Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KEJANG DEMAM

Oleh :
Maey Yap Vianingrum

RUMAH SAKIT KRISTEN NGESTI WALUYO


PARAKAN
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi Penyuluhan : Kejang Demam

Sasaran : Keluarga

Tempat : Ruang Dahlia

Hari/Tanggal : Minggu ,08-08-2022

Waktu : jam 08.00 – selesai

Pelaksana : Maey Yap Vianingrum

A. TOPIK/JUDUL
Kejang Demam

B. LATAR BELAKANG
Dalam sebuah keluarga, memilik anak merupakan sesuatu hal yang
membahagiakan. Anak merupakan kebanggaan orang tua dalam keluarga dan
juga penerus dalam keluarga dan bangsa sehingga tidak ada satu pun orang
tua yang menginginkan anaknya sakit. Salah satu penyakit yang membuat
khawatir dan panik para orang tua adalah penyakit kejang demam.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering
ditemui pada anak-anak. Bangkitan kejang ini dapat terjadi karena adanya
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 oC) yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium. Menurut Ngastiyah (2011), penyebab demam terbanyak
adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas disusul infeksi saluran
pencernaan. Insiden kejang demam biasanya terjadi pada anak antara rentang
umur 6 bulan sampai 4 tahun. Kurang lebih 3 % dari anak yang berumur di
bawah 5 tahun pernah mengalami kejang demam. Kejang demam lebih sering
dialami pada laki-laki daripada perempuan. Hal ini disebabkan karena pada
wanita didapatkan adanya maturasi serebral yang lebih cepat dibandingkan
laki-laki. (ME. Sumijati, 2010)
Bangkitan kejang berulang atau kejang yang lama akan mengakibatkan
kerusakan sel-sel otak kurang menyenangkan di kemudian hari, terutama
adanya cacat baik secara fisik, mental atau sosial yang mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak. (Iskandar Wahidiyah, 2009) .
Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan
pertolongan segera. Diagnosis dini serta pengelolaan yang tepat sangat
diperlukan untuk menghindari cacat yang lebih parah akibat dari seringnya
frekuensi bangkitan kejang. Oleh karena itu, tenaga perawat/paramedis
dituntut dapat berperan aktif dalam mengatasi keadaan tersebut. Selain itu
perawat/paramedis diharapkan mampu untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada keluarga dan penderita baik meliputi aspek promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan, serta
memandang klien sebagai satu kesatuan yang utuh secara bio-psiko-sosial-
spiritual. Prioritas asuhan keperawatan pada kejang demam meliputi (I Made,
2009):
1. Mencegah/mengendalikan aktivitas kejang;
2. Melindungi pasien dari trauma;
3. Mempertahankan jalan napas;
4. Meningkatkan harga diri yang positif;
5. Memberikan informasi kepada keluarga tentang proses penyakit, prognosis
dan kebutuhan penanganannya.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan tentang kejang selama + 45 menit, keluarga
bisa memahami dan mengerti tentang kejang.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan mampu :
a. Menjelaskan pengertian tentang kejang
b. Menjelaskan macam-macam kejang
c. Mengetahui penyebab dan dapat menyebutkan beberapa penyebab
kejang
d. Mengetahui tanda dan gejala kejang
e. Menjelaskan tindakan pertolongan kejang

D. SASARAN
Keluarga pasien (bapak dan ibu pasien)

E. MATERI PENYULUHAN
Terlampir

F. METODE PENYULUHAN
- Ceramah
- Tanya jawab

G. PROSES/KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap Kegiatan Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta Metode Waktu


Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah 5 menit
2. Memperkenalkan salam
diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan 3. Mendengarkan
dari penyuluhan 4. mendengarkan
4. Melakukan kontrak
waktu
Tahap Kegiatan Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta Metode Waktu
Penyampaian Penyampaian materi: 1. Mendengarkan Ceramah 20 menit
1. Menjelaskan tentang dan dan
pengertian kejang memperhatikan tanya
demam 2. Mendengarkan jawab
2. Menyebutkan dan
macam-macam memperhatikan
kejang demam 3. Mendengarkan
3. Menyebutkan dan
penyebab kejang memperhatikan
demam 4. Mendengarkan
4. Tanda dan gejala dan
kejang demam memperhatikan
5. Menjelaskan 5. Mendengarkan
tindakan yang dan
dilakukan saat memperhatikan
kejang demam

Penutup 1. Mengevaluasi 1. Menjawab Tanya 20 menit


pengetahuan peserta pertanyaan jawab
dengan menanyakan 2. Mendengarkan
materi yang sudah dan
dijelaskan memperhatikan
2. Menarik kesimpulan 3. Mendengar dan
dari materi memperhatikan.
penyuluhan
3. Menutup
penyuluhan (salam)
H. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Prosedur
a. Selama proses pembelajaran berlangsung
b. Selesai penyuluhan

2. Bentuk test dan Jenis test


Lisan

3. Alat-alat test
a. Tes awal
1. Apa pengertian kejang

2. Apa penyebab dari kejang

3. Apa saja tanda dan gejala kejang

4. Bagaimana pertolongan pertama pada kejang

b. Tes Akhir
Pertanyaan sama dengan tes awal
LAMPIRAN

A. Definisi

Kejang demam adalah kejang yang dihubungkan dengan suatu penyakit


yang dicirikan dengan demam tinggi (suhu 38,9 0C – 40,0 0C). Kejang demam
berlangsung kurang dari 15 menit dan terjadi pada anak-anak tanpa kecacatan
saraf. (Muscari,2010).

B. Penyebab

Kejang demam biasanya dikaitkan dengn infeksi saluran pernapasan atas,


infeksi saluran kencing, dan roseola (penyakit bercak merah di kulit seperti
bunga mawar. Kebanyakan menyerang bayi 1-12 bulan yang disebabkan oleh
virus herpes tipe 6 & 7). (Mary E. Muscari,2011).

C. Tanda dan gejala

1. Kejang demam sederhana


Kejang demam sederhana yaitu kejang berlangsung kurang dari 15
menit dan umum. Dapat diketahui melalui criteria, yaitu:
a. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun 
b. Kejang berlangsung hanya sebentar, tidak lebih dari 15 menit. 
c. Kejang bersifat umum 
d. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbul demam. 
e. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal 
f. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah suhu
normal tidak menunjukan kelainan. 
g. Frekuensi kejang bangkitan dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali
2. Kejang kompleks

Kejang kompleks adalah tidak memenuhi salah satu lebih dari


ketujuh kriteria Livingstone. Menurut Mansyur (2009), biasanya kejang
kompleks ditandai dengan kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit
dan lebih dari 1 kali dalam 24 jam. Di sini anak sebelumnya dapat
mempunyai kelainan saraf atau riwayat kejang dalam atau tanpa kejang
dalam riwayat keluarga.

D. Pertolongan Pertama

Kejang demam seringkali berhenti dengan sendirinya. Posisikan secara


miring pasien ketika kejang demam terjadi untuk mencegah aspirasi ludah
atau muntahan. Jalan nafas harus bebas agar oksigenisasi terjamin. Perhatikan
juga keadaan vital seperti kesadaran, tekanan darah, suhu, pernafasan dan
fungsi jantung. Suhu tubuh yang tinggi dapat diturunkan dengan kompres air
dan pemberian antipiretik.

Anda mungkin juga menyukai