Disusun Oleh :
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan ibu yang mempunyai anak usia 2-5
tahun mendapat pengetahuan tambahan mengenai penyakit kejang demam lebih dalam,
sehingga mengetahui cara menangani dan mampu menerapkan apa yang disampaikan
untuk mencegah penyakit kejang demam.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan ibu yang mempunyai anak usia 2-5
tahun mampu :
• Menjelaskan pengertian kejang
• Menjelaskan penyebab kejang
• Tanda dan gejala kejang demam
• Menjelaskan pencegahan kejang
• Menjelaskan tatalaksana kejang
• Mendemonstrasikan cara memberikan penanganan kejang demam
B. SASARAN
Ibu yang mempunyai anak usia 2-5 tahun yang pernah mengalami kejang demam dan
beresiko terkena kejang demam.
C. METODE
• Ceramah
• Diskusi (tanya-jawab)
D. MATERI
(terlampir)
E. MEDIA
Lembar balik (terlampir)
Leaflet (terlampir)
F. PROSES PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
.
1 Pembukaan :
5 menit
Memperkenalkan diri
Menyampaikan tujuan
dicapai
2 Penyuluhan :
balik
Menerangkan materi
3 Evaluasi :
20 menit
4 Penutup :
5 menit
Salam penutup
G. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Proses
a. Media yang digunakan adalah lembar balik dan leaflet
b. Waktu penyuluhan selama 30 menit.
c. Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di RSUD Bendan
d. Penyaji diharapkan menguasai materi dengan baik.
e. Pengorganisasian penyuluhan dipersiapkan beberapa hari sebelum penyuluhan.
f. Peserta mengikuti penyuluhan hingga penyuluhan selesai dilakukan.
g. Diharapkan peserta aktif dan antusias mengikuti proses penyuluhan sampai kegiatan
penyuluhan selesai.
2. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Kejang Demam diharapkan beberapa peserta
mampu :
a. Menjelaskan pengertian Kejang Demam
b. Menjelaskan penyebab Kejang Demam
c. Menjelaskan patofisiologi Kejang Demam
d. Menjelaskan prognosis Kejang Demam
e. Menjelaskan manifestasi klinis Kejang Demam
f. Menjelaskan klasifikasi Kejang Demam
g. Menjelaskan penatalaksanaan Kejang Demam
h. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik Kejang Demam
i. Setelah dilakukan penyuluhan tentang Kejang Demam diharapkan keluarga pasien
dan pengunjung mengerti dan memahami tentang Kejang Demam serta diharapkan
dapat melakukan perubahan perilaku hidup yang lebih sehat untuk mencegah
terjadinya Kejang Demam pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
A. DEFINISI
Kejang demam merupakan kejang yang cukup sering dijumpai pada anak–anak yang
berusia dibawah 5 tahun, gejala–gejala yang timbul dapat bermacam–macam tergantung
dibagian otak mana yang terpengaruh, tetapi kejang demam yang terjadi pada anak adalah
kejang umum.
Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat
dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan (Betz
& Sowden,2002).
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal diatas 380 C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Jadi kejang demam adalah
kenaikan suhu tubuh yang menyebabkan perubahan fungsi otak akibat perubahan potensial
listrik serebral yang berlebihan sehingga mengakibatkan renjatan berupa kejang.
B. PENYEBAB
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang demam berulang antara
lain:
1. Infeksi saluran nafas atas
2. Penyakit infeksi seperti tonsilitis/ amandel
3. Virus / kuman
4. Keracunan obat
5. Faktor keturunan
C. KLASIFIKASI
Menurut sub bagian syaraf anak FK-UI membagi tiga jenis kejang demam, yaitu :
1. Kejang demam kompleks
Diagnosisnya :
• Umur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun
• Kejang berlangsung lebih dari 15 menit
• Kejang bersifat fokal/multipel
• Didapatkan kelainan neurologis
• EEG abnormal
• Frekuensi kejang lebih dari 3 kali / tahun
• Temperatur kurang dari 39º
2. Kejang demam sederhana
Diagnosisnya :
Kejadiannya antara umur 6 bulan sampai dengan 5 tahun
Serangan kejang kurang dari 15 menit atau singkat
Kejang bersifat umum (tonik/klonik)
Tidak didapatkan kelainan neurologis sebelum dan sesudah kejang
Frekuensi kejang kurang dari 3 kali / tahun
Temperatur lebih dari 39ºC
3. Kejang demam berulang
Diagnosisnya :
Kejang demam timbul pada lebih dari satu episode demam
F. PENANGANAN
1. Baringkan klien pada tempat yang aman
2. Longggarkan pakaian klien sekitar kepala dan leher
3. Cegah lidah jangan sampai tergigit dan menutupi jalan nafas
4. Berikan kompres hangat pada dahi dan aksila
5. Kenakan pakaian tipis yang mudah menyerap keringat
6. Jangan berikan minum saat anak kejang
7. Segera miringkan anak setelah kejang berhenti
8. Orang tua jangan panik ketika menghadapi kejang demam panas tinggi
G. PENCEGAHAN
Kebanyakan, kejang demam terjadi dihari pertama anak sakit. Seringkali kejang
demam muncul sebelum orangtua menyadari bahwa anaknya sedang sakit. Namun, jika
anda melihat akan adanya gejala kejnag demam pada anak, sebaiknya berikan parasetamol
begitu anak anda demam sehingga resiko kejang akan berkurang. Demam juga dapat
dikurangi dengan cara memperbanyak asupan cairan dan tidak memakai pakaian yang
terlalu tebal dimalam hari. Jangan memberikan aspirin yang dapat menyebabkan Reye’s
Syndrome.
Obat-obatan (dengan resep dokter)yang dapat mengurangi resiko kejang, yaitu
Phenobarbital, valproic acid (depakene) dan divalproex sodium (depekote), rectal diazepam
(valium, diastat). Tetapi obat-obatan ini memiliki kelemahan karena adanya resiko efek
samping yang serius pada anak. Untuk itu, obat-obatan tersebut jarang diberikan kepeda
pasien karena sebagian besar kejang demam tidak berbahaya dan banyak anak yang tetap
tumbuh sehat walau mengalami kejang demam.