DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 03
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan seminar ini dengan
baik.
Adapun laporan seminar ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan dari berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar pembuatan laporan seminar
ini. Dalam hal ini kami tidak lupa menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasa maupun dalam
hal lainnya. Kami dengan lapang dada dan
tangan terbuka akan menerima saran dan kritik
yang diberikan kepada kami sehingga dapat
memperbaiki dalam pembuatan laporan-laporan
yang mendatang.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga
dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga
dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Kelompok 03
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Tujuan penulisan 1
C. Ruang lingkup penulisan 2
D. Manfaat penulisan 2
E. Metode memperoleh data 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
A. Defenisi bayi baru lahir 4
B. Ciri – ciri bayi baru lahir 4
C. Perubahan fisiologis bayi baru lahir 5
D. Asuhan kebidanan pada BBL normal 5
E. Pelayanan kesehatan neonatus 8
F. Perawatan bayi baru lahir 8
BAB III TINJAUAN KASUS 11
A. Langkah I Identifikasi data dasar 11
B. Langkah II Identifikasi diagnosis / masalah
aktual 14
C. Langkah III Identifikasi diagnosis / masalah
potensial 15
D. Langkah IV Tindakan segera / kolaborasi
15
E. Langkah V Perencanaan asuhan kebidanan
15
F. Langkah VI Pelaksanaan asuhan kebidanan
16
G. Langkah VII Evaluasi asuhan kebidanan
17
H. Pendokumentasian asuhan kebidanan
18
BAB IV PENUTUP 23
A. Kesimpulan 23
B. Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 25
23
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar belakang
Neonatus disebut juga bayi baru lahir
merupakan individu yang sedang bertumbuh
dan baru saja mengalami proses kelahiran
serta harus dapat menyesuaikan diri dari
kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin. Pada masa ini, sangat penting
dilakukan asuhan pada neonatus, karena
neonatus sangat rentan terhadap gangguan
kesehatan. Menurut Marmi (2015) Neonatus
adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. Neonatus
memerlukan penyesuaian fisiologis berupa
maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari
kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin) dan toleransi bagi neonatus untuk
dapat hidup dengan baik.
Peningkatan dan perbaikan upaya
kelangsungan, perkembangan dan peningkatan
kualitas hidup anak merupakan upaya penting
untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
Upaya kelangsungan hidup, perkembangan
dan peningkatan kualitas anak berperan
penting sejak masa dini kehidupan, yaitu masa
dalam kandungan, bayi dan anak balita (Anik
Maryunani, 2010).
Menurut data pada Puskesmas Antang
Perumnas makassar, rata – rata bayi yang lahir
adalah bayi dengan presentasi belakang kepala
melalui vagina, pada usia kehamilan 38 - 40
minggu, dengan berat badan 2.500- 4.000
gram, nilai apgar score > 7 dan tanpa cacat
bawaan.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir sebanyak minimal 2 kali
kunjungan dengan pendekatan manajemen
kebidanan 7 langkah varney dan
pendokumentasian SOAP.
2. Tujuan khusus
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan
berkelanjutan yang diawali dari pengkajian
saat bayi baru lahir, merumuskan diagnosis,
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi
asuhan kebidanan dan mendokumentasikan
hasil asuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dalam presentasi belakang kepala melalui
vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42
minggu, dengan berat badan 2.500-4.000
gram, nilai apgar score > 7 dan tanpa cacat
bawaan (Rukiyah, 2010).
Masa bayi baru lahir (neonatal) adalah
masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28
hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi
berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1
bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi
0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-
28 hari (Muslihatun, 2010).
Menurut Sarwono (2005) dalam buku
Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir (Sondakh, 2017) Bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42
minggu dengan berat badan sekitar 2500 -
3000 gram dan panjang badan sekitar 50-55
cm.
B. Ciri-ciri bayi baru lahir
1. Lahir aterm antara 37-40 minggu, dengan
berat badan 2.500-4.000 gram dan panjang
badan 48-52 cm
2. Lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 30-38
cm, frekuensi jantung 120-160 x/menit dan
pernafasan ± 40-60 x/menit
3. Kulit kemerah-merahan dan licin karena
jaringan subkutan yang cukup
4. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut
kepala biasanya telah sempurna
5. Kuku agak panjang dan lemas
6. Nilai APGAR >7, gerak aktif dan bayi lahir
langsung menangis kuat
7. Refleks rooting (mencari puting susu dengan
rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut)
sudah terbentuk dengan baik, refleks sucking
(mengisap) sudah terbentuk dengan baik
dana refleks swallowing (menelan) sudah
menelan dengan baik
8. Eliminasi baik yang ditandai dengan
keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama
dan berwarna hitam kecoklatan.
