Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN
KEJANG DEMAM

Disusun Oleh :

NAMA : RIZKA NOVITASARI


NIM : 180104085

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1 PROFESI NERS


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSAPURWOKERTO
TAHUN 2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN KEJANG DEMAM

A. LATAR BELAKANG

Kejang demam adalah kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu tubuh diatas

38,40C tanpa disertai infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit pada

anak diatas usia 1 bulan, tanpa riwayat kejang demam sebelumnya (Partini, 2013).

Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak yang biasanya

terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak

pernah terbukti adanya infeksi intracranial atau penyebab tertentu (Mansjoer,

2010).

Kejang demam masih sering sekali terjadi pada anak-anak usia balita,

penanganan yang di lakukan oleh orang tua terkadang tidak tepat dan dapat

membahayakan pasien, karena itu penyuluh ingin memberikan informasi terkait

kejang demam dan penanganan kejang demam di rumah agar dapat memberikan

pengetahuan dalam menangani kejang demam.

B. TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluha nselama 20 menit di harapkan keluarga

dapat mengetahui kejang demam dan penangan kejang demam pada anak saat

di rumah.
2. TujuanKhusus

Setelah mendapatkan penkes ini, diharapkan keluarga mengetahui :

1. Mengetahui pengertian kejang demam

2. Mengetahui penyebab kejang demam

3. Mengetahui klasifikasi kejang demam

4. Mengetahui tentang tanda gejala kejang demam

5. Mengetahui cara atau penanganan kejang demam saat di rumah

C. SASARAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Keluarga pasien An. A di Ruang A7 Puspanidra RSUD Kardinah Tegal

D. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Hari dan Tanggal

Hari kamis, 2 November 2018

2. Waktu Pendidikan Kesehatan

Lama pendidikan kesehatan 20 menit

3. Tempat

Ruang Puspanidra RSUD Kardinah Tegal

E. STRATEGI KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Metode Pendidikan Kesehatan

a. Ceramah
b. Diskusi

2. Media Pendidikan

a. Leaflet

3. Rencana Kegiatan Pendidikan Kesehatan

Tahap
Kegiatan Pengajar Waktu Media
Kegiatan
Pendahuluan a. Memberi salam 3 menit
b. Menyampaikan informasi tentang
pendidikan kesehatan
c. Menyampaikan tujuan dan prosedur
pendidikan kesehatan
Penyajian Menyampaikan materi 10 menit Leaflet
a. Ceramah tentangmateri
- Pengertian kejang demam
- Penyebab kejang demam
- Klasifikasi kejang demam
- Tanda dan gejala kejang demam
- Penangan kejang demam

Diskusi dan Tanya Jawab tentang : 5 menit


evaluasi -Pengertian kejang demam
-Penangan di rumah jika anak terjadi kejang
demam
Penutup a. Memberikan apresiasi kepada keluarga 2 menit leaflet
b.Mengucapkan salam

F. EVALUASI
1. Standar Persiapan:

a. Alat : Leflet

b. Jumlah Audience : 3orang

c. Kesiapan materi :

1) Pengertian kejang demam

2) Penyebab kejang demam

3) Klasifikasi kejang demam

4) Tanda dan gejala kejang demam

5) Penangan kejang demam

2. Standar Proses :

a. 3 menit pertama : Pendahuluan

1) Memberi salam

2) Menyampaikan informasi tentang pendidikan kesehatan

3) Menyampaikan strategi pembelajaran

b. 15 menit kedua : Penyajian menyampaikan materi

1) Pengertian kejang demam

2) Penyebab kejang demam

3) Klasifikasi kejang demam

4) Tanda dan gejala kejang demam

5) Penangan kejang demam

c. 10 menit ketiga : Diskusi dan evaluasi


Tanya Jawab tentang :

1) Pengertian kejang demam

2) penangan di rumah jika anak terjadi kejang demam

3. Standar Hasil :

Audience dapat menerangkan kembali materi yang disampaikan, tentang :

a. Pengertian kejang demam

b. penangan di rumah jika anak terjadi kejang demam

MATERI KEJANG DEMAM


A. DEFINISI

.Kejang demam adalah kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu diatas 38,4 0C

tanpa disertai infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit pada anak

diatas usia 1 bulan, tanpa riwayat kejang demam sebelumnya (Partini,2013).

Kejangdemamadalahsuatukejadianpadabayiatauanak yang biasanya terjadi

antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah

terbukti adanya infeksi intracranial atau penyebab tertentu (Mansjoer, 2010).

Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai

akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang

berlebihan ( Betz & Sowden, 2009).

B. PENYEBAB DAN FAKTORRESIKO

Menurut Mansjoer, dkk (2010) :

1. Demam itu sendiri

Demam yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media,

pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak selalu timbul

pada suhu yang tinggi.

2. Efek produk toksik dari pada mikroorganisme

3. Respon alergik atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi.

4. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.

5. Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yang ringan, yang tidak diketahui atau

enselofati toksik sepintas.


C. KLASIFIKASI KEJANG DEMAM

Kejang yang merupakan pergerakan abnormal atau perubahan tonus badan

dan tungkai dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu : kejang, klonik, kejang

tonik dan kejang mioklonik.

1. Kejang Tonik

Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah

dengan masa kehamilan kurangdari 34 minggu dan bayi dengan komplikasi

prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik satu

ekstrimitas atau pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai

yang menyerupai deserebrasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah

dengan bentuk dekortikasi. Bentuk kejang tonik yang menyerupai deserebrasi

harus di bedakan dengan sikap epistotonus yang disebabkan oleh rangsang

meningkat karena infeksi selaput otak atau kernicterus.

2. Kejang Klonik

Kejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral, bilateral dengan pemulaan

fokal dan multifokal yang berpindah-pindah. Bentuk klinis kejang klonik

fokal berlangsung 1 –3 detik, terlokalisasi denganbaik, tidak disertai

gangguan kesadaran danbiasanya tidak diikuti oleh fasetonik. Bentuk kejang

ini dapat disebabkan oleh kontusio cerebri akibat trauma fokal pada bayi

besar dan cukup bulan atau oleh ensepalopati metabolik.

3. Kejang Mioklonik
Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan ekstensi dan fleksi lengan atau

keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya cepat. Gerakan tersebut

menyerupai reflekmoro. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan

saraf pusat yang luas dan hebat.

D. TANDA GEJALA

1. Kedua kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat dan

kejang-kejang selama 5 menit . bola mata berbalik ke atas

2. Gigi terkatup

3. Muntah

4. Tak jarang si anak berhenti napas sejenak.

5. Pada beberapa kasus tidak bias mengontrol pengeluaran buangairbesar/ kecil

6. Pada kasus berat, sikecil kerap tak sadarkandiri. Adapun intensitas waktu

kejang juga sangatbervariasi, dari beberapa detik sampai puluhan menit.

E. PENATALAKSANAAN DI RUMAH

Karena penyakit kejang demamsulit di ketahui kapan munculnya, maka orang

tua atau pengasuh anak perlu di beri bekal untuk memberikan tindakan awal pada

anak yang mengalami kejang demam. Tindakana walituantara lain:

1. Saat timbul serangan kejang segera pindahkan anak ketempat yang aman

seperti di lantai yang di beri alas lunak tapi tipis, jauh dari benda-benda

berbahaya seperti gelas, pisau.

2. Posisi kepala anak hiperekstensi, pakaian di longgarkan. Kalau takut lidah

anak menekuk atau tergigit maka di berikan tong spatel yang di bungkus
dengan kasa atau kain, kalau tidak ada dapat di berikan sendok makan yang di

balut dengan kasa atau kain bersih

3. Fentilasi ruangan harus cukup. Jendela dan pintu di buka supaya terjadi

pertukaran oksigen lingkungan.

4. Kalau anak mulutnya masih dapat di buka sebagai pertolongan awal dapat di

berikan antipiretik seperti aspirin (maksimal sehari 3 kali).

5. Kalau memungkinkan sebaiknya orang tua atau pengasuh di rumah

menyediakan diazepam (melalui dokter keluarga) sehingga saat serangan

kejang anak dapat di berikan.

6. Kalau beberapa menit kemudian tidak membaik atau tidak tersedianya

diazepam maka segera bawa anak ke Rumah Sakit (Sukarmin 2009).

F. PENCEGAHAN

Kekambuhan berulang dan pencegahan segera saat kejang berlangsung.

1. Tersedianya obat penurun panas yang didapat atas resep dokter

2. Tersedianya obat pengukur suhu dan catatan penggunaan termometer, cara

pengukuran suhu tubuh anak, serta keterangan batas-batas suhu normal pada

anak ( 36-37ºC)

3. Anak diberiobat anti piretik bila orang tua mengetahuinya pada saat mulai

demam dan jangan menunggu sampai meningkat

4. Memberikan kompres hangat.

G. HAL YANG DAPAT DILAKUKAN ORANG TUA


1. Segera beri obat penurun panas begitu suhu tubuh anak melewati angka

37,5OC.

2. Kompres dengan lap hangat (yang suhunya kurang lebih sama dengan suhu

badan si kecil). Jangan kompres dengan air dingin, karena dapat menyebabkan

“korsleting”/benturan kuat di otak antara suhu panas tubuh si kecil dengan

kompres dingin tadi.

3. Agar si kecil tidak cedera, pindahkan benda-benda keras atau tajam yang

berada dekat anak. Tak perlu menahan mulut si kecil agar tetap terbuka

dengan mengganjal/menggigitkan sesuatu di antara giginya. Miringkan posisi

tubuh si kecil agar penderita tidak menelan cairan muntahnya sendiri yang

bisa mengganggu pernapasannya.

4. Jangan memberi minuman/makanan segera setelah berhenti kejang karena

hanya akan berpeluang membuat anak tersedak.

DAFTAR PUSTAKA
Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2012.BukuSakuKeperawatanPediatri. Jakarta:
EGC

Ngastiyah. 2013. PeerawatanAnakSakit. Jakarta:EGC

Sacharin Rosa M. 2012.PrinsipKeperawatanPediatrik. Alihbahasa :Maulanya


R.F. Jakarta : EGC

Partini, 2013.Kiatpraktisdalampediatrikklinis, Jakarta: IkatanDokterAnak


Indonesia

Anda mungkin juga menyukai