Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

CARA PENANGANAN KEJANG DEMAM DI RUMAH


“ untuk memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah keperawatan
keluarga “

DOSEN PEMBIMBINGAN

Ibu Ns. Oktaviani Dwi Lestari, S.Kep

Di susun oleh :

Adelia Mustika 152110001


Dellia Nur Prastya 152110014
Dwiyana 152110017
Khusnul Isti Qomah 152110027
Lidia Rahmawati 152110030
Mediyanti 152110033
Nofita Bawamenewi 152110040
Nurmalasari 152110041

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TK.III / A


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIJAYA HUSADA BOGOR
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Topik : Kejang Demam Pada Anak


Sasaran : Orang tua /keluarga
Tempat :
Hari/tanggal : Kamis, 22 Februari 2024
Waktu : 50 menit

A. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan orang tua mampu memahami tentang penyakit kejang
demam.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan sasaran dapat mengetahui dan memahami :
a. Definisi kejang demam
b. Penyebab kejang demam
c. Tanda dan gejala kejang demam
d. Pencegahan kejang demam
e. Penanganan kejang demam

C. SASARAN
Orang tua/keluarga

D. MATERI
a. Definisi
b. Penyebab
c. Tanda dan gejala
d. Klasifikasi kejag demam
e. Bahaya kejang demam
f. Pencegahan
g. Penanganan

E. METODE
 Ceramah
 Diskusi/tanya jawab

F. MEDIA
1. Leaflet
G. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
 Peserta hadir di tempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan di
 Pengorganisasian penyelenggaraan dilakukan setelah peserta penyuluhan di seleksi
2. Evaluasi proses
 Orang tua/keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
 Orang tua/keluarga mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
 Orang tua/keluarga Peserta mengajukan pertanyaan secara benar
3. Evaluasi hasil
 Prosedur : Post tes
 Jenis test : Lisan
 Butir soal :5 soal
1) Jelaskan definisi “kejang demam”
2) Sebutkan penyebab “kejang demam”
3) Sebutkan tanda dan gejala “kejang demam”
4) Sebutkan bagaimana cara pencegahan “kejang demam”
5) Sebutkan bagaimana cara penanganan “kejang demam”

H. KEGIATAN PENYULUHAN
N Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan audience Metode
o
1 5 menit Pembukaan Ceramah
1. Penyuluh memulai 1. Menjawab salam
penyuluhan dengan
mengucapkan salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan 3. Mendengarkan
diri
3. Menjelaskan tujuan 4. Mendengarkan
penyuluhan
5. Menerima
4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan
5. Membagikan leaflet
2 25 Pelaksanaan Ceramah
menit 1. Definisi kejang 1. Memperhatikan
demam 2. Memperhatikan
2. Penyebab kejang 3. Mendengarkan
demam 4. Mendengarkan
3. Tanda dan gejala 5. Mendengarkan
kejang demam
4. Pencegahan kejang
demam
5. Penanganan kejang
demam
3 15 Evaluasi Diskusi/tanya
menit 1. Meminta audience 1. Audience dapat jawab
menjelaskan menjelaskan
pengertian kejang pengertian kejang
demam demam
2. Meminta audience 2. Audience dapat
menjelaskan menjelaskan
penyebab kejang penyebab kejang
demam demam
3. Meminta audience 3. Audience dapat
menjelaskan tanda menjelaskan tanda
dan gejala kejang dan gejala kejang
demam demam
4. Meminta audience 4. Audience dapat
menjelaskan cara menjelaskan cara
pencegahan kejang pencegahan kejang
demam demam
5. Meminta audience 5. Audience dapat
menjelaskan cara menjelaskan cara
penanganan kejang penanganan kejang
demam demam
4 5 menit Terminasi Ceramah
1. Mengucapkan terima 1. Memperhatikan
kasih atas perhatian 2. Memperhatikan
yang diberikan dan menjawab
2. Mengucapkan salam salam
dan penutup

MATERI

1. Definisi kejang demam


Kejang demam atau lebih dikenal dengan penyakit step merupakan kejang yang
terjadi pada anak disebabkan oleh demam dan hanya terjadi jika terdapat peningkatan suhu
badan. Kejang demam ini biasanya terjadi pada usia 6 bulan hingga 5 tahun. Kejang pada
anak saat demam umumnya tidak berbahaya, meskipun gejalanya terlihat menyeramkan.
Meskipun umumnya tidak berbahaya, segera hubungi dokter jika anak mengalami
kejang demam untuk pertama kalinya. Tetap waspada jika kejang terjadi, terutama lebih dari
5 menit.