9. Genetalia : pada laki-laki kematangan
ditandai dengan testis yang berada pada
skrotum dan penis yang berlubang. Pada
perempuan kematangan ditandai dengan
vagina dan uretra yang berlubang, serta
adanya labia minora dan mayora (Dewi,
2010)
C. Perubahan fisiologis bayi baru lahir
1. Perubahan pada sistem pernapasan
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi
dalam 30 detik sesudah kelahiran.
Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas
normal sistem saraf pusat dan perifer yang
dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya.
Frekuensi pernapasan bayi baru lahir berkisar
30-60 x/menit.
2. Perubahan sistem kardiovaskuler
Dengan berkembangnya paru-paru, pada
alveoli akan terjadi peningkatan tekanan
oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon dioksida
akan mengalami penurunan. Hal ini
mengakibatkan terjadinya penurunan
resistensi pembuluh darah dari arteri
pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus
arteriosus tertutup.
3. Perubahan ginjal
Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam
pertama setelah lahir dan 2-6 kali sehari pada
1-2 hari pertama, setelah itu mereka
berkemih 5-20 kali dalam 24 jam
D. Asuhan kebidanan pada BBL normal
1. Menjaga bayi agar tetap hangat. Langkah
awal dalam menjaga bayi tetap hangat adalah
dengan menyelimuti bayi sesegera mungkin
sesudah lahir, tunda memandikan bayi
selama 6 jam atau sampai bayi stabil untuk
mencegah hipotermi.
2. Membersihkan jalan lahir nafas dan
sekaligus menilai APGAR menit pertama.
Tanda – tanda 0 1 2
Apperience Pucat atau biru Tubuh merah, Seluruh tubuh
(warna kulit ) tangan pucat kemerahan
Pulse Tidak ada detak < 100x/menit lemah >100x/menit
( frekuensi jantung) jantung dan lamban jantung kuat
Grimace Tidak ada respon Sedikit gerakan Batuk atau bersin
( reaksi terhadap mimik
rangsangan )
Activity (tonus otot Tidak ada gerakan Sedikit gerakan Seluruh ekstremitas
ekstremitas bergerak aktif
Respiration Tidak ada Pernafasan Menangis kuat
(pernafasan ) perlahan, lemah/
tidak teratur
BAB III
TINJAUAN KASUS
Keterangan :
1 menit pertama = 8
5 menit pertama = 10
A/S = 8 / 10
Kala III
Plasenta lahir lengkap jam 05:38 Wita. Kala
III berlangsung ±10 menit, pendarahan ±150
cc selaput ketuban lahir lengkap, plasenta
lahir lengkap, tali pusat terpilin serta tidak ada
masalah dalam persalinan
Kala IV
Jam 05:53 Wita : pendarahan ±20 cc, jumlah
seluruhnya ±120 cc, ruptur tingkat II,
kontraksi uterus baik, teraba keras dan
bundar, tinggi fundus setinggi pusat, Ibu
tampak kelelahan, TTV dalam batas normal
(TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, P 24
x/menit dan S 36,5 C).
5. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar BBL
a. Ibu menyusui bayinya segera setelah lahir
(IMD)
b. Kemampuan mengisap dan menelan baik
6. Pemeriksaaan tanda-tanda vital : P 30
x/menit, S 36, 5 C, N 125 x/menit
0
7. Pemeriksaan head to toe
a. Pada kepala rambut tebal, hitam dan lurus,
tidak ada caput. Pada mata simetris kiri dan
kanan, tidak ada secret pada mata,
konjungtiva merah muda, sklera berwarna
putih. Hidung simetris kiri dan kanan,
kembang kempis saat bernafas. Refleks
hisap baik dan lidah tampak bersih serta
bibir lembab. Telinga simetris kiri dan
kanan, lengkungan telinga normal, ada
lubang telinga. Pada leher tidak adanya
pembesaran vena jogularis, kelenjar limfe
dan kelenjar tyroid.
b. Dada simetris kiri dan kanan, tidak ada
benjolan, gerakan dada sesuai dengan pola
nafas.
c. Pada abdomen tali pusat masih basah,
perut tidak kembung, tampak pembuluh
darah pada tali pusat yang terpotong.
d. Bokong simetris kiri dan kanan, tidak ada
lipatan pada bokong, tidak ada benjolan
pada tulang punggung.
e. Pada genetalia dan anus tampak vagina
membuka, terdapat klitoris, lubang uretra
dan anus.
f. Kulit kemerahan
g. Ekstremitas atas dan bawah : jari-jari
tangan dan kaki lengkap, refleks
menggenggam baik serta pergerakan kuat
8. Refleks menghisap : Refleks rooting (+),
refleks sucking (+), refleks swallowing (+),
refleks palmar graps (+) dan refleks babinsky
(+)
9. Data tambahan
Telah diberikan injeksi secara IM Neo K 0,5
cc di paha kiri dan vaksin HB0 di paha kanan
di kamar bersalin
B. Langkah II. Identifikasi diagnosis/masalah
aktual
Masalah aktual : BCB, SMK, SPT/ PBK
1. Bayi Cukup Bulan (BCB)
Data Subjektif Data Objektif
HPHT tanggal 22 – 06 - 2021 HPL tanggal 29 – 03 - 2021,
tanggal melahirkan 01 April 2021,
umur kehamilan 40 mingggu 3
hari
Analisis dan interpretasi data dasar :
a. BCB (Bayi Cukup Bulan) adalah bayi yang lahir spontan dengan usia
kehamilan 37 – 42 minggu (Muslihatun, 2010, hal 35).
b. Defenisi Bayi Cukup Bulan / Aterm adalah adalah bayi dengan umur
kehamilan 37 – 40 minggu kandungan (Simon J. Newell , 2009 ,
hal. 69, Pediatrika edisi ke 7, Jakarta : Erlangga)
23
Tanggal S O A P
/ jam
1-4-l Anak pertama, • Bayi lahir tanggal BCB / 1. Memberitahu
2021 ibu merasakan 01 April 2021, jam SMK / ibu hasil
jam nyeri setelah 05:28 Wita, SPT/PBK pemeriksaan
05:28 persalinan segera menangis bahwa bayi
Wita dengan BB 3000 dalam
gram, PB 50 cm, keadaan baik
A/S 8/10 dan JK 2. Mengobservasi
= perempuan, LK tanda – tanda
33 cm, LP 33 cm, infeksi pada
LD 33 cm tali pusat dan
Pemeriksaan menganjurkan
head to toe: ibu serta
• Pada kepala keluarganya
rambut tebal, agar jangan
hitam dan lurus, memakaikan
tidak ada caput. popok dulu
Pada mata pada bayinya
simetris kiri dan 3. Meminta ibu
kanan, tidak ada untuk
secret pada mata, membersihkan
konjungtiva merah payudara dan
muda, sklera puting susunya
berwarna putih. apabila ingin
Hidung simetris menyusui
kiri dan kanan, bayinya
kembang kempis 4. Meminta ibu
saat bernafas. untuk selalu
Refleks hisap baik menyusui
dan lidah tampak bayinya tanpa
bersih serta bibir jadwal
lembab. Telinga (sesering
simetris kiri dan mungkin)
kanan, 5. Menganjurkan
lengkungan ibu untuk
telinga normal, menjaga
ada lubang kebersihan
telinga. Pada bayinya dan
leher tidak adanya mengganti
pembesaran vena sarung yang
jogularis, kelenjar basah tiap kali
limfe dan kelenjar BAK / BAB
tyroid. dengan sarung
• Dada simetris kiri yang kering
dan kanan, tidak
ada benjolan,
gerakan dada
sesuai dengan
pola nafas.
• Pada abdomen tali
pusat masih
basah, perut tidak
kembung, tampak
pembuluh darah
pada tali pusat
yang terpotong.
• Bokong simetris
kiri dan kanan,
tidak ada lipatan
pada bokong,
tidak ada benjolan
pada tulang
punggung.
• Pada Genetalia
dan anus tampak
vagina membuka,
terdapat klitoris,
lubang uretra dan
anus.
