Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTEK KLINIK

ASUHAN KEBIDANAN
PADA MASA NIFAS DAN PENGASUHAN BAYI II

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


IBU NIFAS PADA Ny.I
DI KLINIK HJ.DEWI SESMERA, STR.KEB
TAHUN 2021

Penyusun :
Dira Putri Ayu 1915302004

PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN


SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat-Nya,baik


itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
menyelesaikan laporan ini sebagai tugas dari mata kuliah Asuhan Kebidanan pada
Masa Nifas dan Pengasuhan Bayi II dengan judul “Asuhan Kebidanan Masa
Nifas pada Ny.I di Klinik Hj.Dewi Sesmera, Str.Keb”.

Penyelesaian laporan praktek klinik ini tidak telepas dari bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak sebagai pihak yang terlihat secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada yth :

1. Herlia Sumardha Nasution,SST, M.Keb selaku Pembimbing Akademik


Prodi Ilmu Kebidanan, Sarjana Terapan Kebidanan, Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Haji Sumatera Utara sekaligus Pembimbing
Praktek selama di Klinik Hj.Dewi Sesmera, Str.Keb
2. Hj.Dewi Sesmera, Str.Keb selaku pimpinan klinik Hj.Dewi Sesmera,
Str.Keb yang telah mengizinkan saya menjadikan Ny.Ika Maulina sebagai
objek dalam Laporan Praktek Klinik ini

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Asuhan Kebidanan ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan penyusunan yang akan datang. Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis khususnya bagi pembaca pada umumnya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan laporan ini. Terima Kasih.

Medan, 10 Agustus 2021


DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................4
LAPORAN PENDAHULUAN................................................................................4
A. Tinjauan Teoritis Nifas..............................................................................4
1. Definisi..................................................................................................4
2. Anatomi Fisiologi..................................................................................5
3. Etiologi..................................................................................................9
4. Patofisiologi...........................................................................................9
5. Manifestasi Klinis................................................................................10
6. Pemeriksaan Diagnostik......................................................................10
B. Tinjauan Teoritis Kebidanan...................................................................11
(Manajemen Asuhan Kebidanan menurut 7 Langkah Varney)..........................11
1. Pengkajian............................................................................................11
2. Interprestasi data..................................................................................11
3. Identifikasi diagnosa/masalah potensial..............................................11
4. Identifikasi kebutuhan segera..............................................................11
5. Rencana asuhan...................................................................................12
6. Pelaksanaan..........................................................................................12
7. Evaluasi................................................................................................13
BAB II....................................................................................................................14
LAPORAN KASUS...............................................................................................14
A. Format Pengkajian...................................................................................14
B. Interprestasi Data....................................................................................20
C. Diagnosa/masalah potensial....................................................................22
D. Identifikasi tindakan segera.....................................................................22
E. Rencana Asuhan......................................................................................22
F. Pelaksanaan.................................................................................................23
G. Evaluasi...................................................................................................24
BAB III..................................................................................................................26
PEMBAHASAN....................................................................................................26
BAB IV..................................................................................................................27
A. Kesimpulan..............................................................................................27
B. Saran........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Tinjauan Teoritis Nifas

1. Definisi
Masa nifas adalah suatu periode pertama setelah kelahiran, peiode
ini tidak pasti, sebagian besar menganggapnya antara 4 minggu hingga 6
minggu. Walaupun merupakan masa yang relatif tidak kompleks
dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh banyak perubahan
fisiologis. Beberapa dari perubahan tersebut dapat menyebabkan
komplikasi yang serius (Gary, 2018).
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan,
waktu kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap
hadirnya anggota keluarga baru (Yani, 2020)
Masa puerpenium (nifas) adalah masa setelah partus selesai dan
berakhir kira-kira 6-8 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetal baru pulih
kembali seperti sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Gary,
2018). Masa nifas/peurpenium dibagi dalam 3 periode :
a. Puerpenium dini : kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan.
b. Puerpenium intermedial : kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote puerpenium : waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan.
mempunyai komplikasi . Waktu untuk sehat sempurna bisa
berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

Berdasarkan survey awal yang penulis lakukan pada tanggal 30 Juli


2021 sampai dengan 04 Agustus 2021 di Klinik Hj.Dewi Sesmera,
Str.Keb, penulis memiliki 1 orang pasien Ibu bersalin. Dikarenakan
pengkajian nifas ibu bersalin tersebut sudah sesuai dengan Asuhan
Kebidanan Ibu bersalin yang ada pada APN maka penulis tertarik untuk
mengambil judul “Laporan Praktek Klinik Manajemen Asuhan Kebidanan
Ibu Nifas pada Ny.I di Klinik Hj.Dewi Sesmera, Str.Keb Tahun 2021”

