Anda di halaman 1dari 54

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI

DISUSUN OLEH :

PUTRI MAYANG SARI


NIM : P0 5140120 032

Dosen Pengampu : RACHMAWATI, M.Kes

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
BENGKULU
2020
KATA PENGATAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan berkat
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Adapun judul dari makalah ini adalah “ANATOMI DAN
FISIOLOGI”.
Makalah ini menyajikan materi yang mudah dipahami dan dimengerti oleh
peserta didik atau pembaca. Makalah ini juga menjadi bahan ajar bagi guru dan
peserta didik dan untuk menggali ilmu secara mandiri, mencari untuk menemukan
aspirasi, motivasi dan dapat berkarya sehingga bermamfaat bagi kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga
penyajian makalah selanjutnya dapat kami tingkatkan. Semoga makalah ini dapat
membantu mengantarkan peserta didik untuk mencapai sukses dalam pendidikan,
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Bengkulu, Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................3
C. Tujuan.........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi Fisiologi Kardiovaskuler....................................................................4
B. Anatomi Fisiologi Pembuluh Darah...............................................................11
C. Anatomi Fisiologi Sistem Pembuluh Limfe.................................................20
D. Anatomi Fisiologi Keseimbangan Cairan Elektrolit..................................34
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................40
B. Saran.........................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler.
Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah.
Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung,
komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi
darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut
secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah
mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang
terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui
venula dan vena.
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah
digunakan sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan, dan
hormon serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan
metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini, faktor perubahan
volume cairan tubuh dan hormon dapat berpengaruh pada sistem
kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami
anatomi fisiologi yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu
memahami berbagai problematika berkaitan dengan sistem kardivaskuler
tanpa ada kesalahan yang membuat kita melakukan neglicent (kelalaian). Oleh
karena itu, sangat penting sekali memahami anantomi fisiologi kardiovaskuler
yang berfungsi langsung dalam mengedarkan obat-obatan serta oksigenasi
dalam tubuh dalam proses kehidupan.
Sistem limfatik terdiri dari pembuluh limfe, kelenjar limfe, cairan limfe,
timus, dan limpa. Kelenjar limfe, timus, tonsil, dan limpa mengandung
jaringan limfatik. Jaringan limfatik tersusun dari serat reikuler dengan sel-sel
fibroblast, makrofag, dan sejumlah besar limfosit yang terdapat di antara serat
retikuler tersebut.

1
Dalam tubuh setiap makhluk hidup terjadi suatu sistem sirkulasi. Sistem
sirkulasi atau nama lainnya adalah sistem peredaran darah sangat berfungsi
dan mempunyai peran penting dalam kehidupan individunya.
Khususnya pada manusia, keadaan sistem sirkulasinya mempengaruhi
keadaan fisik dan mental seseorang. Karena dengan sistem peredaran darah,
asupan gizi dan energi yang di dapat oleh manusia bias dialirkan ke seluruh
tubuh untuk menggerakkan anggota tubuh. Selain itu juga, dalam sistem
sirkulasi inilah paru-paru manusia dapat menerima oksigen.
Ada sistem lain yang bekerja bersamaan dengan sistem sirkulasi, nama
sistem itu adalah sistem limfatik. Sistem limfatik bekerja dengan cara yang
berbeda dan mempunyai tugas yang berbda pula dengan sistem sirkulasi.
Sistem limfatik mempunyai fungsinya sendiri dalam tubuh manusia.
Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi cairan interstisial yang
mengandung konsentrasi nutrien, gas dan elektrolit yang di butuhkan untuk
mempertahankan fungsi normal sel. Kelangsungan hidup memerlukan
lingkungan internal yang konstan (homeostatis). Mekanisme regulator penting
untuk mengendalikan keseimbangan volume, komposisi dan keseimbangan
asam basa cairan tubuh selama fluktuasi metabolik normal atau saat terjadi
abnormalisasi seperti penyakit atau trauma.
Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan
komposisinya tetap stabil adalah penting untuk homeostatis. Sistem
pengaturan mempertahankan konstannya cairan tubuh, keseimbangan cairan
dan elektrolit dan asam basa, dan pertukaran kompartemen cairan ekstraseluler
dan intraseluler.
Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang ada di
sekelilingnya termasuk dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan
minum lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri
dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh
adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh.
Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan
tubuh yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria

2
secara proporsional mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibanding dengan
wanita. Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit
dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel lemak mengandung
sedikit air.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Anatomi Fisiologi Kardiovaskuler?
2. Jelaskan Anatomi Fisiologi Pembuluh Darah ?
3. Jelaskan Anatomi Fisiologi Sistem Pembuluh Limfe?
4. Jelaskan Anatomi Fisiologi Keseimbangan Cairan Elektrolit?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Anatomi Fisiologi Kardiovaskuler
2. Untuk mengetahui Anatomi Fisiologi Pembuluh Darah
3. Untuk mengetahui Anatomi Fisiologi Sistem Pembuluh Limfe
4. Untuk mengetahui Anatomi Fisiologi Keseimbangan Cairan Elektrolit

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi Fisiologi Kardiovaskuler


1.
Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulasi darah yang terdiri
dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi
memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh
jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem
kardiovaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar
fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah
meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat
terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di
arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi
memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.

Gambar : Sistem kardiovaskuler


Sistem kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu
kehamilan. Dalam sistem kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar
yang di sebut Angioblast. Angioblast ini timbul dari:
1. Mesoderm : splanknikus & chorionic

4
2. Merengkim : yolk sac dan tali pusat
3. Dan dapat juga menimbulkan pembuluh darah dan darah
Dalam awal perkembangannya yaitu pada minggu ketiga, tabung
jantung mulai berkembang di splanknikus yaitu antara bagian pericardial
dan IEC dan atap katup uning telur sekunder (kardiogenik area). Tabung
jantung pasangkan membujur endotel berlapis saluran. Tabung-tabung
membentuk untuk menjadi jantung primordial. Jantung tubular bergabung
dalam pembuluh darah di dalam embrio yang menghubungkan tangkai,
karian dan yolk sac membentuk sistem kardivaskuler purba. Pada janin,
proses peredaran darah melalui plasenta.
2. Komponen Sistem
Kardiovaskuler a. Jantung
Jantung merupakan organ utama sistem kardiovaskuler, berotot
dan berrongga, terletak dirongga toraks bagian mediastinum, diantara
dua paru-paru. Bentuk jantung seperti kerucut tumpul, pada bagian
bawah disebut apeks, letaknya lebih kekiri dari garis medial, bagian
tepinya pada ruang interkosta V kiri atau kira-kira 9 cm dari kiri linea
medioclavicularis, sedangkan bagian atasnya disebut basis terletak
agak kekanan tepatnya pada kosta ke III, 1 cm dari tepi lateral
sternum.
Ukuran jantung kira-kira panjangnya 12 cm, lebar 8-9 cm dan
tebalnya 6 cm. Beratnya sekitar 200 sampai 425 gram, pada laki-laki
sekitar 310 gram, pada perempuan sekitar 225 gram.
1) Lapisan otot jantung
Ada tiga lapisan jantung, yaitu lapisan bagian luar disebut
epikardium, lapisan bagian tengah disebut miokardium. Sedangkan
lapisan bagian dalam disebut endokardium, a) Luar/epicardium

Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan


kantong pembungkus jantung yang terletak di mediastinum
minus dan di belakang korpus sterni dan rawan iga II- IV yang

5
terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietal
dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender
sebagai pelican untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak
mengganggu jantung.
b) Tengah/ miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri
koronaria. lapisan ini lebih tebal, tersusun atas otot lurik dan
mampu berkontraksi dengan kuat. Susunan miokardium yaitu:
(1) Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua
lapisan. Lapisan dalam mencakup serabut-serabut
berbentuk lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria.
(2) Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari
cincin antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
(3) Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan
bilik( atrium dan ventrikel).
c) Dalam / Endokardium
Lapisan ini terdiri dari jaringan endotelia yang juga
melapisi ruang jantung dan katup-katup jantung.
2) Bagian– bagian dari jantung:
a) Basis kordis: bagian jantung sebelah atas yang berhubungan
dengan pembuluh darah besar dan dibnetuk oleh atrium sinistra
dan sebagian oleh atrium dekstra.
b) Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut
tumpul.
3) Permukaan jantung (fascies kordis) yaitu:
a) Fascies sternokostalis: permukaan menghadap kedepan
berbatasan dengan dinding depan toraks, dibentuk oleh atrium
dekstra, ventrikel dekstra dan sedikit ventrikel sinistra.
b) Fascies dorsalis: permukaan jantung menghadap kebelakang
berbentuk segiempat berbatas dengan mediastinum posterior,

6
dibentuk oleh dinding atrium sinistra, sebgain atrium sinistra
dan sebgain kecil dinding ventrikel sinistra.
c) Fascies diafragmatika: permukaan bagian bawah jantung yang
bebatas dengan stentrum tindinium diafragma dibentuk oleh
dinding ventrikel sinistra dan sebagian kecil ventrikel dekstra.
4) Tepi jantung ( margo kordis) yaitu:
a) Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang mulai
dari vena kava superior sampai ke apeks kordis
b) Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi membentang
dari bawah muara vena pulmonalis sinistra inferior sampai ke
apeks kordis.
5) Ruang jantung
Jantung terbagi atas dua belahan yaitu belahan kanan dan
belahan kiri, kedua belahan tersebut dipisahkan oleh otot pemisah
yang disebut septum. Setiap belahan terdiri atas dua ruang yaitu
ruang pengumpul yang disebut atrium dan ruang pemompa yang
disebut ventrikel. Dengan demikian jantung mempunyai empat
ruangan yaitu atrium kanan, ventrikel kanan, atrium kiri, dan
ventrikel kiri. Atrium kanan menerima darah yang kurang oksigen
dari seluruh tubuh melalui vena cava superior (dari tubuh bagian
atas) dan vena cava inferior (dari tubuh bagian bawah) kemudian
darah mengalir masuk ke ventrikel kanan untuk selanjutnya
dipompakan keparu-paru melalui arteri pulmonalis untuk
dioksigenasi. Darah yang kaya oksigen dari paru-paru melalui
empat vena pulmonalis masuk keatrium kiri dan selanjutnya dari
atrium kiri darah mengalir ke ventrikel kiri untuk dipompakan
keseluruh tubuh melalui aorta.
6) Katup jantung
Jantung memiliki dua tife katup yaitu katup antrioventrikuler
dan katup semilunar. Katup jantung tersusun oleh endothelium
yang dilapisi oleh jaringan fibrosa, sehingga katup dapat menutup

7
dan membuka karena sifatnya yang fleksibel. Fungsi katup jantung
adalah mengalirkan darah pada saat terbuka dan menahan aliran
darah, mencegah refluk aliran darah pada saat menutup.
katup antrioventrikular terletak diantara atrium dan ventrikel.
Katup ini terdiri dari katup trikuspidalis yang menghubungkan
antara atrium dan ventrikel kanan dan bikuspidalis atau mitral yang
menghubungkan antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup
trikuspidalis mempunyai tiga daun katup sedangkan bikuspidalis
mempunyai dua daun katup. Posisi katup antrioventrikuler sangat
kuat karena disokong oleh filamen fibrosa yang disebut
chordatendineae dan otot papilari yang melekat pada dinding
ventrikel. katup antrioventrikuler menutup pada saat ventrikel
jantung berkontraksi atau pada saat systole untuk mencegah aliran
balik darah ke atrium dan akan membuka pada saat jantung
relaksasi atau diastole untuk mengalirkan darah dari atrium dan
mengisi kembali ruang ventrikel.
katup semilunar terdiri atas katup pulmonal dan katup aorta.
Katup ini mempunyai tiga daun katup. Katup polmunal terletak
diantara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis. Sedangkan katup
aorta terletak diantara ventrikel kiri dengan aorta. Pada saat terjadi
diastole katup semilunar menutup dan membuka saat systole.
Menutupnya katup jantung menimbulkan bunyi jantung.
7) Suplay darah otot jantung
Otot jantung membutuhkan aliran darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrien yang sangat dibutuhkan untuk
metabolisme. Otot jantung dioerdarahi oleh arteri koronaria yang
merupakan cabang dari aorta. Arteri koroner bercabang menjadi
dua yaitu arteri koronari kanan atau right coronary artery (RCA)
dan arteri koronari kiri atau left coronary artery (LCA). arteri
koronari kanan memperdarahi bagian atrium kanan, ventrikel
kanan, inferior ventrikel kiri dan bagian posterior dinding septal,

8
Sinoatrial Node (SA Node) dan Atrio ventrikular Node (AV Node).
Arteri koronari kiri mempunyai dua cabang utama yaitu arteri
desenden kiri dan arteri sirkumplek. Arteri desenden kiri
memperdarahi dinding ventrikel kiri bagian anteriol dan apeks dari
ventrikel kiri, sedangkan arteri sirkumplek memperdarahi bagian-
bagian atrium kiri, bagian lateral dan fosterior surfak ventrikel kiri.
8) Siklus Jantung
Siklus jantung merupakan periode dimana jantung
berkontraksi dan relaksasi. Satu kali siklus jantung sama dengan
satu periode sistole (saat ventrikel berkontraksi) dan satu periode
diastole ( saat ventrikel relaksasi). Normalnya siklus jantung
dimulai dengan depolarisasi spontan dari sel pacemaker dari SA
Node dan berakhir dengan keadaan relaksasi ventrikel. a) Sistole
atrium
Depolarisasi dari SA Node menyebar keatrium melalui
internodal menyebabkan kontraksi pada atrium. Adanya
kontraksi dan meningkatnya tekanan pada atrium mendorong
sebagian darah pada ventrikel. Pada saat sistole atrium katup
atrioventrikular membuka dan katup semulunar menutup.
Tekanan atrium lebih tinggi daripada tekanan ventrikel.
b) Sistole ventrikel
Setelah ventrikel terisi darah dari atrium dan karena
depolarisasi dari AV Node, bundel his dan dengan cepat
keserabut purkenje maka mulailah terjadi kontraksi ventrikel.
Pada saat sistole terjadi, katup atrioventrikuler (trikuspidalis dan
bikuspidalis atau mitral) menutup dan menimbulkan bunyi ”lub”
atau dikenal dengan bunyi jantung 1 (S1) dan membukanya katup
semilunar (katup aorta dan pulmonalis). Pada saat ini pula darah
dipompakan keluar ventrikel. Darh dari ventrikel kanan
dipompakan keparu-paru untuk dioksigenasi,

9
sedangkan dari ventrikel kiri darah dipompakan keseluruh
tubuh melalui aorta.
c) Diastole ventrikel
Pada saat diastole ventrikel menjadi rileks sehingga
tekanannya lebih rendah daripada tekanan atrium, hal ini
menimbulkan darah mengalir dan mengisi ventrikel. Sekitar 70
% pengisian ventrikel berlangsung sebelum sistole atrium. Pada
keadaan diastole katup semilunar menutup dan menimbulkan
bunyi “dup” atau bunyi jantung II (S2).
9) Bunyi Jantung
Bunyi jantung terdiri dari bunyi jantung murni dan bunyi
jantung tambahan. bunyi jantung murni terdiri atas bunyi jantung I
(S1), terjadi akibat penutupan katup atrioventrikular pada saat
sistole ventrikel dan bunyi jantung II (S2), terjadi akibat penutupan
katup semilunar pada saat terjadi Diastole ventrikel. Sedangkan
bunyi tambahan misalnya bunyi jantung III (S3) dan bunyi jantung
IV (S4), terjadi akibat vibrasi pada dinding jantung pada saat darah
mengalir dengan cepat dalam ventrikel.
10) Frekuensi jantung
Jantung berdenyut dalam satu menit sekitar 60-100 kali atau
rata-rata 75 kali permenit. Jika jantung berdenyut lebih dari 100
kali disebut takhikardia dan jika kurang dari 60 kali disebut
bradikardia. Frekuensi denyut jantung di pengaruhi oleh keadaan
aktivitas, umur, jenis kelamin, endokrin, suhu, tekanan darah,
kecemasan, stres dan nyeri.
Pada saat aktivitas, kebutuhan oksigen meningkat dan
pengeluaran CO2 juga meningkat sehingga meningkatnya denyut
jantung. Demikian juga pada usia, lebih muda usia frekuensi
denyut jantung lebih cepat. Frekuensi jantung pada wanita lebih
cepat dari pada pria. Pengaturan frekuensi jantung dilakukan atas

10
pengaruh sistem saraf autonomik yang berpusat dimedula
oblongata, baru reseptor dan faktor lain.

B. Anatomi Fisiologi Pembuluh Darah


1. Tinjauan Fisiologis

Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup yang berada


dalam ruang vaskuler, karena peranannya sebagai media komonikasi antar
sel keberbagai bagian tubuh dengan dunia luar karena fungsinya membawa
oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida dari jaringan
keparu-paru untuk di keluarkan, membawa zat nutrien dari saluran cerna
ke jaringan kemudian menghantarkan sisa metabolisme melalui organ
sekresi seperti ginjal, menghantarkan hormon dan materi-materi
pembekuan darah.
Sistem vaskuler terdiri atas dua system yang saling berhubungan :
jantung kanan memompa darah ke paru melalui sirkulasi paru, dan jantung
kiri memompa darah ke semua jaringan tubuh lainnya melalui sirkulasi
sistemik.Pembuluh darah pada kedua system merupakan saluran untuk
pengangkutan darah dari jantung ke jaringan dan kembali lagi ke
jantung.Kontraksi ventrikel menuplai tenaga dorong untuk mengalirkan
darah melalui system vaskuler.Arteri mendistribusikan darah teroksigenasi

11
dari sisi kiri jantung ke jaringan , sementara vena mengangkut darah yang
teroksigenasi dari jaringan ke sisi kanan jantung.
Pembuluh kapiler yang terletak di antara jaringan menghubungkan
system arteri dan vena dan merupakan tempat pertukaran nutrisi dan sisa
metabolism antara system sirkulasi dan jaringan,Arteriol dan venul yang
terletak disebelah kapiler, bersama dengan kapiler , menyusun sirkulasi
mikro.
Sistem limfa melengkapi fungsi system sirkulasi.Pembuluh limfa
mengangkut limfa (cairan serupa plasma ) dan cairan jaringan
( mengandung protein kecil, sel, debris jaringan ) dari ruang interstisial ke
system vena.
2. Anatomi Sistem Vaskuler
Pembuluh darah terdiri atas tiga jenis, yaitu arteri, vena, dan kapiler.
a. Arteri
Arteri merupakan struktur berdinding tebal yang mengangkut
darah dari jantung dan disebarkan ke berbagai jaringan tubuh melalui
cabangnya.
Arteri yang mempunyai diameter kurang lebih 25mm (1 inchi )
mempunyai banyak cabang.Dan cabang itu dibagi bagi lagi
menjadipembuluh darah yang lebih lebih kecil, arteri dan arteriol yang
berukuran 4mm (0,16 inchi ) yang mengalirkan darah sampai mencapai
jaringan.Didalam jaringan, pembuluh darah terbagi lebih lanjut,
mencapai diameter yang lebih kecil, kira kira 30 mikrometer yang
dianamakan arteriole.
Dinding arteri dan arteriola tersusun atas tiga lapisan yaitu:
1) Lapisan dalam sel : Intima
Merupakan lapisan yang sangat tipis, permukaan halus, dan
berhubungan langsung dengan darah yang mengalir.
2) Lapisan tengah : Media
Merupakan bagian terbesar dari dinding pembuluh darah di
aorta dan arteri besar lainnya.Tersusun atas serabut jaringan elastic

12
dan jaringan ikat yang member kekuatan pada pembuluh darah
untuk berkonstriksi dan dilatasi untuk mengakomodasi darah yang
diejeksikan dari jantung ( volume sekuncup ) dan menjaga aliran
darah agar tetap dan teratur.
3) Lapisan luar jaringan ikat : Adventisia
Merupakan lapisan jaringan ikat yang mengikat pembuluh
darah dari jaringan sekitarnya. Kandungan jaringan elastis pada
arteri yang kecil dan arteriola lebih sedikit, dan lapisan media pada
pembuluh darah ini tersusun terutama oleh otot polos.
Karena banyaknya otot, maka dinding arteri relative tebal,
terhitung sekitar 25% total dari diameter arteri.Dinding merupakan
67% total dari arteriola.
b. Kapiler
Dinding kapiler tidak mempunyai otot polos maupun
adventisia,hanya tersusun oleh satu lapis sel endotel.Stuktur berdinding
tipis memungkinkan transport nutrisi cepat dan efisien ke sel dan
mengangkut sisa metabolisme. Diameter kapiler berkisar antara 5
sampai dengan 10 mikrometer, sehingga sel darah merah harus
menyesuaikan bentuknya untuk melalui pembuluh darah ini.Perubahan
diameter kapiler bersifat pasif dan dipengaruhi oleh perubahan
konstruksi pembuluh darah yang mengalirkan darah ked an dari
kapiler.Diameter kapiler juga berubah sebagai respons dari rangsangan
kimia. Pada beberapa jaringan suatu cincin otot polos dinamakan
sfingter prekapiler, yang terletak diakhir arteriola kapiler dan
bertanggungjawab bersama dengan arteriola untuk mengatur aliran
darah ke kapiler.
Penyebaran kapiler sepanjang jaringan bervariasi tergantung
pada jenis jaringannya.Misalnya jaringan skelet, yang metabolismenya
aktif, mempunyai jaringan kapiler yang lebih padat disbanding dengan
jaringan yang kurang aktif seperti kartilago.

