Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1 Tujuan Umum : Untuk mengetahui konsep dasar dari
asuhan keperawatan pada pasien kekerasan dalam rumah tangga.
2 Tujuan Khusus :
a. Mahasiswa dapat memahami tentang pengkajian bagi
klien kekerasan dalam rumah tangga.
b. Mahasiswa mampu mengetahui diagnose keperawatan
secara teoritis.
c. Mahasiswa mampu menentukan intervensi yang
berkaitan dengan kekerasan dalam rumah tangga.
d. Mahasiswa mampu memahami implementasi sesuai
dengan inetrvensi yang telah ditentukan sebelumnya
terkait kekerasan dalam rumah tangga.
e. Mahasiswa mampu mengetahui evaluasi yang
dilakukan terkait dengan kekerasan dalam rumah
tangga.
C. Metode penulisan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi
BAB III
ASKEP TEORI
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Aspek biologis
Respon fisiologis timbul karena kegiatan system syaraf otonom b
ereaksi terhadap sekresi apineprin sehingga tekanan darah meningk
at, tachikardi, muka merah, pupil melebar, pengeluaran urine menin
gkat. Ada gejala yang sama dengan kecemasan seperti meningkatny
a kewaspadaan, ketegangan otot seperti rahang terkatup, tangan dik
epal, tubuh kaku, dan reflex cepat. Hal ini disebabkan oleh energy
yang dikeluarkan saat marah bertambah.
b. Aspek emosional
Salah satu anggota yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak
berdaya,jengkel, frustasi, dendam, ingin memukul anggota yang lai
n, mengamuk, bermusuhan dan sakit hati, menyalahkan dan menunt
ut.
c. Aspek intelektual
4. Aspek fisik
Aspek fisik terdiri dari : muka merah, pandangan tajam, nafas pende
k dan cepat, berkeringat, sakit fisik, penyalahgunaan zat, tekanan dar
ah meningkat. Aspek emosi : tidak adekuat, tidak aman, dendam, jen
gkel. Aspek intelektual : mendominasi, bawel, sarkasme, berdebat, m
eremehkan. Aspek sosial : menarik diri, penolakan, kekersan, ejekan,
humor.
Dari uraian tersebut diatan jelaslah bahwa perawat perlu mengkaji in
dividu secara komprehensif meliputi aspek fisik, emosi, intelektual, s
osial dan spiritual yang secara singkat dapat dilukiskan sebagai berik
ut.
POHON MASALAH
Resiko perilaku
kekerasan
Gangguan
komunikasi verbal
Halusinasi
ISOS
HDR
Marah, frustasi,
cemas, dendam, sakit
hati, tidak enak.
B. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan utama pada klien marah dengan masalah uta
ma perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :
1. Resiko perilaku kekerasan
C. Intervensi
Kasus :
Seorang wanita bernama N berusia 30 tahun datang ke P2TP2A untuk melaporkan
tindakan suaminya yang sering memukulinya.Sang istri sudah tidah kuat lahi deng
an tindakan suaminya itu.Dia sering dipukuli dengan menggunakan tangan/ bend
a-benda di sekitarnya.Suami sering memukuli istri juka istri tidak memenuhi kebu
tuhannya dan terkadang suaminya sering melakukan kekerasan dalam hubungan s
eksual. Tidak hanya tindakan memukuli istri namun perilaku dan ucapan kasar dar
i suami kerap kali dilontarkan kepada sang istri. Mata pencarian suami adalah seor
ang tukang becak yang sudah sering tidak bekerja karena sepi penumpang maka i
stri sudah tidak pernah menerima nafkah lagi dari suami. Mereka tinggal di perka
mpungan kumuh pinggiran sungai ciliwung.Anak sebanyak 5 orang yang tidak me
lanjutkan sekolah mereka karena masalah biaya. Sang istri menceritakan bahwa sa
ng suami sering memukuli istrinya karena masalah sepele, suaminya sudah sering
memukuli mulai usia pernikahan 3 tahun yang lalu. Saat dilakukan pemeriksaan te
rhadap istri terdapat luka lebam di sekujur badan, tampat sering menangi dan keta
kutan.Sering menyendiri dan tampak murung.
A. PENGKAJIAN
Nama : Ny. N
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
B. Keluhan utama : istri merasa tidak kuat lagi dengan tindakan suaminya ya
ng sering memukulinya
C. Faktor Predisposisi :
Kekerasan fisik : Suami sering memukuli istri dengan tangan atau
benda- benda disekitarnya
Kekerasan Psikis : Perilaku dan ucapan kasar dari suami kerap kali
dilontarkan pada sang istri
Seksual : Suami sering memukuli bila istri tidak memenuhi kebutu
han suami dan terkadang suaminya sering melakukan kekerasan da
lam hubungan seksual
Kekerasan Ekonomi : Suami yang bekerja sebagai tukang becak su
dah sering tidak bekerja sepi penumpang, maka istri tidak menerim
a nafkah lagi dari suaminya.
D. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : - (Kaji tingka kesadaran klien)
TTV : - (Kaji TD, RR, HR, T)
Pemeriksaan luka : Terdapat luka lebam disekujur badan
Paikososial : klien tampak sering menangis dan ketakutan, sering
menyendiri dan tampak murung.
Analisa data
Data Etiologi Masalah keperawatan
DS : Istri mengaku sering Faktor penyebab KDRT Ansietas
dipikuli oleh suami d
engan menggunakan Keadaan ekonomi renda
tangan dan benda- be h, ketergantungan ekono
nda disekitar mi istri terhadap suami,
DO: Terdapat luka lebam
disekujur tubuh, klie Pergeseran fungsi keluarg
n tampak sering men a
angis dan ketakutan
Stress dan cemas
Perasaan terancam
Kemarahan
Ansietas
DS : - Perilaku kekerasan terhad Harga diri rendah
DO: Tampak sering meny ap istri
endiri dan ketakuta
n murung. Pukulan dengan tangan d
an benda
Trauma Psikis
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan integritas kulit b.d luka pukulan yang berulang ditandai dengan
luka lebam seluruh tubuh
2. Ansietas b.d koping individu tidak efektif d.d klien tampak sering menangi
s dan ketakutan
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah b.d d.d klien tampak sering meny
endiri dan murung
F. INTERVENSI
A. Kesimpulan
Perilaku kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap
seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis danatau penelantaran rumah tangga
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, dan perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga (Kemenkes
RI, 2010)
Kekerasan tidak terbatas hanya pada tindakan fisik, melainkan
penganiayaan emosi, seksual, psikologis, bahkan korban dapat mengalami
penganiayaan ekonomi yang membatasi pengeluaran atau pendapatan mereka dan
menyebabkan kerugian moneter.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://edoc.pub/queue/askep-kdrt-5-pdf-free.html
Ballard, Keren A, 2016. Keperawatan Kesehatan Jiwa Psikiatrik. Buku
kedokteran EGC.
Digilib.unimus.ac.id/download.php?id=12829
Artikel Penelitian
Disetujui 7 Februari2015
KEKERASAN DALAM Dipublikasikan 1 April 2015
JKMA (2)8
0-
87
Jurnal Kesehatan MasyarakatAndalas
@2
diterbitkanoleh: 015
ProgramStudiKesehatanMasyarakat JKM
FakultasKesehatanMasyarakatUniversitasAndalas A
p-ISSN1978-3833 http://jurnal.hm.unand.ac.id/index.php/jkm
e-ISSN2442-6725 a/
1
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas, Padang, Sumatra Barat, 25148
Abstrak
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan kekerasan yang paling banyak
dialami oleh perem-
puandiIndonesia.KDRTdiKotaPadangterusmeningkatyaitusebanyak98kasustahun
2011,102kasus di 2012, dan 135 kasus pada 2013.Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan riwayat kekerasan masa lalu dan pola asuh suami sewaktu kecil
dengan kejadian KDRT terhadap istri.Penelitian ini meng- gunakan pendekatan cross
sectional. Populasi adalah semua suami yang berada di Kecamatan Padang
Selatandenganjumlahsampel400orang.Pengumpulandatadengancarapenyebaranangket.
Hasilpene- litian didapatkan kejadian KDRT sebebsar 61%, responden yang pernah
mengalami riwayat kekerasan di masa lalu (59,8%), memiliki pola asuh yang buruk
(55,3%). Terdapat hubungan antara riwayat kekerasan di masa lalu (p=0,025), pola
asuh sewaktu kecil (p=0,016), dengan kejadian KDRT. Diharapkan kepada Komnas
Perempuan dan Camat Padang Selatan beserta jajarannya bekerja sama dengan jajaran
Polsek wilayah Padang Selatan untuk memberikan sosialisasi dan informasi tentang
perlindunganhukum.
Kata Kunci: KDRT,Riwayat Kekerasan, Pola Asuh
The incident of domestic violance Padang city in 2011 about 98 casses, 2012 about 102
casses, 2013
about135casses.Theobjectiveofthisstudywastoknowhistoryofviolenceandparentingwith
domestic violence. Cross sectional design was used in this study. Population were all
husbands in Padang Selatan District and sample were 400 respondents. The results
showed that incident of domestic violance (61%) the respondents had experienced a
history of violence (59.8%), had poor parenting (55.3%). There was a significant
association between a history of violence (p= 0.025), and parenting (p =0.016), with
the inci- dence of domestic violence in the District of Padang Selatan Padang City in
2014. Expected that national
commissionofwomenandotherrelatedinstatncy,cooperatingwiththepolicestationPadang
Selatandis-
trict,toprovidesocializationandinformationaboutlegalprotectiontowomenagaintsdomest
icviolance.