2. Anatomi Fisiologi
a. Involusi uterus
Involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum
hamil setelah melahirkan. Proses ini segera setelah pascapartum, berat
uterus menjadi 1.000 gr. Selama masa nifas, dua hari setelah pelahiran
uterus mulai berinvolusi. Sekitar 4 minggu setelah pelahiran uterus
kembali ke ukuran sebelum hamil (Sunarsih, 2019). Proses involusi
uterus adalah sebagai berikut :
1) Iskemia miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus.
2) Autolisis
Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi
didalam otot uterus.
3) Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot
uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus.

b. Involusi tempat plasenta


Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan
permukaan kasar, tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan.
Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar
3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta
khas. Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak
pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus (Sunarsih, 2019).
Pengeluaran lengkap tempat perlekatan plasenta memerlukan
waktu sampai 6 minggu. Jika terjadi gangguan pada proses ini, dapat
terjadi perdarahan pada puerperal awitan lambat. Segera setelah
pelahiran, kemudian ukurannya mengecil secara cepat dalam waktu
satu jam (Sunarsih, 2019).

c. Perubahan pada servik dan vagina


Pada serviks terbentuk sel-sel otot terbaru,karena adanya kontraksi
dan retraksi, Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk
beberapa hari, struktur internal kembali dalam 2 minggu, struktur
eksternal melebar dan tampak bercelah. vagina teregang pada waktu
persalinan namun lambat laun akan mencapai ukuran yang normal.
Nampak berubah kembali pada 3 minggu, kembali mendekati ukuran
seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk ramping lebar,
produksi mukus normal dengan ovulasi(Sunarsih, 2019).

d. Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan
mempunyai reaksi basa, dan lochea mempunyai bau yang amis
meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda- beda pada
setiap wanita. Komposisi lochea adalah jaringan endometrial, darah
dan limfe. Lochea mengalami perubahan karena proses involusi. Tahap
lochea yaitu (Sunarsih, 2019) :
1) Rubra (merah)
Lochea ini muncul pada hari pertama hingga hari ke tiga masa post
partum. Warnanya merah dan mengandung darah dari luka pada
plasenta dan serabut.
2) Sanguinolenta (merah kuning)
Lochea ini bewarna merah kuning berisi darah dan lendir,
pengeluaran pada hari ketiga sampai kelima post partum.
3) Serosa (pink kecoklatan)
Lochea ini muncul pada hari kelima sampai kesembilan. Warnanya
kekuningan atau kecoklatan, terdiri atas sedikit darah dan lebih
banyak serum.
4) Alba (kuning-putih) : 10-14 hari
Lochea ini muncul lebih dari hari ke-10. Warnanya lebih pucat,
putih kekuningan, lebih banyak mengandung leukosit, selaput
lendir servik, dan serabut jaringan yang mati. Lochea terus keluar
sampai 3 minggu. Bau normal seperti menstruasi, jumlah
meningkat saat berdiri. Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.

e. Siklus menstruasi
Siklus menstruasi pada ibu menyusui dimulai 12 minggu rata- rata
18 minggu post partum. Menstruasi pada ibu post partum tergantung
dari hormon prolaktin. Apabila ibu tidak menyusui menstruasi mulai
pada minggu ke-6 s/d minggu ke-8. Menstruasi mungkin tidak
terlambat, dibutuhkan salah satu jenis kontrasepsi untuk mencegah
kehamilan (Sunarsih, 2019).
f. Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan uterus mempunyai pembuluh-pembuluh darah yang
besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan bagi
peredaran darah yang banyak,maka arteri tersebut harus mengecil
lagi saat nifas (Sunarsih, 2019).
g. Dinding perut dan peritonium
Setelah persalinan dinding perut menjadi longgar karena teregang
begitu lama,tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu (Sunarsih,
2019).
h. Nyeri setelah pelahiran
Setelah melahirkan uterus tetap berkontraksi dengan kuat pada inteval
tertentu dan menimbulkan nyeri, yang mirip dengan pada saat
persalinan namun lebih ringan (Sunarsih, 2019).
i. Saluran kencing
Dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga menimbulkan
obstruksi dan menyebabkan retensi urine, dilatasi ureter dan pyelum
kembali normal dalam 2 minggu (Sunarsih, 2019).
j. Laktasi
Keadaan payudara pada dua hari pertama nifas sama dengan
keadaan dalam kehamilan pada waktu ini .buah dada belum
mengandung susu melainkan colostrum. Colostrum adalah cairan
kuning yang mengandung banyak protein dan garam (Sunarsih, 2019).
k. Tekanan darah
Tekanan darah akan rendah setelah melahirkan karena adanya
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada post partum dapat
menandakan terjadinya pre eklampsia post partus (Sunarsih, 2019).
l. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan
denyut nadi. Kecuali ada gangguan khusus pada saluran pernafasan
(Sunarsih, 2019).

