Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SISTEM KARDIOVASKULER
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH : KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH
DOSEN PENGAMPU : Ns.Sri Yuliana.,M.Sc

DISUSUN OLEH KELOMPOK IV

1. LINDAPUTRI JUMIATI
2. ARDIANTO KURNIAWAN
3. YENI LESTARI
4. M.KHAYATULNUR
5. MARISA
6. NAFISAH
7. RINI ERFIANA

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YAHYA BIMA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji kami syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah Swt., yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya kepada kita semua sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktunya. Tugas ini kami buat untuk melatih
kami agar dapat membuat makalah yang baik dan benar. Karena hasil yang memuaskan
membutuhkan kerja keras dan bersungguh-sungguh. Kami sadar apabila di dalam maklah ini
masih banyak kesalahan penulisan dan tanda baca yang jauh dari harapan dosen pembimbing.
Namun sebagai awal pembelajaran dan penambah semangat belajar tidak ada salahnya jika
kami mengucapkan rasa syukur dan hamdalah.
     Terima kasih kepada dosen telah mempercayai kami untuk mengerjakan tugas ini.
Kesalahan yang ada di dalam makalah ini bukanlah disengaja namun karena kekhilafan,
kelupaan dan kurang ketelitian kami dalam mengerjakannya. Kami telah berusaha dan
semaksimal mungkin untuk memberikan makalah ini selengkap-lengkapnya. Kami telah
berusaha dan semaksimal mungkin untuk memberikan makalah ini selengkap -lengkapnya
dan sebaik-baiknya. Saya harap dosen dan teman-teman dapat menerima makalah dari kami
ini.
Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan banyak saran dan
komentarnya. Demikian,  saya harap makalah ini berguna untuk dapat menambah ilmu dan
referensi  teman-teman sekalian.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian sistem kardiovaskuler


B. Komponen sistem kardiovaskuler
C. Perkembangan system kardiovaskuler
D. Anatomi  sistem kardiovaskuler
E. Mekanisme pengaturan system kardiovaskuler

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang
berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler bertugas
mengedarkan darah ke seluruh tubuh dimana darah mengandung oksigen dan nutrisi yang
diperlukan sel/jaringan untuk metabolisme. Sistem kardiovaskuler juga membawa sisa
metabolisme untuk dibuang melalui organ-organ eksresi.
Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transport tertutup yang terdiri atas:
Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar
dapat mengalir ke jaringan. Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar
darah dapat didistribusikan ke seluruh tubuh. Darah, berfungsi sebagai media transportasi
segala material yang akan didistribusikan ke seluruh tubuh.
Hanya dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus-menerus
berdetak. Jantung berkembang sedemikian dini, dan sangat penting seumur hidup. Hal ini
karena sistem sirkulasi adalah sistem transportasi tubuh. Fungsi ini akan berfungsi sebagai
sistem vital untuk mengangkut bahan-bahan yang mutlak dibutuhkan oleh sel-sel tubuh.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan dengan sistem kardiovaskuler?


2. Bagaimana komponen sistem kardiovaskuler?
3. Bagaimana perkembangan system kardiovaskuler?
4. Apa saja anatomi  sistem kardiovaskuler?
5. Bagaimana mekanisme pengaturan system kardiovaskuler?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan sistem kardiovaskuler


2. Untuk mengetahui komponen sistem kardiovaskuler
3. Untuk mengetahui Perkembangan system kardiovaskuler
4. Untuk mengetahui tentang anatomi  sistem kardiovaskuler
5. Untuk mengetahui tentang mekanisme pengaturan system kardiovaskuler
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Kardiovaskuler

Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang pada prinsipnya terdiri
dari jantung, pembuluh darah dan saluran limfe. Sistem ini berfungsi untuk megangkut
oksigen, nutrisi dan zat-zat lain untuk didistribusikan ke seluruh tubuh serta membawa
bahan-bahan hasil akhir metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh. 
komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan
suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses
metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi
agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan
aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah
tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang
berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.

B. Komponen Sistem Kardiovaskuler

Sistem kardiovaskuler terdiri atas organ jantung dan pembuluh darah. Fungsi sistem
ini dapat dianalogikan dengan sistem pengairan di rumah tangga, dimana organ jantung
berperan sebagai pompa dan pembuluh darah berperan sebagai salurannya atau pipanya.
Sistem ini bertanggung jawab untuk mentransportasikan darah dan zat yang dikandungnya ke
seluruh bagian tubuh manusia. 
 Untuk menjaga agar darah tetap mencapai seluruh bagian tubuh secara terus-menerus
maka jantung sebagai pompa harus berdenyut secara terus menerus pula. Denyutan jantung
diatur oleh sistem saraf otonom (SSO) yang berada di luar kesadaran atau kendali kita
sehingga kita tidak dapat mengatur denyutan jantung seperti kehendak kita.  
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem tertutup artinya darah yang ditransportasikan
akan berada di dalam jantung dan pembuluh darah, tidak dialirkan ke luar pembuluh darah.
Berdasarkan arah aliran darah maka pembuluh darah dapat dikelompokkan menjadi dua.
Pertama adalah pembuluh darah yang meninggalkan jantung (arteri) dan pembuluh darah
yang menuju jantung (vena). Berdasarkan ukuran penampangnya (diameter) maka pembuluh
darah (arteri dan vena) dapat dikelompokkan menjadi pembuluh darah besar, sedang, dan
kecil. Contoh pembuluh arteri besar adalah aorta, a. iliaca commonis; pembuluh arteri sedang
adalah  a. tibialis, a. radialis; sedangkan contoh vena besar adalah v. cafa superior dan
inferior. Diantara pembuluh darah arteri kecil (arteriole) dan vena kecil (venule) akan
terdapat saluran kecil yang disebut pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler ini menghubungkan
bagian pembuluh darah arteri dan vena.
C. Perkembangan Sistem Kardiovaskuler  

Sistem kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan. Dalam sistem
kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar yang di sebut Angioblast. Angioblast ini
timbul dari :

1. Mesoderm : splanknikus & chorionic 


2. Merengkim : yolk sac dan tali pusat 
3. Dan dapat juga menimbulkan pembuluh darah dan darah 

Dalam awal perkembangannya yaitu pada minggu ketiga, tabung jantung mulai
berkembang di splanknikus yaitu antara bagian pericardial dan IEC dan atap katup uning
telur sekunder(kardiogenik area). Tabung jantung pasangkan membujur endotel berlapis
saluran. Tabung-tabung membentuk untuk menjadi jantung primordial. Jantung tubular
bergabung dalam pembuluh darah di dalam embrio yang menghubungkan tangkai, karian dan
yolk sac membentuk sistem kardivaskuler purba. Pada janin, proses peredaran darah melalui
plasenta.

D. Anatomi Sistem Kardiovaskuler

1. Jantung 

Ukuran jantung sekitar sedikit besar dari satu kepalan tangan dengan berat berada
pada rentang 7 – 15 ons (200 – 425 gram). Dalam setiap harinya jantung mampu memompa
darah sampai dengan 100.000 kali dan dapat memompa darah sampai 7.571 liter. Posisi
jantung berada di belakang sternum pada rongga mediastinum, diantara costae kedua dan
keenam. Pada jantung sebelah kanan menerima darah yang tidak teroksigenasi dari vena cava
superior dan vena cava inferior kemudian mengalirkannya ke pulmonal untuk proses
oksigenasi. Sedangkan bagian kiri jantung menerima dari teroksigenasi dari paru melalui
vena pulmonalis untuk selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh melalui aorta. Jantung terletak
di rongga dada (thorax), dan cenderung terletak di sisi kiri. Pada kelainan dekstrokardia
jantung justru terletak di sisi sebelah kanan. Jantung dikelilingi oleh pembuluh darah besar
dan organ paru, dan timus di bagian depannya.  
Jantung terdiri dari empat ruang jantung yang dipisahkan oleh sekat-sekat jantung.
Empat ruang jantung tersebut adalah :

1. Atrium kanan 
2. Atrium kiri 
3. Ventrikel kanan 
4. Ventrikel kiri

Ruang jantung ini terbentuk karena adanya sekat interventrikuler dan sekat
atrioventrikuler. Pada sekat atrioventrikuler terdapat dua buah katup jantung, yaitu katup
trikuspidalis dan katup bicuspidalis. Disebut trikuspidalis karena terdiri dari tiga lempengan
katup, dan disebut bicuspidalis karena terdiri dari dua buah lempengan katup.  Atrium kanan
dan kiri memiliki ukuran yang sama, demikian juga ventrikel kanan dan kiri. Atrium dibatasi
oleh otot jantung dan sekat yang tipis, sedangkan bagian ventrikel dibatasi oleh otot jantung
dan sekat interventrikuler yang tebal.  
Empat ruang jantung ini dilapisi oleh lapisan endotel, endocardium, myocardium, dan
dua lapisan pericardium (bagian dalam = bagian visceral dan bagian luar = bagian parietal).
Katup jantung sesungguhnya merupakan perluasan cincin fibrosa atrioventrikuler, yang
terdiri dari jaringan ikat fibrosa yang dilapisi endotel pada kedua sisi.  
Darah mengalir di dalam jantung ke satu arah, dari sisi kanan ke sisi kiri. Hal ini
dimungkinkan karena adanya katup-katup jantung yang akan mencegah aliran darah balik.
Katup-katup ini hanya mengijinkan darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan; dan
dari atrium kiri ke ventrikel kiri.  
Darah di dalam jantung mengalir dalam satu arah. Dari atrium kanan darah akan
mengalir ke ventrikel kanan, darah ini mengandung oksigen yang rendah, dan banyak
mengandung CO2. Kemudian darah dialirkan ke paru melalui arteri pulmonalis, untuk
mendapatkan Oksigen (oksigenasi). Dari paru-paru darah kembali ke atrium kiri jantung
melalui vena pulmonalis, darah ini kaya akan oksigen karena telah mengalami oksigenasi di
paru. Dari atrium kiri dialirkan ke ventrikel kiri, selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta.
Otot Jantung Terdiri Dari 3 Lapisan yaitu :

1. Luar/pericardium  

Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong pembungkus jantung


yang terletak di mediastinum minus dan di belakang korpus sterni dan rawan iga II- IV yang
terdiri dari 2 lapisan fibrosa  dan serosa yaitu lapisan parietal dan viseral. Diantara dua
lapisan jantung ini terdapat lender sebagai pelican untuk menjaga agar gesekan pericardium
tidak mengganggu jantung. 

2. Tengah/ miokardium 

Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria. Susunan miokardium
yaitu:

a. Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan. Lapisan dalam
mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria.
b. Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin antrioventikuler sampai
ke apeks jantung.  
c. Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik( atrium dan
ventrikel).

3. Dalam / Endokardium 

Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengilat yang terdiri dari
jaringan endotel atau selaput lender endokardium kecuali aurikula dan bagian depan sinus
vena kava.
  
E. Mekanisme Sistem Kardiovaskuler

1. Mekanisme pengaturan jantung

Walaupun jantung dapat memulai kontraksinya sendiri, aktivitasnya sangat


dipengaruhi oleh sistem saraf. Sehingga, aktivitas jantung tetap sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Impuls pengaturan dilepaskan oleh pusat pengatur di otak dan sumsum tulang
belakang yang disalurkan melalui saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf simpatis dan
parasimpatis memiliki efek yang berlawanan satu sama lain. Nervus vagus adalah serabut
saraf parasimpatis yang melayani jantung. Berikut ini merupakan mekanisme pengaturan
pada jantung:

a. Pusat Pengaturan Jantung

Pusat tertinggi terletak di kortek cerebri sehingga faktor fisik dan emosi dapat
mempengaruhi aktivitas jantung. Pusat berikutnya di bawah korteks adalah hipotalamus
bagian posterior yang mengirim impuls ke pusat eksitasi di medulla oblongata dan
hipotalamus bagian medial yang mengirim impuls ke pusat inhibisi di medulla oblongata.
Pusat eksitasi meneruskan impulsnya ke saraf simpatis dan pusat inhibisi meneruskan
impulsnya ke saraf parasimpatis.

b. Parasimpatis

Impuls yang disalurkan oleh sistem parasimpatis cenderung untuk mengurangi


aktivitas jantung : menurunkan denyut jantung, menurunkan kemampuan konduksi,
menurunkan kontraktilitas, dan menurunkan kepekaan otot jantung. Variasi tonus vagus
merupakan faktor utama dalam perubahan denyut jantung.

c. Simpatis

Secara konstan mengeluarkan impuls yang cenderung untuk mengakselerasi aktivitas


jantung, diantaranya : meningkatkan frekuensi denyut jantung, meningkatkan konduktivitas,
meningkatkan kontraktilitas, dan meningkatkan kepekaan otot jantung. 

d. Refleks Jantung

Terdapat dua buah refleks yang melibatkan jantung, yaitu refleks eksitasi dan refleks
inhibisi jantung. Refleks ini terdiri dari lima komponen yaitu : reseptor, serabut aferen (yang
membawa impuls ke pusat refleks), pusat refleks di medulla oblongata, serabut eferen (yang
membawa impuls dari pusat refleks ke jantung), dan organ efektor yaitu jantung.

e. Refleks Eksitasi 

Stimulusnya adalah peningkatan venous return yang menuju atrium kanan. Stimulus
akan merangsang reseptor refleks ini, baroreseptor, yang terdapat di dekat muara vena cava.
Baroreseptor peka terhadap perubahan tekanan. Baroreseptor mengeluarkan impuls yang
disalurkan oleh serabut aferen, nervus vagus, ke pusat refleks otonom di medulla oblongata.
Kemudian pusat refleks mengurangi impuls parasimpatis dan meningkatkan impuls simpatis,
disalurkan melalui serabut eferen ke jantung. Efeknya terjadi peningkatan frekuensi dan
kekuatan kontraksi, dan akhirnya peningkatan curah jantung.
f. Refleks Inhibisi 

Stimulusnya adalah peningkatan tekanan arterial. Stimulasi lain seperti berasal dari
daerah abdomen dan stimulasi nyeri juga dapat menimbulkan refleks ini.  Stimulus akan
merangsang reseptor refleks ini, baroreseptor, yang terdapat di arcus aorta dan sinus
caroticus. Baroreseptor peka terhadap perubahan tekanan. Baroreseptor mengeluarkan impuls
yang disalurkan oleh serabut aferen, nervus glossofaringeal dan nervus vagus menuju ke
pusat refleks otonom di medulla oblongata. Akibatnya pusat refleks meningkatkan impuls
parasimpatis dan mengurangi impuls simpatis. Impuls ini disalurkan melalui serabut eferen
ke jantung dengan akibat terjadi penurunan frekuensi jantung dan pengurangan kekuatan
kontraksi sehingga curah jantung menurun dan akhirnya terjadi penurunan tekanan darah.

2. Mekanisme pengaturan vaskuler

 Otot dalam arteriole dapat mengalami kontraksi untuk mengatur diameternya. Pusat
pengaturan pembuluh darah (pusat vasomotor) terletak di medulla oblongata, pusat di atasnya
diperkirakan di korteks cerebri, dan hipotalamus. Selanjutnya impuls dari pusat vasomotor ini
disalurkan melalui serabut simpatis (T1 – L2) dan parasimpatis (S2 – S4).
Berbeda dengan jantung, dimana faktor yang penting adalah sistem parasimpatis,
faktor penting dalam pengaturan pembuluh darah adalah sistem simpatis. Sistem simpatis
akan mengakibatkan vasokonstriksi pada arteriole organ-organ dalam dan kulit, vasodilatasi
pada arteriole ini terjadi secara pasif akibat tekanan darah. Sedangkan pada arteriole otot
rangka simpatis mengakibatkan vasodilatasi. Serabut parasimpatis hanya mengatur arteriole
pada kelenjar ludah dan genital. Stimulasi parasimpatis pada kedua organ ini akan
mengakibatkan vasodilatasi. Terhadap sistem vena terjadi aktivitas kontrol yang sama. Ada
beberapa mekanisme pengaauran vaskuler sebagai berikut:

a. Refleks vasokontriksi 

Stimulusnya adalah penurunan tekanan darah yang merangsang baroreseptor di vena


besar, arcus aorta dan sinus caroticus; perasaan tidak menyenangkan : nyeri, bising, suhu
tinggi; faktor fisik dan emosi; penurunan suhu darah, kadar O2 dan peningkatan CO2 yang
akan merangsang chemoreseptor. Stimulus-stimulus ini akan merangsang pusat refleks
vasomotor di medulla oblongata. Kemudian pusat refleks ini akan meningkatkan impuls
simpatis, disalurkan melalui serabut eferen ke arteriole organ dalam dan kulit. Efeknya adalah
vasokonstriksi.  Vasokontriksi pada arteriole organ dalam terutama terjadi setelah adanya
stimulus berupa penurunan tekanan darah. Sedangkan, vasokontriksi pada arteriole kulit
terutama terjadi pada stimuli berupa dingin atau nyeri. Seluruh vasokontriksi ini, terutama
yang terjadi pada organ dalam, akan meningkatkan tekanan darah.

b. Refleks vasodilatasi 

Stimulusnya adalah peningkatan venous return dan tekanan darah yang merangsang
baroreseptor di vena besar, arcus aorta dan sinus caroticus; perasaan yang menyenangkan
seperti keramahan; faktor fisik dan emosi; penurunan kadar CO2 dan peningkatan suhu darah
yang akan merangsang chemoreseptor.
Mempercepat Memperlambat
Inspirasi Ekspirasi 
Kegembiraan  Rasa takut 
Marah  Sedih 
Nyeri  Nyeri pada saraf trigeminus 
Hipoksia  Peningkatan tekanan intrakranial
Olah Raga 
Adrenalin 
Hormon tiroid 
Demam Refleks eksitasi jantung

Stimulus-stimulus ini akan merangsang pusat refleks vasomotor di medulla oblongata.


Kemudian pusat refleks ini akan menurunkan impuls vasokontriktor simpatis, disalurkan
melalui serabut eferen ke arteriole koroner, arteriole otot rangka dan arteriole pada organ
dalam dan kulit. Efeknya adalah vasodilatasi arteriole koroner diikuti peningkatan
metabolisme otot jantung; vasodilatasi arteriole otot rangka, vasodilatasi arteriole organ
dalam, vasodilatasi arteriole kulit, dan juga vasodilatasi pada jaringan erektil di daerah
genital. Vasodilatasi arteriole kulit terutama terjadi setelah adanya stimulus berupa perasaan
nyaman dan adanya pijatan lembut. Sedangkan, vasodilatasi arteriole organ dalam terutama
terjadi pada stimuli peningkatan tekanan darah. Seluruh vasodilatasi akan menurunkan
tekanan darah. 
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari


jantung, selain itu, Sistem kardiovaskuler terdiri atas organ jantung dan
pembuluh darah. Dalam setiap harinya jantung mampu memompa darah
sampai dengan 100.000 kali dan dapat memompa darah sampai 7.571 liter.
Fungsi sistem ini dapat dianalogikan dengan sistem pengairan di rumah
tangga, dimana organ jantung berperan sebagai pompa dan pembuluh darah
berperan sebagai salurannya atau pipanya.
2. Anatomi system kardiovaskuler terdiri dari jantung. Jantung sendiri terdiri dari
empat ruang jantung yang dipisahkan oleh sekat-sekat jantung. Empat ruang
jantung tersebut adalah :
3. Atrium kanan 
4. Atrium kiri 
5. Ventrikel kanan 
6. Ventrikel kiri
7. Mekanisme pengaturan system kardiovaskuler terdiri dari dua mekanisme
yaitu Mekanisme pengaturan jantung dan Mekanisme pengaturan vaskuler.

B. Saran

Dari pemaparan diatas, penulis memberikan saran agar dalam ilmu kesehatan
maupun ilmu alam lainnya. penting sekali memahai anatomi system kardiovaskuler
secara tepat agar terhindar dari kelalaian baik itu dirumah sakit maupun di alam yang
berkaitan dengan perubahan fungsi tubuh akibat kurangnya aktivitas positif untuk
memberikan kesehatan terhadap jantung sebagai pusat kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Ganong,W.F. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Editor : dr. Widjajakusumah. Edisi 17.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Guyton, A.C. and Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mc.Naught and Callander. 1975. Illustrated Physiology.
Third Edition. New York : Churchill Livingstone.
Riza Fikriana, 2008. Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta: CV BUDI UTAMA,
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia : dari sel ke system. Edisi 2.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai