Pertukaran zat ini terjadi melalui proses difusi, pinositosis dan transpor
vesikuler, serta filtrasi dan reabsorpsi. Ujung kapilaria yang membawa darah
bersih dinamakan arteriole sedangkan ujung kapilaria yang membawa darah
kotor dinamakan venule, terdapat hubungan antara arteriole dengan venule
melalui 'capillary bed' yang berbentuk seperti anyaman, ada juga hubungan
langsung (bypass) dari arteriole ke venule melalui 'Arteria-Vena Anastomose
(A-V Anastomosis).'
Darah dari arteriole mengalir kedalam venule kemudian melalui pembuluh
darah balik (vena terbesar yang menuju jantung kanan yaitu Vena Cava
Inferior dan Vena Cava Superior) kembali ke jantung kanan (serambi/atrium
kanan). Darah dari atrium kanan memasuki ventrikel kanan melalui Katup
Trikuspid (katup berdaun 3).
Sirkulasi darah janin selama dalam kandungan tidak mengikuti rute yang
sama dengan rute setelah lahir atau pada orang dewasa, perbedaaan utama
antara sirkulasi janin dan sirkulasi setelah lahir adalah penyesuaian terhadap
kenyataan bahwa tekanan dari paru-paru yang belum berkembang sehingga
fungsi paru secara tidak langsung selama masih dalam kandungan diambil
alih oleh ibu dan janin akan memperoleh O2 dan mengeluarkan CO2 melalui
pertukaran dengan darah ibu menembus plasenta (melalui vena umblikalis).
Secara garis besar darah dari plasenta masuk ketubuh Janin melewati Vena
umbilikus lalu melalui vena kava terus menuju duktus venosus masuk ke
vena kava inferior sebagian besar darah tersebut mengalir masuk ke atrium
kanan jantung, dalam atrium kanan sebagian besar darah ini akan mengalir
secara fisiologi ke dalam atrium kiri melalui foramen ovale (lubang diseptum
antara atrium kanan dan kiri),dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel kiri
kemudian di pompakan ke aorta. Selanjutnya hanya sebagian kecil darah
dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah
yang dari vena kava superior oleh karena tekanan dari paru-paru yang
belum berkembang, maka sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini
yang semestinya mengalir ke paru-paru melalui aa.Pulmonalis akan mengalir
melalui duktus botali ke aorta. Sebagian kecil darah tersebut menuju paru-
paru kemudian masuk ke vv.pulmonalis ke atrium kiri. Dari aorta darah akan
mengalir keseluruh tubuh membawah O2 dan nutrisi pada sel organ tubuh
janin. Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat/umbilikalis sekitar 125
ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per menit. Foramen ovale dan
duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang
memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi
kembali ke placenta tanpa melalui paru-paru. Saat lahir foramen ovale
menutup dan menjadi jaaringan parut kecil yang dikenal sebagai fosa ovalis
diseptum atrium (Sherwood, 2001) Peredaran darah janin yang kaya dengan
nutrisi dan O2 dialirkan melalui vena umbilikalis menuju hati, dimana
terdapat duktus venosus arantii langsung menuju & masuk ke vena kava
inferior lalu darah tersebut mengalir masuk ke atrium kanan jantung, dalam
atrium kanan sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologi ke
dalam atrium kiri melalui foramen ovale (lubang diseptum antara atrium
kanan dan kiri),dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel kiri kemudian di
pompakan ke aorta.
PERUBAHAN SISTEM SIRKULASI DARAH NEONATUS
Aliran darah fetal bermula dari vena umbilikalis, akibat tahanan pembuluh
paru yang besar (lebih tinggi dibanding tahanan vaskuler sistemik =SVR)
hanya 10% dari keluaran ventrikel kanan yang sampai paru, sedang sisanya
(90%) terjadi shunting kanan ke kiri melalui ductus arteriosus Bottali. Pada
waktu bayi lahir, terjadi pelepasan dari plasenta secara mendadak (saat
umbilical cord dipotong/dijepit), tekanan atrium kanan menjadi rendah,
tahanan pembuluh darah sistemik (SVR) naik dan pada saat yang sama paru
mengembang, tahanan vaskuler paru menyebabkan penutupan foramen
ovale (menutup setelah beberapa minggu), aliran darah di ductus arteriosus
Bottali berbalik dari kiri ke kanan. Kejadian ini disebut sirkulasi transisi.
Penutupan ductus arteriosus secara fisiologis terjadi pada umur bayi 10-15
jam yang disebabkan kontraksi otot polos pada akhir arteri pulmonalis dan
secara anatomis pada usia 2-3 minggu.
Pada neonatus reaksi pembuluh darah masih sangat kurang, sehingga
keadaan kehilangan darah, dehidrasi dan kelebihan volume juga sangat
kurang ditoleransi. Manajemen cairan pada neonatus harus dilakukan
dengan secermat dan seteliti mungkin. Tekanan sistolik merupakan indicator
yang baik untuk menilai sirkulasi volume darah dan dipergunakan sebagai
parameter yang adekuat terhadap penggantian volume. Autoregulasi aliran
darah otak pada bayi baru lahir tetap terpelihara normal pada tekanan
sistemik antara 60-130 mmHg. Frekuensi nadi bayi rata-rata 120 kali/menit
dengan tekanan darah sekitar 80/60 mmHg.