FISIOLOGI JANIN
(Kardiovaskuler Janin, Sistem Pernafasan Janin, Neurologi Janin,
Nefrologi Janin)
Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Fetomaternal
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. AGITA MONALISA P01740322101
2. ANGGI TRI OKTALIA P01740322102
3. ARINI RAHMATIKA P01740322103
4. AYU FEBRIYANTI ANGGRAINI P01740322104
5. AYU WIDIA P01740322105
6. DEWI SUSANTI P01740322106
7. ELIZA FERAWATI P01740322107
8. ELLEN WIDYOWATI P01740322108
9. ERLA WIDIAWATI P01740322109
10. FADHILAH RAHAYU P01740322110
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulisan makalah merupakan
salah satu tugas dari mata kuliah Fetomaternal dengan judul Fisiologi Janin
(Kardiovaskuler Janin, Sistem Pernafasan Janin, Neurologi Janin, Nefrologi
Janin)
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami
akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Fisiologis Kardiovaskular Janin.............................................. 2
B. Sistem Pernafasan Janin.......................................................... 5
C. Neurologi Janin ....................................................................... 7
D. Nefrologi Janin ....................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisiologi janin pada dasarnya berbeda dari neonatus dengan perbedaan
struktural dan fungsional. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterus
memerlukan langkah-langkah yang cepat, kompleks, dan tertata dengan baik
untuk memastikan kelangsungan hidup neonatal. Sangat penting bahwa
penyedia perawatan neonatal memiliki pemahaman yang jelas tentang
fisiologi transisi janin dan normal sehingga mereka dapat mengenali
penyimpangan dari fisiologi tipikal dan mengelola skenario ini dengan tepat.
Fisiologis janin terdapat diantaranya system kardiovaskular yang
merupakan kondisi system peredaran darah janin, system pernafasan pada
janin yang ada pada janin, neurologi yaitu system persyarafan pada janin, dan
nefrologi atau system ekskresi pada janin
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, permasalahan yang akan
dibahas dalam laporan tugas ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana Fisiologi Sistem Kardiovaskular Janin ?
b. Bagaimana Sistem Pernafasan Janin?
c. Bagaimana Neurologi pada Janin?
d. Bagaimana Nefrologi pada Janin?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang aingin dicapai dalam pembahasan laporan tugas ini adalah :
a. Untuk mengetahui Fisiologi Sistem Kardiovaskular Janin
b. Untuk mengetahui Sistem Pernafasan Janin
c. Untuk mengetahui Neurologi pada Janin
d. Untuk mengetahui Nefrologi pada Janin
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Dalam plasenta, darah deoksigenasi dan keluar ke dalam vena
umbilikalis. Darah oksigenasi akan mengalir ke hati, sebagian akan
melintas melalui duktus venosus atau melalui vena hepatika kedalam vena
kava inferior dan sisanya akan didistribusikan ke bagian hati melalui
cabang vena umbilikalis. Untuk sementara bagian hati menerima darah
dari vena porta.
Setelah itu darah itu memasuki atrium kanan dan saat melewati
jantung, darah dibagi menjadi menjadi dua aliran oleh krista devidens.
Sebagian darah dialirkan dari vena kava inferior ke atrium kiri yang
bercampur dengan darah vena pulmonalis, sementara sejumlah kecil
memasuki atrium kanan yang bercampur darah dari vena kava superior.
Krista devidens membentuk tepi dari foramen ovale. Darah dari
jantung kiri ke miokardium lewat pembuluh darah koroner dan ke kepala,
ekstremitas atas lewat aorta asenden, kemudian setelah meninggalkan
ventrikel darah memasuki trunkus pulmonalis dan darah langsung ke paru
lewat duktus arteriosus dan memasuki aorta desenden ke seluruh badan
dan anggota gerak bawah.
Setelah perkembangan dalam uterus maka akan terjadi perubahan
dalam perkembangan ekstra uterus dimana susunan sirkulasinya
pun berubah dan terjadi perubahan pada foramen ovale, duktus arteriosus,
dan duktus venosus. Saat kehidupan ekstra uterus, perkembangan paru
dapat menyebabkan tekanan sisi jantung kanan menurun karena adanya
tahanan paru yang menuru dan sedikitnya darah mengalir kembali
kejantung lewat vena kava inferior akibat adanya pengangkatan plasenta.
Kemudian ujung foramen ovale menutup dan terjadi penurunan
tekanan penurunan tekanan dalam atrium kanan dibawah tekanan atrium
kiri, katup pun menutup. Beberapa minggu terjadi perubahan tekanan,
kedua sisi katup dapat membuka dan kadang juga terjadi kegagalan untuk
menutup dan akhirnya darah bercampur lagi.
Selain itu, pada perkembangan duktus arteriosus sebagai jalan
vaskular mengalami mengalami perubahan yakni melakukan gerakan
3
darah dari arteri pulmonalis ke aorta desenden, melalui paru-paru. Saat
kehidupan di uterus, tekanan arteri pulmonalis sangat tinggi dari aorta,
sehingga aliran dalam duktus dari arteri pulmonalis ke aorta dan akan
menutup karena peningkatan tekanan oksigen dalam darah dan bila
menetap terjadilah duktus arteriosus paten.
Kemudian ada perkembangan duktus venosus yang memiliki peran
dalam pengendalian tahanan vaskuler plasenta. Khususnya selama
hipoksia, duktus ini akan menutup selama beberapa beberapa menit
setelah setelah kelahiran kelahiran dan penutupan lengkap lengkap dalam
waktu 20 hari.
2. Sirkulasi Pada Janin
Terdapat beberapa perbedaan besar antara sirkulasi janin, bayi, akan
dan orang dewasa. Sewaktu berada didalam rahim, janin tidak menerima
oksigen melalui paru-paru. Oksigen ibu disalurkan menembus plasenta
dan masuk ke vena umbilikalis. Vena umbilikalis menyalurkan darah
kaya oksigen ke sisi kanan jantung janin melalui vena kava.
Karena sumber oksigen berasal dari ibu, paru janin dan sebagian besar
pembuluh darah yang menyuplainya berada dalam keadaan kolaps
sehingga timbul resistensi yang tinggi terhadap aliran darah di paru janin,
terutama apabila dibandingkan dengan aliran sirkulasi sistemik janin yang
memiliki resistensi sangat rendah karena pembuluh plasenta terbuka lebar.
Terdapat perbedaan struktural karakteristik sirkulasi janin. Pada janin,
ada dua hubungan pirau (shunt) yang memanfaatkan sumber oksigen ibu
dan tingginya resistensi sirkulasi paru. Hubungan yang pertama adalah
lubang antara atrium kanan dan atrium kiri, yang disebut foramen ovale.
Karena resistensi sirkulasi paru yang keluar dari ventrikel kanan yang
sangat tinggi, darah janin mengalir ke daerah dengan resistensi rendah :
dari atrium kanan ke kiri melalui foramen ovale.
Karena darah yang masuk ke vena kava di janin telah mengalami
oksigenasi di plasenta, pirau kanan ke kiri ini merupakan cara adaptasi
yang efisien. Darah yang kaya oksigen disalurkan ke sirkulasi sistemik
4
(sisi kiri) tanpa perlu mengirim darah ke sistem paru yang tidak berfungsi
dan kolaps.
Sistem paru kedua antar sisi kanan dan kiri sirkulasi janin adalah
hubungan vaskular antara arteri pulmonalis dan aorta. Hubungan ini
disebut Duktus Arteriosus. Duktus ini memungkinkan darah beroksigen
yang meninggalkan sisi kanan jantung menghindari paru janin dan
mengalir langsung ke sirkulasi sistemik yang yang resistensinya rendah.
Harus diperhatikan bahwa paru janin menerima sedikit darah yang
mengalir ke arteri pulmonalis sehingga memungkin pulmonalis sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan paru.
3. Peredaran Darah Janin
a. Darah dari tali pusat (vena umbilikales) ke vena kava inferior
(duct.venosus Arantii) ke atrium kanan. Sebagian kecil darah ke hati
lalu ke vena kava inferior.
b. Darah dari atrium kanan mengalir ke atrium kiri (foramen ovale)
kemudian ke ventrikel kiri dan ke aorta. Sebagian kecil darah dari
atrium kanan ke ventrikel kanan.
c. Darah dari ventrikel kanan mengalir ke aorta. Sebagian kecil darah
menuju paru-paru kemudian ke atrium kiri.
5
bronchioles-duktus dan sacus elveolaris dan alveoli berkembang dari ujung
terminal bronchiolus dan terus berkembang sampai periode post natal. Sel
epitelnya berasal dari endodermal.
1. Perkembangan Anatomik Paru Janin
Pada hari ke 26–28 bronchus primer terbentuk. Perkembangan
selanjutnya terjadi pada empat fase yang overlapping, yaitu :
a. Fase glandular hari ke 28 sampai minggu ke 16. Disebut fase glandular
karena secara histologis terlihat gambaran glandula yang dilapisi oleh
epitel kuboid pada bagian terminalnya yang terjadi proses percabangan
brochus. Demikian pula dengan arteri pulmonalis yang bertumbuh
mengikuti percabangan bronchus. Pembuluh kapiler masih terpisah
jauh dari terminal saluran nafas oleh jaringan interstitiel. Kehidupan
ektra uterine belum memungkinkan pada tahap ini karena kapasitas
pertukaran gas yang masih terbatas antara kapiler dan saluran nafas.
b. Fase canalicular, minggu ke 13 sampai dengan minggu ke 25. Pada
saat ini terjadi canalisasi saluran nafas. Setiap bronchus memunculkan
dua atau lebih bronchiolus respiratorius dan setiap bronchiolus
respiratorius terbagi menjadi tiga sampai enam ductus alveolaris.
Epitel menjadi lebih tipis. Kapiler semakin dekat dengan epitel
pernafasan dan potensi pertukaran gas masih terbatas.
c. Fase terminal dari 24 minggu sampai lahir. Ductus alveolaris tumbuh
menjadi alveoli primitif. Epitel berdiferensiasi menjadi tipe I dan tipe
II. Sel alviolar tipe I menutupi lebih kurang 95 % alveoli. Jumlah
kapiler semakin bertambah dan semakin dekat dengan sel tipe I,
sehingga memungkinkan pertukaran gas yang lebih baik. Sel tipe II
berperan dalam mensintesa, menyimpan dan mensekresikan surfaktant.
d. Fase alveolar, mulai pada fase akhir kehidupan dalam kandungan
berlangsung terus sampai 8 tahun. Alveolarisasi yang sebenarnya
dimulai kira-kira pada 34 sampai 36 minggu. Pada saat kelahiran
alveoli dewasa baru didapatkan sekitar 1/8 sampai dengan 1/6. Jumlah
6
alveoli terus bertambah sampai terbentuk alveoli dewasa seluruhnya
setelah 8 tahun.
C. Neurologi Janin
Pertumbuhan otak bayi sudah dimulai pada awal usia kehamilan sampai bayi
lahir ke dunia. Berikut ini merupakan tahap-tahap perkembangan otak bayi
selama kehamilan.
a. Di trimester pertama
Menurut What To Expect, sekitar 16 hari setelah pembuahan
(sperma membuahi telur), dasar dari pembentukan sumsum tulang
belakang dan otak janin (neural plate) mulai terbentuk. Neural plate terus
bertumbuh dan kemudian berubah menjadi tabung saraf (neural tube).
Selanjutnya, tabung saraf menutup pada usia kehamilan sekitar 5-8
minggu dan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu otak depan, otak tengah,
dan otak belakang.
Otak belakang ini kemudian akan membentuk sumsum tulang
belakang Sekitar minggu ke-5 usia kehamilan, sel-sel bayi mulai
bertambah dan mulai membentuk fungsi-fungsi tertentu. Pada usia
kehamilan sekitar 5 minggu juga, otak, sumsum tulang belakang, dan
jantung bayi mulai berkembang. Inilah masa-masa kritis bayi pada
trimester pertama. Risiko terjadinya gangguan pertumbuhan bayi pada
masa ini sangat tinggi dan bila hal itu terjadi bisa menyebabkan bayi cacat
lahir. Sekitar usia kehamilan 6 sampai 7 minggu, otak bayi akan terus
bertumbuh sampai membentuk otak besar (cerebrum), otak kecil
(cerebellum), batang otak, kelenjar hipofisis, dan hipotalamus.
Kelima bagian otak ini mempunyai fungsi masing-masing yang
sangat penting untuk fungsi seluruh tubuh. Pada minggu ke-8 usia
kehamilan, otak bayi terus bertumbuh. Selanjutnya, pada minggu ke-10,
otak bayi sudah mulai berfungsi. Selain itu, organ lain juga sudah mulai
berfungsi pada minggu ini, seperti ginjal, usus, dan hati. Pada minggu ke-
10 usia sudah menjadi janin.
7
2. Di trimester kedua
Pada trimester kedua, di usia kehamilan minggu ke-18, saraf bayi
mulai diselubungi oleh myelin. Myelin akan melindungi saraf bayi dan
berfungsi untuk mempercepat pengantaran pesan antar sel-sel saraf.
Perkembangan myelin ini akan terus berlanjut sampai usia bayi 1 tahun.
Jadi, perkembangan otak masih akan terjadi setelah bayi lahir. Pada akhir
trimester kedua, batang otak bayi yang berperan dalam fungsi dasar
kehidupan, seperti denyut jantung, tekanan darah, dan pernapasan
menunjukkan perkembangannya yang hampir matang
3. Di trimester ketiga
Otak berada pada perkembangannya yang paling pesat berada pada
trimester ketiga, terutama perkembangan neuron. Ukuran otak bayi juga
membesar pada masa ini dan mempunyai berat 3 kali lipat selama 13
minggu terakhir usia kehamilan. Dari sekitar 100 gram pada akhir
trimester kedua menjadi 300 gram pada trimester ketiga. Bentuk otak bayi
juga sudah mulai berubah, dari yang tadinya memiliki permukaan yang
halus menjadi semakin berlekuk seperti bentuk otak orang dewasa.
Pertumbuhan otak bayi berjalan lebih cepat pada minggu 27 sampai 30
usia kehamilan.
Pada saat ini, sistem saraf sudah cukup berkembang untuk
mengontrol beberapa fungsi tubuh. Janin juga sudah mulai bisa mendengar
suara dari luar rahim. Pada minggu ke-28, aktivitas gelombang otak janin
mulai mempunyai siklus tidur, Pada trimester ketiga, otak kecil (yang
mengontrol pergemkan) berkembang lebih cepat. Korteks otak besar yang
beperan dalam fungsi berpikir, mengingat, dan merasakan juga mengalami
banyak perkembangan pada masa ini.
Banyak terjadi perkembangan otak selama kehamilan. Namun, otak
mulai berfungsi sekitar waktu bayi akan lahir pada usia kehamilan penuh.
Tidak hanya sampai waktu ini, otak akan terus berkembang secara
bertahap dalam beberapa tahun kehidupan bayi setelah lahir. Pada saat
otak berkembang. baik masih dalam kandungan maupun saat sudah lahir,
8
sebaiknya beri asupan yang bergizi kepada bayi untuk mendukung
perkembangan otaknya.
D. Nefrologi Janin
1. Definisi Nefrologi Janin
Nefrologi janin atau ginjal janin adalah organ ekskresi. Fungsi utama
ginjal adalah menjaga keseimbangan internal dengan jalan menjaga
komposisi cairan ektraselular. Untuk melaksanakan hal itu sejumlah besar
cairan difiltrasi di glomerulus dan kemudian diresorbsi dan disekresikan
sepanjang nefron sehingga zat-zat yang berguna diserap kembali dan sisa-
sisa metabolisme dikeluarkan sebagai urin, sedang air ditahan sesuai
dengan kebutuhan tubuh.
Di dalam kandungan, ginjal janin pada bulan keempat mulai
mengeluarkan urin. Pada saat lahir, ginjal bayi mengeluarkan urin sekitar
30-50% dari kapasitas biasa (Maryunani, 2010). Ginjal bayi relatif belum
matang dan kemampuan memekatkan urin belum memadai (Williamson
and Crozier, 2013). Hal ini berarti semua bayi mempunyai struktur ginjal
yang lengkap, namun kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan urin,
mengatur kondisi cairan serta fluktuasi elektrolit belum maksimal. Bayi
biasanya berkemih dalam waktu 24 jam pertama setelah kelahiran.
2. Tahapan Maturasi Nefrologi Janin
a. Pronephros.
Pada tahapan ini ginjal belum berfungsi. Pasangan-pasangan tubulus
terbentuk untuk membentuk pronephros. Tahap pertama ditandai
dengan munculnya sepasang tubulus yang membentuk pronefros,
suatu organ nonfungsional yang muncul sekitar minggu ketiga
kehamilan dan mengalami involusi sempurna dalam waktu 2 minggu.
b. Mesonephros.
Dimulai dari minggu ke 5 dan selesai pada saat janin berusia 11-12
minggu. Terbentuk 20 pasang glomerulus dan terjadi penebalan dari
dinding tubulus.
9
c. Metanephros.
Pada tahap ini nephrogenesis sangat tergantung dari interaksi antara
uretric dengan sel mesenchymal.
Fungsi tubulus ginjal dimulai pada ginjal metanefrik manusia antara
minggu ke 9 dan 12 kehamilan, dan pada minggu ke 14, saluran Henle
berfungsi dan terjadi reabsorpsi tubulus. Nefron-nefron baru dibentuk
sampai minggu ke tiga puluh enam kehamilan pada janin manusia.
Nefrogenesis telah terbentuk secara sempurna pada saat kelahiran bayi
cukup bulan, tetapi pembentukan nefron terus berlanjut setelah kelahiran
pada bayi kurang bulan. Keadaan ini juga terjadi pada perkembangan
nefron, dimana terjadi perpanjangan saluran Henle dan pembentukan
lekukan pada tubulus proksimal.
3. Aliran darah ginjal
Ginjal pada bayi baru lahir mendapat darah sekitar 15 sampai 18 % dari
cardiac output , sedangkan ginjal janin hanya mendapat 2 sampai 4 % dari
output darah ventrikel selama trimester terakhir kehamilan. Ginjal
menempati persentase berat badan lebih besar pada janin dibanding
dengan masa kehidupan selanjutnya.
Ginjal yang matur mampu mempertahankan RBF yang relatif konstan
walaupun terjadi perubahan pada tekanan perfusi diatas rentang tekanan 80
sampai 150 mmHg, suatu fenomena yang dikenal sebagai autoregulasi.
Pada tekanan perfusi yang sangat rendah dimana ginjal janin terpapar (40-
60 mmHg), terdapat bukti bahwa ginjal janin dapat mengadakan
autoregulasi. RBF janin tetap stabil setelah terjadi peningkatan tekanan
darah arteri sebesar 16% selama pemberian infus vasopresin arginin
( AVP ), yang menunjukkan bahwa janin mampu mengadakan
autoregulasi RBF pada peningkatan tekanan perfusi ginjal yang sedang.
4. Filtrasi glomerulus
Terdapat GFR yang rendah selama kehidupan janin, dan meningkat seiring
dengan peningkatan usia kehamilan. Tetapi GFR tetap stabil pada periode
terakhir kehamilan jika dilakukan koreksi terhadap berat ginjal atau berat
10
badan janin. (Gbr. 2) Selama 24 jam pertama setelah kelahiran, GFR pada
bayi preterm menunjukkan tahap perkembangan intrauterin. Leake dan
Guignard mengamati adanya hubungan yang erat antara GFR dan usia
kehamilan pada bayi baru lahir yang dilahirkan antara usia kehamilan 27
sampai 43 minggu.
5. Homeostasis asam basa
Ginjal dewasa memegang peranan penting dalam pengaturan
keseimbangan asam-basa. Keadaan ini dicapai melalui reabsorbsi
bikarbonat yang difiltrasi pada bagian proksimal nefron, sekresi ion
hidrogen, dan pembentukan bikarbonat baru melalui sistim bufer urin dari
asam dan amoniak yang dititrasi.
Ginjal janin juga terlibat pada pengaturan keseimbangan asam basa. pH
urin selalu lebih rendah dibandingkan dengan pH plasma, ekskresi asam
dan amoniak yang dititrasi ini meningkat seiring dengan peningkatan usia
demikian juga dengan ekskresi asam. Terdapat peningkatan yang bertahap
peranan ginjal janin dalam pengaturan homeostasis asam basa.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada system kardiovaskular merupakan sistem yang memiliki fungsi
khusus dalam proses embriologi, khususnya dalam penerimaan pengaturan
makanan dan oksigen. Pertumbuhan sistem pernafasan janin telah dimulai
sejak minggu ke-empat kehamilan (hari ke 24) dimana celah laryngotracheal
muncul didasar pharinx lama kelamaan semakin dalam membentuk
diverticulum laryngotracheal. Dalam pertumbuhannya ke arah kaudal lipatan
longitudinal mesenchim berfusi membentuk tracheoesophageal, yang
memisahkan laryngo tracheal tube (diventral) dengan esophagues di dorsal.
Pertumbuhan otak bayi sudah dimulai pada awal usia kehamilan sampai
bayi lahir ke dunia. Berikut ini merupakan tahap-tahap perkembangan otak
bayi selama kehamilan. Nefrologi janin atau ginjal janin adalah organ
ekskresi. Fungsi utama ginjal adalah menjaga keseimbangan internal dengan
jalan menjaga komposisi cairan ektraselular.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/141380412/Nefrologi-Janin-atau-ginjal-janin di
2023
13