Anda di halaman 1dari 21

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

ANATOMI FISIOLOGI PERNAFASAN, PENGKAJIAN PERNAFASAN


DAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Disusun oleh :
ADI RAZAK RAHMAN (11202061)
ANISA (11202065)
FIRMAN SATYA BUDI (11202083)
HERMIN WIRATWATI (11202088)
HESTI ARUM WAHYUNI (11202089)
UTAMI PUTUWIJAYANTI (11202127)
YULIANTO (123456)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA


PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REGULER
ANGKATAN THN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan sykur kami haturkan ke Hadirat Yang Maha Esa, yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“ Anatomi Fisiologi Pernafasan dan Pengkajian Pernafasan”.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mata kuliah KMB I.
Kami menyadari keterbatasanpengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya dari tenaga kesehatan lainnya.

Balikpapan,28 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………i


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………...1
1.3 Tujuan makalah……………………………………………………………...1

BAB II PEMBAHASAN
2.1Pengertian sistem
pernafasan…………………………………………………2
2.2.Anatomi fisiologi sistem
pernafasan…………………………………………3
2.3 Mekanisme
pernafasan………………………………………………………11
2.4 Pengkajian sistem pernafasan
……………………………………………….13
2.5 Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
……………………………………...14

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………16

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..17

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran
gas di dalam jaringan atau “pernapasan dalam” dan yang terjadi didalam paru-paru
“pernapasan luar”. Sistem pernapasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan
susunan saluran yang menghubungkan paru-paru dengan yang lainnya, yaitu hidung, tekak,
pangkal tenggorok, tenggorok, cabang tenggorok. 
Metabolisme normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbon dioksida
sebagai sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh. Pertukaran gas O 2  dan
CO2  dalam tubuh makhluk hidup di sebut pernapasan atau respirasi. O 2 dapat keluar masuk
jaringan dengan cara difusi.
Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk
pertukaran gas. Dimana sistem tersebut memiliki fungsi dan peranan serta manfaat tertentu
bagi mahluk hidup. Sistem pernapasan ini sendiri memiliki fungsi dan peranan yang sangat
struktural dan terkoordinir.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya yaitu antara
lain:
1. Pengertian sistem pernafasan?
2. Menjelaskan anatomi dan fisiologi sistem pernafasan?
3. Menjelaskan mekanisme pernafasan ?
4. Menjelaskan pengkajian dan pemeriksaan fisik pernafasan ?

1.3 Tujuan makalah


Adapun tujuan dari mempelajari sistem pernafasan adalah :
1. Untuk mengetahui tentang pengertian sistem pernafasan
2. Untuk mengetahui tentang anatomo dan fisiologi sistem pernafasan
3. Untuk mengetahui mekanisme pernafasan
4. Untuk mengetahui pengkajian dan pemeriksaan fisik sistem pernafasan

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. SISTEM PERNAFASAN

Pengertian pernafasan atau respirasi adalah sistem menghirup oksigen dari udara serta
mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat
kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar. Alat-
alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan
udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air.

Manusia membutuhkan suplai oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi


sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses
tersebut. Pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses
respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal
dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas
yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan dan pada
manusia disebut alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk
tempat pertukaran gas.

Ada dua bagian yang mungkin dapat digambarkan dalam pernafasan yaitu :

 O2 – hidung – trachea – alveoli – pembuluh kapiler alveolus – ikatan O2 dengan Hb –


jantung – seluruh tubuh sampai ke setiap sel.
 Co2 – membran alveoli – kapiler – alveoli – bronchroli – bronchus – trakea – hidung.

Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dari udara masuk ke
dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara osmosis. Selanjutnya O2 masuk ke
dalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri
jantung → ke aorta → O2 diudara Pertukaran gas . Sebagai sisa dari pembakaran adalah CO2
dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung (serambi kanan) →
ke bilik kanan dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan paru-paru. Akhirnya
dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah
sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan
melalui traktus urogenitalis dan kulit.