13
Kapiler adalah pembuluh mikroskopik yang membentuk jalinan
yang menghubungkan arteriol dengan venula.Pada beberapa daerah
tubuh, seperti pada ujung jari dan ibu jari, terdapat hubungan langsung
dengan arteri dan vena tanpa diperantarai oleh kapiler. Tempat
hubungan seperti ini dinamakan anastomisis arteriovenosa.
c. Vena
Secara structural vena merupakan analogi system arteri dan vena
cava sesuai dengan aorta.Dinding vena berbeda dengan dinding arteri,
lebih tipis dan lebih sedikit ototnya.Hal ini memungkinkan dinding
vena mengalami distensi lebih besar dibanding arteri.
Vena adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kembali
ke jantung. Vena terkecil dinamakan venula.Vena yang lebih kecil atau
cabang cabangnya dinamakan venula, kemudian bersatu membentuk
vena yang lebih besar yang seringkali satu sama lain membentuk
pleksus vena. Arteri profunda tipe sedang sering diikuti oleh kedua
vena masing masing pada sisi sisinya, dan dinamakan venae
cominantes.
3. Karakteristik Darah
a. Warna
Darah arteri berwarna merah muda karena banyak oksigen yang
berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah. Darah vena
berwarna merah tua/gelap karena kurang oksigen dibandingkan dengan
darah arteri.
b. Ph
Ph darah bersifat alkaline dengan ph 7.35 sampai 7.45 (netral
7.00).
c. Volume
Pada orang dewasa volume darah sekitar 70-75 ml/kg BB, atau
sekitar 4 sampai 5 liter darah.

14
d. Komposisi
Darah tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma darah dan
sel-sel darah.
1) Plasma darah, yaitu bagian cair darah (55%) yang sebagian besar
terdiri dari air (92%), 7 % protein, 1 % nutrien, hasil metabolisme,
gas pernapasan, enzim, hormon-hormon, faktor pembekuan dan
garam anorganik. Protein-protein dalam plasma terdiri dari serum
albumin (alpha 1 globulin, alpha 2 globulin, beta globulin dan
gama globulin), fibrinogen, protombin dan protein esensial untuk
koangulasi.
2) Sel-sel darah/ butir-butir darah (bagian padat) kira-kira 45 % terdiri
dari atas eritrosit atau sel darah merah (SDM), leukosit atau sel
darah putih (SDP) dan trombosit atau platelet. Sel darah merah
merupakan unsur terbanyak dari sel darah (44%) sedangkan sel
darah putih dan trobosit 1%. Sel darah putih terdiri dari basofil,
eosinopil, neutropil, limposit dan monosit.
4. Struktur Sel Darah
a. Sel darah merah
Sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter
sekitar 7,5 mikron dan bagian tengahnya 1 mikron atau kurang,
tersusun atas membran yang sangat tipis sehingga sangat mudah terjadi
difusi oksigen, karbondioksida dan sitoplasma, tetapi tidak mempunyai
inti sel. Sel darah merah yang matang mengandung 200-300 juta
hemoglobin dan enzim-enzim. Hemoglobin mengandung kira-kira
95% besi dan berfungsi membawa oksigen dengan cara mengikat
oksigen dan diedarkan keseluruh tubuh untuk kebutuhan
metabolisme.kadar normal hemoglobin tergantung usia dan jenis
kelamin.

15
b. Sel darah putih
Pada keadaan normal jumlah sel darah putih atau leukosit 5000-
10.000 sel per mm3. Leukosit terdiri dari dua macam, yaitu yang
bergranulosit dan yang agranulosit.
1) Granulosit yaitu sel darah putih yang didalam sitoplasmanya
terdapat granula. Granula-granula ini memmpunyai perbedaan
kemampuan mengikat warna misalnya pada Eosinofil mempunyai
granula berwarna merah terang, basofil berwarna biru dan netrofil
berwarna ungu pucat.
2) Agranulosit merupakan bagian dari sel darah putih dimana
mempunyai inti sel satu lobus dan sitoplasmanya tidak bergranula.
Yang termasuk agranulosit adalah limfosit dan minosit.
c. Trombosit
Trombosit merupakan sel tak berinti, berbentuk cakram dengan
diameter 2-5 µm, berasal dari pertunasan sel raksasa berinti banyak
megakariosit yang terdapat dalam sumsum tulang. Pada keadaan
normal jumlah trombosit sekitar 150.000-300.000/µl darah dan
mempunyai masa hidup sekitar 1-2 minggu atau kira-kira 8 hari.
Trombosit tersusun atas substansi fosfolipid yang penting dalam
pembekuan dan juga menjaga keutuhan pembuluh darah serta
memperbaiki pembuluh darah kecil yang rusak. Trombosit diproduksi
di sumsum tulang kemudian sekitar 80 % beredar disirkulasi darah dan
hanya 20% yang disimpan dalam limpa sebagai cadangan.
5. Mekanisme peredaran darah pada manusia
Sistem peredaran darah pada manusia dan mamlia biasa disebut
sistem kardiovaskuler mengilustrasikan secara umum tentang sistem
peredaran darah pada manusia. Pada umumnya peredaran darah manusia
dibedakan atas peredaran darah pulmonari dan peredaran darh sistemik. a.
Peredaran darah pulmonari
Peredaran darah pulmonari merupakan peredaran darah dari
jantung ke kapiler paru-paru dan kemudian kembali ke jantung. Darah

16
dari paru-paru mengalir melalui arteri pulmonari kembali ke jantung
melalui vena pulmonari
Jantung (ventrikel kanan) paru-paru jantung (atrium kiri)
Dari atrium kanan darah dipompa masuk ke ventrikel kanan lalu
mengalir meninggalkan jantung menuju ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis. Darah yang mengalir ini membawa banyak CO2 yang
hendak dibuang. Di paru-paru CO2 dilepaskan dan oksigen diikat, lalu
darah mengalir melalui vena pulmonalis kembali ke jantung masuk ke
atrium kiri. Pola peredarah ini disebut peredaran darah kecil.
b. Peredaran darah sistemik
Peredaran darah sistemik merupakan peredaran darah dari
jantung menuju seluruh jaringan tubuh dan kembali lagi ke jantung.
Darah mengalir dari jantung dan masuk ke pembuluh arteri yang
berukuran lebih besar yang disebut aorta. Pembuluh ini memiliki
cabang yang berukuran pendek. Salah satu cabang pembuluh tersebut
mengalirkan darah yang kaya oksigen menuju kepala dan lengan.
Sementara itu, cabang yang lain mengalirkan darah ke berbagai bagian
tubuh lainnya.
Bila ventrikel kiri berkontraksi darah dipompa ke seluruh tubuh
melalui aorta (nadi besar). Darah yang mengalir ini kaya akan oksigen
dan nutrisi. Di jaringan tubuh nutrisi dan oksigen diambil oleh sel-sel
tubuh. Kemudian sel melepaskan CO2 dan sisa metabolisme yang
kemudian diangkut oleh darah melalui pembuluh vena cava superior
dan vena cava inferior kembali menuju atrium kanan.
Peredaran darah sistemik bertanggung jawab terhadap
berlangsungnya pertukaran gas, nutrien, dan limbah pada semua
bagian tubuh, kecuali paru-paru. Setelah darah beredar ke organ-organ
tubuh maka darah yang miskin oksigen kembali ke jantung melalui
vena cava inferior, sedangkan darah yang berasal dari daerah kepala
mengalir kejantung melalui vena cava suferior. Peredaran darah
sistemik juga disebut sistem peredaran darah besar.

17
Jantung (ventrikel kiri)

seluruh jaringan tubuh

jantung (atrium kanan)


c. Sistem vaskuler
Sistem vaskuler adalah sistem pembuluh darah yang berfungsi
sebagai tempat mengalirnya darah dari jantung dan menyebar ke seluruh
jaringan tubuh dan kembali ke jantung. Pembuluh darah terdiri atas dua
bagian yaitu pembuluh darah arteri dan vena. Fungsi utama pembuluh
darah arteri adalah untuk mendistriibusikan darah yang kaya oksigen dari
jantung ke seluruh jaringan tubuh. Sedangkan pembuluh darah vena adalah
untuk mengalirkan darah yang membawa sisa metabolisme dan
karbondioksida dari jaringan kembali ke jantung. Pembuluh darah tersusun
atas tiga jenis jaringan yaitu:
1) Tunika intima, merupakan lapisan paling dalam dan tersusun oleh sel
endotelia yang membatasi dengan ruang vaskuler.
2) Tunika media, merupakan lapisan tengah, tersusun atas jaringan
konektif elastis, terutama pada aorta dan arteri besar.
3) Tunika adventitia, merupakan lapisan paling luar yang terdiri dari
jaringan konektive yang tipis.
d. Segmen Vaskuler
1) Arteri dan arteriole
Areteri merupakan perpanjangan dari aorta, mempunyai jaringan
yang elastis sehingga dapat melebar atau menyempit. Pada saat terjadi
ejeksi ventrikel arteri menjadi membesar karena tekanan yang lebih
tinggi dan ketika katup aorta menutup dan ejeksi berhenti, regangan
jaringan elastis menjadi menurun.
Arteriole berdiameter sekitar 5-100 µm dan mengandung lebih
banyak otot polos vaskuler. Menurunnya kontraksi otot di pengaruhi

18
oleh saraf otonom khususnya saraf simpatetik dan juga pengaruh
hormon seperti epinefrin dan norepineprin serta angiotensin.
2) Vena dan venula
Venula berdiameter 10-100 µm, merupakan saluran untuk
mengalirkan darah dari perifer dan masuk kealiran sistemik. Otot polos
venula dipersarafi oleh sistem saraf simpatetik. Permiabilitas venula
diatur oleh hormon seperti histamin dan bradikinin.
Vena mempunyai volume yang besar dan tekanannya lebih
rendah. Vasokontriksi vena di pengaruhi oleh saraf simpatetik yang
mempersarafi otot polos vena sehingga darah dapat terdorong
kejantung. Aliran darah kejantung juga dipengaruhi oleh gaya
gravitasi.
3) Sistem Limfatik
Sistem limfatik merupakan komponen tambahan dari sistem
sirkulasi, terdiri dari limfe, yang merupakan cairan plasma protein,
pembuluh limfatik, jaringan limfoid atau organ limfoid.
4) Cairan limfe
Cairan limfe mangandung plasma protein dan limfosit dan
berada sepanjang pembuluh limfe untuk masuk kedalam aliran darah.
Cairan limfe berasal dari jaringan atau ruang interstisial yang masuk
kepembuluh limfe kemudian kedalam sirkulasi darah. Pada dasarnya
seluruh cairan limfe dari bawah tubuh mengalir keatas ke duktus
torasikus dan bermuara kedalam sistem vena pada pertemuan antara
vena jugularis interna kiri dan vena subklavia. Cairan limfe berfungsi
untuk absorpsi zat makanan dari saluran cerna terutama absorpsi
lemak, penghancuran pertikel-pertikel seperti bakteri.

19
C. Anatomi Fisiologi Sistem Pembuluh Limfe
1. Pembuluh Limfe

Pembuluh getah bening atau pembuluh limfe berasal dari


sekumpulan pembuluh kapiler limfe yang buntu. Berbeda dengan kapiler
darah, kapiler limfe memiliki banyak pori, pori ini berdiameter cukup
besar dan permeable terhada protein. Pembuluh limfe tersebar di seluruh
tubuh tetapi tidak terdapat pada sumsum tulang, otak, medulla spinalis,
pulpa dari limpa dan kuku. Di dalam limfe mengalir cairan limfe.
Kapiler-kapilaer limfe bersatu menjadi pembuluh-pembuluh limfe.
Pembuluh limfe berstruktur sama dengan pembuluh vena, tetapi
mengandung katup lebih banyak dan berdinding tipis. Pada jarak tertentu
dari pembuluh limfe terdapat kelenjar limfe. Aliran pembuluh limfe
umumnya mengikuti pembuluh darah. Akhirnya pembuluh-pembuluh
limfe bersatu membentuk dua pembuluh limfe besar di rongga dada, yaitu
duktus torakikus dan dktus limfatikus dekstra.
Duktus torakikus menerima cairan limfe dari kepala, leher, dada dan
tungkai atas, semuanya sebelah kiri dan dari seluruh tubuh di bawah dada.
Duktus torakikus bermuara pada vena brakiokepalika sinistra, pada titik
temu antara vena jugularis interna sinistra dan vena subklavia sinistra.
Sedangkan duktus limfatikus dekstra menerima cairan limfe dari kepala,

20
leher dan tungkai atas semuanya sebelah kanan. Duktus limfatikus dekstra
bermuara di vena brakiokepalika dekstra.
2. Cairan Limfe
Merupakan jalur tambahan dimana cairan dapat mengalir dari ruang
interstisial kedalam darah. Limfatik dapat mengangkut dari zat-zat partikel
besar yang tidak dapat dipindahkan keluar jaringan dengan absorpsi
langsung kedalam kapiler darah. Suatu cairan yang transparan, berwarna
kekuningan, memiliki berat jenis 1,015-1,023, dan terdapat di dalam
pembuluh limfe. Cairan ini terdiri dari air, glukosa dan garam kira-kira
sama dengan plasma darah.
Komposisinya hampir sama dengan komposisi kimia plasma darah
dan mengandung sejumlah besar limfosit yang mengalir sepanjang
pembuluh limfe untuk masuk ke dalam aliran darah. Pembuluh limfe yang
mengaliri usus disebut lakteal karena bila lemak diabsorpsi dari usus
bagian lemak melewati pembuluh limfe, kuman infeksi dapat ditagkap
sehingga menimbulkan peradangan pada kelenjar setempat. Peristiwa ini
menunjukkan adanya infeksi misalnya infeksi pada kaki akan timbul
pembengkakkan pada inguinal.
Sistem limfatik juga merupakan salah satu jalan utama untuk
absorpsopsi zat makanan dari saluran cerrna terutama absorpsi lemak.
Setelah memakan makanan berlemak cairan limfe dalam duktus
mengandung 1-2 % lemak. Lingkungan disekitar manusia mengandung
berbagai unsur jenis potagen misalnya bakteri, virus, fungi, protozoa dan
parasit yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.infeksi yang terjadi
pada orang normal umumnya singkat dan jarang meninggalkan kerusakan
parmanen. Hal ini disebabkan karena tubuh manusia memiliki suatu sistem
imun yang berfungsi melindungi tubuh.
a. Fungsi sistem limfatik adalah sebagai berikut :
1) Transport cairan untuk kembali ke dalam darah.
2) Berperan penting dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit.
3) Mengangkut limfosit dari jantung ke sirkulasi darah.

21
b. Karateristik Sistem Limfatik
Limfe merupakan cairan jaringan berlebih (cairan interstisial dari
darah) yang dibawa pembulu limfe kembali ke aliran darah. Sistem ini
merupakan sistem satu jalur untuk menuju jantung, tidak ada pompaan
dari pembuluh limfe dan pembuluh darah.
1) Pergerakan limfe menuju jantung dipengarui oleh:
a) perubahan tekanan rongga toraks (rongga dada)
b) kontraksi ritmis dan otot polos pembuluh darah
c) pengaruh kotraksi otot rangka
2) Dindingnya berlapis membentuk seperti katup mini
a) Kapiler berhubungan dengan jaringan konektif oleh filamen
b) Tekanan lebih tinggi dari sisi dekat dengan kutup mini
c. Fungsi pembuluh limfe :
1) Mengumpulkan cairan limfe dari kapiler limfe
2) Membawa limfe ke nodus limfatikus dan dan menjauhkan limfe
dari nodus limfatikus
3) Mengembalikan cairan limfe ke sirkulasi vena dekat jantung
4) Lengan kanan, kepala bagian kanan dada kanan, masuk ke vena
subklavia desktra
5) Bagian badan yang lain masuk ke vena subklavia sinistra
d. Limfe Nodus
1) Menyaring jaringan limfe sebelum kembali ke darah
2) Sel pertahanan tubuh dalam nodus limfe merusak substansi asing
dan memberikan respons imun terhadap antigen
3) Nodus limfe membengkak apabila terjadi infeksi ( trapping
function)
e. Pembentukan Cairan Limfe
Konsentrasi protein dalam cairan interstisial rata-rata 2 gram/100
ml.Konsentrasi protein cairan limfe yang mengalir kebanyakan
berasala dari jaringan perifer.Cairan limfe yang terbentuk dalam hati
mempunyai konsentrasi protein 6 gram/100 ml dan limfe yang

22
terbentuk dalam usus konsentrasi protein adalah sebesar 3-5 gram/100
ml.
3. Sistem Pertahanan Tubuh
Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur
potagen misalnya bakteri,virus,fungi, protozoa, dan parasit yang dapat
menyebabkan infeksi pada manusia. Infeksi yang terjadi pada orang
normal umumnya singkat dan jarang meninggalkan kerusakan parmanen.
Hal ini disebabkan karena tubuh manusia memiliki suatu sistem yang
disebut sistem imun, yang berfungsi melindungi tubuh terhadap unsur-
unsur patogen. Sistem ini sangat bergantung pada kernarnpuannya
mengenal molekul-molekul asing atau antigen yang terdapat pada unsur
patogen memiliki kemampuan untuk melakukan menyingkirkan antigen.
Kemarnpuan ini dimiliki oleh komponen. Komponen sistem irnun yang
dalam jaringan lirnforetikuler yang letaknya tersebar di tubuh misalnya
dalarn sumsurn tulang, kelenjar limfe, tirnus, sistem saluran napas, sistem
saluran cerma, dan organ lain.
Rangsangan terhadap sel terjadi apabila di dalam tubuh masuk suatu
yang lain oleh sel atau jaringan dianggap asing dari zat yang berasal dari
tubuh pada beberapa keadaan patoiogik, sistem irnun ini tidak dapat
membedakan zat dari sendiri sehingga sel-sel dalam sistem imun
membentuk zat anti terhadap jaringan tubuhnya sendiri yang disebut auto
antibodi.
a. Imunitas
Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk melawan hampir
semua organisme atau toksin yang masuk ke jaringan dan organ.
Kemampuan ini dinamakan imunitas (kekebalan). Sistem imunitas
khusus membentuk antibodi serta limfosit untuk menyerang dan
menghancurkan mikroorganisme spesifik atau toksin.
Ketika benda asing masuk ke dalam tubuh, sistem imun segera
menghasilkan zat yang akan bereaksi dan membuat substansi tersebut
tidak berbahaya. Protein asing disebut antigen dan substansi yang

23
dihasilkan untuk berespons terhadap antigen disebut antibodi. Bila
sistem imun terpapar pada zat yang dianggap asing, maka ada dua jenis
respons imun yang mungkin terjadi.
1) Respons Imun non-spesifik
Merupakan imunitas bawaan (innate immunity) yaitu respons
terhadap zat asing yang dapat terjadi walaupun tubuh sebelumnya
tidak pernah terpapar pada zat tersebut. Respons ini diturunkan
secara alami dan tidak selektif dalam menahan. Setiap benda asing
atau sel abnormal pada pertama kali terpapar selain itu, respo ini
mempertahankan tubuh terhadap infeksi, iritasi, bahan kimia, serta
luka jaringan karena trauma mekanik atau terbakar.
Salah satu upaya tubuh untuk mempertahankan diri terhadap
masuknya antigen misalnya antigen bakteri yaitu dengan
menghancurkan bakteri yang bersangkutan secara non-spesifik
dengan proses fogositosia.
Untuk mencapai hal ini,maka fagosit harus bergerak menuju
susana yang memungkinkan dilepaskannya zat atau mediator
tertentu yang disebut faktor leukotaktik atau kemotaktik yang
berasal dari bakteri maupun yang dilepaskan oleh neutrofit atau
makrofag yang sebelumnya telah berada dilokasi bakteri.
Reaksi inflamasi, sel imun tersebar diseluruh tubuh, tetapi
bila terjadi infeksi di satu tempat maka perlu memusatkan sel-sel
sitem imunproduk yang dihasilkan sel-sel tersebut akan masuk ke
lokasi infeksi.
Pertahanan pertama terhadap sel asing, cedera, atau
peradangan. Kerusakan jaringan sebagian besar diperantarai oleh
fagosit yang berubah menjadi makrofag, sekresinya
menghancurkan asing dan sel yang rusak rnelalui proses fagositosis
dan pengeluaran zat kirnia. Pertahanan non-spesifik beraksi tanpa
memandang apakah agen pencetus pernah atau belum pernah
dijumpai misalnya:

24
a) Peradangan : suatu respons non spesifik terhadap cedera
jaringan. Pada keadaan ini spesialis dan akan mernberikan
bantuan dari sel-sel imun jenis lain.
b) Interferon : sekelompok protein yang non-spesifik
mernpertahankan tubuh terhadap infeksi virus.
c) Sel natural killer : sel jenis khusus mirip limfosit yang secara
spontan dan relatif non-spesifik yang menyebabkan ruptur dan
menghancurkan pejamu yang terinfeksi virus dan sel kanker.
d) sistem komplemen: sekelompok protein plasma inaktif yang
apabila diaktifkan secara sekuensial akan menghancurkan sel
asing dengan menyerang membran plasma.
Sistem komplemen terlibat dalarn mekanisme pertahanan
non-spesifik dan spesifik untuk memberikan suatu hal yang
penting. Berbagai komponen dalam sistem imun melakukan
interaksi yang erat dan saling bergantung satu sama lain
sehingga sistem ini sangat efektif.
e) Peradangan : mengacu pada serangkaian proses non-spesifik
yang saling berhungan dan diaktifkan sebagai respon terhadap
invasi benda asing dan kerusakan jaringan.tujuan dari akhir dari
peradangan adalah menarik protein plasma dan fogasit
ketempat yang cedera agar keduanya dapat mengisolasi
menghancurkan agen yang masuk, membersihkan, dan
mempersiapkan jaringan untuk proses penyembuhan.
f) Pertahanan oleh makrofag: ketika bakteri masuk kedalam tubuh
melalui kerusakan kulitmakrofag sudah berda di daerah
tersebut untuk segera memfagosit mikroba asing yang masuk.
g) Vasodilatasi lokal: segera segala invasi mikroba, arterior di
daerah tersebut berdilatasi sehingga terjadi peningkatan aliran
darah ketempat ceddera.
h) Peningkatan permeabilitas kapiler : histamin yang dikeluarkan
bertujuan meningkatkan permeabilitas kapiler. Melalui

25
pernbesaran pori-pori kapiler, protein plasma dalarn keadaan
normal tidak dapat keluar dari pembuluh darah tetapi dapat
lolos ke jaringan yang meradang.
i) Edema lokal: protein plasma yang bocor tertimbun di cairan
interstisial dan menimbulkan tekanan osmotik koloid. Tekanan
osmotik lokal ini disertai peningkatan tekanan darah kapiler
sehingga meningkatkan filtrasi dan menurunkan reabsorpsi
cairan menembus kapiler yang bersangkutan. Keadaan ini
menimbulkan udema lokal. Timbulnya rasa nyeri disebabkan
distensi lokal dalarn jaringan yang membengkak sehingga
ujung-ujung resptor neuron aferen yang persarafan daerah
tersebut tertekan.
2) Respons Imun Spesifik
Merupakan respons yang didapat acquired (di luar
organisme), terdapat antigen tertentu di mana tubuh pernah
terpapar sebelumnya. Sel-sel leukosit memegang peran penting
dalarn respons imun terutama limfosit yang merupakan inti dalam
proses imun spesifik karena sel ini dapat mengenal setiap jenis
antigen baik Intraseluler maupun ekstraseluler misalnya dalam
cairan tubuh atau dalam darah. Respons bersifat selektif yang
ditujukan pada materi asing tertentu dan tubuh membentuk
protein.Virus tidak mampu menjalankan metabolisme atau
reproduksi kecualai mjika mereka menginvasi sel pejamu( sel
individu yang terinfeksi) dan mengambil alih pasilitas biokimia sel
tersebut untuk kepentingan mereka sendiri.virus tidak saja
melemahkan sumber energi sel pejamu untuk menyontesis protein-
protein yang diperlukan oleh replikasi (pengembalian) virus pada
sel pejamu berbeda sesuai dengan jenis virus , tetapi virus juga
dapat menimbulkan kerusakan atau kematian sel melalui empat
cara.
a) Deplasi komponen-komponen sel yang esensial oleh

virus. 26
b) pembentukan zat toksik bagi sel pejamu di bawah perintah
virus.
c) Transformasi -sel pejamu normal menjadi sel kanker.
d) Venyatuan virus ke dalam sel sehingga mekanis pertahanan
tubuh akan menghancurkan sel karena sel tersebut tidak lagi
dianggap sebagai sel normal (dianggap asing).
b. Sel Leukosit Sebagai Sistem Pertahanan
Sel leukosit bertanggung jawab atas berbagai strategi pertahanan
imun yang terdiri atas bagian-bagian berikut :
1) Neutrofll : spesifik fagosit yang sangat mudah bergerak dan
memakan serta menghancurkan bahan-bahan yang tidak
diperlukan.
2) Eosinofil : mengeluarkan zat-zat kimia yang menghancurkan
cacing, parasit, dan berperan dalam manifestasi alergi.
3) Basofil : mengeluarkan histamin dan heparin dan juga terlibat
dalam manifestasi reaksi alergi.
4) Limfosit :
a) Limfosit B. Berubah menjadi sel plasma yang mengeluarkan
antibodi yang secara tidak langsung menyebabkan destruksi
(penghancuran) benda asing.
b) Limfosit T. Berperan dalam imunitas yang diperantarai oleh sel
imunitas seluler dengan melibatkan destruksi langsung sel-sel
yang terinvasi virus dan sel-sel muatan melalui cara-cara
nonfagosit.
5) Monosit : berubah menjadi makrofag, yaitu spesialis fagositik yang
berukuran besar dan terikat ke jaringan.
c. Sistem Imun Spesifik
1) Mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap
asing bagi dirinya.

27
2) Benda asing yang pertama timbul dalam bahan segera
disennaltisasi sel-sel sistem imun dan akan dikenal lebih cepat
kemudian dihancurkannya.
3) Dapat bekerja sendiri untuk menghancurkan benda asing yang
berbahaya bagi tubuh, tetapi pada umumnya bekerja sama antara
antibodi, komplemenfagosit, dan antara sel T makrofag.
a) Kekebalan Aktif Alami : diperoleh ketika sakit, dirnana
antibodi tetap didalam darah untuk mencegah serangan
penyakit yang sama.
b) Kekebalan Aktif Buatan : diberikan kepada anak-anak dan
berpergian untuk mencegah terkena penyakit yang serius atau
fatal. Suntikan mikroorganisme yang sudah mati atau hidup
diberikan dan tubuh berespons dengan menghasilkan dengan
cara inilah imun aktif dibuat. Toksin yang tidak berbahaya juga
digunakan untuk memberikan imun tipe ini. Toksin adalah
racun kimia yang dihasilkan mikroorganisme, jika diberikan
dalam kondisi tidak berbahaya toksin juga dapat bekerja
Mikroorganisme yang dilemahkan disebut vaksin dan toksin
yang dilemahkan disebut toksoid. Banyak penyakit dapat
dicegah dengan imun aktif buatan. Beberapa penyakit yang
umum ialah batuk, difteri, campak, cacar, poliomielitis, dan
tuberkulosis.
c) Kekebalan Pasif Alami : diperoleh bayi sebelum lahir
diturunkan ibu kepada janin.
d) Kekebalan Pasif Buatan : berrnanfaat untuk mencegah penyakit
dan untuk pengobatan. Antibodi dihasilkan orang lain/hewan
lalu disuntikkan ke dalam tubuh seseorang yang beresiko.
Kekebalan pasif selalu hidup dalam jangka waktu singkat
sebagai antibodi yang dihancurkan setelah waktu yang singkat.
Reaksi antigen-antibodi secara normal terjadi di dalam aliran
darah dan dibawa oleh sistem makrofag monosit. Ketika reaksi

28
imun terjadi dijaringan, sel-sel di dalamnya rusak atau hancur
akibat efek samping reaksi tersebut, hal ini dikenal sebagai
alergi. Reaksi alergi sering disebabkan oleh subtansi seperti
protein yang disebut alergen. Reasksi alergi pada jaringan
membuat lepasnya hostamin yang menyebabkan kemerahan
dan pembengkakan pada kulit seperti pada urtikaria dan
menghasilkan cairan hangat.
e) Autoimun : suatu keadaan dimana tubih membuat antibodi
melawan selnya sendiri.banyak penyakit yang berasal dari
autoimun di antaranya rematoid artritis dan deman rematik.
d. Pertahanan tubuh spesifik
Jika pertahanan lapis pertama dan kedua tidak dapat
membendung serangan bakteri atau mikroba patogen, maka kehadiran
patogen tersebut akan memicu pertahanan lapis ketiga untuk aktif.
pertahanan itu melibatkan respons spesifik oleh sistem imun terhadap
infeksi khusus sehingga memperoleh kekebalan (imunitas). imunitas
spesifik yang diperoleh seseorang biasanya dapat bertahan lama,
bahkan seumur hidup. imunitas spesifik melibatkan dua jenis limfosit.
kedua limfosit di bentuk di sumsum tulang dan setelah dilepaskan di
aliran darah limfosit lebih lanjut diproses untuk membuat dua jenis sel
yang secara fungsional berbeda. sebagian limfosit yang telah dewasa di
dalam sumsum tulang berubah menjadi limfosi Batau disebut sel B.
sebagian limfosit yang belum mencapai tahap dewasa akan
meninggalkan tulang menuju kelenjar dan berubah menjadi limfosit T
atau sel T. Sel-sel yang berperan dalam imunitas spesifik, yaitu:
1) Limfosit B (sel B)
Limfosit B tidak, tidak seperti limfosit T, yang bebas beredar
ditubuh, terbatas berada dijaringan limfoid (missal: limfa dan nodis
limfe). sekitar 20-40 % limfosit darah adalah sel B. dalam
perkembangannya sel B akan berubah menjadi sel plasma yang
akan menghasilkan antibodi bila terangsang karena invasi antigen.

29
sel B memiliki immunoglobulin pada permukananya.
immunoglobulin adalah protein yang dapat mengidentifikasi
antigen. terdapat jutaan antigen yang setiap kali harus direspons
tubuh. walaupun sel B dapat mengenal antigen memiliki jumlah
yang terbatas untuk menahan serangan besar dari bakteri. Limfosit
B memproduksi dua jenis sel fungsional yang berbeda, yaitu: a) sel
plasma
sel ini menyekresikan antibodi ke darah. antibodi dibawa
ke jaringan, sementara sel B sendiri tetap berada dijaringan
limfoid. hidup sel plasma tidak lama dari 1 hari dan
menghasilkan hanya satu jenis antibodi yang bekerja untuk
antigen tertentu saja yang awalnya berikatan dengan limfosit B.
antibody bekerja dengan antigen, menamakan antigen sebagai
target untuk sel pertahanan (seperti limfosit T sitotoksik dan
makrofag), berikatan dengan toksin bakteri, menetralkannya,
dan mengaktifkan komplemen. Terdapat lima jenis antibodi,
yaitu:
(1) IgA
ditemukan pada sekret tubuh seperti ASI dan saliva,
serta mencegah antigen menembus membran epithelium
serta menyerang jaringan yang palaing dalam.
(2) IgD
disebut oleh sel B dan ditampilkan pada
permukaannya dan fungsinya mengaktifkan sel B.
(3) IgE
ditemukan pada membran sel (missal: basofil dan sel
mast)dan jika berikatan dengan antigen akan mengaktifkan
respons imun. antibody ini sering ditemukan saat alergi.
fungsinya proteksi terhadap serangan parasit.

30
(4) IgG
merupakan jenis antibodi yang paling banyak dan
paling besar. antibodi ini menyerang banyak dan paling
besar. antibodi menyerang banyak patogen dan menembus
plasenta untuk melindungi janin. fungsinya mengaktifkan
protein komplemen dan mekrofag.
(5) IgM
dihasilkan dalam jumlah besar saat respons primer
dan merupakan aktivator komplemen yang kuat. fungsinya
sebagai aglutinasi (dalam pembuluh darah) serta
merangsang fagositosis mikrob oleh makrofag.
b) sel B memori
sel B memori berada dalam tubuh untuk waktu lama
setelah episode awal saat pertama kali terpapar antigen dan
dengan cepat berespons terhadap pemaparan antigen yang sama
berikutnya dengan stimulasi produksi sel plasma penyekresi
antibodi.
2) Limfosit T ( sel T)
Sel T yang telah diaktifkan di dalam kelenjar timus
dilepaskan ke sirkulasi darah. sel T normal sebanyak 70% dari
limfosit darah. saat sel T terpapar antigennya untuk pertama kali,
sel T manjadi tersensitasi. jika antigen berasal dari luar tubuh,
antigen perlu ditampilkan pada permukaan sel penampil antigen
yaitu makrofag menelan dan mencerna antigen tanpa membeda-
bedakan, namun juga berpatisipasi dalamrespons imun. setelah
makrofag mencerna antigen, makrofag membawa sebagian sisa
antigen di membrane selnya. sel T jumlahnya terbatas dan sel T
tidak membentuk antibody. ada empat jenis limfosit T dengan
fungsi yang berbeda-beda, yaitu:

31
a) sel T memori
sel yang hidup lama bertahan hidup setelah ancaman
dinetralkan dan memberikan imunitas diperantarai sel dengan
berespons secara cepat terhadap paparan antigen yang sama
lainnya.
b) sel T sitotoksik
sel ini berfungsi menghasilkan racun menghancurkan
mikroba, sel kanker atau sel yang yang terinveksi virus. sel ini
mengenali antigen, yaitu berupa selubung protein virus yang
tertinggal diluar sel. sel ini membunuh sel dengan cara
menyekresilan suatu protein yang mampu melubangi membran
sel sehingga sel tersebut bocor.
c) sel T helper
sel ini mengenali fagosit dan meransang sel B untuk
bereplikasi. sel B tidak akan bereplikasi dan membentuk sel
plasma tanpa ransangan dari sel T helper untuk membentuk
antibodi. sel ini juga menghasilkan antibodi lympokinase yang
aka menggerakkan sel-sel kekebalan agar berpartisipasi dan
aktif dalam proses kekebalan.
d) sel T supresor
sel ini untuk menghentikan limfosit T dan B yang aktif.
sel ini membatasi efek yang kuat dan berpotensi
membehayakan respons imun.
4. Hubungan Imunitas Dengan Imunisasi
Di tinjau dari cara memperolehnya, imunitas dibagi menjadi:
a. Imunitas aktif
Imunitas aktif dibedakan menjadi:
1) Imunitas aktif didapat secara ilmiah
Imunitas ini di dapatkan bila seseorang terserang bibit
penyakit terutama mikroorganisme, kemudian menjadi sakit ringan
ataupun berat. Sementara itu di dalam tubuhnya dikembangkan

32
imunitas humoral dan imunitas seluler terhadap bibit penyakit
tersebut. Bila imunitasnya dapat mengatasi bibit penyakit, maka
orang ini akan sembuh dan menjadi kebal khusus terhadap penyakit
tersebut.
2) Imunitas aktif di masukkan secara buatan
Pada akhir abad ke-18, saat penyakit cacar sedang melanda
dunia, Edward Jenner menemukan bahwa seseorang yang telah
ditulari dan telah menderita penyakit cacat lembu yang jinak dan
tidak berbahaya dapat menjadi kebal terhadap penyakit cacar yang
ganas.
Dengan dasar ini, maka para ahli berlomba membuat
berbagai antigen yang aman untuk dimasukkan ke dalam tubuh
dengan tujuan agar tubuh dapat membentuk antibody (imunitas)
tetapi tidak mengalami sakit yang berat. Aantigen-antigen tersebut
dapat berupa :
a) Vaksin adalah suatu suspense mikroorganisme atau bagian
mikroorganisme (virus,riketsia, bakteri) yang telah mati atau di
lemahkan.
b) Toksoid adalah tosin yang telah di lemahkan.
b. Imunitas pasif
Imunitas pasif di bedakan menjadi:
1) Imunitas pasif didapat secara almiah
Imunitas ini di dapatkan oleh bayi yang baru lahir sampai
umur kira-kira 6 bulan dari ibunya. Hal ini dapat terjadi karena IgD
ibu dapat menerobos rintangan plasenta, masuk ke dalam tubuh
janin. Dengan demikian tergantung pada jenis IgD ibunya, si bayi
sampai umur 6 bulan akan terlindung dari beberapa macam
penyakit misalnya campak dan difteri. Bayi dapat membentuk
immunoglobulin sendiri secara baik setelah berumur 2-3 bulan.

33
2) Imunitas pasif didapat secara buatan
Imunitas ini di peroleh bila kepada seseorang di suntikkan
gamma-globulin IgG atau immunoglobulin lain yang di dapat dari
darah orang-orang yang telah kebal terhadap suatu penyakit.
Dapat juga yang di suntikkan itu berupa serum (darah yang
dihilangkan sel-sel dan fibriumnya) dari hewan yang telah
dikebalkan terhadap penyakit tertentu, karena di dalam serum
terkandung antibodi.

D. Anatomi Fisiologi Keseimbangan Cairan Elektrolit


1. Pengertian

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga


kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam
tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang
terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat
kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut
ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian

34
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang
lainnya. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan
intraseluler dan cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di
seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di
luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma),
cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma)
adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan
yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi
khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran
cerna.
a. Distribusi Cairan Tubuh
Didistribusikan dalam dua kompartemen yang berbeda.
1) Cairan Ekstrasel, tediri dari cairan interstisial (CIS) dan Cairan
Intravaaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada
diantara sebagian besar sel tubuh dan menyusun sebagian besar
cairan tubuh. Sekitar 15% berat tubuh merupakan cairan tubuh
interstisial. Cairan intravascular terdiri dari plasma, bagian cairan
limfe yang mengandung air tidak berwarna, dan darah mengandung
suspensi leukosit, eritrosit, dan trombosit. Plasma menyusun 5%
berat tubuh.
2) Cairan Intrasel adalah cairan didalam membran sel yang berisi
subtansi terlarut atau solut yang penting untuk keseimbangan
cairan dan elektrolit serta untuk metabolisme. Cairan intrasel
membentuk 40% berat tubuh. Kompartemen cairan intrasel
memiliki banyak solute yang sama dengan cairan yang berada
diruang ekstrasel. Namun proporsi subtansi subtansi tersebut

35
berbeda. Misalnya, proporsi kalium lebih besar didalam cairan
intrasel daripada dalam cairan ekstasel.
Secara Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh dUntuk
mengetahui dan memahamit digambarkan sebagai berikut :
a) Distribusi cairan tubuh adalah relatif tergantung pada ukuran
tubuh itu sendiri.
(1) Dewasa 60%
(2) Anak-anak 60 – 77%
(3) Infant 77%
(4) Embrio 97%
(5) Manula 40 – 50 %
b) Pada manula, prosentase total cairan tubuh berkurang
dikarenakan sudah mengalami kehilangan jaringan tubuh.
(1) Intracellular volume = total body water – extracellular
volume
(2) Interstitial fluid volume = extracellular fluid volume –
plasma volume
(3) Total bloods volume = plasma volume / (1 - hematocrite)

a) memberi bentuk pada tubuh


b) berperan dalam pengaturan suhu tubuh
c) berperan dalam berbagai fungsi pelumasan
d) sebagai bantalan
e) sebagai pelarut dan tranfortasi berbagai unsur nutrisi dan
elektrolit
f) media untuk terjadinya berbagai reaksi kimia dalam tubuh
g) untuk performa kerja fisik
b. Pergerakan Cairan Tubuh
Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui enam proses, yaitu:

36
1) Difusi
Perpindahan partikel melewati membran permeabel dan
sehingga kedua kompartemen larutan atau gas menjadi setimbang.
Partikel listrik juga dUntuk mengetahui dan memahamit berdifusi
karena ion yang berbeda muatan dUntuk mengetahui dan
memahamit tarik menarik. Kecepatan difusi (perpindahan yang
terus menerus dari molekul dalam suatu larutan atau gas)
dipengaruhi oleh :
a) Ukuran molekul ( molekul kecil lebih cepat berdifusi dari
molekul besar).
b) Konsentrasi molekul (molekul berpindah dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah).
c) Temperatur larutan (temperatur tinggi meningkatkan kecepatan
difusi).

