Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PUSKESMAS DI POLI KIA DAN KB PUSKESMAS KARYA

WANITA KECAMATAN RUMBAI PESISIR KOTA PEKANBARU

KELOMPOK 2

Anggi Dwi Agustina, S.Kep 22501005


Citra Puspita Sari, S.Kep 22501014
Dhea Rizki Audina, S.Kep 22501019
Hadi Wijaya, S.Kep 22501032
Muhammad Aldodinata P, S.Kep 22501043
Nakita Pangestika, S.Kep 22501046
Resti Julita, S.Kep 22501062
Rosmelia, S.Kep 22501070
Susan Febrianty, S.Kep 22501081

PRESEPTOR:

Dr. Ns. Ezalina, S.Kep. M.Kes

PROGRAM STUD PROFESI NERS


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini diajukan guna melengkapi dan memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan tugas Profesi Ners di STIKes Payung Negeri Pekanbaru dengan
judul “Laporan puskesmas di poli KIA dan Kb Puskesmas Karya Wanita
Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru”

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini tidak terlepas dari


kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, penulis harapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Pekanbaru, Mei 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas sebagai organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat. Melalui program dan
kegiatannya, puskesmas berperan serta mewujudkan keberhasilan
pembangunan kesehatan Indonesia, khususnya di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok. Program KIA termasuk satu dari enam program
pokok (Basic six). Puskesmas yang bertujuan untuk memantapkan dan
meningkatkan mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Program ini
bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan sebagai berikut, pelayanan
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan,
keluarga berencana, neonatus, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi,
dan balita. Keberhasilan program KIA menurunkan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu prioritas
utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Angka kematian ibu dan bayi
di Sumatera Barat masih belum mencapai target Millenium Development
Goals (MDGs) 2015 yaitu angka kematian bayi 23/1000 kelahiran hidup
dan angka kematian ibu 102/100.000 kelahiran hidup. Dari hasil Survei
Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015, angka kematian bayi di
Banten mencapai 47/1000 kelahiran hidup, sementara angka kematian ibu
mencapai 228/100.000.
Oleh karena itu pentingnya kesehatan ibu dan anak sebagai salah
satu indicator kesehatan, maka kelompok mengangkat masalah dengan
judul pelaksanaan program KIA dan KB di puskesmas karya wanita
sebagai perbandngan bagi puskesmas lain dan sebagai evaluasi bagi
puskesmas karya wanita sendiri untuk memberikan pelayanan yang lebih
baik di bidang KIA di masa yang akan dating.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan gambaran secara umum tentang program
KB dan KIA di wilayah puskesmas karya wanita kecamatan
rumbai kota kelurahan lembah damai
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui kegiatan yang telah dilaksanakan dan hasil
kegiatan KIA di Puskesmas karya wanita
2) Mengetahui hasil analisa masalah KIA di puskesmas karya
wanita dan perencanaan kegiatan KIA yang akan di
laksanakan pada tahun 2023.
BAB II
PROGRAM KIA DAN KB