2
Gambar sistem pernafasan

2.2 ANATOMI SISTEM PERNAFASAN


Organ-organ sistem pernapasan pada manusia meliputi hidung, faring, laring, trakea,
bronkus,brokiolus ,alveolus dan pulmo

a) Hidung (nasal )
Bagian hidung terdiri atas struktur yang membentang dari nares anterior
hingga koana di posterior yang memisahkan rongga hidung dari nasofaring. Septum
nasi membagi tengah bagian hidung dalam menjadi kavum nasi kanan dan kiri. Setiap
kavum nasi mempunyai 4 buah dinding yaitu dinding medial, lateral, inferior dan
superior. Bagian inferior kavum nasi berbatasan dengan kavum oris dipisahkan oleh
palatum durum. Ke arah posterior berhubungan dengan nasofaring melalui koana. Di
sebelah lateral dan depan dibatasi oleh nasus externus. Di sebelah lateral belakang
berbatasan dengan orbita : sinus maksilaris, sinus etmoidalis, fossa pterygopalatina,
fossa pterigoides.
Pada proses pernafasan secara khusus hidung ( nasal ) berfungsi:
 Bekerja sebagai saluran udara pernafasan.
 Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung.
 Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa

3
 Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan oleh
leukosit yang terdapat dalam selaput lendir atau hidung.

Pada bagian belakang rongga hidung terdapat ruangan yang disebut nasopharing
dengan rongga hidung berhubungan dengan :
a. Sinus paranasalis, yaitu rongga-rongga pada tulang kranial, yang berhubungan
dengan rongga hidung melalui ostium (lubang). Dan terdapat beberapa sinus
paranasalis, sinus maksilaris dan sinus ethmoidalis yang dekat dengan permukaan dan
sinus sphenoidalis dan sinus ethmoidalis yang terletak lebih dalam.
b. Duktus nasolacrimalis, yang meyalurkan air mata kedalam hidung.
c. Tuba eustachius, yang berhubungan dengan ruang telinga bagian tengah.
b) Faring
Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang menjadi tempat persimpangan
antara saluran pernapasan pada bagian depan (anterior) dan saluran pencernaan pada
bagian belakang (posterior) yang terbentuk seperti corong yang besar dibagian atas
dan sempit dibagian bawah. Keatas faring berhubungan dengan rongga hidung
melalui koana, kedepan berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus faucium.

Gambar :faring

4
 Beberapa fungsi faring
a. Saluran nafas dan makanan, faring adalah organ yang terlibat dalam sistem
pencernaan dan pernapasan: udara masuk melalui bagian nasal dan oral,
sedangkan makanan melalui bagian oral dan laring.
b. Penghangat dan pelembab, dengan cara yang sama seperti hidung, udara
dihangatkan dan dilembapkan saat masuk ke faring.
c. Fungsi bahasa, fungsi faring dalam bahasa adalah dengan bekerja sebagai bilik
resonansi untuk suara yang naik dari laring, faring (bersama sinus) membantu
memberikan suara yang khas pada tiap individu
d. Fungsi Pengecap, terdapat ujung saraf olfaktorius dari indra pengecap di
epitelium oral dan bagian faringeal.
e. Fungsi Pendengaran, saluran auditori (pendengaran), memanjang dari
nasofaring pada tiap telinga tengah, memungkinkan udara masuk ke telinga
tengah. Pendengaran yang jelas bergantung pada adanya udara di tekanan
atmosfer pada tiap sisi membran timpani.
f. Fungsi Perlindungan, Jaringan limfatik faring dan tonsil laring menghasilkan
antibodi dalam berespon terhadap antigen, misal mikroba. Tonsil berukuran
lebih besar pada anak dan cenderung mengalami atrofi pada orang dewasa.

 Faring terbagi menjadi 3 bagian yaitu nasofaring, orofaring dan laringofaring.


a. Nasofaring
Bagian faring terletak di belakang hidung dan di atas palatum molle. Pada
dinding lateral, terdapat dua saluran auditori, tiap saluran mengarah ke
masing-masing bagian tengah telinga. Pada dinding posterior, terdapat tonsil
faringeal (adenoid), yang terdiri atas jaringan limfoid.
b. Orofaring
Orofaring merupakan bagian faring yang terletak dibelakang rongga mulut.
Orofaring dapat dilewati udara dan makanan sehingga berperan dalam system
pernafasan dan system pencernaan. Selain itu orofaring memiliki klep yang
berfungsi mengatur makanan yang agar tidak masuk kesaluran pernafasan.
Klep tersebut disebut epiglottis. Saat menelan makanan klep ini akan menutup
saluran pernafasan (terbuka saat pencernaan) dan saat bernafas klep akan
membuka saluran pernafasan ( tertutupnya saluran pencernaan ). Pada bagian