3. Etiologi
Menurut Dewi V (2019), Etiologi post partum dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Post partum dini


Post partum dini adalah atonia uteri, laserasi jalan lahir, robekan jalan
lahir dan hematoma.
b. Post partum lambat
Post partum lambat adalah tertinggalnya sebagian plasenta, ubinvolusi
didaerah insersi plasenta dari luka bekas secsio sesaria.

4. Patofisiologi
a. Perdarahan post partum (apabila kehilangan darah lebih dari 500 ml
selama 24 jam pertama setelah kelahiran bayi)
b. Infeksi
1) Endometritis (radang edometrium)
2) Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
3) Perimetritis (radang peritoneum disekitar uterus)
4) Caked breast / bendungan asi (payudara mengalami distensi,
menjadi keras dan berbenjol-benjol)
5) Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit
merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika tidak
ada pengobatan bisa terjadi abses)
6) Trombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena
varicose superficial yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi
pada kehamilan dan nifas, yang ditandai dengan kemerahan atau
nyeri.)
7) Luka perineum (Ditandai dengan : nyeri local, disuria, temperatur
naik 38,3 °C, nadi < 100x/ menit, edema, peradangan dan
kemerahan pada tepi, pus atau nanah
warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab, lukanya meluas)

c. Gangguan psikologis
1) Depresi post partum
2) Post partum Blues
3) Post partum Psikosa

d. Gangguan involusi uterus

5. Manifestasi Klinis
a. Nyeri akut : setelah dikakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24
jam, diharapkan nyeri berkurang.
b. Gangguan pemenuhan : kelelahan post partum.
c. Resiko defisit volume cairan b
d. Resiko infeksi trauma jalan lahir.
e. Resiko gangguan proses parenting karena kurangnya pengetahuan
tentang cara merawat bayi (Maria,2018)

6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
b. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri
c. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang
benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada
masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
d. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
e. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan (Maria,2018)
B. Tinjauan Teoritis Kebidanan
(Manajemen Asuhan Kebidanan menurut 7 Langkah Varney)
Proses manajemen adalah proses memecahkan masalah dengan menggunakan
metode yang terorganisir meliputi pikiran dan tindakan dengan urutan logis
untuk keuntungan pasien dan pemberian asuhan dengan menunjukan
pernyataan yang jelas tentang proses berpikir dan tindakan. Manajemen
kebidanan memberikan asuhan komprehensif, terdiri dari 7 langkah
(Nurhiba,2020) :.

1. Pengkajian
Pada tahap ini, bidan harus mengumpulkan data dasar klien secara lengkap
untuk mengevaluasi pasien, meliputi identitas riwayat pemeriksaan fisik,
pemeriksaan panggul atas indikasi, mempelajari catatan sekarang atau
laporan yang lalu, mempelajari data laboratorium dan membuat laporan
singkat untuk menentukan kondisi pasien.

Data subjektif diperoleh melalui anamnesis. Untuk memperoleh data


subyektif dapat dilakukan dengan cara menanyakan keluhan pasien,
riwayat kesehatan, riwayat haid, riwayat kehamilan, riwayat persalinan,
dan riwayat nifas. (Nurhiba,2020).

Data objektif didapatkan melalui (Nurhiba,2020) :

a. Pemeriksaan fisik
1) Palpasi abdomen : untuk memastikan kontraksi uterus dan tinggi
fundus uteri ibu
2) Pemeriksaan anogenital dengan speculum steril.
- Inspeksi genetalia eksterna untuk melihat adanya cairan.
- Lihat adanya cairan yang mengalir dari ostium serviks.
- Lihat cairan vulva memiliki bau apek yang khas, yang
membedakan dari bau urine.
- Observasi cairan yang keluar untuk melihat adanya lanugo atau
verniks kaseosa.
- Lihat apakah ada infeksi pasca persalinan
3) Periksa dalam (Vagina toucher) meliputi :
- Melihat pengeluara lochea
- Melakukan vulva hygine

2. Interprestasi data
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah menginterpretasikan
semua data dasar yang telah dikumpulkan sehngga ditemukan diagnosis
atau masalah. Diagnosis yang dirmuskan adalah diagnosis dalam lingkup
praktik kebidanan yang tergolong pada nomenklatur standart diagnosis,
sedangkan perihal yang berkaitan dengan pengalaman klien ditemukan
dari hasil pengkajian (Nurhiba,2020). Pada laporan ini data yang di dapat
ialah Ny.I umur 20 tahun G1P0A0, tanda-tanda vital baik, nifas 5 hari
pengeluaran lochea sanguinolenta, tidak ada odema pada tubuh, tidak
terjadi bendungan ASI.