Keywords: DV (Domestic Violance), History of Violance, Parenting
Korespondensi Penulis:
FakultasKesehatanMasyarakat,UniversitasAndalasJl.PerintisKemerdekaan,Padang,Sumat
raBarat,25148 Telepon/HP:0751-38613 Email :meryramadani81@yahoo.com
Ramadani, Yuliani | Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) :Isu Kesehatan Masyarakat Secara Global
Metode Hasi
Penelitian ini menggunakan desain l Tabel 1 menyajikan distribusi frekuensi
dimana varibel dependen suami menurut beberapa variabel yang dipela-
(kekerasan dalam rumah tangga) dan jari pada penelitian ini. Hasil penelitian me-
variabel indepen- nemukan sebanyak 61% suami melakukan tin-
den(riwayatkekerasansuami,polaasuhsuami dakan KDRT.Bentuk KDRT yang dilakukan
sewaktu kecil) diamati dan diukur pada wak- suami meliputi kekerasan fisik ringan hingga
tu yang sama di Kecamatan Padang Selatan berat, kekerasan psikologis ringan hingga be-
pada bulan Desember 2013-Juli 2014. rat, kekerasan seksual ringan dan kekerasan
Populasi adalah semua suami yang memiliki ekonomi ringan (Tabel 2). Berdasarkan sko-
istri yang berada di wilayah Kecamatan ring, diketahui 59,8% suami memiliki riwayat
Padang Selatan kekerasan di masa lalu. Sebanyak 93,2%
13.180 orang.Dari semua populasiditentukan pernah dipukul /dilempar dengan barang /
jumlahsampelsebanyak400orang.Pengambi- ditampar / dicubit / ditendang oleh orang tua.
lan sampel dengan multistange random Hampir seluruh suami (92,8%) pernahdi-
sampling dilakukan dalam dua tahap. Tahap ancam oleh orang tua dan 86,5% pernahme-
pertama mengambil satu kelurahan secara acak
sebagai kelurahan sampel.Kemudian satu RW Tabel 1 Distribusi FrekuensiMenurutVariabel
dalam kelurahan terpilih dijadikan sampel Variabel Variabel
tahap kedua.Seluruh RT dalam daerah tersebut FrekuensiP e r s e n -
di- jadikan unit sampling dan dipilih secara (f) tase (%)
acak sesuai dengan jumlah sampel
yangdiinginkan.
Sampel penelitian harus memenuhi krite- Kejadian Ada 244 61,0
KDRT
ria inklusi dan ekslusi. Data primer yang di- Tidak Ada 156 39,0
kumpulkan meliputi kejadian KDRT, riwayat Riwayat Pernah 239 59,8
kekerasansuamidimasalalu,danpolaasuh Kekerasan Tidak 161 40,2
suami sewaktu kecil. Data diperoleh dengan
Pernah
melakukan kunjungan rumahdanmenyebar PolaAsuh Buruk 221 55,3
angket. Instrumen penilaian KDRT merujuk Baik 179 44,7
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2015 - September 2015 | Vol. 9, No. 2, Hal. 80-87
82
Ramadani, Yuliani | Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) :Isu Kesehatan Masyarakat Secara Global
lihat orang tua melakukan tindak kekerasan (92,2%) dan 88,2% mengatakan orang tua
dalam keluarga (Tabel 3). Menurut pola asuh suka memaksakan kehendaknya (Tabel 4).
diketahui 55,3% suami mendapatkan pola Ter-
asuh yang buruk sewaktu kecil. dapathubunganyangsignifikanantarariwayat
Sebanyak93% menilai orang tua sering kekerasan di masa lalu (nilai p=0,025), dan
menghukum mere- ka tanpa alasan jelas. pola asuh sewaktu kecil (nilai
Orang tua tidak pernah meluangkan waktu p=0,016)dengan kejadian KDRT oleh suami
untuk bersamamereka (Tabel5).