5
dinding lateral atau bagian kanan dan kiri terdapat tonsil palatina. Tonsil
tersebut merupakam massa jaringan limfatik yang berfungsi untuk melindungi
dari infeksi.
c. Laringofaring
Laringofaring merupakan bagisan paling akhir dari faring. Bagian ini dapat
dilewati udara maupun makanan. Laringofaring dilapisi oleh sel epitel
skuamosa berlapis. Laringofaring merupakan tempat bertemunya saluran
pernafasan dan saluran pencernaan.
c) Laring
Terdiri dari rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot-otot yang
mengandung pita suara dan terletak sebelum trakea. Pada lamina propria laring
terdapat tulang rawan hialin dan elastin yang berfungsi sebagai katup yang mencegah
masuknya makanan dan sebagai alat penghasil suara. Epiglotis merupakan juluran
dari tepian laring, meluas ke faring dan memiliki permukaan lingual dan laringeal.
Bagian lingual dan apikal epiglotis ditutupi oleh epitel gepeng berlapis, sedangkan
permukaan laringeal ditutupi oleh epitel respirasi bertingkat bersilindris bersilia. Di
bawah epitel terdapat kelenjar campuran mukosa dan serosa.

Gamba
r : laring
Fungsi Laring :
 Menghasilkan suara
 Melindungi saluran pernafasan
 Mengarahkan makanan ke esofagus
 Menghubungkan faring dan trakea
 Melindungi tabung tabung trakea

6
d) Trakea (Batang tenggorokan)
Trakea adalah bagian dari system pernafasan berbentuk pipa tabung dengan diameter
sekitar 20-25 mm dan Panjang sekitar 10-16 cm. trakea berbentu tabung memanjang
yang tersusun atas 20 tulang rawan berbentuk cincin yang kaut namun fleksibel.
Trakea terletak setelah laring dan sebelum bronkus serta bersebelahan dengan
esofagus.
 Fungsi trakea (batang tenggorokan ) adalah:
a. Menyediakan jalan untuk saluran pernafasan :
Fungsi utama trakea yaitu menyediakan saluran pernafasan hingga
udara bisa masuk dan keluar dari paru-paru. Jika trakea tersumbat
maka uadara
tidak dapat masuk keparu- paru dengan baik dan dapat membahayakan
serta menyebabkan kematian.
b. Menjaga suhu udara yang masuk ke paru–paru:
Trakea mampu melembabkan dan menghangatkan udara yang masuk
kedalam paru – paru. Hal ini untuk menjaga keseimbangan tubuh.
c. Mencegah benda asing masuk ke paru-paru:
Jaringan epitel yang melapisi pada bagian dalam trakea menghasilkan
lendir yang mampu menangkap debu dan partikel kecil. Epitel ini juga
bersilia. Fungsi silia yaitu untuk mendorong benda asing supaya bisa
keluar dari trakea berupa dahak dan masuk ke sistem pencernaan atau
keluar dari mulut.
 Trakea terdiri atas tiga lapis jaringan yaitu:
a. Lapisan dalam ( jaringan mukosa )
Lapisan dalam pada trakea tersebut tersusun oleh sel epitel silindris
bersilia dengan sel goblet. Lapisan tersebut memiliki fungsi untuk
menghasilkan lendir atau cairan kental (Mukus) yang akan melindungi
dinding trakea serta akan melindungi saluran pernapasan itu dari
bakteri, kotoran dan juga debu.
b. Lapisan Tengah ( jaringan otot dan tulang rawan)
Lapisan tengah atau tulang rawan ini merupakan lapisan tempat
letaknya tulang rawan berbentuk layaknya huruf C. Bagian pada tulang
rawan tersebut berada pada bagian posterior atau juga belakangnya
yang merupakan tempat bertemunya trakea dengan esofagus.Sekitar

