Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi Penyuluhan : Kejang Demam


Pokok Bahasan : Kejang Demam Pada Anak
Sub Pokok Bahasan : Penanganan Kejang Demam Pada Anak
Hari/Tanggal : Jumat, 13 Desember 2019
Waktu : 20 menit
Sasaran : Orang tua anak
Penyuluh : Rizkyana Dewi SA
Tempat : RSD Gunung Jati Cirebon

A. LATAR BELAKANG
Angka kematian balita di dunia mengalami penurunan cukup signifikan dalam 10
tahun terakhir termasuk di beberapa negara miskin. Meski demikian, target Millenium
Development Goals yang harus dicapai tahun 2015 diperkirakan masih jauh. Badan
WHO yang mengurusi anak-anak, Unicef mengungkap pada tahun 2010 tercatat jumlah
kematian anak di bawah usia 5 tahun (balita) sebanyak 7,6 juta. Angka ini jauh lebih
rendah dibandingkan angka tahun 1990, yaitu sekitar 12.000 kasus/hari dibandingkan 10
tahun silam. Sementara jika dibandingkan dengan angka kelahiran, angka kematian balita
berkurang dari 88 kasus menjadi 57 kasus tiap 100.000 kelahiran hidup mencapai 12 juta
kematian. Beberapa negara memang masih mencatat angka kematian yang cukup tinggi,
bahkan hampir 50 persen dari angka kematian balita di seluruh dunia terkonsentrasi di 5
negara. Kelima negara tersebut adalah India, Nigeria, Kongo, Pakistan dan China (WHO,
2011).
Menurut data tahun 2008 di Indonesia, angka kematian balita adalah sebesar 44 per
1000 kelahiran hidup, atau ada lebih dari 200.000 balita Indonesia yang meninggal setiap
tahunnya. Sedangkan di Malaysia, dengan angka kematian balita sebesar 6.1 kematian
per 1000 kelahiran hidup, ada 3.694 kematian balita, jauh lebih sedikit dari pada
Indonesia. Sementara di Filipina, yang juga merupakan negara kepulauan dengan
penduduk yang besar, ada sekitar 85.400 kematian balita, tidak sampai setengah dari
angka kematian di Indonesia. Angka kematian bayi di bawah usia 1 tahun (Angka
Kematian Bayi) di Indonesia adalah sebesar 34 kematian per 1000 kelahiran hidup.
Dengan kata lain, ada sekitar 157.000 kematian anak setiap tahunnya. Dibandingkan
dengan negara Asia Tenggara lainnya, angka ini jauh lebih dari Malaysia (3.633
kematian anak per tahun) dan dari Filipina (67.092 kematian anak per tahun). Penyebab
kematian utama anak balita adalah : Diare, Pneumonia, Malaria (di daerah Endemis
Malaria),Campak (The Lancet, 2007).
UNICEF telah memainkan peranan yang besar dalam memperingatkan dunia
mengenai beban yang sangat berat akibat penyakit dan kematian yang dialami oleh anak-
anak di dunia. Bagaimanapun, dalam beberapa dekade penanganan masalah ini
diperkirakan bahwa di seluruh dunia 12 juta anak mati setiap tahunnya akibat penyakit
atau malnutrisi dan paling sering gejala awalnya demam (Anderson, 2007).
B. TUJUAN
2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan kepada setiap orangtua dapat mengerti
dan memahami tentang kejang demam pada anak.\
2.2 Tujuan Khusus
1. Keluarga dapat menjelaskan pengertian kejang demam pada anak.
2. Keluarga dapat menjelaskan penyebab kejang demam pada anak.
3. Keluarga dapat merawat klien yang mengalami kejang demam.

C. METODE
 Ceramah
 Diskusi/tanya jawab

D. MEDIA PENYULUHAN
 Clip Chart

E. KEGIATAN PENYULUHAN

Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens Waktu

Menjawab salam
Pendahuluan
Mendengar
Mengucapkan salam
Mendengar dan menit
Memperkenalkan diri memperhatikan
20 menit
Menjelaskan latar belakang dan tujuan Mengemukakan
intruksional umum pendapat 5 menit
Kegiatan inti memperhatikan,
mendengar dan
Menggali pengetahuan klien memahami
Menjelaskan pengertian demam kejang mendengarkan dan
Menjelaskan penyebab kejang demam memperhatikan

Menjelaskan klasifikasi kejang demam mendengarkan dan


memperhatikan
Menjelaskan manifestasi klinis /tanda gejala
demam kejang mendengarkan dan
memperhatikan
Menjelaskan prognosis demam kejang
Mendengarkan dan
Menjelaskan penatalaksanaan demam memperhatikan
kejang
Mendengarkan dan
Memberi kesempatan pada audiens untuk memperhatikan
bertanya
Bertanya
Menjawab pertanyaan dan menjelaskan
jawaban untuk audiens Mendengarkan
dengan penuh
Menguatkan pendapat audiens seksama

Penutup Mendengarkan

Bersama audiens menyimpulkan materi Ikut menyimpulkan


materi bersama
Mengevaluasi materi yang telah diberikan
Menjawab Pertanyaan
Menutup dan memberi saran
Menjawab Salam

F. EVALUASI
1. Prosedur: Essay
2. Jenis : Formatif
3. Bentuk: Lisan
4. Soal meliputi aspek :
a. Pengertian kejang demam.
b. Penyebab kejang demam.
c. Cara perawatan kejang demam.
5. Kunci jawaban :
a. Pengertian kejang demam pada anak
Kejang demam adalah bangkitan kejang pada anak, yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rectal lebih dari 38°C) yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium. Pada anak dikenal 2 macam kejang yaitu : kejang demam
sederhana dan kejang demam kompleks. Kejang demam harus dibedakan dari
epilepsy, yaitu yang ditandai dengan kejang yang berulang tanpa demam.
b. Penyebab kejang demam pada anak
Hingga kini belum diketahui dengan pasti. Demam sering disebabkan infeksi
saluran pernafasan atas, otitis media, gastroenteritis dan infeksi saluran kemih.
Kejang tidak selalu timbul pada suhuu tinggi, kadang-kadang demam yang tidak
begitu tinggi dapat menyebabkan kejang.
Pada kejang demam kompleks ditandai dengan:
 Adanya kejang disertai demam\
 Bersifat umum
 Lama kejang lebih dari 15 menit
 Kejang multiple, dalam 1 hari ada 2 atau lebih bangkitan kejang.
Pada kejang demam sederhana ditandai dengan:
 Umur anak waktu kejang pertama 4 bulan sampai 4 tahun
 Kejang bersifat umum
 Kejang berlangsung tak lebih 5 menit
 Frekuensi bangkitan kejang tak lebih 4 kali dalam setahun dan tidak multiple.
c. Perawatan pada klien yang menderita kejang demam adalah:
1. Baringkan klien pada tempat yang aman
2. Longgarkan pakaian klien sekitar kepala dan leher
3. Cegah lidah jangan sampai tergigit dan menutupi jalan nafas
4. Berikan kompres hangat pada dahi dan aksila
5. Kenakan pakaian tipis yang sudah menyerap keringat
6. Jangan berikan minum saat anak kejang
7. Segera miringkan anak setelah kejang berhenti
8. Orang tua jangan panik ketika menghadapi kejang demam panas tinggi
MATERI PENYULUHAN

a. Pengertian Kejang Demam


Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat
dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan (Betz
& Sowden,2002). Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (rectal 38ºC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. (FKUI).
Bangkitan kejang berulang atau kejang yang lama akan mengakibatkan kerusakan sel-
sel otak kurang menyenangkan di kemudian hari, terutama adanya cacat baik secara fisik,
mental atau sosial yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
Fase dari aktifitas kejang adalah fase prodromal, aura, iktal, dan posiktal. Fase
prodromal meliputi perubahan alam perasaan atau tingkah laku yang mungkin mengawali
kejang beberapa jam / beberapa hari. Fase aura adalah awal dari munculnya aktifitas
kejang dan mungkin berupa gangguan penglihatan, pendengaran atau fase raba. Fase iktal
merupakan fase dari aktifitas kejang, yang biasanya terjadi gangguan muskuloskeletal.
Fase optiakal adalah periode waktu dari kekacauan mental /somnolen/peka rangsang yang
terjadi setelah kejang tersebut.
Menurut sub bagian syaraf anak FK-UI membagi tiga jenis kejang demam, yaitu :
1. Kejang demam kompleks
Diagnosisnya :
 Umur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun
 Kejang berlangsung lebih dari 15 menit
 Kejang bersifat fokal/multipel
 Didapatkan kelainan neurologis
 EEG abnormal
 Frekuensi kejang lebih dari 3 kali / tahun
 Temperatur kurang dari 39ºC
2. Kejang demam sederhana
Diagnosisnya :
 Kejadiannya antara umur 6 bulan sampai dengan 5 tahun
 Serangan kejang kurang dari 15 menit atau singkat
 Kejang bersifat umum (tonik/klonik)
 Tidak didapatkan kelainan neurologis sebelum dan sesudah kejang
 Frekuensi kejang kurang dari 3 kali / tahun
 Temperatur lebih dari 39ºC
3. Kejang demam berulang
Diagnosisnya :
 Kejang demam timbul pada lebih dari satu episode demam

b. Penyebab Kejang Demam


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang demam berulang antara lain:
1. Usia < 15 bulan saat kejang demam pertama
2. Riwayat kejang demam dalam keluarga
3. Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal
4. Riwayat demam yang sering
5. Infeksi saluran pernafasan atas, otitis media akut, pneumonia, gastroenteritis akut,
exantema subitum, bronchitis, dan infeksi saluran kemih (Goodridge, 1987;
Soetomenggolo, 1989). Selain itu juga infeksi diluar susunan syaraf pusat seperti
tonsillitis, faringitis, forunkulosis serta pasca imunisasi DPT (pertusis) dan campak
(morbili) dapat menyebabkan kejang demam.
6. Produk toksik mikroorganisme terhadap otak (shigellosis, salmonellosis)
7. Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal oleh karena infeksi.
8. Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit
9. Gabungan dari faktor-faktor diatas

c. Tanda Dan Gejala


1. Gerakan tangan, kaki dan muka yang menyentak-nyentak atau kaku
2. Bola mata berputar ke arah belakang kepala
3. Pernafasan bermasalah
4. Hilang kesadaran
5. Mengompol
6. Muntah
7. Suhu badan meningkat - biasanya lebih dari 38.5ºC

d. Pencegahan Kejang Demam


Kebanyakan, kejang demam terjadi dihari pertama anak sakit. Seringkali kejang
demam muncul sebelum orangtua menyadari bahwa anaknya sedang sakit. Namun, jika
anda melihat akan adanya gejala kejnag demam pada anak, sebaiknya berikan parasetamol
begitu anak anda demam sehingga resiko kejang akan berkurang. Demam juga dapat
dikurangi dengan cara memperbanyak asupan cairan dan tidak memakai pakaian yang
terlalu tebal dimalam hari. Jangan memberikan aspirin yang dapat menyebabkan Reye’s
Syndrome
Obat-obatan (dengan resep dokter)yang dapat mengurangi resiko kejang, yaitu
Phenobarbital, valproic acid (depakene) dan divalproex sodium (depekote), rectal
diazepam (valium, diastat). Tetapi obat-obatan ini memiliki kelemahan karena adanya
resiko efek samping yang serius pada anak. Untuk itu, obat-obatan tersebut jarang
diberikan kepeda pasien karena sebagian besar kejang demam tidak berbahaya dan banyak
anak yang tetap tumbuh sehat walau mengalami kejang demam ini.

e. Tatalaksana Kejang Demam


1. Jika anak anda mengalami kejang demam, cepat bertindak untuk mencegah luka.
2. Letakkan anak anda di lantai atau tempat tidur dan jauhkan dari benda yang keras atau
tajam
3. Palingkan kepala ke salah satu sisi sehingga saliva (ludah) atau muntah dapat mengalir
keluar darimulut
4. Jangan menaruh apapun di mulut pasien. Anak anda tidak akan menelan lidahnya
sendiri.
5. Hubungi dokter anak anda
6. Tenang, ini merupakan prisip utama dalam menangani kasus2 kegawatan.
7. Jangan memegang anak untuk melawan kejang
DAFTAR PUSTAKA
Ngastiyah. 1997. Perawatan anak sakit. Jakarta : EGC. Anderson, Clifford R. 1996.
Dr. Mohamad Kartono. 1991. Pertolongan pertama. Jakarta Petunjuk modern kepada
kesehatan. Bandung.
Kriasa I Made, Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3: EGC Marilynn, Jakarta.
Kartika Dina, Buku Saku Pediatricia: Tosca Enterprise, jogjakarta.

Anda mungkin juga menyukai