Dosen Pengampu:
Bdn.Berty Risyanty, SST., M.Keb
Oleh:
1. Nenden Sum Sumiati 4008230027
2. Neng Risa Pebrianti 4008230127
3. Neng Tia Widasari 4008230056
4. Novi Setiawati 4008230041
5. Nur Fitriani Shiddiq 4008230024
6. Putri Rezky Amalia 4008230004
7. Rahima Fajri Laily 4008230024
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayat, serta inayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa mempelancar dalam pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Praktik Kebidanan terkait “Perubahan
Fisiologi Sistem Reproduksi”.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharapsemoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun pengetahuan bagi pembaca.
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................................
BAB I....................................................................................................................................................
PENDAHULUAN................................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................
C. TUJUAN..........................................................................................................................................
BAB III...............................................................................................................................................
PENUTUP..........................................................................................................................................
A. KESIMPULAN..............................................................................................................................
B. SARAN..........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Masa nifas (puerperium) yaitu di mulainnya
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika ala-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari Masa Nifas (Puerperium) ?
2. Bagaimana tahapan-tahapan dari Masa Nifas ?
3. Bagaimana perubahan fisiologis uterus dan system reproduksi pada Masa
Nifas?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari Masa Nifas (Puerperium) !
2. Untuk mengetahui tahapan-tahapan dari Masa Nifas !
3. Untuk mengetahui perubahan fisiologis uterus dan system reproduksi pada
Masa Nifas !
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Masa nifas (puerperium) yaitu di mulainnya
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika ala-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (YBS-PS :
122).
a) Iskemia Miometrium – Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang
terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga membuat
uterus menjadi relatif anemi dan menyebabkan serat otot atrofi.
b) Atrofi jaringan – Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian hormon
esterogen saat pelepasan plasenta.
c) Autolysis – Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di
dalam otot uterus. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang
telah mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil dan
lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan. Hal ini
disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan progesteron.
d) Efek Oksitosin – Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi
otot uterus sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan
berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi
situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.
Perubahan Pada Pembuluh Darah Uterus
Uterus, yang pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum hamil,
berinvolusi menjadi kira-kira 500 g, 1 minggu setelah melahirkan dan 350 g, 2
minggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul sejati lagi. Pada
minggu ke enam, beratnya sampai 60 g. Dan pada minggu ke-8, uterus memiliki
berat 30 g, yaitu sebesar uterus normal. Peningkatan kadar estrogen dan
progesteron bertanggung jawab untuk prtumbuhan masif uterus selama masa
hamil. Pertumbuhan uterus prenatal tergantung pada hiperplasia, pningkatan
jumlah sel-sel otot, dan hipertrofi, pembesaran sel-sel yang sudah ada. Pada masa
pascapartum penurunan kadar hormon-homon ini menyebabkan terjadinya
autolisis, perusakan secara langsung jaringan hipertiroid yang berlebihan. Sel-sel
tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebab ukuran
uterus sedikit lebih besar setelah hamil. Ukuran uterus pada masa nifas akan
mengecil seperti sebelum hamil. Perubahan-perubahan normal pada uterus selama
postpartum adalah sebagai berikut :
Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan
menonjol ke dalam kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, dengan cepat
luka mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir
nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada permulaan
nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang
tersumbat oleh thrombus. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal
ini disebabkan karena diikuti pertumbuhan endometrium baru di bawah
permukaan luka. Regenerasi endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta
selama sekitar 6 minggu. Pertumbuhan kelenjar endometrium ini berlangsung
di dalam decidua basalis. Pertumbuhan kelenjar ini mengikis pembuluh darah
yang membeku pada tempat implantasi plasenta hingga terkelupas dan tak
dipakai lagi pada pembuangan lokia.
Involusi tidak dipengaruhi oleh absorpsi insitu, namun oleh suatu proses
eksofilasi yang sebagian besar ditimbulkan oleh berkurangnya tempat implantasi
plasenta akibat pertumbuhan jaringan endometrium. Hal ini sebagian
dipengaruhi oleh perluasan dan pertumbuhan endometrium ke bawah dari tepi –
tepi melekatnya plasenta dan sebagian oleh perkembangan jaringan
endometrium dari kelenjar dan stroma yang tertinggal di bagian dalam desidua
basalis setelah pelepasan plasenta. Proses eksfoliasi semacam itu dianggap
sebagai suatu ketetapan yang bijaksana; sebaliknya kesulitan besar akan dialami
dalam penyelapan arteri yang mengalami obliterasi dan thrombus yang
mengalami organisasi, yang bila menetap in situ, akan segera mengubah banyak
bagian mukosa uterus dan miometrium di bawahnya menjadi suatu massa
jaringan perut. Anderson dan Davis ( 1968 ) , menyimpulkan bahwa eksfoliasi
tempat melekatnya plasenta berlangsung sebagai akibat pengelupasan jaringan
superficial yang mengalami infark dan nekrotik yang diikuti oleh suatu proses
perbaikan.
3. Perubahan Ligamen
Setelah bayi lahir, ligamen dan diafragma pelvis fasia yang meregang
sewaktu kehamilan dan saat melahirkan, kembali seperti sedia kala. Perubahan
ligamen yang dapat terjadi pasca melahirkan antara lain: ligamentum rotundum
menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi; ligamen,
fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor.
5. Lokia
Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi situs plasenta
akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa
cairan. Percampuran antara darah dan desidua inilah yang dinamakan lokia. Lokia
adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi
basa/alkalis yang membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi
asam yang ada pada vagina normal. Lokia mempunyai bau yang amis (anyir)
meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap
wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lokia
dapat dibagi menjadi lokia rubra, sanguilenta, serosa dan alba. Perbedaan masing-
masing lokia dapat dilihat sebagai berikut:
Lokia biasanya menetes dari muara Apabila rabas darah menyembur dari
vagina. Aliran darah tetap keluar vagina, kemungkinan terdapat
dalam jumlah yang lebih besar saat robekan pada serviks, atau vagina
uterus berkontraksi. selain dari lokia yang normal
Semburan lokia dapat terjadi akibat Apabila jumlah darah berlebihan dan
masasse pada uterus. Apabila lokia berwarna merah terang, suatu robekan
berwarna gelap, maka lokia
sebelumnya terkumpul di dalam vagina dapat merupakan penyebab.
yang relaksasi dan jumlahnya segera
berkurang menjadi tetesan lokia
berwarna merah terang ( pada
puerpurium dini ).
A. Nafsu makan
Pasca persalinan, biasanya ibu merasa lapar sehingga diperbolehkan untuk
mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan memerlukan waktu 3-4 hari.
B. Motilitas
Penurunan tonus dan motilitas otottraktus cerna menetap selama waktu yang
singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesic dan anastesi bisa memperlambat
pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
C. Konstipasi
Pasca melahirkan ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus
otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa postpartum, diare
sebelum persalinan, kurang makan, dehidrasi, hemoroid maupun laserasi jalan
lahir.
9. Perubahan Sistem Perkemihan
A. Sistem urinaria
Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi) turut
menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar steroid
setelah wanita melahirkan sebagian menjelaskan penyebab penurunan fungsi
ginjal selama masa postpartum. Fungsi ginjal akan kembali normal dalam waktu
satu bulan setelah melahirkan.
B. Komponen urea
glikosaria ginjal diinduksi oleh kehamilan menghilang. Laktosuria positif
pada ibu menyusui, merupakan hal yang normal.
Blood Urea Nitrogen (BUN) yang meningkat selama post partum merupakan
akibat autolisis uterus yang berinvolusi.
1. Diuresis Post partum
Dalam 12 jam setelah melahirkan, ibu membuang kelebihan cairan yang tertimbun
di jaringan selama ia hamil. Salah satu mekanisme untuk mengurangi cairan yang
teretensi selama masa hamil adalah diaphoresis usus, terutama pada malam hari,
selama 2-3 hari pertama setelah melahirkan. Diuresis post partum yang disebabkan
oleh penurunan kadar estrogen, hilangnya peningkatan volume darah akibat
kehamilan, merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan.
Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah urine menyebabkan
penurunan berat badan sekitar 2,5 kg selama masa post partum.
A. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Adaptasi sistem muskuloskeletal pada masa nifas meliputi dinding perut akan
longgar pasca persalinan, keadaan ini akan pulih kembali dalam 6 minggu. Striae
pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan membentuk
garis lurus yang samar. Nyeri punggung bawah yang disebabkan karena adanya
ketegangan postural pada sistem muskuloskeletal akibat posisis saat persalinan.
(Nugroho & Warnaliza, 2014).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Masa nifas (puerperium) yaitu di mulainnya
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika ala-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu.
Adapun tahapan-tahapan masa nifas (post partum/puerperium) adalah :
DAFTAR PUSTAKA
1. Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia
2. Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Involution (scirp.org)
5. Jurnal+nifas+involusi+uterus&u=a1aHR0cHM6Ly9lam91cm5hbC5wb2x0ZW
trZX
Mtc21nLmFjLmlkL29qcy9pbmRleC5waHAvanV