7
cincin tulang rawan itu terdapat jaringan otot yang berupa otot polos,
fungsinya ialah untuk menggerakan pernapasan, mengontrol refleks
batuk serta juga tesedak. Pada lapisan itu juga terdapat struktur yang
mengubungkan cincin tulang rawan trakea dan juga melindungi kedua
ujung cincin supaya tetap di dalam keadaan optimalnya.
c. Lapisan luar( jaringan ikat)
Lapisan terluar yang disusun oleh jaringan ikat. Pada lapisan tersebut
juga bisa ditemukan saraf, pembuluh darah serta juga jaringan lemak.).
e) Bronkus
Bronkus merupakan saluran nafas yang terbentuk dari belahan dua trakea pada
ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan
trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus berjalan ke arah bawah dan
samping menuju paru dan bercabang menjadi dua, yaitu bronkus kanan dan bronkus
kiri. Bronkus kanan mempunyai diameter lumen lebih lebar, ukuran lebih pendek dan
posisi lebih vertikal. Letak sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis serta
mengeluarkan sebuah cabang utama yang melintas di bawah arteri, yang disebut
bronkus kanan lobus bawah. Sedangkan bronkus kiri memiliki ukuran lebih panjang,
diameter lumennya lebih sempit dibandingkan bronkus kanan dan melintas di bawah
arteri pulmonalis sebelum di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus
atas dan bawah. Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi
bronkus lobaris, kernudian menjadi lobus segmentalis. Bronkus lobaris ini bercabang
terus menjadi bronkus yang lebih kecil, dengan ujung cabangnya yang disebut
bronkiolus.

8
Gambar : bronkus

f) Bronkiolus
 Bronkiolus adalah anak cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga
tenggorokan  dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang bronkiolus
yang menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-paru
kanan mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah
kiri hanya bercabang 2. Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding
yang lebih tipis, pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung
kecil yang dinamakan alveolus. Ciri khas bronkiolus adalah tidak adanya tulang rawan
dan kelenjar pada mukosanya, pada bagian awal dari cabang bronkiolus hanya
memiliki sebaran sel globet dan epitel. fungsi dari bronkiolus adalah sebagai media
yang menghubungkan oksigen yang dihirup agar mencapai paru-paru.

Gambar : bronkiolus

g). Alveolus
Alveolus merupakan gelembung-gelembung yang berisi udara dalam paru-paru
dengan jumlah sekitar 200-500 juta buah. Gelembung-gelembung tersebut
mengandung kapiler darah pada dindingnya yang tipis , dan pembuluh kapiler darah
menyelimuti setiap gelembung. Melalui dinding alveolus tersebut terjadi pertukaran
oksigen (O2) yang berasal dari udara ke sel-sel darah di dalam tubuh, dan pertukaran
karbondioksida (CO2) dari sel-sel darah dalam tubuh ke udara bebas. Jadi, alveolus
merupakan kantung yang memiliki dinding yang tipis yang ada di ujung saluran udara
terkecil (bronkiolus) yang ada di dalam paru-paru yang di dalamnya berisi udara.

9
Gambar : alveolus

h). Paru – paru (pulmo)


Pulmo atau paru-paru adalah organ yang berbentuk pramid seperti spons dan berisi
udara yang terletak didalam rongga dada. Paru-paru kanan memiliki 3 lobus yakni
lobus superior (atas), lobus medius (tengah), dan lobus inferior (bawah), sedangkan
paru-paru kiri memiliki 2 lobus yakni lobus superior dan lobus inferior. Paru-paru
dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Jumlah udara dalam paru

 Volume residu (VR) : 1200 ml, volume udara yg tertinggal dlm paru sesudah
ekspirasi maksimal;
 Tidal Volume (TV) : 500 ml, volume udara yang masuk dan keluar pd
pernapasan biasa.
 Inspiratory reserve volume (VCI) :2100-3100 ml, volume udara yg tersisa
setelah inspirasi maksimal, selain tidal volume.
 Ekspiratory reserve volume (VCE): 1000 ml, volume udara tersisa setelah
ekspirasi maksimal, selain tidal volume, dpt dipaksakan keluar melebihi tidal.