• Kulit kemerahan
• Ekstremitas atas
dan bawah : jari-
jari tangan dan
kaki lengkap,
refleks
menggenggam
baik serta
pergerakan kuat
• Refleks menghisap
: Refleks rooting
(+), refleks
sucking (+),
refleks swallowing
(+), refleks palmar
graps (+) dan
refleks babinsky
(+)
• Memberikan injeksi
secara IM Neo K
0,5 cc di paha kiri
dan vaksin HB O
di paha kanan di
kamar bersalin
2-4- 1. Sudah • Tanda-Tanda BCB / 1. Memberitahu
2021/ menyusui Vital bayi : P SMK / ibu hasil
Jam bayinya 30 x/menit, S SPT/PBK pemeriksaan
07.00 setelah bayi 36, 5 C dan bayi dalam
WITA lahir N 125 x/menit keadaan baik
2. Ibu • Tali pusat masih 2. Memandikan
mengatakan dan merawat
basah dan
bayinya tali pusat
tidak ada
BAK 3 kali 3. Mengobservasi
tanda-tanda
3. Ibu tanda-tanda
infeksi seperti
mengatakan infeksi pada
: panas,
sudah BAB tali pusat
merah, nyeri,
dari saat 4. Menilai
bengkak dan
lahir sampai kebersihan
bernanah.
jam payudara dan
• Telah diberikan
pengkajian, puting susu ibu
badan bayi injeksi secara 5. Menilai jadwal
bersih , IM Neo K 0,5 ibu dalam
bayinya cc di paha kiri menyusui
menangis dan vaksin menyusui
saat lapar HB O di paha bayinya
(ingin kanan di 6. Menilai
menetek) kamar kebersihan
dan bersalin bayi
sarungnya 7. Mengajarkan
basah ibu teknik
menyusui yang
benar
3-4- Bayi kuat KU bayi baik, BCB / 1. Mengingatkan
2021/ menetek menangis kuat, SMK / ibu agar
jam gerak aktif, refleks SPT/PBK menjaga tali
14:00 isap pada bayi baik, pusat agar
WITA bayi menyusui tetap dalam
dengan baik pada keadaan
ibunya, tali pusat kering dan
masih basah, tidak bersih
ada tanda- tanda 2. Menjaga suhu
terjadinya infeksi, tubuh bayi
BAK dan BAB (+), agar tidak
BBS : 3000 gr (sama hipotermi,
dengan BB Lahir) dengan
dan TTV (N 135 memakai baju
x/menit, S 36, 6 C, dan dibungkus
P 40 x/menit) dengan kain
bedong serta
didekatkan
dengan ibunya
3. Mengingatkan
ibu kembali
agar tetap
memberikan
ASI sesering
mungkin dan
setelah
selesai
menyusui agar
bayi
disendawakan
dengan cara
punggung di
usap secara
perlahan, agar
bayi tidak
muntah /
gumoh
4. Mengingatkan
ibu untuk tidak
memberikan
bayi makanan
atau
minuman,
apapun selain
ASI sampai
bayi berusia 6
bulan, hanya
ASI saja yang
diberikan
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Risiko terbesar kematian bayi baru lahir
terjadi pada 24 jam pertama kehidupan. Pada
fase ini, dibutuhkanlah asuhan bayi baru lahir
yang dapat mencegah suatu hal yang tidak
diinginkan. Asuhan BBL merupakan suatu
asuhan yang diberikan kepada bayi pada jam
pertama kelahiran dan diteruskan sampai
dengan 24 jam setelah kelahiran yang
bertujuan untuk deteksi dini adanya kelainan
dan komplikasi. Asuhan BBL dapat berupa
penilaian bayi baru lahir segera setelah lahir,
perlindungan termal, merawat tali pusat, inisiasi
menyusu dini, pencegahan pendarahan,
pencegahan infeksi mata, pemberian imunisasi
Hepatitis B, pemberian ASI selanjutnya,
pemeriksaan BBL.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas perlu adanya
upaya untuk meningkatkan pelayanan yang
lebih baik. Oleh karena itu penulis memberikan
saran sebagai berikut
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan setelah mengetahui asuhan
yang dilakukan pada BBL normal dapat
memberikan asuhan BBL normal sesuai
dengan teori yang ada sebagai upaya deteksi
dini dan penanganan komplikasi
2. Bagi masyarakat
Diharapkan setelah adanya seminar ini dapat
mengedukasi masyarakat luas pada
umumnya agar dapat bersikap dengan bijak
dalam membuat keputusan bersama
terutama pada orang tua bayi pada 24 jam
pertama kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
23
23