3. Identifikasi diagnosa/masalah potensial


Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial
lain berdasarkan rangkaian diagnosis dan masalah yang sudah
teridentifikasi.Berdasarkan temuan tersebut, bidan dapat melakukan
antisipasi agar diagnosis/maslah tersebut tidak terjadi. Selain itu, bidan
harus siap-siap apabila diagnosis atau masalah tersebut benar- benar terjadi
(Nurhiba,2020). Pada laporan ini, tidak ditemukan masalah potensial.

4. Identifikasi kebtuhan segera


Pada langkah ini, yang dilakukan bidan adalah mengidentifikasi perlunya
tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan
kondisi klien. Ada kemungkinan, data yang kita peroleh memerlukan
tindakan yang segera dilakukan oleh bidan, sementara kondisi yang lain
masih bisa menunggu beberapa waktu lagi. Contohnya pada kasus-kasus
kegawatdaruratan kebidanan, seperti perdarahan yang memerlukan
tindakan KBI dan KBE (Nurhiba,2020). Pada laporan ini tidak dibutuhkan
tindakan segera

5. Rencana asuhan
Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan
berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi hal yang sudah teridentifikasi dari
kondisi klien dan setiap masalah yang berkaitan, tetapi dilihat juga dari
apa yang akan diperkirakan terjadi selanjutnya, apakah dIbutuhkan
konseking dan apakah perlu merujuk klien. Setiap asuhan yang
direncanakan harus disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan
pasien (Nurhiba,2020).

6. Pelaksanaan
Pada langkah ke enam ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
rencana asuhan yang sudah dibuat pada langkah ke-5 secara aman dan
efisie. Kegiatan ini bisa dilakukan oleh bidan atau anggota tim kesehatan
yang lain. Jika bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam situasi ini,
bidan harus berkolaborasidengan tim kesehatan lain atau dokter. Dengan
demikian, bidan harus bertanggung jawab atas terlaksananya rencana
asuhan yang menyeluruh yang telah dIbuat bersama tersebut
(Nurhiba,2020).

7. Evaluasi
Pada langkah ini dipaparkan rencana dan tindakan yang telah dilakukan
pada kala I sampai dengan kala IV agar tidak terjadi kesenjangan antara
teori dan praktek di lapangan. Evaluasi yang dikaji sesuai dengan target
perencanaan (Nurhiba,2020).
BAB II
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS DAN MASA PENGASUHAN BAYI II
ASUHAN HARI KE : 5
Tanggal Pengkajian : 04 Agustus
Pukul : 17.00 WIB
Tempat Melahirkan : Klinik Hj.Dewi Sesmera, Str.Keb

A. Format Pengkajian
DATA SUBYEKTIF

1) Biodata
Nama : Ny. Ika Maulina Nama : Tn. Ahmad Setiadi
Umur : 20 tahun Umur : 31 tahun
Suku : Batak Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Lama nikah : 1tahun Lama nikah : 1 tahun
Nikah ke :1 Nikah ke :1
Alamat Rumah : Jl.Kawat VII Alamat : Jl.Kawat VII

2) Anamnese
Keluhan utama : nifas kunjungan pertama
Riwayat kebidanan :
a) Menstruasi :
- Menarche : 12 tahun
- Siklus : 28 hari
- Volume : 2-3 pembalut perhari
- Keluhan : disminore
b) Gangguan kesehatan alat reproduksi :
- Keputihan : ada
- Infeksi : tidak ada
- Gatal-gatal pada alat kelamin : tidak ada
- Tumor : tidak ada
c) Riwayat kehamilan persalinan, dan nifas yang lalu :

N Anak Kehamilan Persalinan Nifas KB


o Ke Lama Penyulit Penolong Tempat BB Penyulit Vit A Tablet Alkon Lama
Bayi Fe
N I F A S I N I

d) Riwayat persalinan sekarang :