A. Konsep Puskesmas
1. Definisi puskesmas
Definisi puskesmas dalam KEPMENKES RI
No.279/Menkes/SKIV/2006, puskesmas merupakan unit pelaksanaan
teknik dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja.
Puskesmas ialah suatu kesatuan organisasi fungsional yang
langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat
dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan
pokok (Anggraeni, 2019).
2. Visi dan Misi Puskesmas
a. Visi
Menjadikan puskesmas karya wanita sebagai pusat kesehatan
dengan memberikan pelayanan terbaik
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas dan ketersediaan sarana prasarana
kesehatan
2) Meningkatkan kualitas standar pelayanan medis
3) Meningkatkan kualitas dan ketersediaan sumber daya
3. Program pokok puskesmas
Program wajib yang telah dilakukan antara lain (Dinkes Kota Pekanbaru,
2009) :
a. Promosi Kesehatan (Promkes)
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Sosialisasi program kesehatan
3) Perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas)
b. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1) ANC (Antenal care), PNC (Post Natal care), KB (Keluarga
Berencana).
2) Persalinan, rujukan ibu hamil berisiko tinggi.
c. Kesehatan lingkungan
1) Penggunaan ait bersih
2) Rumah sehat
3) Kepemilikan saran sanitasi dasar meliputi : persediaan air
bersih, kepemilikan jamban keluarga, tempat sampah dan
pengelolaan air limbah.
4) Tempat umum dan pengolahan makanan
5) Survey jentik nyamuk
B. Konsep Program KIA dan KB
Program Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA) merupakan salah satu dari enam
program pokok Puskesmas yang bertujuan untuk memantapkan dan
meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien
meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi
kebidanan, keluarga berencana, neonatus, bayi baru lahir dengan komplikasi,
bayi, dan balita.
Tujuan Progam KIA:
1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan prilaku) dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan
teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga.
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak 2
prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga.
3. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan ibu meneteki.
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas,
ibu meneteki, bayi dan anak balita.
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita,
anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan
keluarganya.
Tujuan Program KB:
Menurut Sulistyawati (2013), tujuan dilaksanakannya program KB
adalah untuk membentuk suatu keluarga kecil yang sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan jumlah
kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga yang bahagia dan sejahtera
yang dapat memenuhi kebutuhan hidup suatu keluarga. Selain mengatur
kelahiran anak, tujuan KB juga untuk menekan jumlah kematian ibu, bayi,
dan anak, menekan jumlah pertumbuhan penduduk, meningkatkan
kesehatan ibu, bayi, dan anak, serta meningkatkan pelayanan kesehatan
reproduksi. Keluarga Berencana juga dapat mencegah munculnya bahaya-
bahaya, seperti:
1. Kehamilan Dini
2. Kehamilan yang terlambat
3. Kehamilan yang jaraknnya berdekatan
4. Terlalu sering hamil dan melahirkan