Kapasitas udara paru-paru :

a. Kapasitas residu fungsional (KRF) : 2200 ml, volume udara pada akhir
ekspirasi normal
(KRF = VCE + VR)

10
b. Kapasitas vital (KV) : 4500 ml, vol maksimum udara yg dapat dikeluarkan
selama satu kali bernapas setelah inspirasi maksimum (KV =
VCI+TV+VCE)
c. Kapasitas paru total (KPT) : 5700 ml, vol udara maksimum yg dapat
ditampung oleh paru-2 (KPT= KV+VR)

2.2.1 FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN


Fungsi utama sistem respirasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen jaringan tubuh
dan membuang karbondioksida sebagai sisa metabolisme serta berperan dalam menjaga
keseimbangan asam dan basa.  Sistem respirasi bekerja melalui 3 tahapan yaitu:

a. Ventilasi merupakan proses pertukaran udara antara atmosfer dengan alveoli. Proses
ini terdiri dari inspirasi (masuknya udara ke paru-paru) dan ekspirasi (keluarnya udara
dari paru-paru).Ventilasi terjadi karena adanya perubahan tekanan intra
pulmonal,  Ventilasi dipengaruhi oleh kadar oksigen pada atmosfer , Kebersihan jalan
nafas ,Daya recoil & complience (kembang kempis) dari paru-paru 
b. Difusi dalam respirasi merupakan proses pertukaran gas antara alveoli dengan darah
pada kapiler paru. Proses difusi terjadi karena perbedaan tekanan, gas berdifusi dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah.
c. Perfusi adalah proses yang mengirimkan darah ke kapiler paru. Oleh karena itu,
fungsi utama perfusi adalah untuk memasuk darah secara efisien seperti yang
dipersyaratkan oleh pertukaran gas. Secara umum, dua faktor yang bertanggung jawab
untuk pertukaran gas yang efisien adalah volume udara di dalam alveoli dan volume
darah di dalam kapiler paru

2.3 MEKANISME PERNAFASAN


Mekanisme sistem pernapasan dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan
membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan yakni :

a. Pernapasan Dada (Costal Breathing).


Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk.Otot
antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut, Tulang rusuk terangkat keatas,
Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil
sehingga udara masuk ke dalam badan.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut ;

11
 Fase Inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih
kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
 Fase Ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara
tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada
menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada
yang kaya karbon dioksida keluar.

b. Pernapasan Perut (Diaphragmatic Breathing)

Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Otot


difragma pada perut mengalami kontraksi, Diafragma datar, Volume rongga dada
menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga
udara pasuk ke paru-paru.

Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut ;


 Fase Inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi
lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen
masuk.
 Fase Ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga
dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam
rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

12
2.4 . PENGKAJIAN SISTEM PERNAFASAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan pasien menurut Lyer et al (1996, dalam Setiadi, 2012).

2.4.1 Pengkajian Umum Sistem Pernapasan

Perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
pernapasan melakukan dan menginterprestasi berbagai prosedur pengkajian. Proses
pengkajian keperawatan harus dilakukan dengan sangat individual (sesuai masalah
dan kebutuhan klien saat ini). Karena tubuh bergantung pada sistem pernapasan untuk
dapat hidup. Pengkajian pernapasan mengandung aspek penting mengevaluasi
kesehatan klien. Sistem pernapasan terutama berfungsi untuk mempertahankan
oksigen dan karbondioksida dalam paru-paru dan jaringan serta untuk mengatur
keseimbangan asam basa.

2.4.2 Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan klien diawali dengan mengumpulkan informasi tentang data


biografi, yaitu mencakup nama, usia, jenis kelamin, dan situasi kehidupan klien.
Riwayat pernapasan mengandung informasi tentang kondisi klien saat ini dan
masalah-masalah pernapasan sebelumnya.mewawancarai klien dan keluarga dan
fokuskan pada manifestasi klinik tentang keluhan utama, peristiwa yang mengarah
pada kondisi saat ini, riwayat kesehatan terdahulu, riwayat keluarga, dan riwayat
psikososial. Rincian dan waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan riwayat
pernapasan bergantung pada kondisi klien.

2.4.3 Keluhan Utama


Keluhan utama dikumpulkan untuk menetapkan prioritas intervensi keperawatan dan
untuk mengkaji tingkat pemahaman klien tentang kondisi kesehatannya saat ini.
Keluhan umum penyakit pernapasan mencakup dispnea, batuk, pembentukan sputum,

13
hemoptisis, mengi, dan nyeri dada. Fokuskan pada manifestasi dan prioritaskan
pertanyaan untuk mendapatkan suatu analisa gejala.

2.4.4 Riwayat Kesehatan Masa Lalu

kesehatan masa lalu memberikan informasi tentang riwayat kesehatan klien dan
anggota keluarganya. Kaji klien terhadap kondisi kronis manifestasi pernapasan,
karena kondisi ini memberikan petunjuk tentang penyebab masalah baru.

2.4.5 Riwayat Psikososial

Tentang aspek-aspek psikososial klien yang mencakup lingkungan pekerjaan, letak


geografis, kebiasaan, pola olah raga, dan nutrisi. Identifikasi semua agen lingkungan
yang mungkin mempengaruhi kondisi klien, lingkungan kerja dan hobi.

2.5 PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERNAFASAN

Pemeriksaan fisik sistem pernafasan ada 4 teknik yaitu :


a. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan (mata atau kaca pembesar). (Dewi Sartika, 2010).
Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk,
posisi, kesimetrisan, lesi, dan penonjolan/pembengkakan. Setelah inspeksi perlu
dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh
lainnya, misalnya meperhatikan distress pernapasan saat ini. Posisi yang nyaman,
takipnea, mengap-mengap, sianosis, mulut terbuka, cuping hidung mengembang,
dipsnea, warna kulit wajah dan bibir, dan penggunaan otot-otot sistem pernapasan.

b. Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba dengan meletakkan
tangan pada bagian tubuh yang dapat di jangkau tangan. Langkah-langkah yang perlu
diperhatikan selama palpasi
 Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.
14
 Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
 Kuku jari perawat harus dipotong pendek. Semua
 bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir.

Misalnya, dada di palpasi untuk mengevaluasi kulit dan dinding dada. Palpasi dada
dan medulla spinalis adalah teknik skrining umum untuk mengidentifikasi adanya
abnormalitas seperti inflamasi.palpasi dinding dada, kaji adanya krepitus (udara dalam
jaringan subkutan), defek atau nyeri tekan dinding dada, tonus otot,edema dan
fremitus taktil atau vibrasi gerakan udara melalui dada ketika klien sedang berbicara.

c. Perkusi
adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk
membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri/kanan) dengan menghasilkan
suara, yang bertujuan untuk mengidentifikasi batas/lokasi dan konsistensi jaringan.
(Dewi Sartika, 2010). Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah :

 Sonor : suara perkusi jaringan yang normal.


 Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-
paru pada pneumonia
 Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah
jantung, perkusi daerah hepar
 Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong,
misalnya daerah caverna paru, pada klien asthma kronik.
d. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan alat stetoskop.

Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.(Dewi
Sartika, 2010). Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada pernafasan adalah :

 Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran halus
pernafasan mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya
pada klien pneumonia, TBC.
 Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat
ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada
edema paru.

15
 Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase inspirasi
maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma
 Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan
amplas pada kayu.

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
 Sistem pernafasan atau respirasi adalah sistem menghirup oksigen dari udara serta
mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan
zat kebutuhan utama. Organ-organ sistem pernapasan pada manusia meliputi hidung, faring,
laring, trakea, bronkus,brokiolus ,alveolus dan pulmo. Sistem pernafasan bekerja melalui 3
tahapan yaitu: ventilasi , difusi, perfusi .
 Pengkajian dalam sistem keperawatan meliputi : Pengkajian Umum Sistem Pernapasan,
Riwayat Kesehatan, Keluhan Utama, Riwayat Kesehatan Masa Lalu, Riwayat Psikososial.
 Pemeriksaan fisik sistem pernafasan meliputi : Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi

16
DAFTRA PUSTAKA

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Buku


Kedokteran EGC

http://blackhazel.blogspot.com/2013/03/makalah-biologi-sistem-pernafasan-pada.html
Somantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedah

Anonim. http://wapedia.mobi/id/Kategori:Sistem_pernapasan. Online: (Diakses pada tanggal


17-10-2008)
Sloana, Ethel, .(2004) Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : EGC

17

Anda mungkin juga menyukai