Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

PADA BAYI NY “A” DENGAN BCB / SMK / SPT


/ PBK DI PUSKESMAS
ANTANG PERUMNAS MAKASSAR
TANGGAL 01 APRIL 2021

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 03

DIAN ALYA RAHAYU (MU19003)


FENSIA SALAY (MU19004)
MERISKA INDRAWATI (MU19006)

YAYASAN BINA INSAN MAKASSAR


AKADEMI KEBIDANAN MINASA UPA
MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
23

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan seminar ini dengan
baik.
Adapun laporan seminar ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan dari berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar pembuatan laporan seminar
ini. Dalam hal ini kami tidak lupa menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasa maupun dalam
hal lainnya. Kami dengan lapang dada dan
tangan terbuka akan menerima saran dan kritik
yang diberikan kepada kami sehingga dapat
memperbaiki dalam pembuatan laporan-laporan
yang mendatang.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga
dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga
dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Makassar, 30 April 2021

Kelompok 03

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Tujuan penulisan 1
C. Ruang lingkup penulisan 2
D. Manfaat penulisan 2
E. Metode memperoleh data 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
A. Defenisi bayi baru lahir 4
B. Ciri – ciri bayi baru lahir 4
C. Perubahan fisiologis bayi baru lahir 5
D. Asuhan kebidanan pada BBL normal 5
E. Pelayanan kesehatan neonatus 8
F. Perawatan bayi baru lahir 8
BAB III TINJAUAN KASUS 11
A. Langkah I Identifikasi data dasar 11
B. Langkah II Identifikasi diagnosis / masalah
aktual 14
C. Langkah III Identifikasi diagnosis / masalah
potensial 15
D. Langkah IV Tindakan segera / kolaborasi
15
E. Langkah V Perencanaan asuhan kebidanan
15
F. Langkah VI Pelaksanaan asuhan kebidanan
16
G. Langkah VII Evaluasi asuhan kebidanan
17
H. Pendokumentasian asuhan kebidanan
18
BAB IV PENUTUP 23
A. Kesimpulan 23
B. Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 25

23

BAB I
PEMBAHASAN

A. Latar belakang
Neonatus disebut juga bayi baru lahir
merupakan individu yang sedang bertumbuh
dan baru saja mengalami proses kelahiran
serta harus dapat menyesuaikan diri dari
kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin. Pada masa ini, sangat penting
dilakukan asuhan pada neonatus, karena
neonatus sangat rentan terhadap gangguan
kesehatan. Menurut Marmi (2015) Neonatus
adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. Neonatus
memerlukan penyesuaian fisiologis berupa
maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari
kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin) dan toleransi bagi neonatus untuk
dapat hidup dengan baik.
Peningkatan dan perbaikan upaya
kelangsungan, perkembangan dan peningkatan
kualitas hidup anak merupakan upaya penting
untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
Upaya kelangsungan hidup, perkembangan
dan peningkatan kualitas anak berperan
penting sejak masa dini kehidupan, yaitu masa
dalam kandungan, bayi dan anak balita (Anik
Maryunani, 2010).
Menurut data pada Puskesmas Antang
Perumnas makassar, rata – rata bayi yang lahir
adalah bayi dengan presentasi belakang kepala
melalui vagina, pada usia kehamilan 38 - 40
minggu, dengan berat badan 2.500- 4.000
gram, nilai apgar score > 7 dan tanpa cacat
bawaan.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir sebanyak minimal 2 kali
kunjungan dengan pendekatan manajemen
kebidanan 7 langkah varney dan
pendokumentasian SOAP.
2. Tujuan khusus
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan
berkelanjutan yang diawali dari pengkajian
saat bayi baru lahir, merumuskan diagnosis,
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi
asuhan kebidanan dan mendokumentasikan
hasil asuhan.

C. Ruang lingkup penulisan


1. Sasaran : By. Ny “A”
2. Tempat : Puskesmas Antang Perumnas
Makassar
3. Waktu : tanggal 01 s/d 03 April 2021
D. Manfaat penulisan
1. Dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan bagi penulis serta tambahan
pengalaman yang berharga dalam pelayanan
kebidanan khususnya asuhan bayi baru lahir
2. Sebagai bahan masukan bagi institusi dalam
memberikan gambaran pelayanan kebidanan
utamanya bayi baru lahir di lahan praktik
E. Metode memperoleh data
1. Studi perpustakaan
Penulis membaca dan mempelajari buku-
buku, literatur-literatur, artikel dan mencari
informasi dari internet yang berkaitan dengan
masalah yang diangkat sebagai dasar teori
yang dapat di gunakan dalam pembahasan
pendokumentasian asuhan bayi baru lahir
2. Studi kasus
Menggunakan pendekatan pemecahan
masalah asuhan kebidanan berkelanjutan
meliputi, melaksanakan pengumpulan dan
analisis data dasar, mengidentifikasi
diagnosis/masalah aktual, mengidentifikasi
diagnosis/masalah potensial, menetapkan
tindakan segera/kolaborasi, menyusun
rencana asuhan kebidanan, melaksanakan
asuhan dan mengevaluasi asuhan kebidanan
serta mendokumentasikan asuhan kebidanan
berkelanjutan. Dalam memperoleh
data/informasi akurat penulis menggunakan
teknik :
a. Anamnesis/wawancara
Melakukan tanya jawab dengan Ny “A”,
suami dan keluarga yang dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan.
b. Pemeriksaan fisik
Dilakukan secara sistematis kepada bayi Ny
“A” mulai dari kepala sampai kaki meliputi
pemeriksaan secara inpeksi, palpasi dan
auskultasi.
c. Pengkajian psikososial, spiritual dan
ekonomi
Meliputi status emosional dan respon
keluarga terhadap bayi baru lahir.
3. Studi dokumentasi
Membaca dan mempelajari status kesehatan
Bayi Ny “A” yang bersumber dari catatan
dokter/bidan
4. Diskusi kasus
Diskusi dengan tenaga kesehatan yaitu bidan
yang menangani secara langsung Ny “A” dan
bayinya serta berdiskusi dengan dosen
pembimbing institusi serta sumber lain yang
menunjang data.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dalam presentasi belakang kepala melalui
vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42
minggu, dengan berat badan 2.500-4.000
gram, nilai apgar score > 7 dan tanpa cacat
bawaan (Rukiyah, 2010).
Masa bayi baru lahir (neonatal) adalah
masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28
hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi
berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1
bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi
0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-
28 hari (Muslihatun, 2010).
Menurut Sarwono (2005) dalam buku
Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir (Sondakh, 2017) Bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42
minggu dengan berat badan sekitar 2500 -
3000 gram dan panjang badan sekitar 50-55
cm.
B. Ciri-ciri bayi baru lahir
1. Lahir aterm antara 37-40 minggu, dengan
berat badan 2.500-4.000 gram dan panjang
badan 48-52 cm
2. Lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 30-38
cm, frekuensi jantung 120-160 x/menit dan
pernafasan ± 40-60 x/menit
3. Kulit kemerah-merahan dan licin karena
jaringan subkutan yang cukup
4. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut
kepala biasanya telah sempurna
5. Kuku agak panjang dan lemas
6. Nilai APGAR >7, gerak aktif dan bayi lahir
langsung menangis kuat
7. Refleks rooting (mencari puting susu dengan
rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut)
sudah terbentuk dengan baik, refleks sucking
(mengisap) sudah terbentuk dengan baik
dana refleks swallowing (menelan) sudah
menelan dengan baik
8. Eliminasi baik yang ditandai dengan
keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama
dan berwarna hitam kecoklatan.
9. Genetalia : pada laki-laki kematangan
ditandai dengan testis yang berada pada
skrotum dan penis yang berlubang. Pada
perempuan kematangan ditandai dengan
vagina dan uretra yang berlubang, serta
adanya labia minora dan mayora (Dewi,
2010)
C. Perubahan fisiologis bayi baru lahir
1. Perubahan pada sistem pernapasan
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi
dalam 30 detik sesudah kelahiran.
Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas
normal sistem saraf pusat dan perifer yang
dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya.
Frekuensi pernapasan bayi baru lahir berkisar
30-60 x/menit.
2. Perubahan sistem kardiovaskuler
Dengan berkembangnya paru-paru, pada
alveoli akan terjadi peningkatan tekanan
oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon dioksida
akan mengalami penurunan. Hal ini
mengakibatkan terjadinya penurunan
resistensi pembuluh darah dari arteri
pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus
arteriosus tertutup.
3. Perubahan ginjal
Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam
pertama setelah lahir dan 2-6 kali sehari pada
1-2 hari pertama, setelah itu mereka
berkemih 5-20 kali dalam 24 jam
D. Asuhan kebidanan pada BBL normal
1. Menjaga bayi agar tetap hangat. Langkah
awal dalam menjaga bayi tetap hangat adalah
dengan menyelimuti bayi sesegera mungkin
sesudah lahir, tunda memandikan bayi
selama 6 jam atau sampai bayi stabil untuk
mencegah hipotermi.
2. Membersihkan jalan lahir nafas dan
sekaligus menilai APGAR menit pertama.
Tanda – tanda 0 1 2
Apperience Pucat atau biru Tubuh merah, Seluruh tubuh
(warna kulit ) tangan pucat kemerahan
Pulse Tidak ada detak < 100x/menit lemah >100x/menit
( frekuensi jantung) jantung dan lamban jantung kuat
Grimace Tidak ada respon Sedikit gerakan Batuk atau bersin
( reaksi terhadap mimik
rangsangan )
Activity (tonus otot Tidak ada gerakan Sedikit gerakan Seluruh ekstremitas
ekstremitas bergerak aktif
Respiration Tidak ada Pernafasan Menangis kuat
(pernafasan ) perlahan, lemah/
tidak teratur

3. Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban


dengan menggunakan kain atau handuk yang
kering, bersih dan halus. Dikeringkan mulai
dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
dengan lembut. Setelah dikeringkan, selimuti
bayi dengan kain kering untuk menunggu 2
menit sebelum tali pusat diklem. Hindari
mengeringkan punggung tangan bayi. Bau
cairan amnion pada tangan bayi membantu
bayi mencari puting ibunya yang berbau
sama.
4. Memotong dan menjepit tali pusat dengan
teknik aseptik dan antiseptik. Tindakan ini
dilakukan untuk menilai APGAR skor menit
kelima. Cara pemotongan dan pengikatan tali
pusat adalah sebagai berikut :
a. Klem, potong dan jepit tali pusat dua menit
pasca bayi lahir. Penyuntikan oksitosin
dilakukan pada ibu sebelum tali pusat
dipotong (oksotosin IU intramuscular).
b. Melakukan penjepitan ke-I tali pusat
dengan Umbilical Cord sekitar 1 - 2 cm dari
dinding perut (pangkal pusat) bayi. Tekan
tali pusat dengan dua jari kemudian dorong
isi tali pusat kearah ibu (agar darah tidak
terpancar pada saat dilakukan pemotongan
tali pusat). Lakukan penjepitan ke-2 dengan
jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1 ke arah
ibu.
c. Pegang tali pusat diantara kedua klem
tersebut, satu tangan menjadi landasan tali
pusat sambil melindungi bayi, tangan yang
lain memotong tali pusat diantara kedua
klem tersebut dengan menggunakan
gunting DTT (steril).
d. Melepaskan klem tali pusat dan masukkan
ke dalam larutan klorin 0,5%
e. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu
untuk upaya inisisasi menyusui dini.
5. Melakukan IMD, dimulai sedini mungkin,
eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan sampai 2
tahun dengan makanan pendamping ASI
sejak usia 6 bulan. Pemberian ASI pertama
kali dapat dilakukan setelah mengikat tali
pusat. Langkah IMD pada bayi baru lahir
adalah lakukan kontak kulit ibu dengan kulit
bayi selama paling sedikit satu jam dan
biarkan bayi mencari dan menemukan puting
dan mulai menyusui.
6. Memberikan identitas diri segera setelah
IMD, berupa gelang pengenal berisi identitas
nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir dan
jenis kelamin.
7. Memberikan suntikan Vitamin K1. Karena
sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir
belum sempurna, semua bayi baru lahir
berisiko mengalami perdarahan. Mencegah
terjadinya perdarahan pada semua bayi baru
lahir dilakukan dengan pemberian suntikan
vitamin K1 (phytomenadione) sebanyak 1 mg
dosis tunggal, intra muscular pada
anterolateral paha kiri. Suntikan vit K1
dilakukan setelah proses IMD dan sebelum
pemberian imunisasi Hepatitis B
8. Memberi salep mata antibiotik pada kedua
mata untuk mencegah terjadinya infeksi pada
mata. Salep ini sebaiknya diberikan 1 jam
setelah lahir.
9. Menberikan imunisasi Hepatitis B pertama
(HB-O) diberikan 1-2 jam setelah pemberian
vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi
Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah
infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama
jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis B
harus diberikan pada bayi usia 0-7 hari.
10. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir
untuk mengetahui apakah terdapat kelainan
yang perlu mendapat tindakan segera serta
kelainan yang berhubungan dengan
kehamilan, persalinan dan kelahiran.
Memeriksa secara sistematis head to toe
(dari kepala hingga jari kaki), diantaranya :
a. Kepala : pemeriksaan terhadap ukuran,
bentuk, sutura menutup/melebar adanya
caput succedaneum, cepal hepatoma.
b. Mata : pemeriksaan terhadap perdarahan,
subkonjungtiva dan tanda-tanda infeksi.
c. Hidung dan mulut : pemeriksaan terhadap
labioskisis, labiopalatoskisis dan reflex isap.
d. Telinga : pemeriksaan terhadap kelainan
daun telinga dan bentuk telinga.
e. Leher : pemeriksaan terhadap adanya
kelainan berupa pembesaran kelenjar limfe
dan vena
f. Dada : pemeriksaan terhadap bentuk,
pernapasan dan ada tidaknya retraksi
g. Abdomen : pemeriksaan terhadap
membuncit (pembesaran hati, limpa, tumor).
h. Tali pusat : pemeriksaan terhadap jumlah
darah pada tali pusat, warna dan besar tali
pusat, hernia di tali pusat atau
selangkangan.
i. Alat kelamin : untuk laki-laki, apakah testis
berada dalam skrotum, penis berlubang
pada ujung, pada wanita vagina berlubang
dan apakah labia mayora menutupi labio
minora.
j. Anus : tidak terdapat atresia ani
k. Ekstremitas : tidak terdapat polidaktili dan
syndaktili (Sondakh,2017)
E. Pelayanan kesehatan neonatus
Pelayanan kesehatan neonatus menurut
Kemenkes RI, (2015) adalah pelayanan
kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh
tenaga kesehatan kepada neonatus sedikitnya
3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari
setelah lahir.
1. Kunjungan neonatus ke-1 (KN I) dilakukan 6-
48 jam setelah lahir, dilakukan pemeriksaan
pernapasan, warna kulit gerakan aktif atau
tidak, ditimbang, ukur panjang badan, lingkar
lengan, lingkar dada, pemberian salep mata,
vitamin K1, Hepatitis B, perawatan tali pusat
dan pencegahan kehilangan panas bayi.
2. Kunjungan neonatus ke-2 (KN 2) dilakukan
pada hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah lahir,
pemeriksaan fisik, melakukan perawatan tali
pusat, pemberian ASI eksklusif, personal
hygiene, pola istirahat, keamanan dan tanda-
tanda bahaya.
3. Kunjungan neonatus ke-3 (KN 3) dilakukan
pada hari ke-8 sampai hari ke-28 setalah
lahir, dilakukan pemeriksaan pertumbuhan
dengan berat badan, tinggi badan dan
nutrisinya.
F. Perawatan bayi baru lahir
1. Pemberian ASI
Segera lakukan inisiasi menyusu dini. ASI
yang keluar pertama berwarna kekuningan
(kolostrum) mengandung zat kekebalan tubuh
sehingga dapat langsung diberikan pada bayi
dan jangan dibuang. Pemberian ASI saja
sampai bayi berusia 6 bulan
2. Manfaat pemberian ASI
Dapat meningkatkan kekebalan alamiah pada
bayi, timbul rasa aman dan nyaman bagi bayi
saat bayi kontak kulit dengan ibunya, memiliki
tumbuh kembang yang baik, mencegah
perdarahan pada ibu nifas dan mencegah
kanker payudara
3. Prosedur pemberian ASI
a. Menganjurkan ibu untuk menyusui tanpa
dijadwal siang malam (minimal 8 kali dalam
24 jam) setiap bayi menginginkan
b. Bila bayi melepaskan isapan dari satu
payudara, berikan payudara lain
c. Tidak memaksakan bayi menyusu bila
belum mau, tidak melepaskan isapan
sebelum bayi selesai menyusu, tidak
memberikan minuman lain selain ASI, tidak
menggunakan dot / kempeng
d. Menganjurkan ibu hanya memberikan ASI
saja pada 4 – 6 bulan pertama
e. Memperhatikan posisi dan perlekatan mulut
bayi dan payudara ibu dengan benar
f. Menyusui dimulai apabila bayi sudah siap,
yaitu : mulut bayi membuka lebar, tampak
rooting refleks, bayi melihat sekeliling dan
bergerak
g. Cara memegang bayi : topang seluruh
tubuh, kepala dan tubuh lurus menghadap
payudara, hidung dekat puting susu
h. Cara melekatkan : menyentuhkan puting
pada bibir, tunggu mulut bayi terbuka lebar,
gerakkan mulut ke arah puting sehingga
bibir bawah jauh di belakang areola
i. Nilai perlekatan dan refleks menghisap :
dagu menyentuh payudara, mulut terbuka
lebar, bibir bawah melipat keluar, areola di
atas mulut bayi lebih luas daripada di
bawah mulut bayi, bayi menghisap pelan
kadang berhenti
j. Menganjurkan ibu melanjutkan menyusui
eksklusif, apabila bayi munum baik
4. Cara menjaga bayi tetap hangat
a. Mandikan bayi setelah 6 jam, dimandikan
dengan air hangat
b. Bayi harus tetap berpakaian dan diselimuti
setiap saat, memakai pakaian kering dan
lembut
c. Ganti sarung dan pakaian bayi jika basah
d. Jangan tidurkan bayi di tempat dingin
e. Jaga bayi tetap hangat dengan
menggunakan topi, kaos kaki, kaos tangan
dan pakaian yang hangat pada saat tidak
dalam dekapan
5. Perawatan tali pusar
a. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir sebelum dan sesudah
memegang bayi
b. Jangan memberikan apapun pada tali
pusar
c. Rawat tali pusar terbuka dan kering
d. Bila tali pusar kotor atau basah, cuci
dengan air bersih dan keringkan dengan
kain bersih (Kesehatan Ibu dan Anak, hal :
33 – 34)

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR


PADA BAYI NY “A” DENGAN BCB/ SMK / SPT
/ PBK DI PUSKESMAS
ANTANG PERUMNAS MAKASSAR
TANGGAL 01 APRIL 2021

No. Register : 175271


Tanggal lahir : 01 April 2021, jam 05:28
Wita
Tanggal pengkajian : 01 April 2021, jam
05:28 Wita

A. Identifikasi data dasar


1. Identitas bayi
Nama : Bayi “M”
Tanggal lahir / jam : 01 April 2021 jam
05:28 Wita
Anak ke : 01 ( pertama )
Jenis kelamin : Perempuan
2. Identitas orang tua
Nama : Ny. “A” / Tn.“R”
Umur : 19 tahun / 28 tahun
Nikah / lamanya : 1 kali / ± 1 tahun
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMU / SMU
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Jl. Kassi-Kassi No. 07
Makassar
No. Hp : 082293844628
3. Riwayat kehamilan
a. HPHT tanggal 22-06-2020, HPL tanggal 29-
03-2021
b. Kehamilan pertama dan tidak pernah
keguguran
c. Sudah mendapat TT 2 kali di Puskesmas
Antang Perumnas Makassar
d. Ibu memeriksa kehamilannya sebanyak 4
kali selama hamil di Puskesmas Antang
Perumnas Makassar

4. Riwayat persalinan / kelahiran


a. Bayi lahir tanggal 01 April 2021, jam 05:28
Wita, segera menangis, A/S 8/10 dan JK =
perempuan
b. Pemeriksaan Antropometri : BB 3000
gram, PB 50 cm, LK 33 cm, LP 33 cm, LD
33 cm
c. Gestasi 40 minggu 3 hari
Kala I
Ibu mulai merasakan sakit perut sejak tanggal
31 Maret 2021 jam 23:00 Wita. Masuk ke
ruang bersalin tanggal 01 April 2021, jam
02:30 Wita dengan keluhan sakit perut
menjalar kebelakang. Hasil PD pembukaan
serviks 5 cm (fase aktif). Pada jam 05:00 Wita
pembukaan lengkap dan ketuban pecah
spontan, posisi ubun-ubun kecil kanan depan.
Kala I berlangsung ± 6 jam dari datangnya
sakit perut ibu sampai pembukaan lengkap.
Kala II
Pembukaan lengkap (10 cm), jam 05:00 Wita.
Partus aterm PBK bayi baru lahir spontan
segera menangis jam 05:28 Wita
Penilaian Apgar score
Score 0 1 2 1 menit 5 menit
pertama pertama
Badan merah Seluruh
Appereance
Pucat ekstremitas tubuh 2 2
(warna kulit)
biru kemerahan
Pulse
Tidak
(frekuensi < 100 > 100 1 2
ada
jantung )
Sedikit
Gremace Tidak
gerakan Menangis 2 2
(refleks) ada
mimic
Ekstremitas
Activity Gerakan
Lumpuh dalam fleksi 1 2
(tonus otot) aktif
sedikit
Respiration Tidak Lemah, tidak Menangis
2 2
(pernafasan) ada teratur kuat
Jumlah 8 10

Keterangan :
1 menit pertama = 8
5 menit pertama = 10
A/S = 8 / 10
Kala III
Plasenta lahir lengkap jam 05:38 Wita. Kala
III berlangsung ±10 menit, pendarahan ±150
cc selaput ketuban lahir lengkap, plasenta
lahir lengkap, tali pusat terpilin serta tidak ada
masalah dalam persalinan
Kala IV
Jam 05:53 Wita : pendarahan ±20 cc, jumlah
seluruhnya ±120 cc, ruptur tingkat II,
kontraksi uterus baik, teraba keras dan
bundar, tinggi fundus setinggi pusat, Ibu
tampak kelelahan, TTV dalam batas normal
(TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, P 24
x/menit dan S 36,5 C).
5. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar BBL
a. Ibu menyusui bayinya segera setelah lahir
(IMD)
b. Kemampuan mengisap dan menelan baik
6. Pemeriksaaan tanda-tanda vital : P 30
x/menit, S 36, 5 C, N 125 x/menit
0
7. Pemeriksaan head to toe
a. Pada kepala rambut tebal, hitam dan lurus,
tidak ada caput. Pada mata simetris kiri dan
kanan, tidak ada secret pada mata,
konjungtiva merah muda, sklera berwarna
putih. Hidung simetris kiri dan kanan,
kembang kempis saat bernafas. Refleks
hisap baik dan lidah tampak bersih serta
bibir lembab. Telinga simetris kiri dan
kanan, lengkungan telinga normal, ada
lubang telinga. Pada leher tidak adanya
pembesaran vena jogularis, kelenjar limfe
dan kelenjar tyroid.
b. Dada simetris kiri dan kanan, tidak ada
benjolan, gerakan dada sesuai dengan pola
nafas.
c. Pada abdomen tali pusat masih basah,
perut tidak kembung, tampak pembuluh
darah pada tali pusat yang terpotong.
d. Bokong simetris kiri dan kanan, tidak ada
lipatan pada bokong, tidak ada benjolan
pada tulang punggung.
e. Pada genetalia dan anus tampak vagina
membuka, terdapat klitoris, lubang uretra
dan anus.
f. Kulit kemerahan
g. Ekstremitas atas dan bawah : jari-jari
tangan dan kaki lengkap, refleks
menggenggam baik serta pergerakan kuat
8. Refleks menghisap : Refleks rooting (+),
refleks sucking (+), refleks swallowing (+),
refleks palmar graps (+) dan refleks babinsky
(+)
9. Data tambahan
Telah diberikan injeksi secara IM Neo K 0,5
cc di paha kiri dan vaksin HB0 di paha kanan
di kamar bersalin
B. Langkah II. Identifikasi diagnosis/masalah
aktual
Masalah aktual : BCB, SMK, SPT/ PBK
1. Bayi Cukup Bulan (BCB)
Data Subjektif Data Objektif
HPHT tanggal 22 – 06 - 2021 HPL tanggal 29 – 03 - 2021,
tanggal melahirkan 01 April 2021,
umur kehamilan 40 mingggu 3
hari
Analisis dan interpretasi data dasar :
a. BCB (Bayi Cukup Bulan) adalah bayi yang lahir spontan dengan usia
kehamilan 37 – 42 minggu (Muslihatun, 2010, hal 35).
b. Defenisi Bayi Cukup Bulan / Aterm adalah adalah bayi dengan umur
kehamilan 37 – 40 minggu kandungan (Simon J. Newell , 2009 ,
hal. 69, Pediatrika edisi ke 7, Jakarta : Erlangga)

2. Sesuai Masa Kehamilan (SMK)


Data Subjektif Data Objektif
HPHT tanggal 22 – 06 - 2021 HPL tanggal 29 – 03 - 2021, tanggal
melahirkan 01 April 2021, jam 05:28
WITA, umur kehamilan 40 mingggu
3 hari, BBL 3000 gr, PB 50 cm, LK
33 cm, LD 33 cm
Analisis dan interpretasi data dasar :
a. SMK (Sesuai Masa Kehamilan) adalah masa sejak terjadinya
konsepsi sampai dengan saat kelahiran dihitung sejak HPHT
(Menstruasi Age of Pregnancy).
b. Dengan umur kehamilan 37 – 42 minggu dan berat badan lahir
2500 – 4000 gram menandakan bayi sesuai masa kehamilan
(Jenny J.S Sondakh, 2013: hal. 150)
c. Panjang Badan Bayi Baru Lahir adalah 45 – 50 cm, pengukuran
lingkar kepala normalnya adalah 33 – 35 cm, pengukuran
lingkar dada normalnya adalah 30 – 33 cm ( Alimul Aziz, 2008,
Jakarta: Salemba Medika hal. 69 )

3. Spontan / Presentasi Belakang Kepala (SPT /


PBK)
Data Subjektif Data Objektif
HPHT tanggal 22 – 06 - 2021 a. Persalinan normal dengan
posisi ubun – ubun kecil kanan
depan, menggunakan tenaga
ibu sendiri tanpa bantuan alat
apapun.
b. Bayi segera menangis dengan
A/S 8/10
Analisis dan interpretasi data dasar:
a. Dengan kekuatan ibu untuk mengedan dan menyebabkan vulva
lebih membuka sehingga kepala janin makin tampak, berturut-
turut, selanjutnya dilahirkan bahu depan terdahulu dan
belakang kemudian disusul bayi lahir seluruhnya (Saifuddin
AB, 2010: hal. 313)
b. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang
kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu
lengkap (Sulfianti, dkk, Asuhan Kebidanan pada Persalinan.
2020. hal 03)

C. Langkah III. Identifikasi diagnosis / masalah


potensial
Potensial terjadinya infeksi tali pusat
Data Subjektif Data Objektif
tali pusat masih basah, tampak
pembuluh darah yang terpotong
Analisis dan interpretasi data dasar :
Luka pemotongan tali pusat merupakan salah satu jalan masuknya
mikroorganisme yang dapat berkembang biak dengan cepat dan
dapat menyebabkan terjadinya infeksi tali pusat. Hal ini disebabkan
karena kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna (Lindon
saputra, 2010)

D. Langkah IV. Tindakan segera / kolaborasi :


-
E. Langkah V. Rencana asuhan kebidanan
No. Tujuan Kriteria
1. Keadaan umum bayi baik Keadaan umum bayi baik dan aktif.
Tidak ada tanda-tanda infeksi tali
pusat seperti merah, panas,
bengkak dan bernanah. TTV dalam
batas normal (Pernapasan : 30x–
60 x/ menit, Suhu : 36,5 C – 37,5 C,
Nadi : 120x - 160 x/menit
2. Bayi dapat beradaptasi Bayi tenang dan tidak rewel
dengan lingkungan
3. Bayi mendapat ASI Bayi tercukupi kebutuhan ASI nya
ekslusif
Rencana asuhan
No. Rencana tindakan Rasional yang akan dipilih
1. Beritahu ibu hasil Membuat ibu merasa lebih
pemeriksaan bahwa bayi tenang dan senang
dalam keadaan baik
2. Observasi tanda-tanda Dengan memakaikan popok
infeksi pada tali pusat dan
pada bayi akan menghambat
anjurkan ibu serta mikroorganisme karena tali pusat
keluarganya agar jangan yang basah merupakan media
memakaikan popok dulu yang mudah bagi
pada bayinya mikroorganisme untuk tumbuh
dan berkembang
3. Anjurkan ibu untuk menjaga Untuk mencegah terjadinya iritasi
kebersihan bayinya dan pada bokong bayi dan memberi
mengganti sarung yang rasa nyaman serta mencegah
basah tiap kali BAK / BAB kehilangan panas bayi tiap kali
dengan sarung yang kering basah

4. Anjurkan ibu untuk Agar bayi tidak terkena infeksi


membersihkan payudara dengan kuman yang ada puting
dan puting susunya apabila susu
ingin menyusui bayinya
5. Anjurkan ibu untuk selalu ASI sangat diperlukan oleh tubuh
menyusui bayinya tanpa bayi yang mengandung zat – zat
jadwal makanan yang diperlukan untuk
pertumbuhan

F. Langkah VI. Pelaksanaan asuhan kebidanan


Tanggal 01 April 2021
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
bayi dalam keadaan baik
2. Mengobservasi tanda-tanda infeksi pada tali
pusat dan anjurkan ibu serta keluarganya
agar jangan memakaikan popok dulu pada
bayinya
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan
bayinya dan mengganti sarung yang basah
tiap kali BAK / BAB dengan sarung yang
kering
4. Menganjurkan ibu untuk membersihkan
payudara dan puting susunya apabila ingin
menyusui bayinya
5. Menganjurkan ibu untuk selalu menyusui
bayinya tanpa jadwal
G. Langkah VII. Evaluasi
1. Ibu merasa senang bayinya dalam keadaan
baik
2. Tidak ada tanda infeksi pada tali pusat dan
ibu mengerti cara merawat tali pusat pada
bayinya
3. Ibu selalu mengganti pakaian / sarung bayi
tiap kali bayi BAK / BAB. Sejak lahir, bayi
sudah 3 kali BAK dan 1 kali BAB
4. Ibu bersedia membersihkan payudaranya
terlebih dahulu sebelum menyusui bayinya
5. Ibu selalu menyusui bayinya (setiap 3 jam)
atau jika bayi lapar
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN
KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI
NY “A” DENGAN BCB/ SMK / SPT / PBK DI
PUSKESMAS
ANTANG PERUMNAS MAKASSAR TANGGAL
01 - 03 APRIL 2021

No. Register : 175271


Tanggal lahir : 01 April 2021, jam 05:28
Wita
Tanggal pengkajian : 01 April 2021, jam
05:28 Wita
Identifikasi data dasar
A. Identitas bayi
Nama : Bayi “M”
Tanggal lahir / jam : 01 April 2021 jam
05:28 Wita
Anak ke : 01 ( pertama )
Jenis kelamin : Perempuan
B. Identitas orang tua
Nama : Ny. “A” / Tn. “R”
Umur : 19 tahun / 28 tahun
Nikah / lamanya : 1 kali / ± 1 tahun
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Jl. Kassi-Kassi No. 07
Makassar
No. Hp : 082293844628

23

Tanggal S O A P
/ jam
1-4-l Anak pertama, • Bayi lahir tanggal BCB / 1. Memberitahu
2021 ibu merasakan 01 April 2021, jam SMK / ibu hasil
jam nyeri setelah 05:28 Wita, SPT/PBK pemeriksaan
05:28 persalinan segera menangis bahwa bayi
Wita dengan BB 3000 dalam
gram, PB 50 cm, keadaan baik
A/S 8/10 dan JK 2. Mengobservasi
= perempuan, LK tanda – tanda
33 cm, LP 33 cm, infeksi pada
LD 33 cm tali pusat dan
Pemeriksaan menganjurkan
head to toe: ibu serta
• Pada kepala keluarganya
rambut tebal, agar jangan
hitam dan lurus, memakaikan
tidak ada caput. popok dulu
Pada mata pada bayinya
simetris kiri dan 3. Meminta ibu
kanan, tidak ada untuk
secret pada mata, membersihkan
konjungtiva merah payudara dan
muda, sklera puting susunya
berwarna putih. apabila ingin
Hidung simetris menyusui
kiri dan kanan, bayinya
kembang kempis 4. Meminta ibu
saat bernafas. untuk selalu
Refleks hisap baik menyusui
dan lidah tampak bayinya tanpa
bersih serta bibir jadwal
lembab. Telinga (sesering
simetris kiri dan mungkin)
kanan, 5. Menganjurkan
lengkungan ibu untuk
telinga normal, menjaga
ada lubang kebersihan
telinga. Pada bayinya dan
leher tidak adanya mengganti
pembesaran vena sarung yang
jogularis, kelenjar basah tiap kali
limfe dan kelenjar BAK / BAB
tyroid. dengan sarung
• Dada simetris kiri yang kering
dan kanan, tidak
ada benjolan,
gerakan dada
sesuai dengan
pola nafas.
• Pada abdomen tali
pusat masih
basah, perut tidak
kembung, tampak
pembuluh darah
pada tali pusat
yang terpotong.
• Bokong simetris
kiri dan kanan,
tidak ada lipatan
pada bokong,
tidak ada benjolan
pada tulang
punggung.
• Pada Genetalia
dan anus tampak
vagina membuka,
terdapat klitoris,
lubang uretra dan
anus.
• Kulit kemerahan
• Ekstremitas atas
dan bawah : jari-
jari tangan dan
kaki lengkap,
refleks
menggenggam
baik serta
pergerakan kuat
• Refleks menghisap
: Refleks rooting
(+), refleks
sucking (+),
refleks swallowing
(+), refleks palmar
graps (+) dan
refleks babinsky
(+)
• Memberikan injeksi
secara IM Neo K
0,5 cc di paha kiri
dan vaksin HB O
di paha kanan di
kamar bersalin
2-4- 1. Sudah • Tanda-Tanda BCB / 1. Memberitahu
2021/ menyusui Vital bayi : P SMK / ibu hasil
Jam bayinya 30 x/menit, S SPT/PBK pemeriksaan
07.00 setelah bayi 36, 5 C dan bayi dalam
WITA lahir N 125 x/menit keadaan baik
2. Ibu • Tali pusat masih 2. Memandikan
mengatakan dan merawat
basah dan
bayinya tali pusat
tidak ada
BAK 3 kali 3. Mengobservasi
tanda-tanda
3. Ibu tanda-tanda
infeksi seperti
mengatakan infeksi pada
: panas,
sudah BAB tali pusat
merah, nyeri,
dari saat 4. Menilai
bengkak dan
lahir sampai kebersihan
bernanah.
jam payudara dan
• Telah diberikan
pengkajian, puting susu ibu
badan bayi injeksi secara 5. Menilai jadwal
bersih , IM Neo K 0,5 ibu dalam
bayinya cc di paha kiri menyusui
menangis dan vaksin menyusui
saat lapar HB O di paha bayinya
(ingin kanan di 6. Menilai
menetek) kamar kebersihan
dan bersalin bayi
sarungnya 7. Mengajarkan
basah ibu teknik
menyusui yang
benar
3-4- Bayi kuat KU bayi baik, BCB / 1. Mengingatkan
2021/ menetek menangis kuat, SMK / ibu agar
jam gerak aktif, refleks SPT/PBK menjaga tali
14:00 isap pada bayi baik, pusat agar
WITA bayi menyusui tetap dalam
dengan baik pada keadaan
ibunya, tali pusat kering dan
masih basah, tidak bersih
ada tanda- tanda 2. Menjaga suhu
terjadinya infeksi, tubuh bayi
BAK dan BAB (+), agar tidak
BBS : 3000 gr (sama hipotermi,
dengan BB Lahir) dengan
dan TTV (N 135 memakai baju
x/menit, S 36, 6 C, dan dibungkus
P 40 x/menit) dengan kain
bedong serta
didekatkan
dengan ibunya
3. Mengingatkan
ibu kembali
agar tetap
memberikan
ASI sesering
mungkin dan
setelah
selesai
menyusui agar
bayi
disendawakan
dengan cara
punggung di
usap secara
perlahan, agar
bayi tidak
muntah /
gumoh
4. Mengingatkan
ibu untuk tidak
memberikan
bayi makanan
atau
minuman,
apapun selain
ASI sampai
bayi berusia 6
bulan, hanya
ASI saja yang
diberikan

23

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Risiko terbesar kematian bayi baru lahir
terjadi pada 24 jam pertama kehidupan. Pada
fase ini, dibutuhkanlah asuhan bayi baru lahir
yang dapat mencegah suatu hal yang tidak
diinginkan. Asuhan BBL merupakan suatu
asuhan yang diberikan kepada bayi pada jam
pertama kelahiran dan diteruskan sampai
dengan 24 jam setelah kelahiran yang
bertujuan untuk deteksi dini adanya kelainan
dan komplikasi. Asuhan BBL dapat berupa
penilaian bayi baru lahir segera setelah lahir,
perlindungan termal, merawat tali pusat, inisiasi
menyusu dini, pencegahan pendarahan,
pencegahan infeksi mata, pemberian imunisasi
Hepatitis B, pemberian ASI selanjutnya,
pemeriksaan BBL.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas perlu adanya
upaya untuk meningkatkan pelayanan yang
lebih baik. Oleh karena itu penulis memberikan
saran sebagai berikut
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan setelah mengetahui asuhan
yang dilakukan pada BBL normal dapat
memberikan asuhan BBL normal sesuai
dengan teori yang ada sebagai upaya deteksi
dini dan penanganan komplikasi
2. Bagi masyarakat
Diharapkan setelah adanya seminar ini dapat
mengedukasi masyarakat luas pada
umumnya agar dapat bersikap dengan bijak
dalam membuat keputusan bersama
terutama pada orang tua bayi pada 24 jam
pertama kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Anik Maryunani, 2010. Ilmu Kesehatan Anak.


Jakarta : CV. Trans Info Media

Marmi K, R, 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita


dan Anak Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.

Ai Yeyeh, Rukiyah, 2010. Asuhan Neonatus Bayi


dan Anak Balita. Jakarta : Trans Info Medika

Muslihatun, Wafi Nur, 2010. Asuhan Neonatus


Bayi dan Balita. Yogyakarta : Citramaya

Saifudin, AB. 2010. Panduan Praktis Pelayanan


Kesehatan Maternal dan
Neonatal,Jakarta:EGC
23

23

23

Anda mungkin juga menyukai