C. Program Pokok pada Pelayanan KIA dan KB


Berdasarkan standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
kabupaten/kota yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan RI, maka
program di puskesmas, khususnya KIA dan KB harus meliputi sebagai berikut
:
1. Pelayanan Antenatal
Merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
untuk ibu selama kehamilannya, yang disesuaikan dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Antenatal,
yang terdiri dari :
a. Timbang berat badan
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status gizi (LILA)
d. Ukur tinggi fundus uteri
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
f. Pemberian imunisasi TT lengkap
g. Pemberian Tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan.
h. Test laboratorium (rutin dan khusus)
i. Tatalaksana kasus  
j. Temu wicara (konseling)
Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama
kehamilan, yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester
kedua, dan 2 kali  pada trimester ketiga.
2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan
persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten. Hal ini diutamakan untuk :
a. Mencegah terjadinya infeksi
b. Menerapkan metode persalinan yang sesuai dengan standar
c. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan
yang lebih tinggi
d. Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
e. Memberikan injeksi vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir
4. Deteksi Dini Faktor Resiko dan Komplikasi Kebidanan
Deteksi dini kehamilan dengan faktor resiko adalah kegiatan yang
dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor resiko
dan komplikasi kebidanan. Faktor resiko pada ibu hamil adalah :
a. Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun - Anak > 4 orang
b. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun
c. Kurang energi kronis (KEK) dengan LLA < 23,5 cm atau
penambahan  berat badan > 9 kg selama masa kehamilan
d. Anemia dengan Hb < 11 g/dl - TB < 145 cm atau dengan
kelainan bentuk panggul dan tulang belakang
e. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau pada
kehamilan sekarang.
f. Sedang menderita penyakit kronis antaranya : TBC, kelainan
jantung, ginjal, hati, kelainan endokrin, tumor dan keganasan
g. Riwayat kehamilan buruk (abortus berulang, mola hidatidosa,
KPD, kehamilan ektopik, bayi dengan cacat kongenital)
h. Riwayat persalinan dengan komplikasi (sectio cesaria, ekstraksi
vakum / forcep)
5. Penanganan komplikasi kebidanan
Penangan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada
ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan
definitive sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang kompeten
pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
a. Pelayanan obstetri
1) Penanganan pendarahan pada kehamilan, persalinan dan
nifas
2) Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan
3) Pencegahan dan penanganan infeksi
4) Penanganan partus lama / macet
5) Penanganan abortus
b. Pelayanan neonates
1) Pencegahan dan penanganan asfiksia
2) Pencegahan dan penanganan hipotermi
3) Penanganan BBLR
4) Pencegahan dan penanganan infeksi neutatus, kejang
neonates, ikterus ringan sedang
5) Pencegahan dan penanganan gangguan imun
6. Pelayanan kesehatan ibu nifas
Pelayanan kesehatan ibu nifas merupakan pelayanan kesehatan
sesuai standar pada ibu mulai dari 6 jam sampai 42 hari pasca
bersalin oleh tenaga kesehatan kunjungan nifas minimal sebanyak
3 kali dengan ketentuan waktu:
a. Kunjungan nifas pertama (KF1) : 6jam
b. 3 hari pasca persalinan - Kunjungan nifas kedua (KF2): 4 -
28 hari pasca persalinan
c. Kunjungan nifas ketiga (KF3) : 29 — 42 hari pasca
persalinan
1) Pelayanan yang diberikan adalah :
a) Pemeriksaan TD, nadi, respirasi dan suhu
b) Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uteri)
c) Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervaginam
lainnya
d) Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI ekslusif
e) Pemberian kapsul vit A sebanyak 2 kali (segera
setelah melahirkan dan 24 jam setelah pemberian
pertama)
f) Pelayanan KB pasca persalinan
7. Pelayanan Kesehatan Neonatus
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 —
28 hari setelah lahir, yaitu:
a. Kunjungan Neonatus ke-1 (KN 1): 648 jam setelah lahir
b. Kunjungan Neonatus ke-2 ( KN 2 ): hari ke 3 — 7 setelah lahir
c. Kunjungan Neonatus ke-3 ( KN 3): hari ke 8 — 28 setelah lahir
8. Pelayanan Neonatus dengan Komplikasi
Pelayanan neonatus dengan komplikasi adalah penanganan
neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan
kesakitan, kecatatan dan kematian oleh tenaga kesehatan.
Tandatanda neonatus dengan komplikasi :
a. Tidak mau minum / menyusu atau memuntahkan scmua
yang masuk kemulutnya
b. Riwayat kejang
c. Bergerak jika hanya dirangsang - Frewensi napas « 30 x /
menit atau 5 60 x / menit - Suhu tubuh « 35,5 0C atau »
37,5 OC
d. Tarikan dinding dada kedalam sangat kuat
e. Ada pustul di kulit
f. Nanah banyak di mata
g. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut
h. BBLR atau ada masalah menyusu
i. Berat menurut umur rendah
j. Adanya kelainan kongenital
k. Prematuritas
l. Asfiksia
m. Infeksi bakteri
n. Kejang
o. Ikterus
p. Diare
q. Hipotermi
r. Tetanus neonatorum
s. Trauma lahir, sindrom gangguan pernapasan. dll.
9. Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi
sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai 11 bulan setelah
lahir. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi : Pemberian imunisasi
dasar lengkap (BCG. polio 14, DPT / Hb, campak) sebelum usia 1
tahun Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi
(SDIDTK).
Pemberian vitamin A (6 — 11 bulan) Konseling ASI
eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda-tanda sakit
dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan buku KIA.
a. Penanganan dan rujukan kasus jika perlu
b. Penanganan dengan metoda MTBS