- Jenis Persalinan : normal
- Jenis kelamin : laki-laki
- Jumlah perdarahan : ± 300 cc
- Robekan jalan lahir : tidak ada
- Gangguan setelah persalinan : tidak ada
- Lama persalinan : 1 jam 50 menit
- Kondisi plasenta : lengkap
- Jumlah perdarahan :
 Kala I :-
 Kala II : ± 100 cc
 Kala III : ± 100 cc
 Kala IV : ± 100 cc
- Tindakan lain yang dilakukan:
- Kondisi Bayi Lahir :
 BB : 3100 gram
 PB : 49 cm
 Cacat bawaan : tidak ada
 Masa Gestasi : 41 minggu
- Komplikasi persalinan : tidak ada
- Kondisi air ketuban : keruh Warna : hijau

e) Riwayat Kesehatan :
- Penyakit Jantung : tidak ada
- Diabetes Meilitus : tidak ada
- Ginjal : tidak ada
- Hepatitis : tidak ada
- Hypertensi : tidak ada
f) Status Perkawinan :
- Usia nikah pertama kali: 19 tahun
- Status pernikahan : sah
- Lama pernikahan : 1 tahun
- Ini adalah suami yang ke :1
g) Pola Makan :
- Menu (nasi,sayur,lauk,buah, makanan selingan, dll) :
Nasi, sayur, lauk, buah
- Frekuensi : 2-3 kali perhari
- Banyaknya : 1 piring
- Pantangan : tidak ada
h) Pola Minum :
- Frekuensi : 10-12 gelas perhari
- Jumlah per hari : ± 2 liter
- Jenis minuman : air putih
i) Pola istirahat :
- Siang : 1-2 jam
- Malam : 8 jam
j) Aktivitas sehari-hari : menyapu, mencuci, memasak
k) Personal Hygiene :
- Mandi : 2 kali/sehari
- Keramas : 2 hari sekali
- Ganti baju dan celana dalam : 2 kali/sehari
- Kebersihan kuku : baik
l) Aktivitas seksual : baik
m) Keadaan lingkungan :
- Fasilitas MCK (mandi,cuci, kakus) : baik
- Letak tempat tinggal dekat dengan kandang ternak atau tidak : tidak
- Polusi udara : tidak ada
- Keadaan kamar : baik
n) Respon terhadap kelahiran bayi :
- Respon keluarga terhadap kelahiran bayi : baik
- Respon ayah terhadap kelahiran bayi : baik
- Respon ibu terhadap kelahiran bayi : baik
o) Pengetahuan ibu tentang perawatan bayi : baik
p) Perencanaan KB : belum ada
q) Pengetahuan ibu tentang keadaannya dan perawatannya : baik
r) Adat istiadat setempat yang berkaitan dengan masa nifas : tidak keluar
rumah sampai dengan 40 hari
DATA OBYEKTIF
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) Keadaan emosional : baik
4) Tanda-tanda Vital
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Suhu Badan (Temp) : 37 oC
- Nadi (RR) : 80x/i
- Pernafasan (HR) : 20x/i
5) Kepala
a. Rambut
- Warna : hitam
- Kebersihan : bersih
- Mudah rontok atau tidak : mudah
b. Telinga
- Kebersihan : bersih
- Gangguan pendengaran : tidak ada
c. Mata
- Konjungtiva : tidak pucat
- Sklera : tidak ikterus
- Kebersihan : bersih
- Kelainan : tidak ada
- Gangguan penglihatan (rabun jauh/dekat) : tidak ada
d. Hidung
- Kebersihan : bersih
- Polip : tidak ada
- Alergi debu : tidak ada
e. Mulut
- Bibir
 Warna : kehitaman
 Integritas jaringan : baik
- Lidah
 Warna : merah
 Kebersihan : bersih
- Gigi :
 Kebersihan : bersih
 Karies : ada
- Gangguan pada mulut (bau mulut) : ada
6) Leher
a. Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
b. Parotitis : tidak ada
7) Dada
a.Bentuk : normal
b.Simetris /tidak : simetris
c.Payudara :
- Bentuk : bulat
- Gangguan : tidak ada
- ASI : ada
- Keadaan puting: menonjol
- Kebersihan : bersih
- Bentuk BH : bulat
d. Denyut jantung : normal
e. Gangguan pernafasan : tidak ada
8) Perut
a. Bentuk : buncit
b. Striae : albicans
c. Linea : nigra
d. Kontraksi uterus : baik
e. TFU : 2 jari dibawah pusat
9) Ekstremitas :
a. Atas :
- Gangguan/kelainan : tidak ada
- Bentuk : normal
b. Bawah :
- Bentuk : normal
- Odema : tidak ada
- Varises : tidak ada
10) Genital :
a. Kebersihan : bersih
b. Pengeluaran per vagina : lokea sanguinolenta
c. Keadaan luka jahitan : tidak ada
d. Tanda-tanda infeksi vagina : tidak ada

11) Anus :
a. Haemorhoid : tidak ada
b. Kebersihan : bersih

12) Pemeriksaan Laboratorium :


a. Haemoglobin : tidak ada
b. Hamotokrit : tidak ada
c. Leukosit : tidak ada
d. Golongan darah :o

B. Interprestasi Data
1. Ibu postpartum 5 hari
2. Ibu telah melahirkan seorang bayi pada hari Jumat 30 Juli 2021 pukul
22.50 WIB di Klinik Hj. Dewi Sesmera, Str.Keb di Jl.Aluminium 4
Tanjung Mulia Medan
3. Bayi lahir sehat dengan :
a. BB : 3100 gram
b. PB : 49 cm
c. Jenis kelamin : laki-laki
4. Tanda-tanda vital ibu dalam keadaan baik :
a. TD : 120/80 mmHg
b. HR : 80x/i
c. RR : 20x/i
d. Suhu : 37 oC
5. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
6. Keluhan rasa mules yang ibu alami merupakan hal yang normal, karena
rahim yang keras dan mules berarti rahim sedang berkontraksi yang dapat
mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas.
7. Ibu sudah mendapatkan nutrisi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan
gizi seimbang bagi bayinya agar kebutuhan bayi pada masa laktasi bisa
terpenuhi seperti makan sayuran, buah-buahan, ikan dan minum susu dan
zat gizi yang banyak untuk membantu melancarkan produksi ASI.
8. Ibu sudah bisa menyusui dengan benar yaitu dagu bayi menempel pada
payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan menutupi areola mammae.
Seluruh badan bayi tersanggah dengan baik tidak hanya kepala dan leher.
9. Ibu sudah menjaga kehangatan bayi dengan selalu memakaikan selimut
dan topi pada bayi untuk mencegah hipotermia.
10. Ibu sudah mampu melakukan mobilisasi dini seperti miring kekanan dan
kiri sertake kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan daerah kelamin
ibu. Ibu sudah mengerti dan akan tetap menjaga kebersihan diri terutama
daerah genetalia.
11. Ibu mengetahui tanda-tanda bahaya pada masa nifas seperti pengeluaran
lochea berbau, demam, nyeri perut berat, kelelahan atau sesak, bengkak
pada tangan, wajah dan tungkai, sakit kepala hebat, pandangan kabur,
nyeri pada payudara. Apabila ditemukan tanda bahaya segera ke petugas
kesehatan.
C. Diagnosa/masalah potensial
Masalah potensial yang mungkin terjadi ialah konstipasi dan bendungan
ASI pada ibu

D. Identifikasi tindakan segera


Belum ada tindakan segera yang perlu dilakukan
E. Rencana Asuhan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaannya
sehat Hasil pemeriksaan TD: 120/80 mmHg, RR: 20 x/i, Pols: 80 x/i,
Temp: 37 oC
Rasional : agar ibu mengetahui kondisi kesehatan nya
2. Memberitahu bahwa involusi uteri ibu berjalan dengan baik dan
normal. TFU pertengahan simfisis dengan pusat, uterus berkontraksi
dengan baik, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak berbau.
Rasional : agar ibu mengetahui dirinya dalam keadaan normal
3. Mengingatkan ibu kembali untuk memakan makanan bergizi dan
asupan nutrisi yang cukup untuk metabolisme dan proses pembentukan
ASI yaitu karbohidrat, tinggi protein (tahu, tempe, kacang-kacangan,
daging, ikan), sayur-mayur, buah-buahan dan minum air putih minimal
3 liter/hari serta minum pil zat besi.
Rasional : nutrisi yang cukup penting untuk produksi asi ibu yang akan
diterima oleh bayi
4. Memberikan ibu pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara dan
posisi yang baik saat menyusui. Memastikan ibu menyusui bayi secara
bergantian dan mengajarkan posisi yang baik yaitu meletakkan bayi
pangkuan ibu dengan posisi ibu duduk, seluruh daerah hitam harus
masuk ke dalam mulut bayi.
Rasional : posisi menyusui yang benar bertujuan agar tidak terjadi
cidera serta bayi dapat menerima asi dengan baik
5. Menilai adanya tanda-tanda demam dan infeksi pada ibu.
Rasional : untuk mengantisipasi terjadinya kondisi patologis pada ibu

F. Pelaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaannya
sehat Hasil pemeriksaan TD: 110/70 mmHg, RR: 20 x/i, Pols: 80 x/i,
Temp: 37 oC
Hasil : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberitahu bahwa involusi uteri ibu berjalan dengan baik dan
normal. TFU pertengahan simfisis dengan pusat, uterus berkontraksi
dengan baik, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak berbau.
Hasil : Ibu dalam keadaan normal.
3. Mengingatkan ibu kembali untuk memakan makanan bergizi dan
asupan nutrisi yang cukup untuk metabolisme dan proses pembentukan
ASI yaitu karbohidrat, tinggi protein (tahu, tempe, kacang-kacangan,
daging, ikan), sayur-mayur, buah-buahan dan minum air putih minimal
3 liter/hari serta minum pil zat besi.
Hasil : Ibu minum air putih lebih dari 8 gelas/hari dan telah minum pil
zat besi sesuai aturan yang diberikan petugas.
4. Memberikan ibu pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara dan
posisi yang baik saat menyusui. Memastikan ibu menyusui bayi secara
bergantian dan mengajarkan posisi yang baik yaitu meletakkan bayi
pangkuan ibu dengan posisi ibu duduk, seluruh daerah hitam harus
masuk ke dalam mulut bayi.
Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan
mempraktekkannya di depan petugas dengan benar
5. Menilai adanya tanda-tanda demam dan infeksi pada ibu.
Hasil : Tidak ada tanda-tanda demam dan infeksi pada ibu, ibu dalam
keadaan baik.

G. Evaluasi
1. Ibu postpartum 5 hari
2. Ibu telah melahirkan seorang bayi pada hari Jumat 30 Juli 2021 pukul
22.50 WIB di Klinik Hj. Dewi Sesmera, Str.Keb di Jl.Aluminium 4
Tanjung Mulia Medan
3. Bayi lahir sehat dengan :
a. BB : 3100 gram
b. PB : 49 cm
c. Jenis kelamin : laki-laki
4. Tanda-tanda vital ibu dalam keadaan baik :
a. TD : 120/80 mmHg
b. HR : 80x/i
c. RR : 20x/i
d. Suhu : 37 oC
5. Ibu sudah mengetahui kondisi kesehatan nya
6. Ibu sudah mengerti pola nutrisi nya
7. Ibu sudah mengerti cara yang benar untuk menyusui bayi nya
BAB III

PEMBAHASAN

Pada kunjungan hari ke-5 masa nifas, keadaan umum ibu baik dengan
tanda-tanda vital normal, cairan yang keluar dari kemaluan ibu berwarna merah
kekuningan (lochea sanguinolenta), ASI lancar dan pola nutrisi ibu baik. Hal ini
sesuai dengan pendapat Kemenkes (2015) yang menyatakan bahwa pada hari ke
3-7 setelah persalinan terdapat pengeluaran lochea yang disebut lochea
sanguinolenta berwarna merah kekuningan. Ibu juga tidak ada masalah saat BAK
dan BAB (Menurut Rukiah, 2015). Penambahan kalori pada ibu menyusui
sebanyak 500 kkal tiap hari. Untuk kebutuhan cairannya, ibu menyusui harus
minum sedikitnya 2 liter air setiap hari. Tablet zat besi diminum minimal 40 hari
pasca persalinan.

Pada kunjungan hari ke-5 masa nifas perubahan psikologis ibu baik, yaitu
ibu sudah mampu bertanggungjawab untuk merawat bayinya. Menurut teori
(Rukiah, 2015) perubahan psikologis dibagi menjadi 3 fase yaitu fase taking in 1
sampai 2 hari poatpartum, taking hold 2 sampai 4 hari postpartum, dan letting go.
Pada saat kunjungan ini perubahan psikologis ibu termasuk dalam fase letting go.
BAB IV

A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada masa nifas dilakukan di hari ke-5 postpartum
berjalan dengan baik. Kunjungan dilakukan dengan cara home visit dengan
tujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, mencegah dan
mendeteksi, serta menangani masalah - masalah yang terjadi. Selama
memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas involusi berjalan dengan
normal, proses laktasi lancar dan tidak ditemukan adanya masalah atau
komplikasi. Pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.I telah dilakukan
sesuai standar pelayanan dan berdasarkan teori yang ada dengan praktek yang
nyata.

B. Saran
1. Bagi Klinik Hj.Dewi Sesmera,Str.Keb
Diharapkan klinik melaksanakan standar 60 langkah APN dalam
pemberian asuhan kehamilan, memakai APD secara lengkap dalam
menolong persalinan agar terhindar dari masalah yang mungkin terjadi
seperti penyakit menular.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi institusi pendidikan dapat memfasilitasi perpustakaan
dengan memperbanyak buku terbitan tahun terbaru dalam bidang
kesehatan khususnya seputar asuhan kebidanan.
3. Praktek Selanjutnya
Diharapkan bagi mahasiswi agar lebih meningkatkan ilmu pengetahuan
dibidang Kebidanan khususnya dalam menerapkan Asuhan Kebidanan,
sehingga memudahkan mahasiswi dalam melakukan pengkajian
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Mandriwati., dkk.2017.Asuhan Kebidanan Kehamilan Berbasis


Kompetensi.
Jakarta: EGC.

Tando, 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak


Balita. Jakarta: EGC Jannah, 2017. ASKEB II Persalianan
Berbasis Kompetensi.Jakarta:EGC.
Bapennas.2015.RPJMN 2015-2019 dan strategi pembangunan kesehatan
dan gizi masyarakat. Jakarta: Kemenkes 2015.
Dewi, Vivian., Nanny Lia, dan Tri. Sunarsih. 2014. Asuhan
Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2012. Profil


Kesehatan Provinsi Sum atera Utara. Medan: Dinkes
Prov. SU.

Handayani, 2014. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana.


Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Hutahaean, 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta : Salemba Medika.

Kemenkes (a).2015.Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI


2015.
(b). 2015. Kesehatan dalam Kerangka Sustainable
Development Goals (SDGs). Jakarta: Kemenkes RI
2015.
(c). 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta: Pusdiklatnakes Kemenkes RI.
Pinem, Saroha. 2014. Kesehatan reproduksi, dan Kontrasepsi.
Jakarta: CV. Trans Info Media.

Kusmiyati, dan W. Heni Puji . 2013. Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta:


Fitramaya.
Marmi. 2016. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
“Puerpurium Care”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rukiyah, . 2015. Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta: TIM

Mangkuji , B., dkk. 2012. Asuhan Kebidanan 7 Langkah

Soap. Jakarta : EGC Marmi,dan K. Rahardjo. 2012. Asuhan

Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak


Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka belajar.
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. 2016.Buku Acuan Midwifery Update.
Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia.
Purwoastuti, Endang dan Elisabeth S. Walyani. 2016. Asuhan
Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: PT
Pustaka Baru.

. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui. Yogyakarta:


Pustaka Baru Press.

. 2015. Panduan Materi Kesehatan


Reproduksi dan Keluarga Berencana. Yogyakarta: PT Pustaka Baru.
Prawirohardjo, Sarwono, dkk. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Rukiyah, 2013. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: TIM
.
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan II Persalinan. Jakarta: TIM.
. 2012. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: TIM.
Sondakh, J. J.2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi baru Lahir.
Malang: Penerbit Erlangga.
Sari, Eka P. dan Kurnia Dwi R. 2014. Asuhan Kebidanan Persalinan.
Jakarta: TIM.
Johariyah.2016. AsuhanKebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:

TIM Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.

Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Pantiawati, Ika. 2017. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.
Yogyakarta: Muha Medika.
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Kemenkes, HOGSI ( Himpunan Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia. 2013.
Buku Saku Pelayanan kesehatan Ibu DiFasilitas Kesehatan Dasar dan rujukan.
Saifuddin, Abdul Bari. 2013. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sukarni, Icesmi K.2013. Kehamilan, Persalinan, dan Nifas dilengkapi dengan


Patologi.Solo: Nuha Medika.
Hani, Ummi, dkk. 2010. AsuhanKebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika.
WHO.2014.WorldHealthStatistics.http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/11273
8/1/9789240692671_eng.pdf. (diakses 16 januari 2017).

.2016.WorldHealthStatistics.http:/
/apps.who.int/iris/bitstream/10665/206 498/1/9789241565264_eng.pdf. (diakses
16 januari 2017).

Walyani E.S, 2015a. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan, Yogyakarta, halaman


80.

Walyani, E.S 2015a. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Yogyakarta,


halaman 81.

Muslihatun, Wafinur. (2010). Pendokumentasian Kebidanan.


Yogyakarta: Fitramaya

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan menteri


Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: DepkesRI

Rukiah, Ai Yeyeh, dkk. 2012. Asuhan Kebidanan II Persalinan. Jakarta: TIM.

Sofian, Amru. 2011. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri
Patologi. Jakarta: EGC.

Sondakh, Jenny. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Erlangga.

Sulistyawati, Ari dan Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta :
Salemb aMedika.

Walyani, Elisabeth Siwi dan Endang Puwoastuti. 2015. Asuhan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Yogyakarta: PUSTAKA BARU.

Purwaningtyas, Betty. 2013. Persalinan dengan Robekan Perineum. Docs Engine.


Volume 23, No. 1, http://docs-engine.com/jurnal-persalinan-normal.htm, 21 Mei
2016

27
Zulkaidah, Anita. 2011. Kecemasan Menghadapi Persalinan anak Pertama Pada Ibu
Dewasa Awal. Docs Engine. Volume 17, No. 3, http://docs-engine.com/jurnal-
persalinan-normal.htm, 10 Mei 2016.

28

Anda mungkin juga menyukai