun (5)
*** Memburuk (1) Cukup Memburuk (2) Sedang (3) Cukup Membaik (4) Membaik (5)

Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Kategori : Fisiologis Luaran Utama: Intervensi Utama:


Subkategori :Sirkulasi Curah jantung Perawatan jantung
Perawatan Jantung Akut
Ekspektasi: Meningkat
Penurunan Curah Jantung Observasi:
Definisi: 24. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
Ketidakadekuatan jantung Tujuan: curah jantung (meliputi dispnea, kelelahan,
memompa darah untuk memenuhi Setelah dilakukan intervensi edema, ortopnea, paroxysmal nocturnal
kebutuhan metabolisme tubuh. keperawatan selama dyspnea, peningkatan CVP)
....................... maka curah 25. Identifikasi tanda/gejala sekunder
Penyebab: jantung meningkat dengan penurunan curah jantung ( meliputi
1. Perubahan irama Jantung kriteria hasil : peningkatan berat badan, hepatomegali,
2. Perubahan frekuensi Jantung * distensi vena jugulari, pekpitasi, ronkhi
3. Perubahan kontraktilitas Kekuatan 1 2 3 4 5 basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
4. Perubahan preload nadi 26. Monitor tekanan darah (termasuk tekanan
5. Perubahan afterload perifer darah orthostatic, jika perlu)
27. Monitor intake dan output cairan
Ejection 1 2 3 4 5
Gejala dan Tanda Mayor 28. Monitor berat badan setiap hari pada waktu
fraction
Subjektif: yang sama
(EF)
1. Perubahan irama jantung 29. Monitor saturasi oksigen
1) Palpitasi Left 1 2 3 4 5 30. Monitor keluhan nyeri dada (mis.
2. Perubahan preload ventricular Intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presivitasi
1) Lelah stroke yang mengurangi nyeri)
3. Perubahan afterload work index 31. Monitor EKG 12 sadapan
1) Dispnea (LVSWI) 32. Monitor aritmia (kelainan irama dan
4. Perubahan kontraktilitas Cardiac 1 2 3 4 5 frekuensi)
1) Paroxymal nocturnal index (CI) 33. Monitor nilai laboratorium jantung (mis.
dyspnea (PND) Stroke 1 2 3 4 5 Elektrolit, enzim jantung, BNP, NT Pro-
2) Ortopnea volume BNP)
3) Batuk index (SVI) 34. Monitor fungsi alat pacu jantung
Objektif: 35. Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi
1. Perubahan irama jantung
** sebelum dan setelah aktivitas
Palpitasi 1 2 3 4 5
1) Bradikardi/takikardi 36. Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi
2) Gambaran EKG aritmia Bradikardi 1 2 3 4 5 sebelum pemberian obat (misal, beta
atau gangguan konduksi Takikardi 1 2 3 4 5 blocker, ACE inhibitor, calcium channel
2. Perubahan preload Lelah 1 2 3 4 5 blocker, digoksin)
1) Edema Edema 1 2 3 4 5
2) Distensi vena jugularis Terapeutik:
3) Central venous prssure Dispnea 1 2 3 4 5 1. Posisikan pasien semi-fowler atau fowler
(CVP) meningkat/menurun Oliguri 1 2 3 4 5 dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
3. Perubahan afterload Distensi 1 2 3 4 5 2. Berikan diit jantung yang sesuai (mis.
1) Tekanan darah vena Batasi asupan kafein, natrium, kolesterol,
meningkat/menurun jugularis dan makanan tinggi lemak)
2) Nadi perifer teraba lemah Pucat 1 2 3 4 5 3. Gunakan stocking elastis atau pneumatic
3) Capillary refill time >3 detik /sianosis intermiten, sesuai indikasi
4) Oliguria 4. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
Ortopnea 1 2 3 4 5
modifikasi gaya hidup sehat

24
5) Warna kulit pucat dan/atau Batuk 1 2 3 4 5 5. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi
sianosis Murmur 1 2 3 4 5 stress, jika perlu
4. Perubahan kontraktilitas jantung 6. Berikan dukungan emosional dan spiritual
1) Terdengar suara jantung 7. Berikan oksigen untuk mempertahankan
S3 dan/atau S4 Gambaran 1 2 3 4 5 saturasi oksigen >94%
2) Ejection fraction (EF) EKG
menurun aritmia Edukasi:
Gejala dan Tanda Minor Hepatome 1 2 3 4 5 1. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
Subjektif: gali 2. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
1. Perubahan preload *** 3. Anjurkan berhenti merokok
(tidak tersedia) Tekanan 1 2 3 4 5 4. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat
2. Perubahan afterload darah badan harian
(tidak tersedia) Capillary 1 2 3 4 5 5. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur
3. Perubahan kontraktilitas refill time intake dan output cairan harian
(tidak tersedia) (CRT)
4. Perilaku/emosional Kolaborasi:
1) Cemas Central 1 2 3 4 5 1. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
2) Gelisah venous 2. Rujuk ke program rehabilitasi jantung
pressure
Objektif: (CVP)
1. Perubahan preload Berat 1 2 3 4 5 󠄐 Manajemen Cairan
1) Murmur jantung badan
2) Berat badan bertambah Observasi:
3) Pulmonary artery wedge 1. Monitor status hidrasi (mis, frekuensi nadi
pressure (PAWP) menurun kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler,
2. Perubahan afterload kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan
1) Pulmonary vascular darah)
resistance (PVR) 2. Monitor berat badan harian
meningkat/menurun 3. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis,
2) Systemic vascular hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urin, BUN)
resistance (SVR) 4. Monitor status hemodinamik (mis, MAP,
meningkat/menurun CVP, PAP, PCWP, jika tersedia)
3) Hepatomegali
3. Perubahan kontraktilitas Terapeutik:
1) Cardiac index (CI) menurun 1. Catat intake-output dan hitung balans cairan
2) Left ventricular stroke work 24 jam
index (LVSWI) menurun 2. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
3) Stroke volume index (SVI) 3. Berikan cairan intravena, jika perlu
menurun
4. Perilaku/emosional Kolaborasi:
(tidak tersedia) 1. Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu

Kondisi Klinis Terkait:


1. Gagal jantung kongestif
2. Sindrom koroner akut
3. Stenosis mitral
4. Regurgitasi mitral
5. Stenosis aorta
6. Regurgitasi aorta
7. Stenosis trikuspidal
8. Regurgitasi trikuspidal
9. Stenosis pulmonal
10. Regurgitasi pulmonal
11. Aritmia
12. Penyakit jantung bawaan

Keterangan Skor:
* Menurun (1) Cukup menurun (2) Sedang (3) Cukup Meningkat (4) Meningkat (5)
** Meningkat (1) Cukup Meningkat (2) Sedang (3) Cukup Menurun (4) Menurun (5)
*** Memburuk (1) Cukup Memburuk (2) Sedang (3) Cukup Membaik (4) Membaik (5)

25
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Kategori : Fisiologis Luaran Utama: Intervensi Utama:


Subkategori :Sirkulasi Perfusi perifer Perawatan Sirkulasi
Manajemen Sensasi Perifer

Perfusi Perifer Tidak Efektif Tujuan: Observasi:


Definisi: Setelah dilakukan intervensi 1. Periksa sirkulasi perifer (mis, nadi perifer,
Penurunan sirkulasi darah ada level keperawatan selama edema, pengisian kapiler, warna, suhu,
kapiler yang dapat mengganggu ....................... maka perfusi ankle-brachial index)
metabolisme tubuh. perifer meningkat dengan 2. Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi
kriteria hasil : (mis, diabetes, perokok, orang tua,
Penyebab: * hipertensi, dan kadar kolesterol tinggi)
o Hiperglikemi Denyut 1 2 3 4 5 3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
o Penurunan konsentrasi nadi bengkak pada ekstermitas
hemoglobin perifer
o Peningkatan tekanan darah Terapeutik:
o Kekurangan volume cairan Penyemuh 1 2 3 4 5 1. Hindari
pemasangan infus atau
o Penurunan aliran arteri dan/atau an luka pengambilan darah di area keterbatasan
vena sensasi 1 2 3 4 5 perfusi
o Kurang terpapar informasi ** 2. Hindari pengukuran tekanan darah pada
tentang faktor pemberat (mis, Warna 1 2 3 4 5 ekstermitas dengan keterbatasan perfusi
rokok, gaya hidup monoton, kulit pucat 3. Hindari penekanan dan pemasangan
trauma, obesitas, asupan Edema 1 2 3 4 5 tourniquet pada area yang cidera
garam, imobilitas) perifer 4. Lakukan pencegahan infeksi
o Kurang terpapar informasi 5. Lakukan perawatan kaki dan kuku
Nyeri 1 2 3 4 5
tentang proses penyakit (mis, 6. Lakukan hidrasi
ekstermita
diabetes melitus, hiperlipidemia)
o Kurang aktivitas fisik s
Edukasi:
Parastesia 1 2 3 4 5 1. Anjurkan berhenti merokok
Gejala dan Tanda Mayor Kelemaha 1 2 3 4 5 2. Anjurkan berolahraga rutin
Subjektif: n otot 3. Anjurkan mengecek air mandi untuk
(tidak tersedia) Kram otot 1 2 3 4 5 menghin dari kulit terbakar
Bruit 1 2 3 4 5 4. Anjurkan menggunakan obat penurun
Objektif: femoralis tekanan darah, antikoagulan, dan
o Pengisisan kalpiler >3 detik penurunan kolesterol, jika perlu
o Nadi perifer menurun atau tidak Nekrosis 1 2 3 4 5 5. Anjurkan minum obat pengontrol tekanan
teraba *** darah secara teratur
o Akral teraba dingin Pengisian 1 2 3 4 5 6. Anjurkan menghindari penggunaan obat
o Warna kulit pucat kapiler penyekat beta
o Turgor kuit menurun Akral 1 2 3 4 5 7. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang
Turgor 1 2 3 4 5 tepat (mis, melembabkan kulit kering pada
Gejala dan Tanda Minor kulit kaki)
Subjektif: 8. Anjurkan program rehabilitasi vaskular
o Parastesia Tekanan 1 2 3 4 5 9. Ajarkan program diet untuk memperbaiki
o Nyeri ektermitas (klaudikasi darah
sirkulasi (mis, rendah lemak jenuh, minyak
intermiten) sistolik ikan omega 3)
Tekanan 1 2 3 4 5 10. Informasikan tanda dan gejala darurat yang
Objektif: darah harus dilaporkan (mis, rasa sakit yang tidak
o Edema diastolik hilang saat istirahat, luka tidak sembuh,
o Penyembuhan luka lambat Tekanan 1 2 3 4 5 hilang rasa)
o Indeks ankle-brachial <0,90 arteri rata-
o Bruit femoralis rata
Indeks 1 2 3 4 5
ankl-
brachial

26
D. Implementasi
Pelaksanaan adalah pengobatan dan perwujutan dari rencana keperawatan yang
meliputi tindakan yang direncanakan oleh perawat,melaksanakan anjuran dokter dan
menjalankan ketentuan dari rumah sakit.Sebelum pelaksanaan terlebih dahulu harus
mengecek kembali data yang adakarena kemungkinan ada perubahan databila terjadi
demikian kemungkinan rencana harus direvisi sesuai kebutuhan pasien
E. Evaluasi
Pengukuran dari keberhasilan rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan
pasien.Tahap evaluasi merupakan kunci keberhasilan dalam menggunakan proses
keperawatan

27
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di rongga
mediastinum dari rongga dada diatara kedua paru. Bagian kanan dan
kiri jantung masing masing memiliki ruang sebelah atas atrium yang mengumpulkan
darah dan ruang sebelah bawah ( ventrikel ) yang mengeluarkan darah.Jantung terbagi
dalam beberapa bagian yang semua mempunyai fungsi masing masing dalam
mengalirkan darah keseluruh tubuh. Karena pentingnya fungsi jantung untuk tubuh
maka kita sebagai perawat harus mengetahui dalam memberikan asuhan keperawatan
system kardiovaskuler agar dapat memberikan nilai hidup yang lebih baik kepada
semua pasien.

A. Saran
Kami yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna karena kami
dalam tahap belajar,maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan semua bisa
memberi saran dan usul serta kritikan yang baik dan membangun sehingga makalah ini
menjadi sederhana dan bermanfaat dan apabila ada kesalahan dan kejanggalan kami
mohon maaf karena kami hanyalah hamba yang memiliki ilmu dan kemampuan yang
terbatas.

28
DAFTAR PUSTAKA
Baradero M. (2010). Seri Keperawatan Klien Ganguan Kandiovaskuler. Jakarta; EGC

Judith Hopfer Deglin dan April Hazard Vallerand. 2005. Pedoman Obat untuk Perawat. Alih
bahasa: dr. H. Y. Kuncara & Palupi Widyastuti, SKM. Jakarta: EGC.
Muttaqin. A (2009). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler.. Jakarta. Penerbit: Salemba Medika.

Udjianti, Wajan Juni, S.Kep.,ETN.,2010. Keperawatan Kardiovaskuler,Jakarta: Salemba


Medika.

29

Anda mungkin juga menyukai