Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

SIRKULASI DARAH FETUS

Disusun Oleh:
Nama : Ananda Lidya Sucita
Mustikah Farundina
Yuliah Ningsih
Kelas : S1 Keperawatan (2B)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN
JL Raya Rawa Buntu No.10 BSD CITY
Serpong- Tangerang
2020
Sirkulasi Darah Fetus
A. Sirkulasi Darah Janin

Sistem kardiovaskuler adalah sistem organ pertama yang berfungsi dalam


perkembangan manusia. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai pada
minggu ketiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrisi dari ibu.
Pada akhir minggu ketiga, tabung jantung mulai berdenyut dan sistem kardiovaskuler
primitif berhubungan dengan embrio, conekting stalk, korion, san yolk salk. Selama
minggu keempat dan kelima jantung berkembang menjadi organ empat serambi. Pada
tahap akhir embrio, perkembangan jantung lengkap, paru-paru janin tidak berfungsi
untuk pertukaran udara pernapasan, sehingga jalur sirkulasi khusus dibentuk untuk
menggantikan fungsi paru-paru. (Halaman 73, Kuswanti, Ina, 2014, Asuhan
Kehamilan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.)
Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem peredaran darah orang
dewasa karena paru-paru janin belum berkembang sehinggah O2 diambil melalui
perantara plasenta. Oleh karena itu, sistem peredaran darah janin ditentukan oleh
faktor- faktor sebagai berikut : foramen ovale diantara kedua atrium, duktus arteriosus
bothalli diantara arteri pulmonalis dan aorta,duktus venosus arantii didalam hati
menuju vena kava inferior, dan pada umbilikus terhadap satu vena umbilikus dan
dua arteri umbilikus. Peredaran darah janin berlangsung selama kehidupan intrauterin,
dimana plasenta memegang peranan yang sangat penting. Kegagalan fungsi plasenta
dapat menimbulkan berbagai penyulit dalam pertumbuhan dan perkembangan janin.
B. Faktor-Faktor Yang Mentukan Sirkulasi Darah Janin
1. Foramen Ovale
 Lubang antara atrum kanan dan atrium kiri.
 Aliran daranhnya atrium kanan kiri.
 Setelah janin lahir akan menutup.
2. Duktus Arteriosus Bothali
 Pembuluh yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta.
 Menutup setelah lahir.
3. Duktus venousus Aranthii
 Pembuluh yang berada dalam hepar menuju vena cava inferior.
 Menutup setelah lahir.
4. Vena Umbilcalis
 Berjumlah dua buah.
 Membawa zat makanan dan O2 dari sirkulasi darah ibu ( plasenta ) ke peredaran
darah janin.
5. Arteri Umbilicalis
 Berjumlah dua buah.
 Membawa sisa zat makanan dan CO2 dari janin ke sirkulasi darah ibu.
 Pembuluh darah yang menghubungkan vena umbilikalis dengan vena cava inferior.
6. Palsenta
 Jaringan yang menempel pada endometrium.
 Tempat pertukaran antara darah janin dengan darah ibu .
C. Organ Tubuh Janin Yang Terlibat Dalam Sistem Peredaran Darah.
1) Plasenta
Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.
2) Umbilikalis
Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta.
3) Hati
Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus venosus
arantii.
4) Jantung
Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah dari atrium
dekstra ke atrium sinistra.
5) Paru-paru
Terdapatnya duktus arteriosus bothalli.
D. Faktor-Faktor Yang Mengubah Peredaran Darah Janin Menuju Peredaran
Darah Dewasa
a) Berkembangnya Paru-Paru Janin
Berkembangnya paru-paru janin dapat menyebabkan tekanan negatif dalam paru
sehingga dapat menampung darah, untuk melakukan pertukaran CO2 dan O2 dari
udara sehingga terjadi oblitersi pada duktus arteriosus bothalli.
Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen ovale.
Tekanan yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang mengalir ke atrium
kanan kini langsung menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke atrium kiri
melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan tekanan di atrium kiri
meningkat
b) Terputusnya Hubungan Peredaran Darah Antara Ibu Dan Janin
Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin terjadi karena
dipotongnya tali pusat sehingga terjadi peredaran darah pulmonal yang
mengakibatkan terjadi pernafasan pulmona. Dengan demikian duktus arteriosus
bothalli tidak berfungsi dan akan mengalami perubahan dan menjadi ligamentum
arteriosum begitu juga dengan yang lain. Vena umbilikal menjadi ligamentum teres,
duktus venosus arantii menjadi ligamentum venosum serta foramen ovale menjadi
hypogastrik arteries kecuali beberapa cm pertama yang tetap terbuka sebagai arteri
vesical superior. Pemotongan tali pusat sebaiknya dilakukan setelah bayi menangis
dan tali pusat berhenti berdenyut karena dapat menambah darah dari plasenta sekitar
50 ml s/d 75 ml yang sangat berarti bagi pertumbuhan janin.
c) Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A)
Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A) sehingga setelah lahir dapat menangkap
oksigen dan melepaskan CO2 melaului pernafasan sehingga terjadi pertukaran O2 dan
CO2 di paru-paru.
E. Proses Sirkulasi Darah Janin
a) Darah yang kaya dengan nutrisi dan O2 dialirkan melalui vena umbilikalis menuju
hati, dimana terdapat duktus venosus arantii, kemudian langsung menuju dan masuk
ke vena kava inferior lalu masuk ke atrium kanan jantung janin.
b) Dari atriumkanan janin sebagian besar darah masuk ke atrium kiri malaui foramen
ovale.
c) Sebagian kecil darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan.
d) Darah yang masuk ke atrium kiri akan dipompa ke ventrikel kiri dan dari ventrikel
kiri dipompa masuk ke aorta dan selanjutnya dialirkan keseluruh tubuh janin.
e) Cabang aorta dibagian bawah menjadi dua arteri hipogastrika interna, yang
mempunyai cabang arteri umbilikalis.
f) Darah ventrikel kanan dipompa menuju paru-paru, tetapi karena paru-paru belum
berkembang maka darah yang terdapat pada arteri pulminalis dialirkan menuju aorta
melalui duktus arteriosus bothalli.
g) Darah yang dialirkan menuju paru-paru akan dialirkan kembali menuju jantung
melalui vena pulmonalis.
h) Darah yang menuju plasenta melalui arteri umbilikalis terpecah menjadi kapiler untuk
mendapatkan nutrisi dan O2 untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
i) Sisa metabolisme janin dan CO2 dilepaskan kedalam sirkulasi retroplasenta untuk
selanjutnya dibuang melalui alat pembuangan yang terdapat ditubuh ibu.
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba Ida Ayu Candranita Dkk, 2013, Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan, Dan Kb
untuk Pendidikan Bidan,Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Halaman 105-
106

Diane M Fraset Dkk, 2009, Myles Buku Ajaran Bidan (Myles Textbook For Midwives), ECG,
Jakarta. Halaman 600-601

Helen Varney Dkk, 2007, Buku Ajaran Asuhan Kebidanan, EGC, Jakarta. Halaman 513-514

Pendit, U.Brahm, 2005, Buku Ajaran Fisiologi Kedokteran, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Halama 648-649,

Syaifuddin,2009, Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan, Salemba


Medika, Jakarta. Halaman 141-142

Kuswanti, Ina, 2014, Asuhan Kehamilan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Halaman 73

Firman F. Wirakusuma Dkk, 2009, Obstetri Fisiologi: Ilmu Kesehatan Reproduksi, EGC,
Jakarta. Halaman 70-72

Anda mungkin juga menyukai