Pelarut bergerak melewati membran menuju larutan yang


berkonsentrasi lebih tinggi. Tekanan osmotik terbentuk ketika dua
larutan berbeda yang dibatasi suatu membran permeabel yang
selektif. Proses osmosis (perpindahan pelarut dari dari yang
konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi), dipengaruhi oleh :
a) Pergerakan air
b) Semipermeabilitas membran.
3) Transfor aktif
Merupakan proses pemindahan molekul atau ion yang
memiliki gradien elektrokimia dari area berkonsentrasi rendah
menuju konsentrasi yang lebih tinggi. Pada proses ini memerlukan
molekul ATP untuk melintasi membran sel.
4) Tekanan hidrostatik
Gaya dari tekanan zat cair untuk melawan tahanan dinding
pembuluh darah. Tekanan hidrostatik berada diantara arteri dan

37
vena (kapiler) sehingga larutan berpindah dari kapiler ke intertisial.
Tekanan hidrostatik ditentukan oleh :
a) kekuatan pompa jantung
b) kecepatan aliran darah
c) tekanan darah arteri
d) tekanan darah vena
5) Filtrasi
Filtrasi dipengaruhi oleh adanya tekanan hidrostatik arteri
dan kapiler yang lebih tinggi dari ruang intertisial. Perpindahan
cairan melewati membran permeabel dari tempat yang tinggi
tekanan hidrostatiknya ke tempat yang lebih rendah tekanan
hidrostatiknya.

6) Tekanan osmotik koloid


Terbentuk oleh larutan koloid (protein atau substansi yang
tidak bisa berdifusi) dalam plasma. Tekanan osmotik koloid
menyebabkan perpindahan cairan antara intravaskuler dan
intertisial melewati lapisan semipermeabel. Hal ini karena protein
dalam intravaskuler 16x lebih besar dari cairan intertisial, cairan
masuk ke capiler atau kompartemen pembuluh darah bila pompa
jantung efektif.
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase
yaitu:
a) Fase I
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh kedalam system
sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan
tractus gastrointestinal.
b) Fase II
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah
kapiler dan sel

38
c) Fase III
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari
cairan interstitial masuk kedalam sel. Pembuluh darah kapiler
dan membrane sel yang merupakan membrane semi permiabel
mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam
cairan tubuh ikut berpindah.
c. Pengaturan Cairan tubuh
Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan
antara jumlah cairan yang masuk dan jumlah cairan yang keluar 1)
Asupan
Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang
dewasa adalah ± 2500cc per hari. Asupan cairan dUntuk
mengetahui dan memahamit langsung berupa cairan atau ditambah
dari makanan lain. Pengaturan mekanisme keseimbangan cairan ini
menggunakan mekanisme haus. Pusat pengaturan rasa haus dalam
rangka mengatur keseimbangan cairan adalah hipotalamus. Untuk
mengetahui dan memahamibila terjadi ketidakseimbangan volume
cairan tubuh di mana asupan cairan kurang atau adanya perdarahan,
maka curah jantung menurung, menyebabakan terjadinya
penurunan tekanan darah.
2) Pengeluaran
Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam
mengimbangi asupan cairan pada orang dewasa, dalam kondisi
normal adalah ±2300 cc. Jumlah air yang paling banyak keluar
berasal dari ekskresi ginjal (berupa urine), sebanyak ±1500 cc per
hari pada orang dewasa. Hal ini juga dihubugkan dengan
banyaknya asupan air melalui mulut. Asupan air melalui mulut dan
pengeluaran air melalui ginjal mudah diukur, dan sering
dilakukakan melalui kulit (berupa keringat) dan saluran pencernaan
(berupa feses). Pengeluaran cairan dUntuk mengetahui dan
memahamit pula dikategorikan sebagai pengeluaran cairan yang

39
tidak dUntuk mengetahui dan memahamit diukur karena,
khususnya pada pasien luka bakar atau luka besar lainnya, jumlah
pengeluaran cairan (melalui penguUntuk mengetahui dan
memahamin) meningkat sehingga sulit untuk diukur. Pada kasus
seperti ini, bila volume urine yang dikeluarkan kurang dari 500 cc
per hari, diperlukan adanya perhatian khusus. Setiap 1 derajat
celcius akan berpengaruh pada output cairan.
Pasien dengan ketidakadekuatan pengeluaran cairan
memerlukan pengawasan asupan dan pengeluaran cairan secara
khusus. Peningkatan jumlah dan kecepatan pernUntuk mengetahui
dan memahamisan, deman, keringat, dan diare dUntuk mengetahui
dan memahamit menyebabkan kehilangan cairan secara berlebihan
adalah muntah secara terus menerus. Hasil-hasil pengeluaran
cairan adalah:
1) Urine
Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan
melalui vesika urinaria (kandung kemih). Proses ini
merupakanproses pengeluaran cairan tubuh yang utama. Cairan
dalam ginjal disaring pada glomerulus dan dalam tubulus ginjal
untuk kemudian diserap kembali ke dalam aliran darah. Hasil
ekskresi terakhir proses ini adalah urine. Jika terjadi penurunan
volume dalam sirkulasi darah, reseptor atrium jantung kiri dan
kanan akan mengirimkan impuls kembali ke ginjal dan
memproduksi ADH sehingga mempengaruhi pengeluaran
urine.

2) Keringat
Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat
pengaruh suhu yang panas. Keringat banyak mengandung
garam, urea, asam laktat, dan ion kalium. Banyaknya jumlah
keringat yang keluar akan memengaruhi kadar natrium dalam
plasma.

40
3) Feses
Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk
padat. Pengeluaran air melalui feses merupakan pengeluaran
cairan yang paling sedikit jumlahnya. Jika cairan yang keluar
melalui feses jumlahnya berlebihan,maka dUntuk mengetahui
dan memahamit mengakibatkan tubuh menjadi lemas. Jumlah
rata-rata pengeluaran cairan melalui feese adalah 100 ml/hari
2. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
a. Ketidakseimbangan cairan
Ketidakseimbangan cairan meliputi dua kelompok dasar, yaitu
gangguan keseimbangan isotonis dan osmolar.Ketidakseimbangan
isotonis terjadi ketika sejumlah cairan dan elektrolit hilang bersamaan
dalam proporsi yang seimbang. Sedangkan ketidakseimbangan
osmolar terjadi ketika kehilangan cairan tidak diimbangi dengan
perubahan kadar elektrolit dalam proporsi yang seimbang sehingga
menyebabkan perubahan pada konsentrasi dan osmolalitas serum.
Berdasarkan hal tersebut, terdUntuk mengetahui dan memahamit
empat kategori ketidak seimbangan cairan, yaitu :
1) Kehilangan cairan dan elektrolit isotonik
2) Kehilangan cairan (hanya air yang berkurang)
3) Penigkatan cairan dan elektrolit isotonis, dan
4) Penigkatan osmolal (hanya air yang
meningkat) b. Defisit Volume Cairan
Defisit volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan
dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik).
Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia.Umumnya, gangguan ini
diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan
perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga
menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler.Untuk untuk
mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan
intraseluler.

41
Secara umum, defisit volumecairan disebabkan oleh
beberUntuk mengetahui dan memahami hal, yaitu kehilangan cairan
abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan dan
pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan
tidak mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi
cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dUntuk mengetahui dan
memahamit berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi
potensial seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi.
Selain itu, kondisitertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam
saluran pencernaan, dUntuk mengetahui dan memahamit terjadi
akibat obstruksi saluran pencernaan.
c. Defisit Cairan
Faktor Resiko
1) kehilangan cairan berlebih (muntah, diare,dan pengisUntuk
mengetahui dan memahamin lambung) tanda klinis :
kehilangan berat badan
2) ketidakcukupan asupan cairan (anoreksia, mual muntah, tidak
ada cairan dan depresi konfusi) tanda klinis : penurunan
tekanan darah
d. Dehidrasi
Dehidrasi disebut juga ketidakseimbangan hiiper osmolar,
terjadi akibat kehilangan cairan yang tidak diimbangi dengan
kehilangan elektrolit dalam jumlah proporsional, terutama
natrium.Kehilangan cairan menyebabkan peningkatan kadarnatrium,
peningkatan osmolalitas, serta dehidrasi intraseluler. Air berpindah
dari sel dan kompartemen interstitial menuju ruang vascular. Kondisi
ini menybabkan gangguan fungsi sel da kolaps sirkulasi. Orang yang
beresiko mengalami dehidrasi salah satunya adalah individu
lansia.Mereka mengalami penurunan respons haus atau pemekatan
urine.Di samping itu lansia memiliki proporsi lemak yang lebih besar
sehingga beresiko tunggi mengalami dehidrasi akibat cadangan air

42
yang sedikit dalam tubuh.Klien dengan diabetes insipidus akibat
penurunan hormon diuretik sering mengalami kehilangan cairan tipe
hiperosmolar. Pemberian cairan hipertonik juga meningkatkan jumlah
solute dalam aliran darah.
e. Kelebihan Volume Cairan (Hipervolemia)
Kelebihan volume cairan terjadi Untuk mengetahui dan
memahamibila tubuh menyimpan cairan dan elektrolit dalam
kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang. Karena
adanya retensi cairan isotonik, konsentrasi natrium dalam serum
masih normal. Kelebihan cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh
penungkatan jumlah natrium dalam serum. Kelebihan cairan terjadi
akibat overload cairan/adanya gangguan mekanisme homeostatispada
proses regulasi keseimbangan cairan. Penyebab spesifik kelebihan
cairan, antara lain :
1) Asupan natrium yang berlebihan
2) Pemberian infus berisi natrium terlalu cepat dan banyak, terutama
pada klien dengan gangguan mekanisme regulasi cairan.
3) Penyakit yang mengubah mekanisme regulasi, seperti gangguan
jantung (gagal ginjal kongestif), gagal ginjal, sirosis hati, sindrom
Cushing
4) Kelebihan steroid.
5) Kelebihan Volume Cairan

1) Kelebihan cairan yang mengandung natrium dari terapi intravena


Tanda klinis : penambahan berat badan
2) Asupan cairan yang mengandung natrium dari diet atau obat-
obatan Tanda klinis : edema perifer dan nadi kuat
f. Edema
Pada kasus kelebihan cairan, jumlah cairan dan natrium yang
berlebihan dalam kompartemen ekstraselulermeningkatkan tekanan
osmotik. Akibatnya, cairan keluar dari sel sehingga menimbulkan