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2015 - September 2015 | Vol. 9, No. 2, Hal. 80-87
Pembahasan
Penelitian ini memiliki beberapa ke- Hasil penelitian menemukan 55,9%
terbatasan. Proses pengumpulan data melalui suami melakukan tindakan KDRT terhadap
angket bersifat subjektif dan tergantung keju- istri mereka. Hal ini menunjukkan tingginya
juran dari responden dalam menjawab. Jawa- kejadian kekerasan pada perempuan di ranah
ban responden mengenai riwayat kekerasan domestik. Komnas perlindungan perempuan
masakecildanpolaasuhrentanmenghasilkan juga mencatat kejadian KDRT
informasi yang bias. Hal ini karena kejadian cenderungting- gi dan meningkat setiap
tersebut sudah berlangsung sangat lama se- tahun, denganrata-ra- ta peningkatan sebesar
hingga sulit untuk memberikan informasi de- 5-10% tiap tahunnya(3). Sejumlah laporan
nganakurat. dari negara lain menyebut- kan, lebih dari
separuh perempuan yang telah
menikahdiIndiapernahmengalamikekerasan
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2015 - September 2015 | Vol. 9, No. 2, Hal. 80-87
Ramadani, Yuliani | Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) :Isu Kesehatan Masyarakat Secara Global
fisik. Riset lainnya mendapatkan lebih dari reproduksi, baik langsung ataupun tidak
30 persen perempuan terancam kekerasan langsung. Perempuan bisa mengalami gang-
sek- sual.WHO menyebutkan KDRT di guan menstruasi bahkan menopause lebih
Ethiopia menembus angka di atas awal.Pada saat hamil dapat terjadikeguguran
71%.Sementara kor- / abortus, persalinan imatur dan bayi mening-
banKDRTdiCina90persennyaadalahkaum gal dalam rahim. Saat persalinan, perempuan
perempuan. Menurut laporan Federasi Wani- akan mengalami penyulit persalinan seperti
ta Cina (CWF), dari tiga perempuan dinegara hilangnya kontraksi uterus, persalinan lama,
ini, salah satunya menjadi korban kekerasan persalinan dengan alat bahkan pembedahan.
berumahtangga(8). Hasil dari kehamilan dapat melahirkan bayi
Bentuk kekerasan, yang paling ba- dengan BBLR, terbelakang mental, bayi lahir
nyak dilakukan dalam penelitian ini adalah cacat fisik atau bayi lahir mati(2).
kekerasan fisik ringan berupa mendorong Informasi yang didapatkan dari suami
istri (36,3%). Selanjutnya adalah kekerasan diketahui bahwa kebanyakan dari mereka ti-
ekonomiringanberupatidakmemenuhikebu- dak tahu bahwa apa yang sudah mereka laku-
tuhan rumah tangga (35%) dan kan merupakan tindakan KDRT. Suami me-
kekerasansek- nganggap tindakan tersebut adalah hal biasa
sualringanberupamenghinadengankata-kata danperludilakukanagaristritetaphormatke-
berbauseksual(32,5%).Mirisnyalagisebanyak pada mereka selaku suami.Bentuk kekerasan
19,5% kekerasan psikologis kategori berat berupa tidak memenuhi kebutuhan rumah
dilakukan ketika istri sedang hamil. Temuan tangga dilakukan karena kondisi ekonomi
ini sesuai dengan catatan tahunan Komnas yangsulit,bukankarenamerekainginmelaku-
perlindungan perempuan, yang menyebutkan kannya.Beratnya tuntutan hidup membuat
kekerasan yang paling banyak terjadi dalam mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan
rumah tangga adalah kekerasan psikologis sehari-hari.Hasil penelitian menguatkan du-
(46%). Efek psikologis penganiayaan bagi gaan bahwa kejadian kekerasan dalam rumah
ba- nyak perempuan lebih parah dibanding tangga memang banyak terjadi di lingkungan
efek fisiknya Rasa takut, cemas, letih, masyarakat kita.Kekerasan tersebut terutama
kelainan stress post traumatic, serta menimpa istri. Sayangnya kejadian
gangguan makan dan tidur merupakan reaksi kekerasan masih sering ditutupi dan
panjang dari tin- dak kekerasan. Seringkali disembunyikan(hid- den crime) baik itu oleh
tindak kekerasan terhadap istri pelaku ataupun oleh korban(9).
mengakibatkan kesehatan re- produksi Kenyataannya sangatlah sulitmengukur
terganggu secara biologis yang pada dan mengetahui secara pasti kekerasan dalam
akhirnya mengakibatkan terganggunya rumah tangga. Ini disebabkan karena pelaku
secara sosiologis(6). dan korban belum benar-benarmengetahui
Dilihat dari aspek kesehatan reproduk-
si, kejadian KDRT pada perempuan bisa me-
ngakibatkan berbagai macam gangguan
sistem
Ramadani, Yuliani | Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) :Isu Kesehatan Masyarakat Secara Global
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2015 - September 2015 | Vol. 9, No. 2, Hal. 80-87
UcapanTerimaKasih
Terima kasih kepada Camat Kecamatan
Padang Selatan yang telah memberikan izin
penelitian. Kepada Komnas Perempuan,
Polda Sumbar, Poltabes Padang yang telah
memberi-
kandatasertaketeranganyangdibutuhkanpe-
neliti. Kepada ibu-ibu kader yang turut mem-
bantu dalam penelitian ini, serta para suami
yang sudah bersedia menjadiresponden.
Ramadani, Yuliani | Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) :Isu Kesehatan Masyarakat Secara Global