KEJANG DEMAM
Topik : Kejang Demam
Sasaran : Keluarga pasien
Tempat : Ruang Tulip 3 RSUD SIDARJO
Hari : Sabtu, 12 Februari 2022
Waktu : 25 menit
5. MEDIA
1. Leaflet
2. Flip chart
6. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta
1. 5 menit Pembukaan :
Mengucapkan salam pembuka Menjawab salam
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan maksud dan tujuan dilakukan Mendengarkan
penyuluhan
Menanyakan kepada peerta sejauh mana Menjawab pertanyaan
pemahaman tentang materi yang akan penyuluh
disampaikan
2. 10 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan pengertianKejang Demam Memperhatikan
Menjelaskan penyebabKejang Demam Memperhatikan
Menjelaskan perjalanan penyakit Kejang Memperhatikan
Demam
Menjelaskan tanda dan gejala Kejang Demam Memperhatikan
Menyebutkan Menjelaskan macam-macam Memperhatikan
Kejang Demam
Menjelaskan penatalaksanaan Kejang Demam Memperhatikan
Menjelaskan pemeriksaan diagnostik Kejang Memperhatikan
Demam
3. 10 menit Penutup :
Menggali pengetahuan peserta tentang materi Menjelaskan tentang materi
yang telah disampaikan. Kejang Demam yang telah
disampaikan.
Menyimpulkan hasil kegiatan penyuluhan Mendengarkan
Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
7. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Kesiapan materi
Kesiapan SAP
Kesiapan media : Leaflet
Peserta hadir di tempat penyuluhan
Penyelenggaraan dilaksanakan di Ruang IGD
2. Evaluasi Proses
Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
Suasana penyuluhan tertib
Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
MATERI PENYULUHAN
B. Penyebab Kejang Demam
Bangkitan kejang pada bayi dan anak disebabkan oleh kenaikan suhu badan yang tinggi
dan cepat, yang disebabkan oleh infeksi diluar susunan syaraf pusat misalnya : tonsilitis
ostitis media akut, bronchitis, dll
Kejang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi patologis, termasuk tumor otak, trauma,
bekuan darah pada otak, meningitis, ensefalitis, gangguan elektrolit, dan gejala putus
alkohol dan obat gangguan metabolik, uremia, overhidrasi, toksik subcutan dan anoksia
serebral. Sebagian kejang merupakan idiopati (tidak diketahui etiologinya).
a. Intrakranial
Asfiksia : Ensefolopati hipoksik – iskemik
Trauma (perdarahan) : perdarahan subaraknoid, subdural, atau intra ventricular
Infeksi : Bakteri, virus, parasit
Kelainan bawaan : disgenesis korteks serebri, sindrom zelluarge, Sindrom Smith –
Lemli – Opitz.
b. Ekstra cranial
Gangguan metabolik : Hipoglikemia, hipokalsemia, hipomognesemia, gangguan
elektrolit (Na dan K)
Toksik : Intoksikasi anestesi lokal, sindrom putus obat.
Kelainan yang diturunkan : gangguan metabolisme asam amino, ketergantungan dan
kekurangan produksi kernikterus.
c. Idiopatik
Kejang neonatus fanciliel benigna, kejang hari ke-5 (the fifth day fits)
C. Perjalanan penyakit Kejang Demam
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi
CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid
dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui
dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na+) dan
elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi ion K+ dalam sel neuron
tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedang di luar sel neuron terdapat keadaan sebalikya.
Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka terdapat
perbedaan potensial membran yang disebut potensial membran dari neuron. Untuk
menjaga keseimbangan potensial membran diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K
ATP-ase yang terdapat pada permukaan sel.
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh :
a. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular\
b. Rangsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme, kimiawi atau aliran listrik
dari sekitarnya
c. Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan
Pada keadaan demam kenaikan suhu 1oC akan mengakibatkan kenaikan metabolisme
basal 10-15 % dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada anak 3 tahun sirkulasi
otak mencapai 65 % dari seluruh tubuh dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15
%. Oleh karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel
neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium
akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga
dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan
“neurotransmitter” dan terjadi kejang. Kejang demam yang berlangsung lama (lebih dari
15 menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk
kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat
disebabkan oleh metabolisme anerobik, hipotensi artenal disertai denyut jantung yang
tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang disebabkan makin meningkatnya aktifitas
otot dan mengakibatkan metabolisme otak meningkat.
F. Pengobatan
Pengobatan
a. Pemberian cairan IV dengan cairan yang mengandung glukosa
b. Bila kejang sangat lama, sehingga terdapat kemungkinan terjadinya
d. edema otak. Diberikan kortikosteroid sepeti kortison 20-30 mg/Kg BB atau
glukokortikoid seperti deksametason ½ – ampul setiap 6 jam sampai keadaan membaik.
e. Berikan diazepam secara IV / Rectal untuk menghentikan kejang
f. Pemberian Fenobarbital secara IV
g. Untuk menghentikan status kovulsivus diberikan difenilhidantion secara IV
Penatalaksanaan Keperawatan
a. Pertahanan suhu tubuh stabil
b. Menjelaskan cara perawatan anak demam
c. Melakukan dan mengajarkan pada keluarga cara kompres panas serta menjelaskan
tujuan
d. Beri terapi anti konvulsan jika diindikasikan. Terapi konvulsan dapat diindikasikan
pada anak-anak yang memenuhi kriteria tertentu antara lain : kejang fokal atau kejang
lama, abnormalitas neurology, kejang tanpa demam, derajat pertama, usia dibawah 1
tahun dan kejang multiple kurang dari 24 jam.
G. Pemeriksaan Penunjang
a. MRI (Magnetic Resenance Imaging ) Menentukan adanya perubahan / patologis SSP
b. Rontgen Tengkorak, Tidak banyak mebantu untuk mendiagnosa aktivitas kejang
kecuali untuk mengetahui adanya fraktur
c. Pemeriksaan Metabolk (Pemeriksaan Laboratorium ) Meliputi :
Glukosa darah
Kalsium fungsi ginjal dan hepar
Pemeriksaan adanya infeksi : test widal, lumbal fungsi\
Kecepatan sedimentasi, hitung platelet
Pemeriksaan serologi imunologi
d. EEG Sangat bermanfaat untuk menentukan diagnosa kejang dan menentukan lesi serta
fungsi neurology (Ngastiyah, 1995).
DAFTAR PUSTAKA
Sumijati M.E, dkk, 2000, Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang Lazim Terjadi
Pada Anak, PERKANI : Surabaya.