Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KEJANG DEMAM

Pokok Bahasan : Ilmu Penyakit Dalam

Topik : Kejang Demam

Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian kejang demam

2. faktor resiko kejang demam

3. Penyebab dari kejang demam

4. Gejala kejang demam

5. Tindakan apabila terjadi kejang demam

Sasaran : Masyarakat Dusun Cipantaran

Hari/ Tanggal : Jum’at, 24Agustus 2007

Tempat : Balai Dusun Cipantaran Desa Cibeureum KecBanjar

Kota Banjar

Pukul : 13.00 WIB

I. Tujuan Instruksional

a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 1 x 30 menit, masyarakat mampu

memahami kejang demam dan penanganannya

b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mendapatkan penyuluhan, keluarga mampu :

1. Menyebutkan pengertian kejang demam

2. Menyebutkan faktor resiko kejang demam

3. Menyebutkan etiologi/ sebab dari kejang demam


4. Menyebutkan gejala kejang demam

5. Menjelaskan tindakan apa yang dilakukan apabila terjadi kejang

demam

II. Metode

Ceramah, tanya jawab dan diskusi

III. Media

Leaflet

IV. Materi

Terlampir

V. Kegiatan

No. Komunikator Komunikan


Pre Interaksi (5 menit)
1 Memberi salam dan Menjawab salam
memperkenalkan diri
2 Menjelaskan tujuan penyuluhan dan Mendengarkan
tema penyuluhan.
3 Apersepsi dengan menanyakan Mendengarkan dan
gejala dan pengetahuan masyarakat Menjawab
mengenai kejang demam

Isi (20 menit)


4 Menjelaskan materi penyuluhan Mendengarkan
mengenai pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, cara penanganan
pada kejang demam.
5 Memberikan kesempatan kepada Mengajukan pertanyaan
komunikan untuk bertanya tentang
materi yang disampaikan.
6 Penutup (5 menit)
Memberikan pertanyaan akhir Menjawab
sebagai evaluasi.
7 Menyimpulkan bersama-sama hasil Mendengarkan
kegiatan penyuluhan.
8 Menutup penyuluhan dan Menjawab salam
mengucapkan salam.

Lampiran

MATERI

Pengertian

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu

tubuh (suhu rectal lebih dari 380C) yang disebabkan oleh suatu proses

ekstrakranium menurut consensus Statement on Febrile Seizures (1980) kejang

demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak biasanya terjadi antara umur 3

bulan dan 5 tahun berhubungna dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya

infeksi intracranial atau penyebab tertentu. Anak yang pernah kejang tanpa

demam dan bayi berumur kurang dari 4 minggu tidak termasuk. Kejang demam

harus di bedakan dengan epilepsy, yaitu yang ditandai dengan kejang berulang

tanpa demam.

Akhir-akhir ini, kejang demam diklarifikasikan menjadi 2 golongan yaitu

kejang demam sederhana yang berlangsung kurang dari 15 menit dan umum, dan

kejang demam komplek yang berlangsung lebih dari 15 menit, focal, multiple,

(lebih dari 1 kali kejang dalam 24 jam). Disini anak sebelumnya dapat

mempunyai kelainan neurology atau riwayat kejang demam atau kejang tanpa

demam dalam keluarga.

Epidemiologi

Kejadian kejang demam diperkirakan 2-4 % di Amerika Serikat, amerika

selatan, dan Eropa Barat.di Asia dilaporkan lebih tinggi, kira-kira 20% kasus

merupakan kasus kejang demam komplek. Umumnya kejang demam timbul pada
tahun kedua kehidupan (17-23 bulan). Kejang demam sedikit lebih sering pada

laki-laki.

Faktor Resiko

Faktor resiko pada kejang demam pertama yang penting adalah demam.

Selain itu terdapat faktor riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara

kandung, perkembangan terlambat, problem pada perkembangan pada masa

neonatus, anak dalam perawatan khusus, dan kadar natrium rendah. Setelah

kejang demam pertama, kira-kira 30% anak akan mengalami 1 kali rekurensi atau

lebih, dan kira-kira 9% anak mengalami 3 kali rekurensi atau lebih, resiko

rekurensi meningkat dengan usia dini, cepatnya anak mendapat kejang setelah

demam timbul, temperature yang rendah saat kejang, riwayat keluarga kejang

demam, dan riwayat keluarga epilepsy.

Etiologi

Hingga kini belum diketahui dengan pasti. Demam sering disebabkan

infeksi saluran pernapasan atas, otitismedia, pneumonia, gatroentritis, dan infeksi

saluran kemih. Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi. Kadang –kadang

demam yang tidak terlalu tinggi dapat menyebabkan kejang.

Manifestasi Klinis

Umumnya kejang demam berlangsung singkat, Bentuk kejang yang lain

dapat juga terjadi seperti mata terbalik ke atas dengan disertai kekakuan atau
kelemahan, gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan, atau hanya

sentakan atau kekakuan fokal.

Sebagian besar kejang berlangsung kurang dari 5 menit dan kurang dari 8

% berlangsung lebih dari 15 menit. Sering kali kejang berhenti sendiri. Setelah

kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah

beberapa detik atau menit, anak terbangun dan sadar kembali tanpa defissit

neurologis. Kejang dapat diikuti hemifaresis sementara (hemifaresis todd) yang

berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Kejang unilateral yang lama

dapat diikuti oleh hemifaresis yang menetap. Bangkitan kejang yang berlangsung

lama lebih sering terjadi pada kejang demam yang pertama.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan cairan cerebrospinal dilakukan untuk menyingkirkan

kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang pertama. Pada

bayi-bayi kecil sering kali gejala meningitis tidak jelas sehingga fungsi lumbal

harus dilakukan pada bayi berumur kurang dari 6 bulan dan dianjurkan untuk

yang berumur kurang dari 18 bulan. Elektroensefalografi (EEG) ternyata kurang

mempunyai nilai prognostic. EEG abnormal tidak dapat digunakan untuk

menduga kemungkinan terjadinya epilepsy atau kejang demam berulang

dikemudian hari. Saat ini pemeriksan EEG tidak dianjurkan untuk pasien kejang

demam sederhana. Pemeriksaan laboratorium rutin tidak dianjurkan dan

dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi.


Diagnosis Banding

Penyebab lain kejang yang disertai demam harus disingkirkan, khususnya

meningitis atau ensefalitis. Fungsi lumbal terindikasi bila ada kecurigaan klinis

meningitis. Adanya sumber infeksi seperti autitis media tidak menyingkirkan

meningitis dan jika pasien telah mendapatkan antibiotika maka perlu

pertimbangan fungsi lumbal.

Penatalaksaan

Ada 3 hal yang perlu dikerjakan yaitu, (1) pengobatan fase akut;

(2)mencari dan mengobati penyebab ; dan (3)pengobatan profilaksis terhadap

berulangnya kejang demam.

1. pengobatan fase akut. Seringkali kejang berhenti sendiri pada

waktu kejang pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah atau

muntahan. Jalan napas harus bebas agar oksigenisasi terjamin. Perhatikan

keadaan vital seperti kesadaran, tekanan darah, suhu, pernapasan dan

fungsi jantung. Suhu tubuh yang tinggi diturunkan dengan kompres air

dingin dan pemberian antipiretik.

2. Mencari dan mengobati penyebab. Pemeriksaan cairan

cerebrospinal dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis,

terutama pada pasien kejang demam yang pertama. Walaupun demikian

kebanyakan dokter melakukan fungsi lumbal pada kasus yang dicurigai

sebagai meningitis, misalnya bila ada gejala meningitis atau bila kejang

demam berlangsung lama.


Prognosis

Dengan penanggulangan yang tepat, prognosisnya baik dan tidak menyebabkan

kematian. Frekwensi berulangnya kejang berkisar antara 25-50%, umumnya

terjadi pada 6 bulan pertama.resiko untuk mendapatkan epilepsy rendah.

Tindakan

Tujuannya

- melindungi anak dari cedera

- mendinginkan tubuh anak

- menenangkan orang tuanya

- mengatur pengiriman ke RS

1. lepaskan semua pakaian dan penutup temapat tidur usahakan

mendapatkan udara yang segar dan dingin hati-hati jangan sampai anak

kedinginan

2. gosok badan anak dengan spons dan air hangat, dimulai dari kepala

sampai ke bawah

3. lindungi dengan bantal atau bantalan lunak supaya gerakan kejang

yang kuat tidak menimbulkan cedera

4. jalan napas dibuka dengan cara posisi pemulihan

5. hubungi ambulans dan kasih orang tua penerangan

Anda mungkin juga menyukai