43
penumpukan cairan dalm ruang interstitial (Edema). Edema yang
sering terlihat disekitar mata, kaki dan tangan. Edema dUntuk
mengetahui dan memahamit bersifat local atau menyeluruh,
tergantung pada kelebihan cairan yang terjadi. Edema dUntuk
mengetahui dan memahamit terjadi ketika ada peningkatan produksi
cairan interstisial/gangguan perpindahan cairan interstisial. Hal ini
dUntuk mengetahui dan memahamit terjadi ketika:
1) Permeabilitas kapiler meningkat (mis.,karena luka bakar, alergi
yang menyebabkan perpindahan cairan dari kapiler menuju ruang
interstisial).
2) Peningkatan hidrostatik kapiler meningkat (mis., hipervolemia,
obstruksisirkulasi vena) yang menyebabkan cairan dalam
pembuluh darahterdorong ke ruang interstisial.
3) Perpindahan cairan dari ruangan interstisial terhambat (mis., pada
blokade limfatik)
Edema pitting adalah edema yang meninggalkan sedikit
depresi atau cekungan setelah dilakukan penekanan pada area yang
bengkak. Cekungan unu terjadiakibat pergerakan cairan dari daerah
yang ditekan menuju jaringan sekitar (menjauhi lokasi tekanan).
Umumnya, edema jenis ini adalah edema yang disebabkan oleh
gangguan natrium. Adapun edema yang disebabkan oleh retensi
cairan hanya menimbulkan edema non pitting.
3. Variabel Yang Mempengaruhi Keseimbangan Normal Cairan Dan
Elektrolit
a. Usia
Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal
ini, usiaberpengaruh terhadap proporsi tubuh, luas permukaan tubuh,
kebutuhan metabolik, serta berat badan. Bayi dan anak di masa
pertunbuhan memiliki proporsi cairan tubuh yang lebih besar
dibandingkan orang dewasa.Karenanya, jumlah cairan yang diperlukan
dan jumlah cairan yang hilang juga lebih besar dibandingkan orang

44
dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-anak juga
dipengaruhi oleh laju metabolik yang tinggi serta kondisi ginjal mereka
yang belum atur dibandingkan ginjal orang dewasa. Kehilangan cairan
dUntuk mengetahui dan memahamit terjadi akibat pengeluaran cairan
yang besar dari kulit dan pernUntuk mengetahui dan memahamisan.
Pada individu lansia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sering
disebabkan oleh masalah jantung atau gangguan ginjal

b. Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap
kebutuhan cairan dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan
proses metabolisme dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan penigkatan
haluaran cairan melalui keringat. Dengan demikian, jumlah cairan yang
dibutuhkan juga meningkat. Selain itu,kehilangan cairan yang tidak
disadari (insensible water loss) juga mengalami peningkatan laju
pernUntuk mengetahui dan memahamisan dan aktivasi kelenjar
keringat.
c. Iklim
Normalnya, individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya
tidak terlalu panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang
ekstrem melalui kulit dan pernUntuk mengetahui dan memahamisan.
Dalam situasi ini, cairan yang keluar umumnya tidak dUntuk
mengetahui dan memahamit disadari (insensible water loss, IWL).
Besarnya IWL pada tiap individu bervariasi, dipengaruhi oleh suhu
lingkungan, tingkat metabolisme,dan usia. Individu yang tinggal di
lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah dengan kelembUntuk
mengetahui dan memahamin yang rendah akan lebih sering mengalami
kehilangan cairandan elektrolit. Demikian pula pada orang yang
bekerja berat di lingkungan yang bersuhu tinggi, mereka dUntuk
mengetahui dan memahamit kehilangan cairan sebanyak lima litet
sehari melalui keringat. Umumnya, orang yang biasa berada di

45
lingkungan panas akan kehilangan cairan sebanyak 700 ml per jam
saat berada ditempat yang panas, sedangkan orang yang tidak biasa
berada di lingkungan panas dUntuk mengetahui dan memahamit
kehilangan cairan hingga dua liter per jam.
d. Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan
elektrolit. Jika asupan makanan tidak seimbang, tubuh berusaha
memcah simpanan protein dengan terlebih dahulu memecah simpanan
lemak dan glikogen. Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar
albumin.
e. Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit
tubuh. Saat stress, tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler,
peningkatan konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot. Mekanisme
ini mengakibatkan retensi air dan natrium.Disamping itu, stress juga
menyebabkan peningkatan produksi hormone anti deuritik yang
dUntuk mengetahui dan memahamit mengurangi produksi urine.
f. Penyakit
Trauma pada jaringan dUntuk mengetahui dan memahamit
menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dasar sel atau jaringan
yang rusak (mis., Luka robek, atau luka bakar). Pasien yang menderita
diare juga dUntuk mengetahui dan memahamit mengalami
peningkatan kebutuhan cairan akibat kehilangan cairan melalui saluran
gastro intestinal. Gangguan jantung dan ginjal juga dUntuk mengetahui
dan memahamit menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit. Saat aliran darah ke ginjal menurun karena kemampuan
pompajantung menurun, tubuh akan melakukan penimbunan cairan
dan natrium sehingga terjadi retensi cairan dan kelebihan beban cairan
(hipervelomia). Lebih lajut, kondisi inidUntuk mengetahui dan
memahamit menyebabkan edema paru. Normalnya, urine akan
dikeluarkan dalam jumlah yang cukup untukmenyeimbangkan cairan

46
dan elektrolit serta kadar asam dan basa dalam tubuh. Untuk
mengetahui dan memahamibila asupan cairan banyak, ginjal akan
memfiltrasi cairan lebih banyak dan menahan ADH sehingga produksi
urine akan meningkat. Sebaliknya, dalam keadaan kekurangan cairan,
ginjal akan menurunkanproduksi urine dengan berbagi cara.
Diantaranya peningkatan reapsorpsi tubulus, retensi natrium dan
pelepasan renin. Untuk mengetahui dan memahamibila ginjal
mengalami kerusakan, kemampuan ginjal untuk melakukan regulasi
akan menurun. Karenanya, saat terjadi gangguan ginjal (mis., gagal
ginjal) individu dUntuk mengetahui dan memahamit mengalami
oliguria (produksi urine kurang dari 40ml/ 24 jam) sehingga anuria
(produksi urine kurang dari 200 ml/ 24 jam).
g. Tindakan Medis
BeberUntuk mengetahui dan memahami tindakan medis
menimbulkan efek sekunder terhadap kebutuhan cairan dan elektrolit
tubuh. Tindakan pengisUntuk mengetahui dan memahamin cairan
lambung dUntuk mengetahui dan memahamit menyebabkan penurunan
kadar kalsium dan kalium.
h. Pengobatan
Penggunaan beberUntuk mengetahui dan memahami obat seperti
Diuretik maupun laksatif secara berlebihan dUntuk mengetahui dan
memahamit menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam
tubuh.Akibatnya, terjadi defist cairan tubuh. Selain itu, penggunan
diuretic menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar kalium akan
meningkat. Penggunaan kortikostreroid dUntuk mengetahui dan
memahamit pula menyebabkan retensi natrium dan air dalam tubuh.
i. Pembedahan
Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami
ketidakseimbangan cairan. BeberUntuk mengetahui dan memahami
klien dUntuk mengetahui dan memahamit kehilangan banyak darah
selama perode operasi, sedangkan beberUntuk mengetahui dan

47
memahami klien lainya justru mengalami kelebihan beban cairan
akibat asupan cairan berlebih melalui intravena selama pembedahan
atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat-obat
anastesia.

48
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulasi darah yang terdiri dari
jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan
dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di
perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Jantung merupakan organ utama
sistem kardiovaskuler, berotot dan berrongga, terletak dirongga toraks bagian
mediastinum, diantara dua paru-paru.
Pada umumnya peredaran darah manusia dibedakan atas peredaran darah
pulmonari dan peredaran darh sistemik. Sistem peredaran darah pada manusia
dapat mengalami gangguan oleh penyakit atau kelainan bawaan (faktor
genetis), baik pada darah maupun pada alat-alat peredaran darah seperti
Anemia, Talasmania, Leukimia (Kanker Darah), hemofilia, varieses, angina
pektoris, jantung coroner
Pembuluh getah bening atau pembuluh limfe berasal dari sekumpulan
pembuluh kapiler limfe yang buntu. Berbeda dengan kapiler darah, kapiler
limfe memiliki banyak pori, pori ini berdiameter cukup besar dan permeable
terhadap protein.
Adapun fungsi sistem limfatik manusia adalah :
1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah
2. Mengangkut limfosit dari jantung ke sirkulasi darah
3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi
darah
4. Kelenjar limfa menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk
menghindarkan penyebaran organisme itu dari tempat masuknya
5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfa menghasilkan zat antibodi untuk
melindungi tubuh terhadap kelenjar infeksi
Kelenjar Limfe berbentuk seperti kacang dengan suatu lekukan yang di
sebut hilus, diameternya 0,1-2,4 cm dan terletak sepanjang pembuluh limfe.

49
Pada bagian luarnya terdapat kapsula yang terdiri dari jaringam ikat. Bagian-
bagian kapsula yang masuk ke dalam kelenjar di sebut trabeluka. Di antara
trabeluka terdapat kumpulan limfosit.
Cairan tubuh merupakan media semua reaksi kimia di dalam sel. Tiap
sel mengandung cairan intraseluler (cairan di dalam sel) yang komposisinya
paling cocok untuk sel tersebut dan berada di dalam cairan ekstraseluler
(cairan di luar sel) yang cocok pula.
Tubuh harus mampu memelihara konsentrasi semua elektrolit yang
sesuai didalam cairan tubuh, sehingga tercUntuk mengetahui dan memahamii
keseimbangan cairan dan elektrolit. Keseimbangan cairan tubuh adalah
keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan keluar.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam
sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada
di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma),
cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan tubuh terdiri dari air (pelarut)
dan substansi terlarut (zat terlarut).

B. Saran
Demikian makalah yang telah saya susun, semoga dengan makalah ini
dUntuk mengetahui dan memahamit menambah pengetahuan serta lebih bisa
memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi para pembacanya.
Semoga makalah ini dUntuk mengetahui dan memahamit bermanfaat bagi kita
semua.

50
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Kus. 2013. Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis.
Bandung: Yrama Widya.
Judha, Mohamad. 2016. Rangkuman Sederhana Anatomi Dan Fisiologi Untuk
Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Setiadi. 2007. Anatomi & Fisiologi Manusia. Yogyakarta: graha ilmu.
Sutanta, Ns. 2019. Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Thema publishing.
Syaifuddin, 2013. Fisiologi Tubuh Manusia. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba
Medika

Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan “Klien Gangguan Keseimbangan


Cairan & Elektrolit” . Jakarta: ECG
Tarwoto, S.kep. dkk. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta:Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai