Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SIRKULASI DARAH JANIN DAN NEONATUS

DISUSUN OLEH :

ELZABETH. TAMPOMBEBU

NIM : PO7124318091

DIV KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES PALU


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan Rahmat-Nyalah saya diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Sirkulasi Darah Janin dan Neonatus“.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Anatomi di
jurusan Kebidanan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu.

Terlepas dari semuanya itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
saya dapat memperbaiki makalah ini.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... 1

DAFTAR ISI....................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 3


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 3
1.3 Tujuan............................................................................................................ 3

BAB II PENGKAJIAN

2.1 Pengertian Fetus............................................................................................. 4

2.2 Pengertian Neonatus......................................................................................... 4

2.3 Sirkulasi Darah................................................................................................ 5

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Sirkulasi Darah Fetus...................................................................................... 6

3.2 Pembentukan Darah Fetus............................................................................. 7

3.3 Faktor-faktor yang menentukan Sirkulasi Darah Fetus................................. 8

3.4 Perubahan Sirkulasi Darah Fetus dan Bayi Baru Lahir................................. 8

3.5 Sistem sirkulasi Darah Fetus, Anak dan dewasa........................................... 8

BAB IV PENUTUP

KESIMPULAN................................................................................................... 13

SARAN.............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 14

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Mengetahui sirkulasi darah fetus dan mempelajari perubahan-perubahan


yang segera terjadi sesudah kelahiran sebagai akibat perubahan lingkungan
dalam uterus ke luar uterus. Maka bayi menerima rangsangan yang bersifat
kimiawi, mekanik dan termik. Hasil perangsangan ini membuat bayi akan
mengalami perubahan metabolik, pernafasan, sirkulasi dan lain-lain. Hal ini
untuk mengenal/ menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera
yang berhubungan dengan bayi baru lahir.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sirkulasi darah fetus?
2. Bagaimana pembentukan darah fetus?
3. Apa faktor-faktor yang menentukan sirkulasi darah fetus?
4. Apa saja perubahan sirkulasi darah fetus dan bayi baru lahir?
5. Bagaimana sistem sirkulasi darah fetus?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui sirkulasi darah fetus
2. Mengetahui pembentukan daah fetus
3. Mengetahui faktor-faktor yang menentukan sirkulasi darah fetus
4. Mengetahui perubahan sirkulasi darah fetus dan bayi baru lahir
5. Mengetahui sistem sirkulasi darah fetus

3
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Fetus

Fetus adalah mamalia yang berkembang setelah fase embrio dan sebelum
kelahiran. Dalam bahasa Latin, fetus secara harfiah dapat diartikan "berisi bibit
muda, mengandung". Pada manusia, janin berkembang pada akhir minggu
kedelapan kehamilan, sewaktu struktur utama dan sistem organ terbentuk, hingga
kelahiran. Janin disebut juga Calon Bayi.

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, adalah kira-
kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan
dibagi menjadi tiga triwulan, triwulan I dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu,
triwulan II dari 12 sampai 28 minggu dan triwulan III dari 28 sampai 40 minggu.
Kehamilan terhitung dari hari pertama haid terakhir.

Pada Minggu ke-12/ Bulan ke-3. Embrio menjadi janin. Denyut jantung
terlihat pada USG. Mulai ada gerakan. Sudah ada pusat tulang, kuku, ginjal mulai
memproduksi urin.

2.2 Pengertian Neonatus

adalah bayi yang berusia 0 hari hingga 28 hari. Di usia ini, kesehatan bayi
baru lahir (neonatus) sangat rentan terhadap berbagai macam gangguan atau
masalah, sehingga perlu mendapatkan perhatian dan penanganan serius. Makanya,
tak perlu heran, sesaat setelah anak lahir akan langsung dilakukan beberapa
pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kondisinya. Dalam dunia kebidanan,
langkah ini biasa dikenal sebagai Asuhan Bayi Baru Lahir. Selain itu, bayi juga
diharuskan untuk segera diberikan ASI (Air Susu Ibu) dengan melakukan IMD
(Inisiasi Menyusu Dini).

4
Hal ini dilakukan untuk menjamin kelangsungan hidup anak baru lahir
agar tetap sehat dan tentu saja selamat. Sebagai informasi tambahan untuk Anda,
bahwa menurut data saat ini kematian bayi baru lahir di Indonesia masih cukup
tinggi yaitu mencapai 2/3 dari total Angka Kematian Bayi (AKB). Angka
kematian bayi ini tidak jauh berbeda dengan angka kematian ibu di Indonesia
yang juga masih cukup tinggi.

Masa bayi baru lahir (neonatus) ini, dikatakan sebagai masa-masa


berbahaya dalam hidupnya, karena anak harus beradaptasi pada lingkungan yang
baru, yang jauh berbeda dari lingkungan sebelumnya.

2.3 Sirkulasi Darah

Sistem sirkulasi atau peredaran darah adalah adalah sistem yang mengatur
pemompaan darah yang butuhkan tubuh untuk kelangsungan hidup. Sistem ini
juga bisa disebut sebagai sistem transportasi karena sejalan dengan aliran darah,
juga mengangkut zat-zat maupun hormon yang dibutuhkan tubuh sehingga
tersebar merata. Tidak hanya pada manusia, begitu juga dengan hewan.

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sirkulasi Darah Fetus

Sirkulasi darah fetus berbeda dari sirkulasi orang dewasa, karena darah
janin tidak perlu ke pembuluh paru untuk dapat teroksigenasi. Mula-mula darah
yang kaya akan oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui vena
umbilikalis masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut melalui
duktus venosusus arantii akan mengalir ke vena kava inferior pula. Didalam
atrium kanan sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologis ke atrium
kiri melalui foramen ovale yang berada diantara kedua atrium ini. Selanjutnya
darah mengalir dari atrium kiri ke ventrikel kiri yang kemudian dipompakan ke
aorta. Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan
secara bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena kava superior.
Oleh karena tekanan dari paru-paru belum berkembang, maka sebagian besar
darah dari ventrikel kanan yang seharusnya mengalir melalui arteri pulmonalis ke
paru-paru, akan mengalir ke duktus bottali sebelum mencapai aorta. Sebagian
kecilke paru-paru, dan selanjutnya ke atrium kiri melalui vena pulmonalis.
Daerah dari aorta akan mengalir ke seluruh tubuh untuk member nutrisi dan
oksigen pada sel-sel tubuh. Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta
penuh dengan sisa-sisa pembakaran akan dialirkanke plasenta melalui arteri
umbilikalis, demikian seterusnya. Sirkulasi ini berjalan selama janin masih berada
didalam kandungan. Begitu janin dilahirkan, segera bayi akan menghisap udara
dan menagis dengan kuat. Dengan demikian paru-parunya akan berkembang.
Tekanan dalam paru-paru akan mengecil dan seolah-olah darah akan terisap oleh
paru-paru. Dengan demikian duktus bottali tidak akan berfungsi lagi. Demikian
pula karena tekanan atrium meningkat, maka foramen ovale akan menutup dan
tidak berfungsi lagi. Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri umbilikalis
dan duktus venosus arantii akan mengalami obliterasi. Dengan demikian, setelah
bayi lahir, kebutuhan oksigen akan dipenuhi oleh udara yang diisapnya dan

6
kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna melalui proses pencernaan.
Mengingat semua kebutuhan janin disalurkan melalui vena umbilikal, maka
sirkulasi menjadi khusus. Tali pusat berisi 1 vena dan 2 arteri. Vena ini
menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta kejanin. Sebaliknya, kedua arteri
menjadi pembuluh balik yang menyalurkan darah kearah plasenta untuk
membersihkan sisa dari metabolisme.

3.2 Pembantukan Darah Fetus

Darah janin mengalami proses pembentukan yang unik yaitu bermula


diproduksi di yolk sac, kemudian dihati dan akhirnya di sum-sum tulang. Eritrosit
janin relative besar dan berinti. Hemoglobin mengalami peningkatan dari 12 g/dl
pada pertengahan kehamilan menjadi 18 g/dl pada aterm. Eritrosit janin berbeda
dengan eritrosit orang dewasa secara struktur dan metabolik yaitu lebih lentur
karna berbeda dalam viskositas tinggi, dan mempunyai banyak enzim.
Eritropoesis janin dikendalikan oleh hormon eritropoetin janin. Terjadi
peningkatan pada kondisi pendarahan, persalinan, dan anemia akibat isoimunisasi.
Volume darah diperkirakan 78 ml/kg berat, sedangkan isi darah plasma segera
setelah pemotongan di tali pusat ialah 45 ml/kg. Hemoglobin janin ialah suatu
tetramer yang terdiri atas 2 pasang masing-masing rantai ß dan alfa. Gen alfa
berasal dari kromosom 16 sedangkan gen ß berasal dari kromosom 11.
Eritropoesis yang terjadi di yolk sac menghasilkan hemoglobin alaw yaitu gower
1, 2, dan Portland; setelah eritropoesis beralih kehati dihasilkan hemoglobin F;
dan setelah beralih ketulang akan dihasilkan hemoglobin sampai janin matur. Ada
perbedaan fungsi hemoglobin A dan F. pada tekanan oksigen dan pH tertentu,
HbF akan meningkat lebih banyak oksigen dibandingkan dengan HbA ; hal ini
disebabkan HbA meningkat 2,3 dofosfogliserat (2,3 DPG) lebih kuat
dibandingkan HbF sehingga afinitas HbA dengan oksigen lebih rendah. Karna
kadar 2,3 DPG lebih rendah, afinitas oksigen janin menjadi lebih tinggi. Pada
kehamilan aterm Hb lebih rendah dibandingkan kehamilan awal, yaitu ¾ masih
berupa HbF. Namun, setelah kelahiran sampai 6 bulan HbF sangat menurun,

7
sementara HbA mendekati kadar pada orang dwasa. Hal tersebiut sangat
dipengaruhi oleh peran glukokortikoid.

3.3 Faktor – faktor yang menentukan sirkulasi darah fetus

a) Foramen Ovale (Lubang antara atrium kanan dan atrium kiri).


b) Ductus Arteriosus Botali (pembuluh yang menghubungkan arteri
pulmonalis dengan aorta).
c) DuctusVenosus Arantii (pembuluh yang berada dalam hepar menuju
vena cava inferior).
d) Vena Umbilikalis Membawa zat makanan dan O2 dari sirkulasi darah ibu
(plasenta) keperedaran darah janin.
e) Arteri Umbilikalis Pembuluh darah yang menghubungkan vena
umbilikalis dengan vena cava inferior.
f) Plasenta Tempat pertukaran antara darah janin dengan darah ibu.

3.4 Perubahan Sirkulasi Darah Fetus Dan Bayi Baru Lahir

1. Perubahan Primer resistensi vascular paru dan sistemik waktu lahir


meliputi: Hilangnya aliran darah dalam jumlah besar melalui plasenta
yang kira-kira dua kali lipat resistensi vascular sistemik waktu lahir.
2. Resistensi vascular paru sangat banyak menurun akibat pengembangan
paru.
3. Penutupan foramen ovale.

3.5 Sistem Sirkulasi Darah


Sirkulasi darah fetal pada janin dan sirkulasi darah pada anak dan
dewasa berbeda. Untuk memahami implikasi anestesi pada penyakit
jantung, seorang ahli anestesi harus mengenal sirkulasi fetal dan sirkulasi
dewasa. Perubahan sirkulasi terjadi sangat cepat pada saat kelahiran.
Periode ini dinamakan periode transisi di mana sirkulasi fetal akan berubah
menjadi sirkulasi manusia normal atau dewasa.

8
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah
pada bayi dan anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat
pernafasan, pertukaran gas dilakukan oleh plaswenta. Pembentukan
pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke-3 dan bertujuan
menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.
Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang
terdapat dalam tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat
sekitar 125 ml/kg/BB per menit atau sekitar 500 ml per menit. Melalui vena
umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cava
inferior, bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk
atrium kanan di mana aliran darah dari vena cava inferior lewat melalui
foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta,
darah dialirkan ke seluruh tubuh.
Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas,
memasuki ventrikel kanan melalui vena cava superior. Kemudian melalui
arteri pulmonalis besar meninggalkan ventrikel kanan menuju aorta
melewati duktus arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta melalui aorta,
arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas
selanjutnya. Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/
jalan pintas yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang
sudah terkombinasi kembali ke plasenta tanpa melalui paru-paru.
Bayi segera menghisap udara dan menangis kuat tepat setelah
dilahirkan. Dengan demikian paru-parunya akan berkembang, tekanan
dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terhisap ke dalam paru-
paru (tahanan vaskular paru menurun dan aliran darah pulmonal
meningkat). Duktus arteriosus menutup dan tidak berfungsi lagi, demikian
pula karena tekanan dalam atrium sinistra meningkat maka foramen ovale
akan tertutup sehingga selanjutnya tidak berfungsi lagi. Tahanan vaskular
sistemik juga meningkat. Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri
umbilikalis dan duktus venosus akan mengalami obliterasi. Dengan
demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara

9
yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan
yang dicerna dengan sistem pencernaan sendiri.

Gambar 2. Sirkulasi fetal


Jumlah darah yang mengalir dalam sistem sirkulasi pada orang dewasa
mencapai 5-6 liter (4.7-5.7 liter). Darah bersirkulasi dalam sistem sirkulasi
sistemik dan pulmonal.

a. Sirkulasi sistemik
Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah yang mengandung banyak
oksigen yang berasal dari paru, dipompa keluar oleh jantung melalui ventrikel kiri
ke aorta, selanjutnya ke seluruh tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai
pembuluh darah yang diameternya paling kecil (kapiler). Kapiler melakukan
gerakan kontraksi dan relaksasi secara bergantian, yang disebut dengan
vasomotion sehingga darah mengalir secara intermittent. Dengan aliran yang
demikian, terjadi pertukaran zat melalui dinding kapiler yang hanya terdiri dari
selapis sel endotel. Ujung kapiler yang membawa darah teroksigenasi disebut
arteriole sedangkan ujung kapiler yang membawa darah terdeoksigenasi disebut
venule; terdapat hubungan antara arteriole dan venule “capillary bed” yang

10
berbentuk seperti anyaman, ada juga hubungan langsung dari arteriole ke venule
melalui arteri-vena anastomosis (A-V anastomosis). Darah dari arteriole mengalir
ke venule, kemudian sampai ke vena besar (v.cava superior dan v.cava inferior)
dan kembali ke jantung kanan (atrium kanan). Darah dari atrium kanan
selanjutnya memasuki ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.

b. Sirkulasi pulmonal
Sistem sirkulasi pulmonal dimulai ketika darah yang terdeoksigenasi yang
berasal dari seluruh tubuh, yang dialirkan melalui vena cava superior dan vena
cava inferior kemudian ke atrium kanan dan selanjutnya ke ventrikel kanan,
meninggalkan jantung kanan melalui arteri pulmonalis menuju paru-paru (kanan
dan kiri). Di dalam paru, darah mengalir ke kapiler paru dimana terjadi pertukaran
zat dan cairan, sehingga menghasilkan darah yang teroksigenasi. Oksigen diambil
dari udara pernapasan. Darah yang teroksigenasi ini kemudian dialirkan melalui
vena pulmonalis (kanan dan kiri), menuju ke atrium kiri dan selanjutnya
memasuki ventrikel kiri melalui katup mitral (bikuspidalis). Darah dari ventrikel
kiri kemudian masuk ke aorta untuk dialirkan ke seluruh tubuh (dan dimulai lagi
sirkulasi sistemik).

11
Gambar 3. Sirkulasi paru dan sistemik).

Jadi, secara ringkas, aliran darah dalam sistem sirkulasi normal manusia adalah :
Darah dari atrium kiri → melalui katup mitral ke ventrikel kiri → aorta ascendens
– arcus aorta – aorta descendens – arteri sedang – arteriole → capillary bed →
venule – vena sedang – vena besar (v.cava superior dan v.cava inferior) → atrium
kanan → melalui katup trikuspid ke ventrikel kanan → arteri pulmonalis → paru-
paru → vena pulmonalis → atrium kiri.

12
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ketika janin/fetus dalam rahim,fetus sudah memiliki sirkulasi darah, tetepi


sirkulasi darah yang dimiliki fetus berbeda dengan bayi baru lahir, dan orang
dewasa, hal ini dikarenakan, pada janin organ vital untuk metabolisme masih
belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru janin dan alat gastrointestinal yang
seluruhnya diganti oleh plasenta. Dalam sirkulasi darah janin ini diperlukan
beberapa faktor untuk berlangsungnya sirkulasi darah pada janin diantaranya
adalah: Foramen Ovale, Ductus Arteriosus Bothali, Ductus Venosus Aranthii,
Vena Umbilikalis, Arteri Umbillikalis, Plasenta.

4.2 Saran

Sebaiknya kita sebagai bidan harus lebih mengetahui sirkulasi darah janin
dan bayi Karena apabila terdapat kasus yang berhubungan dengan sirkulasi darah
janin dan bayi, maka kita sudah lebih mengetahui dan dapat mengatasi kasus
tersebut, sesuai dengan pendidikan yang berkualitas.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/46852/3/Vania_22010111120050_LapKTI_BAB2.pdf

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Bb3-Kardiovasa.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Janin

http://namanakbayi.com/pengertian-bayi-baru-lahir-dan-ciri-ciri-bayi-lahir-
normal-dan-sehat

14

Anda mungkin juga menyukai