2. Penyebab kejang demam


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang demam berulang sama antara
lain :
1. Infeksi saluran nafas atas
2. Penyakit infeksi seperti tonslitas/amandel
3. Virus/kuman
4. Keracunan obat
5. Faktor keturunan
3. Tanda dan gejala kejang demam
1. Suhu naik
2. Anak pucat
3. Mata terbelakak ke atas di sertai kekakuan dan kelemahan
4. Berlangsung singkat
5. Gerakan sentakan berulang dan berlangsung beberapa menit
6. Seringkali kejang berhenti sendiri
4. Klasifikasi kejang demam
a. Kejang Parsial (Fokal, Lokal)
1) Kejang Parsial Sederhana:
Kesadaran tidak terganggu, dapat meliputi satu atau kombinasi dari hal-hal berikut :
a) Tanda motorik - kedutan pada wajah, tangan, atau suatu bagian tubuh, biasanya gerakan
yang sama terjadi pada setiap kejang, dan dapat menjadi merata.
b) Tanda dan gejala otomatis - muntah, berkeringat, wajah merah, dilatasi pupil.
c) Gejala-gejala somatosensori atau sensori khusus - mendengar suara musaik, merasa jatuh
dalam suatu ruang, parestesia.
d) Gejala-gejala fisik - déja vu (sepertiga siaga), ketakutan, penglihatan panoramik.
2) Kejang Parsial Kompleks
a) Gangguan kesadaran, walaupun kejang dapat dimulai sebagai suatu kejang parsial
sederhana.
b) Dapat melibatkan gerakan otomatisme atau otomatis - bibir mengecap, mengunyah,
mengorek berulang, atau gerakan tangan lainnya.
c) Dapat tanpa otomatisme - tatapan terpaku.
b. Kejang Menyeluruh (Konvulsif atau Nonkonvulsif)
1) Kejang Lena: Gangguan kesadaran dan keresponsifan.
a) Dicirikan dengan tatapan terpaku yang biasanya berakhir kurang dari 15 detik.
b) Awitan dan akhir yang mendadak, setelah anak sadar dan mempunyai perhatian penuh.
c) Biasanya dimulai antara usia 4 dan 14 tahun dan sering hilang pada usia 18 tahun.
2) Kejang Mioklonik
a) Hentakan otot atau kelompok otot yang mendadak dan involunter.
b) Sering terlihat pada orang sehat saat mulai tidur, tetapi bila patologis melibatkan hentakan
leher, bahu, lengan atas, dan tungkai secara sinkron.
c) Biasanya berakhir kurang dari 5 detik dan terjadi berkelompok.
d) Biasanya tidak ada atau hanya terjadi perubahan tingkat kesadaran singkat.
3) Kejang Tonik-klonik (grand mal)
a) Dimulai dengan kehilangan kesadaran dan bagian tonik, kaku otot ekstremitas, tubuh, dan
wajah secara keseluruhan yang berakhir kurang dari satu menit.
b) Kemungkinan kehilangan kendali kandung kemih dan usus.
c) Tidak ada respirasi dan sianosis.
d) Bagian tonik yang diikuti dengan gerakan klonik ekstremitas atas dan bawah.
e) Letargi, konfusi, dan tidur pada fase postictal.
4) Kejang Atonik
a) Kehilangan tonus tiba-tiba yang dapat mengakibatkan turunnya kelopak mata, kepala
terkulai, atau orang tersebut jatuh ke tanah.
b) Singkat dan terjadi tanpa peringatan.
4. Bahaya kejang demam
a) Kejang berulang
b) Retardasi mental (keterbelakangan mental/kecerdasan di bawah rata-rata)
css) Palsi cerebralis (gangguan saraf disebabkan oleh kerusakan/perkembangan yang tidak
normal pada bagian otak/ terjadi cacat motorik)
d) Epilepsi (gangguan system saraf pusat akibat pola aktivitas listrik otak yang tidak normal)
e) Hemiparesis (bagian tubuh yang mengalami kelemahan namun tidak sepenuhnya lumpuh)
5. Pencegahan kejang demam
Kebanyakan, kejang demam terjadi dihari pertama anak sakit. Seringkali kejang demam
muncul sebelum orangtua menyadari bahwa anaknya sedang sakit. Namun, jika anda melihat
akan adanya gejala kejnag demam pada anak, sebaiknya berikan parasetamol begitu anak
anda demam sehingga resiko kejang akan berkurang. Demam juga dapat dikurangi dengan
cara memperbanyak asupan cairan dan tidak memakai pakaian yang terlalu tebal dimalam
hari. Jangan memberikan aspirin yang dapat menyebabkan Reye's Syndrome.
Obat-obatan (dengan resep dokter)yang dapat mengurangi resiko kejang, yaitu
Phenobarbital, valproic acid (depakene) dan divalproex sodium (depekote), rectal diazepam
(valium, diastat). Tetapi obat-obatan ini memiliki kelemahan karena adanya resiko efek
samping yang serius pada anak. Untuk itu, obat-obatan tersebut jarang diberikan kepeda
pasien karena sebagian besar kejang demam tidak berbahaya dan banyak anak yang tetap
tumbuh sehat walau mengalami kejang demam.
6. Penanganan kejang demam
1. Baringkan klien pada tempat yang aman
2. Longggarkan pakaian klien sekitar kepala dan leher
3. Cegah lidah jangan sampai tergigit dan menutupi jalan nafas
4. Berikan kompres hangat pada dahi dan aksila
5. Kenakan pakaian tipis yang mudah menyerap keringat
6. Jangan berikan minum saat anak kejang
7. Segera miringkan anak setelah kejang berhenti
8. Orang tua jangan panik ketika menghadapi kejang demam panas tinggi

Anda mungkin juga menyukai