10. Pelayanan Kesehatan Anak Balita


Masa balita merupaka masa keemasan atau golden periode
dimana terbentuk dasar — dasar kemampuan keindraan, berfikir,
berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan
awal pertumbuhan moral. Pelayanan sesuai standar yang diberikan
meliputi :
a. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun
b. Stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang
(SDIDTK)
c. Pemberian vitamin A dosis tinggi. 2 kali setahun.
d. Kepemilikan dan pemamfaatan buku KIA oleh setiap anak
balita
e. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan
menggunakan pendekatan MTBS (Manajemen Terpadu Balita
Sakit)
11. Pelayanan KB Berkualitas
Pelayananan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai
standar dengan menghormati hak individu dalam merencanakan
kehamilan sehingga diharapkan dapat berkonstribusi dalam
menurunkan angka kematian ibu dan menurunkan tingkat fertilitas
bagi pasangan yang telah cukup memiliki anak (2 anak lebih baik),
serta meningkatkan fertililitas bagi pasangan yang ingin
mempunyai anak. Metode kontrasepsi meliputi :
a. KB alamiah (sistem kalender, coitus interuptus)
b. Metode KB hormonal ( pil, suntik, susuk )
c. Metode KB non hormonal (kondom, AKDR / IUD, vasektomi,
dan tubektomi)
BAB III
ANALISIS PROGRAM KIA DAN KB DI PUSKESMAS KARYA WANITA
KECAMATAN RUMBAI PESISIR KOTA PEKANBARU
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
Program KIA dan KB di Puskesmas Karya Wanita Kecamatan
Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru, berdasarkan hasil wawancara bersama
penanggung jawab program KIA dan KB bahwa program KIA dan KB
sudah berjalan tetapi masih ada masalah atau kendala yaitu kurangnya
pengetahuan ibu terhadap resiko tinggi kehamilan dan kurang pengetahuan
ibu tentang peeriksaan kehamilan 10 T.
2. Pengolahan Data
Dari data hasil pelaksanaan kegiatan KIA dan KB di Puskesmas Karya
Wanita didapatkan :
a. Hasil data pengkajian yang dilakukan di wilayah yang dilakukan oleh
mahasiswa/i, diantaranya :
1) Berdasarkan hasil analisa data puskesmas karya wanita didapatkan
deteksi resti oleh tenaga kesehatan dan oleh tenaga masyarakat pada
bulan januari - april adalah 23 ibu hamil
2) Berdasarkan hasil analisa data puskesmas karya wanita didapatkan
 Di bulan januari didapatkan K1 sebanyak 20, K4 sebanyak 9,
K6 sebanyak 9
 Di bulan februari didapatkan K1 sebanyak 9, K4 sebanyak 9,
K6 sebanyak 8
 Dibulan maret didapatkan K1 Sebanyak 10, K4 sebanyak 10,
K6 sebanyak 9
 Dibulan april didapatkan K1 sebanyak 11, K4 sebanyak 11, K6
Sebanyak 10
b. Hasil wawancara yang dilakukan oleh mahasiswa kepada penanggung
jawab program KIA dan KB, diantaranya :
1) Terlaksananya kegiatan Program KIA dan KB di Puskesmas
2) Terlaksananya penyuluhan
ANALISA SWOT
1. Strenght (Kekuatan)
a. Pendidikan pemegang program KIA dan KB adalah dokter
b. Kegiatan KB dan P4K dibantu oleh Bidan
c. Letak puskesmas yang mudah dijangkau
2. Weakness (Kelemahan)
a. Kurangnya pengetahuan keluarga terhadap risiko tinggi pada
kehamilan.
b. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemeriksaan kehamilan 10 T

3. Opportunities (Kesempatan)
Tersedianya peluang untuk melaksanakan penyuluhan di luar gedung
seperti posyandu maupun di dalam gedung (puskesmas)
4. Treats (Ancaman)
Laporan yang menjadi kendala dikarenakan kurangnya data pelaporan
kader kesehatan kepada puskesmas.

Analisa data

Data Masalah
Data subjektif Ketidakefektifan manajemen
 Petugas penanggung jawab kesehatan
program KIA dan KB mengatakan
sudah dilakukannya kegiatan.
 Petugas penanggung jawab
program KIA dan KB
mengatakan :
a. kurangnya pengetahuan
masyarakat terhadap resiko
tinggi kehamilan
b. kurangnya pengetahuan ibu
terhadap pemeriksaan
kehamilan 10 T
Data objektif
Hasil data pengkajian yang dilakukan di
wilayah yang dilakukan oleh mahasiswa/i,
diantaranya :
1. Berdasarkan hasil analisa data
puskesmas karya wanita
didapatkan deteksi resti oleh
tenaga kesehatan dan oleh tenaga
masyarakat pada bulan januari -
april adalah 23 ibu hamil
2. Berdasarkan hasil analisa data
puskesmas karya wanita
didapatkan:
 Di bulan januari didapatkan K1
sebanyak 20, K4 sebanyak 9, K6
sebanyak 9
 Di bulan februari didapatkan K1
sebanyak 9, K4 sebanyak 9, K6
sebanyak 8
 Dibulan maret didapatkan K1
Sebanyak 10, K4 sebanyak 10,
K6 sebanyak 9
 Dibulan april didapatkan K1
sebanyak 11, K4 sebanyak 11, K6
Sebanyak 10
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Interpretasi Dan Diskusi Hasil


Analisa program puskesmas yang telah mahasiswa dilakukan dari tanggal
04 Mei 2023 merupakan suatu kegiatan untuk melihat program yang telah
dijalankan dan belum terlaksana secara optimal di puskesmas karya wanita
kecamatan rumbai pekanbaru
1. Berdasarkan hasil pendataan, didapatkan diagnosa keprawatan yakni :
ketidakefektifan manajemen kesehatan yang dibuktikan dengan
kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap resiko tinggi kehamilan
dan kurangnya pengetahuan ibu terhadap pemeriksaan kehamilan 10 T.
2. Berdasarkan diagnose tersebut, dilakukan tindakan keperawatan
peningkatan pengetahuan dan diskusi bersama kader kesehatan di
kelurahan lembah damai di puskesmas karya wanita dengan pemegang
program KIA dan KB, serta bekerjasama dengan kader melakukan
pengawasan masalah kesehatan.
B. Keterbatasan
Keterbatasan dalam kegiatan saat dinas komunitas ini adalah terdapat
beberapa masyarakat tertutup mengenai kedatangan mahasiswa saat
menggali informasi terutama terkait tentang program KIA dan KB.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada program KIA dan
KB dipuskesmas karya wanita kecamatan rumbai kelurahan lembah damai
kota pekanbaru maka didapatkan kesimpulan masih adanya kendala
Kurangnya pengetahuan keluarga terhadap risiko tinggi pada kehamilan,
Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemeriksaan 10 T.
. Hal ini dapat diatasi dengan cara bekerjasama kader kesehatan di
masyarakat dengan program KIA dan KB. Dengan pelatihan dan penjelasan
secara bertahap serta perlunya kerja sama lintas secara sektoral untuk turut
membantu dalam pelaksanaan kegiatan program KIA dan KB.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah didapatkan dari pelaksaan program
KIA dan KB di puskesmas karya wanita ada beberapa kendala yang
didapatkan oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kepada:
1. Pihak puskesmas
Diharapkan puskesmas dalam pelaksanaan program melibatkan
kader yang telah dibentuk dan diberi bimbingan dan penyuluhan sesuai
dengan program KIA dan KB. Puskesmas mampu berusaha
meningkatkan sumber daya manusia agar program KIA dan KB
berjalan lebih efektif.
2. Bagi mahasiswa
Analisa program puskesmas dapat membuka wawasan mahasiswa
untuk membandingkan program menurut depkes RI dengan program
yang telah dilaksanakan dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, D. (2019). Asuhan Kebidanan pada Anak dengan Stunting di PMB


Fitryah Desa Taman Fajar Purbolinggo Lampung Timur. Kebidanan, 1, 1–
476.http://repository.potensi utama.ac.id/jspui/bitstream/123456789/2990/6/BAB
II.pdf

Sulistyawati, A. 2013. “Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan”. Jakarta :


Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai