TINJAUAN PUSTAKA
A. Depresi
1. Pengertian
fisik, psikologis dan sosial seseorang. Depresi dapat dilihat dengan beberapa
timbul tanpa alasan yang jelas baik pada tubuh maupun pada pikiran seseorang.
menimbulkan gangguan fungsi fisik dan mental, seperti: kemampuan kerja, nafsu
sedih adalah bagian pengalaman yang normal, sedangkan konsep depresi berbeda
yang umum pada suasana perasaan depresif yang berkaitan dengan depresi.
kekosongan emosi atau suatu perasaan datar atau tumpul. Perasaan ini bervarasi
pada suatu waktu pada hari itu atau pada waktu yang lain. Gejala lain yang
berkaitan dengan suasana perasaan depresi adalah gejala anhedonia yaitu suatu
adalah suatu emosi normal yang diciptakan oleh persepsi realistik yang
atau kekecewaan dan tidak terdistorsi, sedangkan depresi adalah suatu penyakit
dengan menurunnya harga diri, sedangkan depresi cenderung bertahan atau terjadi
(1985), depresi adalah gangguan perasaan yang mengarah pada kondisi perasaan
yang merasa begitu tertekan, hidup tak berarti dan tak mempunyai harapan
terhadap situasi yang menekan dengan kesedihan dan kepatahan hati yang luar
biasa. Orang-orang yang terkena gangguan ini akan mengalami perubahan mood
yang amat drastis dari hari kehari, minggu ke minggu. Sedangkan Hadi (2004)
suatu perasaan tidak ada harapan lagi dan keputusasaan. Staab & Fieldman (1999)
perubahan perasaan dan emosi yang dimiliki oleh penderita. Penderita mengalami
suasana perasaan yang “jatuh” dari waktu ke waktu dalam kehidupan mereka.
Maramis (2005) mengatakan, depresi adalah suatu perasaan sedih yang sangat
dan sebagainya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa depresi adalah
gangguan psikologis yang dapat dilihat dengan kondisi yang ditunjukkan oleh
orang tersebut sebagai sebuah kemerosotan perasaan atau perubahan mood yang
amat drastis dan mendalam yang dialami oleh individu dari reaksi situasi yang
berupa kesedihan, kepatahan hati yang luar biasa serta merasa hidup tak berarti
dan tak mempunyai harapan dari hari kehari hingga minggu ke minggu.
Beck yaitu, depresi adalah gangguan perasaan yang mengarah pada kondisi
perasaan yang merasa begitu tertekan, hidup tak berarti dan tak mempunyai
harapan.
2. Simtom-simtom Depresi
a. Simtom emosional.
b. Simtom Kognitif.
Simtom kognitif mengandung tiga bagian yang berbeda. Bagian pertama
lingkungan dan masa depannya. Simtom ini termasuk menilai jelek diri sendiri,
distorsi citra tubuh dan harapan negatif. Bagian kedua adalah penimpaan
kesalahan kepada diri sendiri. Penderita meyakini bahwa dirinya adalah sumber
c. Simtom Motivasional
melakukan berbagai aktivitas seperti makan dan minum obat, timbulnya hasrat
untuk mati dan meningkatnya ketergantungan pada orang lain. Pada orang
d. Simtom Perilaku.
dan keinginan untuk lari, bersembunyi atau mati. Pada simtom perilaku,
aktifitas individu tidak seperti biasanya dalam bentuk retardasi atau agitasi.
e. Simtom Vegetatif
makan, tidur dan dorongan libido. Pada simtom vegetatif, biasanya individu
depresi dalam dua bentuk gejala utama dan gejala lainnya dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
3) Tidur terganggu.
6) Pesimistik.
lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala berat dan berlangsung cepat.
gangguan depresi ditandai dengan adanya empat atau lebih simtom berikut yang
a. Kesedihan, suasana hati depresi yang terjadi hari atau hampir tiap hari.
d. Sulit tidur, tidak dapat tidur setelah bangun atau bahkan ada kecenderungan
i. Sering muncul pikiran untuk mati atau muncul ide bunuh diri atau mencoba
keinginan mati atau ide bunuh diri serta meningkatnya ketergantungan pada orang
lain.
Pada penelitian ini, mengacu pada simtom depresi menurut Beck yaitu,
(1) simtom emosional, seperti perubahan suasana hati yang spesifik berupa
kesedihan yang mendalam, perasaan sendiri dan apatis, (2) simtom kognitif,
seperti pandangan negatif terhadap diri sendiri, pengalaman dan masa depannya
berbagai aktivitas, (4) simtom perilaku, seperti penurunan aktivitas dan minat, (5)
3. Jenis Depresi.
digolongkan ke dalam tiga tingkatan depresi, yaitu depresi berat, sedang dan
ringan sesuai dengan banyak dan beratnya gejala serta dampaknya terhadap fungsi
kehidupan seseorang. Gejala tersebut terdiri atas gejala utama dan gejala lainnya,
yaitu:
a. Gejala utama.
2) Kehilangan minat dan gairah pada hampir segala aktifitas, yang dirasakan
sepanjang hari.
b. Gejala tambahan.
7) Gagasan dan perbuatan membahayakan diri atau pikiran untuk bunuh diri.
Adapun tingkatan depresi yang digolongkan menurut PPDGJ-III (World
a. Depresi ringan.
gejala lainnya.
4) Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang umum
dilakukan.
b. Depresi sedang.
1) Depresi berat tanpa gejala psikotik, ciri-cirinya: (a) Semua 3 gejala utama
harus ada; (b) ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa
diantaranya harus berintensitas berat; (c) bila ada gejala penting (misalnya
agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin tidak
mau atau mampu untuk melaporkan banyak gejala secara rinci; (d) lama
dan onset sangat cepat maka dibenarkan untuk menegakkan diagnosa dalam
kurun waktu dalam 2 minggu; (e) sangat tidak mungkin pasien akan mampu
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada
2) Depresi berat dengan gejala psikotik, ciri-cirinya: (a) episode depresi berat
yang memenuhi kriteria menurut depresi berat tanpa gejala psikotik; (b)
ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam dan pasien
merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik
biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau
stupor. Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi
dibuat oleh Beck pada tahun 1960-an yang didasarkan pada teori depresi dari
Beck. Skala BDI (The Beck Depression Inventory), terdiri dari 21 kelompok aitem
yang menggambarkan 21 kategori sikap dan gejala depresi, yaitu : sedih, pesimis,
merasa gagal, merasa tidak puas, merasa bersalah, merasa dihukum, perasaan
benci pada diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, kecenderungan bunuh diri,
menangis, mudah tersinggung, manarik diri dari hubungan social, tidak mampu
mengambil keputusan, merasa dirinya tidak menarik secara fisik, tidak mampu
penurunan berat badan, preokupasi somatic dan kehilangan libido sex (dalam
Lestari, 2003). Tingkat depresi berdasarkan skala BDI yang dibuat oleh Beck
dibagi dalam tiga tingkatan yaitu depresi ringan, depresi sedang dan depresi berat
gejala-gejala tertentu yang harus dipenuhi oleh setiap tingkatan. Pada depresi
pekerjaan dan urusan rumah tangga. Pada depresi berat dapat diikuti oleh adanya
gangguan depresi tingkat sedang berdasarkan teori dan skala depresi yang dibuat
oleh Beck dan mengacu pada kriteria depresi sedang berdasarkan ketentuan
a. Pandangan Biologis
digerakkan oleh sistem saraf simpatis dan sistem endokrin dalam tubuh.
Sistem saraf simpatis menstimulasi kelenjer adrenalin untuk mengeluarkan
depresi berawal dari ketidakseimbangan zat kimia pada otak. Depresi terjadi
akibat stres yang dapat memicu peningkatan produksi hormon stress yaitu
sel saraf dan jaringan saraf baru. Hippocampus yang lebih kecil memiliki
reseptor serotonin lebih sedikit. Serotonin adalah zat kimia otak yang
Apabila hippocampus ini mengecil dan rusak maka otak memiliki reseptor
serotonin atau dopamin lebih sedikit. Namun ada juga beberapa ahli berteori
bahwa penderita depresi terlahir dengan hippocampus yang lebih kecil dan
2) Faktor Genetik.
b. Pandangan Kognitif.
sebagai faktor penyebab depresi adalah Aaron T Beck. Dasar teori ini adalah
adanya ide bahwa pengalaman yang sama dapat mempengaruhi dua orang
dengan cara yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh cara pandang
terhadap diri sendiri, terhadap lingkungan dan terhadap masa depan. Seorang
kenyataan yang ada dengan cara yang negatif, yaitu memfokuskan pada aspek
negatif terhadap setiap situasi, harapan yang pesimistis dan putus asa tentang
kemalangannya dengan kekurangan diri dan rasa rendah diri, hal ini yang
adalah suatu contoh dari suatu kesalahan dalam berpikir yang disebut Beck
sebagai distorsi kognitif (Beck, 1985). Beck percaya bahwa distorsi kognitif
personal atau peristiwa hidup yang negatif. Adapun segitiga kognitif depresi
dan kehilangan.
sebagai tidak ada harapan dan meyakini bahwa dirinya tidak punya
kekuatan untuk mengubah hal-hal menjadi lebih baik. Harapan orang ini
laten, dan bila diaktifkan dengan adanya kejadian yang menekankan akan
simtom depresi. Pada penderita depresi informasi atau stimulus yang masuk
dengan negative self schematanya Beberapa kejadian yang menekan atau stres
pemikiran yang rasional dan irasional. Pemikiran yang irasional inilah yang
dan masa depan sehingga hal ini dapat mempengaruhi faktor afeksi, behavior
dan fisik.
c. Pandangan Spiritual.
dan gangguan mental pada umumnya. Menurut Larson (dalam, Hawari 2002),
dalam menganalisa seorang pasien juga harus dilihat dari sisi agamanya, sebab
agama dapat berperan sebagai pelindung dari pada penyebab masalah yang
dihadapi manusia. Faktor penyebab depresi adalah karena krisis spritual yang
namun semakin rendah motivasi spiritual seseorang maka akan semakin rentan
Ketidaksesuaian antara yang diucapkan dan yang dilakukan dalam agama juga
dapat menyebabkan kegelisahan dan bentuk depresi yang samar (Clark, 1967).
Fenomena kegelisahan atau depresi yang samar ini dikatakan Clark sebagai
perubahan dalam ide dan perilaku keberagamaan. Hal ini memunculkan asumsi
tersebut akan membantu individu itu sendiri dalam mengatasi situasi yang
kepuasan hidup, kebahagiaan personal yang lebih besar dan terkena dampak
d. Pandangan Psikoanalisa.
Periode ini diikuti periode berduka, dimana ia akan mengingat kenangan dari
orang yang hilang dan memisahkan diri darinya dengan orang lain tersebut,
e. Pandangan Behavioristik.
dimaksud di sini adalah lingkungan objektif dan afektif manusia (Razak, 2013).
tidak berhasil maka akan memperoleh pencitraan negative dan terisolasi dari
komunitasnya dan pada akhirnya jiwa menjadi terganggu (Slamet & Markam,
2003).
otak dan faktor genetik, pengalaman masa lalu, tekanan yang berasal dari
yang salah dan menyimpang dari realita dan krisis spiriritual. Jadi dapat
disimpulkan bahwa penyebab depresi adalah karena berbagai faktor seperti
bahwa depresi disebabkan oleh ketidakseimbangan zat kimia pada otak dan
atau kesalahan berfikir seperti pandangan negatif pada diri sendiri, lingkungan
dan masa depan. Pandangan spiritual mengatakan depresi terjadi karena krisis
5. Penanganan Depresi
a. Terapi Psikoreligius.
yang sama juga dikemukakan oleh George, dkk (dalam Smith dkk., 2005) yang
support sosial yang berkontribusi secara adaptif dalam melewati setiap stressor
atas, yang ingin diuraikan oleh penulis adalah terapi sholat, terapi zikir dan
frekuensi alfa yang membuat kondisi tubuh dalam keadaan relaks dan
Qur’an, juga terdapat kandungan makna dari setiap ayat yang ada di
yang dilakukan Priyatni adalah hanya menggunakan satu surat saja (Surat
adalah surat Ali Imran ayat 139, surat Al Baqarah ayat155, surat Al
Ankabut ayat 2, surat Al Baqarah ayat 286, surat Al Baqarah ayat 45, surat
2) Terapi Sholat.
bertujuan untuk mendekatkan diri pada Allah. Dalam terapi sholat terdapat
unsur olah raga, relaksasi, latihan konsentrasi, reduksi stres, dan segala
beberapa aspek psikologis yang terdapat dalam sholat antara lain, aspek
psikologis.
maka seluruh fikirannya terlepas dari segala urusan dunia yang membuat
yang tentram dan jiwa yang tenang yang dihasilkan oleh shalat, mempunyai
3) Terapi Dzikir.
media zikir yang bertujuan untuk mengingat Allah yang bertujuan untuk
menenangkan hati dan pikiran manusia. Dengan bacaan do’a dan dzikir
bukan lagi untuk sekedar sebagai hiburan atau representasi dari penciptanya.
Melainkan digunakan untuk hal yang lebih berguna bagi kehidupan manusia
terapi selama tiga bulan terhadap 79 orang. Sebanyak 30 orang dari kelompok
diberi terapi musik selama 20 sesi dengan memberikan suara musik. Hasilnya,
kesembuhan lebih tinggi pada pasien yang menerima terapi musik ketimbang
pasien yang menerima terapi standar. Pada terapi musik, teknik yang
yang dihasilkan dari asam amino yang disebut tryptophan. Stimulasi daerah
pelepasan serotonin. Dalam waktu singkat, otak akan meniru stimulus suara
terapi musik dapat memperkuat jaringan saraf pada otak, melepaskan serotonin
dan mengurangi gejala depresi. Dengan sesi berulang, maka jalur syaraf yang
orang lain dalam sistem tersebut. Nilai penting homeostatis atau keseimbangan
juga berlaku dalam sistem keluarga. Bila salah satu komponen sistem keluarga
berubah dengan cara tertentu, perubahan itu dapat berdampak pada sub-
dalam terapi keluarga yang paling penting dalam penurunan depresi adalah
terpenting sehingga nilai homeostatis dalam keluarga tercapai. Dalam hal ini
Titelman (2008).
d. Farmakoterapi.
dengan obat-obatan, terutama untuk kasus depresi yang lebih parah. Menurut
beberapa yang sering dipakai dan obat ini diberikan sesuai resep dokter serta
e. Cognitive Therapy.
pemikiran rasional.
depresi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu terapi psikoreligius, terapi
diantaranya adalah terapi mendengarkan suara Al Qur’an, terapi sholat dan terapi
musik pada pasien depresi. Terapi keluarga adalah terapi yang menggunakan
teknik dukungan dari setiap anggota keluarga terhadap masalah dan gangguan
sebagai obat penyakit yang ada di dalam dada (jiwa), salah satunya dijelaskan
oleh Allah S.W.T. dalam surat Yunus ayat 57 yaitu sebagai berikut:
psikoreligius saat ini mulai dikembangkan sebagai terapi alternatif baru untuk
lainnya, seperti terkandung unsur relaksasi dari lantunan suara Al Quran seperti
yang dikatakan oleh Anwar (2010) bahwa mendengarkan Al Qur’an akan
4) Makna ayat Al Qur’an sebagai terapi kognitif dan petunjuk bagi kehidupan
kehidupan manusia agar bisa diterima dengan baik. Pada budaya masyarakat
Kitabullah”.
B. Terapi Murattal
terapi suara yaitu dengan membacakan Ayat Al Qur’an untuk penyembuhan yang
dikenal dengan sebutan Ruqyah. Menurut Munawir (1997), ruqyah adalah metode
penyembuhan dengan cara membacakan Ayat Al Qur’an dan do’a pada orang
yang sakit akibat dari sengatan hewan, bisa, sihir, rasa sakit, gila, kerasukan,
adalah sebuah perlindungan yang digunakan untuk melindungi orang yang terkena
rohani. Menurut Ghazali (2006), ruqyah adalah doa dan bacaan-bacaan yang
mencegah atau mengobati dari bala dan penyakit. Doa dan bacaan yang terdapat
Penyembuhan gangguan jiwa telah dikenal dalam dunia Islam, mulai dari
zaman Nabi Muhammad, Al Kindi, Al Farabi dan Ibnu Sina dimasa kejayaan
peradaban Islam. Terapi dengan suara telah dikembangkan oleh ilmuan Islam,
baik itu terapi dengan suara Al Qur’an maupun terapi dengan menggunakan
Musik Islami. Namun saat ini peradaban barat kerap mengklaim bahwa Philipe
Pinel merupakan orang pertama yang memperkenalkan metode penyembuhan
penyakit jiwa dengan menggunakan Sound Therapy pada tahun 1793. Klaim yang
dilakukan oleh ilmuan barat sangat tak berdasar, sebab sebelum barat mengenal
pada abad 8 Masehi. Pada abad ke 19 Masehi, para pskiatri dan psikolog muslim
mulai meneliti secara ilmiah tentang terapi suara Al- Qur’an, sehingga saat ini
diseluruh dunia, baik sebagai pengobatan penyakit fisik maupun sebagai terapi
merupakan salah satu terapi yang berasal dari peradaban Islam dan telah
digunakan sejak tahun 500-an Masehi. Terapi dengan menggunakan suara telah
digunakan sejak zaman Nabi Muhammad yang dikenal dengan sebutan ruqyah,
Kindi, Al Farabi, Ibnu Sina dan Ilmuan lainnya. Terapi suara lebih dulu
dalam kedokteran dan ilmuan Islam dimasa Ibnu Sina, Al Farabi, Al Kindi dan
ilmuan Islam lainnya dengan menggunakan musik terapi dan terapi suara Al
Quran. Hingga saat ini pengobatan dengan suara Al Qur’an terus dikembangkan
Qur’an memiliki sebutan tersendiri bagi para ilmuan dan peneliti muslim.
terapi murattal pada jurnal penelitiannya, seperti Handayani dkk (2014) dan
Qur’an dengan sebutan Sound Healing, sebutan ini ditulis dalam buku yang
Qur’an. Pada penelitian ini, penulis menggunakan istilah terapi murattal sebagai
sebagai rekaman suara Al-Qur’an yang dilagukan oleh seorang qori’ (pembaca
menghasilkan irama dan nada yang berbeda. Menurut Purna (2006), cara
membaca Al Qur’an ada dua teknik, yakni dibawakan dengan cara dan mujawwad
dan murottal. Mujawwad atau tartil adalah teknik membaca Al Quran yang
menikmati bacaan qari dengan khidmat. Murattal adalah metode membaca Al-
Qur’an secara benar, sesuai dengan kaidah-kaidah tajwid disertai dengan irama
melalui rekaman MP3. Terapi murattal terbagi dalam dua tekik pembacaan Al
Qur’an yaitu murattal dan mujjawad. Murottal adalah membaca Al Qur’an yang
tinggi dengan ritme yang lebih lambat. Terapi murattal juga dikenal dengan istilah
lain oleh para ilmuan muslim yaitu dengan sebutan Sound Healing, Therapy
Audio Murattal, Sound Quranic Healing dan Sound Quranic Therapy, namun
pada esensinya sama yaitu terapi yang menggunakan suara Al Qur’an sebagai
penyembuhannya.
pembacaan Al Qur’an secara langsung oleh Qari dan menggunakan rekaman MP3
murottal adalah, (1) teknik murottal lebih fokus pada penerapan tajwid sekaligus
lagu pada nada asli dengan tingkat suara sedang dan sesuai dengan frekuansi yang
diharapkan, (2) terapi murattal memiliki efek yang sama dengan terapi musik,
seperti yang dikatakan Robb (dalam Eldesa, 2014). Bacaan Al Qur’an dengan
keteraturan irama dan bacaan yang benar (murattal) merupakan sebuah alunan
(Wahida, 2015). (3) terapi murattal lebih mudah digunakan dan bisa
maupun melalui audio MP3 (Abdurrocman, 2008). Menurut Arrum (2015), cara
berbaring di atas tempat tidur atau pada posisi nyamannya. Ketiga, pasien atau
dibacakan secara langsung. Sejalan dengan itu Kaheel (2012) mengatakan bahwa
Qur’an itu sendiri terdiri dari dua hal yaitu suara yang dihasilkan oleh terapis dan
Menurut Potter & Perry (dalam Yana, 2005) mengatakan, terapi suara
maka dapat memberikan efek terapeutik pada pasien atau orang yang
murattal Al Qur’an memiliki efek yang sama dengan terapi musik. Menurut
Chiang (2012), musik terdiri dari lima unsur penting, yaitu frekuensi (pitch),
volume (intensity), warna nada (timbre), interval, dan tempo atau durasi (rhytm).
Misalnya pitch yang tinggi, dengan rhytm cepat dan volume yang keras akan
Sebaliknya pada pitch yang rendah dengan rhythm yang lambat dan volume yang
musik biasa diawali dengan frekuensi 40 Hz, dengan asumsi dasar bahwa ini
yang sama akan memulai efek kognitif untuk terapi. Musik dengan frekuensi 40-
mengurangi nyeri, dan menimbulkan efek tenang. Menurut Nilsson (dalam, Fasa
2016), karakteristik musik yang bersifat terapi adalah musik yang nondramatis,
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dibacakan secara langsung atau
suara Al Qur’an. Frekuensi suara yang digunakan dalam proses terapi adalah
sekitar 40-60 Hz, dan untuk durasi waktu yang digunakan sekurangnya 15 menit.
dengan terapi musik. Menurut Widayarti (dalam Yana, 2015), terapi murattal
merupakan salah satu musik yang memiliki pengaruh positif bagi pendengarnya.
Heru (dalam Yana, 2015) mengatakan bahwa suara murattal dapat menurunkan
endorphin alami, dimana hormon ini akan membuat seseorang merasa bahagia,
meningkatkan perasaan rileks dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas,
depresi dapat menjaga keseimbangan zat kimia pada otak (Campbell, 2001). Suara
kemudian akan diteruskan ke sususan saraf pusat tepatnya pada sistem limbic.
Sistem limbic memiliki fungsi sebagai neurofisiologi yang berhubungan dengan
emosi, perasaan dan sensasi. Suara yang sampai pada limbic akan menurunkan
hormon stres kortisol dan suara akan membentuk gelombang alfa, merangsang
menurunkan tingkat stres pada pasien dengan gangguan depresi di Rumah Sakit
efek yang sama dengan terapi musik. Suara Al Qur’an dapat menurunkan hormon
terdapat kandungan makna dari setiap ayat yang ada di dalamnya. Menurut
Su’dan (1997) banyak sekali ayat-ayat dalam Al Qur’an yang bisa digunakan
(2008), banyak kata di dalam Al Quran yang bermakna positif dan sebagai
persoalan salah satu langkah yang dilakukan adalah membacakan beberapa ayat
sedang dihadapi.
kejiwaan manusia yang secara teoritik dapat dijadikan dasar acuan psikoterapi
untuk mengatasi gangguan jiwa. Zahrani (dalam Mar'ati dan Chaer, 2016)
konsep pahala, hukuman maupun kisah yang semuanya dapat menjadi pelajaran
guna mengobati gangguan jiwa. Selanjutnya Sholeh (dalam Mar'ati dan Chaer,
kesalahan pola pikir dan memberikan penguatan positif pada orang dengan
Artinya:
Menurut Shihab (1999), ayat ini mengajarkan pada manusia untuk tidak
merasa lemah dan tidak bersedih hati atas musibah yang menimpa manusia.
Dalam ayat ini juga terkandung makna yang memberikan nasehat pada manusia
untuk tidak meratapi orang-orang yang telah meninggal. Menurut Hawari (2002),
ayat ini memberikan penguatan dan pendidikan pada manusia agar dalam
menghadapi permasalahan hidup ini hendaknya tetap tegar dan tidak mudah jatuh
dalam depresi.
Artinya:
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
adalah perisai dan senjata orang-orang beriman dalam menghadapi beban dan
tantangan hidup. Itulah ujian yang akan dihadapi manusia berupa perasaan takut
pada musuh, kelaparan, kekurangan bekal, harta, jiwa dan buah-buahan. Tidak ada
yang melindungi manusia dari ujian-ujian berat itu selain jiwa kesabaran.
manusia bahwa tiada hidup tanpa cobaan, oleh karena itu perbanyaklah kesabaran
Artinya:
kesabaran dalam menghadapi cobaan hidup. Dalam ayat ini Allah telah menguji
berdusta sesuai dengan apa yang diketahuinya berdasarkan ilmu-Nya yang azali.
َ طأْنَاا
ۚاربَّنَاا َ َاال اتُؤَاخِ ذْنَااإِ ْن انَسِينَااأ َ ْو اأ َ ْخَ ۗاربَّنَ تا ْ َسبَ َ علَ ْي َهاا َمااا ْكت
او َا
َ ت َ َسعَ َهااۚالَ َهاا َمااك
ْ َسب ُ سااإِ َّل
ْ او ً اَّللا ُ انَ ْف
َّ ِف ُ َِّل ايُ َكل
عنَّااَ ْف ا
ُ اواع َ ۖطاقَةَا الَنَا ابِ ِهاَ او َل ات ُ َح ِّم ِْلنَا ا َما َال ا
َ اربَّنَا َ علَ ْينَا اإِص ًْرا ا َك َما ا َح َم ْلتَهُ ا
َ ۚعلَى االَّذِينَ ام ِْن اقَ ْب ِلنَاا َ َو َل ات َ ْحم ِْل ا
ْ ىاالقَ ْو ِم
االكَاف ِِرينَا ْ َعل ُ ار َح ْمنَااۚاأ َ ْنتَ ا َم ْو َلنَاافَا ْن
َ ص ْرنَاا َ َوا ْغِاف ْرالَن
ْ َااو
Artinya:
Menurut Jalalayn (dalam Tafsir, 2017) maksud dari ayat ini adalah
dengan kemampuannya, artinya sekadar kesanggupannya. Maka dari itu ayat ini
bisa membangkitkan semangat dan motivasi dari orang yang sedang menghadapi
masalah.
ْ َعل
ىاالخَا ِشعِينَا َ يرةٌاإِ َّلا
َ ِاوإِنَّ َهاالَ َكب
َ ِص ََلة
َّ اوال َّ َوا ْستَعِينُواابِال
َ صب ِْر
Artinya:
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan yang sabar dan
dengan mengerjakan solat; dan sesungguhnya solat itu amatlah berat kecuali
kepada orang-orang yang khusyuk”
Menurut Shihab (1999), ayat ini mengajarkan pada manusia untuk
menjadikan kesabaran dan sikap menahan diri dari apa yang benci sebagai
penolong dalam menjalankan beban dan masalah yang dihadapi. Salah satu
caranya adalah dengan berpuasa, shalat dan berzikir. Sholat sangat besar
bahwa selalu ada hikmah dibalik masalah yang dihadapi. Dalam ayat ini juga
semangat dan motivasi dari manusia itu sendiri untuk keluar dari masalah yang
sedang dihadapinya.
dan keleluasaan kepada kita untuk menentukan nasib kita sendiri sesuai dengan
norma dan ajaran agama, norma sosial serta norma susila. Karena sebenarnya kita
sendiri-lah yang paling bertanggung jawab atas hidup dan nasib kita. Bukan
karena faktor lingkungan, keadaan, kondisi, ekonomi, orang lain, orang tua,
saudara, takdir, nasib dan lain sebagainya. Semua hal-hal di atas tidak bisa
dijadikan alasan atau pun kambing hitam atas kegagalan yang terjadi.
yang terdapat dalam Al Qur’an yang mengandung makna positif sebagai motivasi,
edukasi, melatih kesabaran dan hikmah dalam menghadapi cobaan hidup yang
tidak menyenangkan seperti stres, cemas, depresi dan gangguan rohani lainnya.
Dalam penelitian ini, ayat Al Qur’an yang digunakan adalah surat Al Baqarah
ayat 45, surat Al Baqarah ayat 155, surat Al Baqarah 286, surat Al Ankabut ayat
2, surat Ali Imran ayat 139, surat Al Insyirah ayat 5 dan surat Ar-ra’d ayat 11.
C. Pengaruh Terapi Murattal Untuk Menurunkan Depresi.
Depresi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat stres yang dapat
memicu peningkatan produksi hormon stress yaitu kortisol. Hormon stres kortisol
Serotonin adalah zat kimia yang terdapat pada otak yang berfungsi untuk
menenangkan dan mengatur kesimbangan mood atau suasana hati. Serotonin juga
otak dengan tubuh. Beberapa peneliti menemukan bahwa hormon stres kortisol
otak akan menghasilkan reseptor serotonin yang lebih sedikit sehingga membuat
yang sama dengan terapi relaksasi musik. Terapi murattal yang diperdengarkan
pada orang yang mengalami depresi dapat menjaga keseimbangan zat kimia pada
tepatnya pada sistem limbic. Sistem limbic memiliki fungsi sebagai neurofisiologi
yang berhubungan dengan emosi, perasaan dan sensasi. Suara yang sampai pada
limbic akan menurunkan hormon stres kortisol dan suara akan membentuk
Seperti yang dikatakan Beck (1985), simtom depresi dapat dilihat dari
berbagai simtom, salah satunya pada simtom afektif. Pada simtom afektif, orang
apatis, berkurang bahkan hilangnya perasaan cinta pada orang lain, kecemasan
akan mengaktifkan hormon endorphin alami yang ada pada otak, dimana hormon
ini akan membuat seorang merasa bahagia dan mengurangi kesedihan serta
dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh dan aktifitas
pada saat mendengar suara bacaan Al Quran, otak mengalami relaksasi yang baik
sehingga seolah-seolah sedang berada dalam keadaan tidur. Pada kondisi tersebut,
diperantarai oleh molekul NO (Nitric Oxide) yang terlibat dalam sistem auditorik
secara fisik pada perkembangan cochlea. Saraf halus cochlea ini berada
kecil inilah pusat emosi dan sistem limbik diaktifkan. Dalam proses ini NO
murattal akan memberikan efek ketenangan dalam tubuh sebab adanya unsur
meditasi, autosugesti dan relaksasi yang terkandung didalamnya. Rasa tenang ini
kemudian akan memberikan respon emosi positif yang sangat berpengaruh dalam
mendatangkan persepsi positif. Penelitian terbaru dilakukan oleh Ihsan tahun 2013
pasien depresi di RSUP. DR. Sardjito Yogyakarta. Suara bacaan Al Qur’an yang
didengarkan pada pasien depresi mampu meningkatkan kesadaran spritual
mereka. Masing-masing dari pasien dapat menjadi lebih tenang dan ikhlas
adanya Tuhan Yang Maha Kuasa mendorong mereka menjadi lebih optimis dari
masalah yang mereka hadapi serta mengubah pandangan yang negatif dari selama
apabila diperdengarkan dengan baik maka akan dapat menurunkan hormon stres
kortisol pada otak orang yang mengalami depresi. Selain itu dengan
hormon endorfin, dimana hormon ini akan membuat seseorang merasa bahagia,
mengurangi kesedihan dan relaks. Selain itu hormon endorfin yang dihasilkan dari
mendengarkan terapi murattal dapat mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas
dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah
gelombang otak.
(afeksi) depresi dapat dilihat berupa perubahan perasaan seperti penurunan mood,
Beck (1985) mengatakan depresi terjadi karena distorsi kognitif seperti pandangan
pandangan negatif terhadap masa depan. Orang dengan gangguan depresi akan
menilai jelek diri sendiri, penimpaan kesalahan pada diri sendiri (meyakini dirinya
sebagai sumber permasalahan) dan ketidakmampuan seseorang dalam mengambil
keputusan.
merupakan kumpulan ayat-ayat yang memiliki satu kata yang sama. Banyak kata
di dalam Al-Quran yang bermakna positif dan sebagai petunjuk bagi manusia, lalu
negatif seseorang pada suatu masalah. Kesalahan dalam pola pikir akan
makna sebagai obat dan petunjuk (psikoedukasi) bagi umat manusia (Ihsan,
2013).
kesedihan diantaranya adalah surat Ali Imran ayat 139. Shihab (dalam Tafsir,
2017), ayat ini mengajarkan pada manusia untuk tidak merasa lemah dan tidak
bersedih hati atas musibah yang menimpa manusia. Dalam ayat ini juga
terkandung makna yang memberikan nasehat pada manusia untuk tidak meratapi
orang-orang yang telah meninggal. Menurut Hawari (2002), ayat ini memberikan
hidup ini hendaknya tetap tegar dan tidak mudah jatuh dalam depresi . Adapun
penguatan positif dan nasehat bagi orang depresi yang mengalami kesedihan.
Simtom depresi selanjutnya menurt Beck adalah simtom kognitif yaitu
memiliki pandangan negatif terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa depan.
Simtom ini termasuk menilai jelek diri sendiri, distorsi citra tubuh dan harapan
negatif. Bagian kedua adalah penimpaan kesalahan kepada diri sendiri. Penderita
Al Baqarah ayat 286. Menurut Jalalayn (dalam Tafsir, 2017), maksud dari ayat ini
pembacaan makna ayat ini bisa membangkitkan semangat dan motivasi dari orang
yang sedang menghadapi masalah dan merubah cara pandang orang terhadap
suatu masalah yang dihadapi. Selain itu ada juga surat Ar-ra’d ayat 11. Menurut
Shihab (1999), dari ayat ini Allah memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada
kita untuk menentukan nasib kita sendiri sesuai dengan norma dan ajaran agama,
norma sosial serta norma susila, sebab kita sendirilah yang paling bertanggung
jawab atas hidup dan nasib kita, bukan karena faktor lingkungan, keadaan,
kondisi, ekonomi, orang lain, orang tua, saudara, takdir, nasib dan lain
sebagainya. Surat Al Baqarah ayat 155 juga berkaitan dengan berfikir. Hawari
hidup tanpa cobaan, oleh karena itu perbanyaklah kesabaran agar mempu
seperti makan dan minum, timbulnya hasrat untuk mati dan meningkatnya
ketergantungan pada orang lain. Pada orang depresi terlihat adanya penurunan
dan sebagai motivasi bagi orang depresi dimana pada orang depresi tidak adanya
minat dan keinginan untuk melakukan aktivitas. Menurut Shihab (1999), dari ayat
ini Allah memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada kita untuk menentukan
nasib kita sendiri sesuai dengan norma dan ajaran agama, norma sosial serta
norma susila, karena sebenarnya kita sendiri-lah yang paling bertanggung jawab
atas hidup dan nasib kita, bukan karena faktor lingkungan,d keadaan, kondisi,
ekonomi, orang lain, orang tua, saudara, takdir, nasib dan lain sebagainya. Ayat
ini memberikan semangat dan motivasi pada manusia untuk bangkit dari masalah
agar bisa merubah diri pada keadaan yang lebih baik. Ayat ini memberikan
harapan dan penguatan positif bagi orang yang mengalami cobaan hidup.
dan keinginan untuk lari, berembunyi atau mati. Pada simtom perilaku, aktifitas
individu tidak seperti biasanya dalam bentuk retardasi atau agitasi. Simtom
Menurut Shihab (1999), ayat ini memberikan penjelasan pada manusia bahwa
selalu ada hikmah dibalik masalah yang dihadapi. Dalam ayat ini juga dijelaskan
dan motivasi dari manusia itu sendiri untuk keluar dari masalah yang sedang
dihadapinya.
terhadap berbagai masalah rohani atau gangguan kejiwaan. Fungsi dan tujuan
manusia. Cara penyampainnya dengan penuh kasih sayang dan tidak mengundang
perdebatan. Dalam hal ini makna ayat Al Qur’an bisa mengembalikan kesalahan
perlindungan dan sebagai doa agar senantiasa dapat terhindar dan terlindungi dari
pengobatan dan penyembuhan terhadap penyakit fisik dan spiritual. Erlina (2007)
dapat meningkatkan motivasi dan mengubah perilaku manusia. Selain itu makna
ayat Al Qur’an juga bisa dijadikan sebagai edukasi dan penguat serta petunjuk dan
pegangan bagi manusia. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Hakim
yang mengandung makna positif yang bermanfaat untuk orang yang mengalami
kesalahan berfikir pada orang yang depresi yang serta melatih kesabaran terhadap
masalah yang dialami. Makna ayat Al Qur’an memiliki kandungan yang bisa
Selain itu ayat Al Qur’an juga merupakan petunjuk dan pegangan bagi manusia
perasaan, aktifitas, psikologis dan sosial seseorang dari hari kehari dan minggu
keminggu. Penelitian ini mengacu pada definisi dari teori Beck yang menyatakan
bahwa depresi menunjuk pada suasana mood yang depresif, konsep diri yang
keinginan mati atau ide bunuh diri serta meningkatnya ketergantungan pada orang
Menurut Beck (1985), jenis depresi dibagi dalam tiga tingkatan yaitu
depresi ringan, depresi sedang dan depresi berat dan lama episode sekurang-
harus dipenuhi oleh setiap tingkatan. Pada depresi ringan gejalanya tidak terlalu
nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga.
Pada depresi berat dapat diikuti oleh adanya waham dan halusinasi yang
bahwa depresi terjadi karena adanya perubahan pada neurokimia pada otak dan
mengalami depresi berawal dari ketidakseimbangan zat kimia pada otak yang
terjadi akibat stres yang dapat memicu peningkatan produksi hormon stress yaitu
kortisol. Hormon stres kortisol ini dapat merusak dan membuat hippocampus
menjadi lebih kecil sehingga memiliki reseptor serotonin lebih sedikit. Serotonin
adalah zat kimia otak yang menenangkan dan membantu mengatur tindakan dan
komunikasi antara saraf di otak dengan tubuh yang mendorong untuk beraktivitas.
karena distorsi kognitif atau proses berfikir yang melakukan interpretasi yang
salah dan menyimpang dari realita. Beck (1985), mengatakan bahwa depresi dapat
digambarkan sebagai cognitive triad tentang pikiran negatif terhadap diri sendiri,
terhadap lingkungan dan terhadap masa depan. Seorang yang mengalami depresi
akan membuat interpretasi yang salah terhadap kenyataan yang ada dengan cara
yang negatif, yaitu memfokuskan pada aspek negatif terhadap setiap situasi,
harapan yang pesimistis dan putus asa tentang masa depan. Seseorang yang
rasa rendah diri, hal ini yang menyebabkan konsep diri yang positif tertutupi.
terjadi akibat krisis spiritual dan pemahaman yang keliru seseorang terhadap
biologi, selain menggunakan obat anti depresan, penanganan depresi juga dapat
dilakukan dengan memasukkan energi positif dalam tubuh salah satunya adalah
pada pola pikir negatif, identifikasi pikiran otomatis dan keyakinan yang salah dan
mengubahnya ke pola yang lebih tepat, serta menemukan pikiran alternatif yang
terapi psikoreligius berbentuk berbagai ritual keagamaan yang dalam agama Islam
elemen harapan dan support sosial yang berkontribusi secara adaptif dalam
media terapi karena bisa menfasilitasi teori biologis, kognitif dan spiritual jika
dibandingkan dengan terapi psikorelius lain seperti sholat, zikir atau puasa. Terapi
dapat juga dilakukan dengan membacakan ayat Al Qur’an secara langsung pada
orang depresi. Menurut Eerikeinen (2016), frekuensi suara yang bisa digunakan
sebagai terapi adalah 40 Hz, sebab frekuensi ini adalah frekuensi dasar di talamus,
sehingga stimulasi getaran dengan frekuensi yang sama akan memulai efek
kognitif untuk terapi. Musik dengan frekuensi 40-60 Hz juga telah terbukti
penyebab depresi. Terapi murattal memiliki efek yang sama dengan suara musik.
Suara yang dihasilkan oleh Al Qur’an apabila diperdengarkan dengan baik maka
akan dapat merangsang hipotalamus untuk mengeluarkan hormon endorfin,
dimana hormon ini akan membuat seseorang merasa bahagia dan relaks serta
dapat mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki
(Abdurrochman, 2008).
mereka, mengarahkan mereka kepada suatu hal yang baik untuknya, dan
misinya dalam kehidupan, nilai-nilai, dan moral. Menurut Su’dan (1997), ayat Al
positif, edukasi dan memperbaiki kesalahan berfikir pada orang yang depresi yang
serta melatih kesabaran terhadap masalah yang dialami. Makna ayat Al Qur’an
motivasi bagi orang yang mengalami depresi. Selain itu ayat Al Qur’an juga
sehingga manusia bisa menjalani kehidupan sesuai dengan ketentuan yang ada
pada Al Qur’an.
Menurut Beck (1985), orang depresi mengalami distorsi kognitif.
Pertama, orang yang mengalami depresi memiliki pandangan negatif pada diri
sendiri seperti merasa tidak mampu atau merasa tidak berguna. Dalam hal ini ayat
salah tersebut melaui surat Ali Imran ayat 139 yang menganjurkan manusia untuk
tidak bersikap lemah dan bersedih hati. Kedua, orang yang depresi memiliki
kegagalan dan kehilangan. Dalam hal ini ayat Al Qur’an surat Al Insyirah ayat 5
memberikan motivasi pada manusia, bahwa dibalik kesusahan itu ada kemudhan.
Ketiga, orang yang mengalami depresi memiliki pandangan negatif tentang masa
depan sebagai kegagalan dan tidak ada harapan. Dalam hal ini Al Qur’an dalam
surat Al Baqarah ayat 286 menjelaskan bahwa masalah yang diberikan manusia
sehat secara spiritual kemudian juga secara sosial karena kesehatan spiritual
neurokimia pada otak, distorsi kognitif dan krisis spiritual. Depresi ditandai
dengan sebagai sebuah kemerosotan perasaan, aktifitas, psikologis dan sosial
penyebab depresi. Terapi murattal juga dapat menghasilkan hormon serotonin dan
endorfin dimana hormon ini akan membuat orang akan menjadi lebih bahagia dan
dijadikan sebagai motiviasi, edukasi dan terapi kognitif yang dialami oleh orang
seseorang terhadap stres dari masalah yang dihadapi serta meningkatkan kekuatan
Adapun kerangka teoritis dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar
dihalaman berikut:
Orang dengan gangguan depresi Pemberian Intervensi Terapi Murattal.
Terjadinya peningkatan hormon stres Terapi suara Al Qur’an jika diperdengarkan pada orang
kortisol pada otak. yang mengalami depresi dapat menurunkan hormon-
Otak kurang memproduksi hormon hormon stress penyebab depresi.
serotonin dan endorfin. Suara Al Qur’an yang diperdengarkan akan membentuk
Simtom Emosional gelombang alfa, merangsang pelepasan hormon serotonin
(Perubahan pada perasaan berupa sehingga memberikan efek relaksasi, menurunkan
kesedihan, apatis, kecemasan dll). insomnia, merubah mood menjadi positif serta
Simtom Kognitif menurunkan depresi.
(Kesalahan berfikir berupa pandangan Lantunan suara Al Qur’an akan menghasilkan hormon
negatif terhadap diri sendiri, lingkungan enodorfin, dimana hormon ini akan membuat seseorang
dan masa depan). akan merasa bahagia.
Simtom Motivasional Al Qur’an mengandung makna positif sebagai edukasi,
(Tidak adanya keinginan untuk memperbaiki kesalahan berfikir dan petunjuk bagi
melakukan aktivitas) manusia.
Simtom Perilaku Al Qur’an mengandung makna positif sebagai motivasi,
(menarik diri dari lingkungan, penguatan positif, pembentukan perilaku baru dan sebagai
bersembunyi dan penurunan aktivitas. petunjuk dalam kehidupan.
Simtom Vegetatif Makna positif dalam ayat Al Qur’an dapat menghasilkan
(Kehilangan nafsu makan dan insomnia). sebuah harapan baru, penguatan positif serta dapat
membangkitkan kekuatan spiritual.
Penurunan Depresi:
Biologis (Otak).
Hormon stres kortisol menurun.
Meningkatkan hasil hormon endorfin dan serotonin
Emosional :
Perasaan akan menjadi lebih tenang dan relaks.
Kesedihan, apatis dan kecemasan akan berkurang, karena mendengarkan suara Al Qur’an akan menghasilkan
hormon enodorfin, dimana hormon ini akan membuat seseorang akan merasa bahagia.
Kognitif:
Bisa berfikir lebih realistis dan positif.
Motivasional:
Akan menjadi lebih bersemangat dan memiliki motivasi untuk menjalani kehidupan
Perilaku:
Aktif bekerja, bersemangat, terbuka dengan orang lain dan bersosialisasi.
Spiritual:
Meningkatkan dan membangkitkan kekuatan spiritual dalam mengahadapi gangguan psikologis
Simtom Vegetatif:
Adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan diri
E. Hipotesis
1. Ada perbedaan skor depresi antara sebelum dan setelah diberikannya Terapi
2. Skor depresi (post test) pada kelompok eksperimen lebih rendah dibandingkan
dengan skor depresi (post test) pada kelompok kontrol yang tidak mendapatkan
Terapi Murattal.