Disusun oleh :
Sophieola Fitri Azhari 152110060
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES AKBID WIJAYA HUSADA BOGOR
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “pengelompokan data dasar menurut teori Blum”. shalawat serta salam
senantiasa kita limpah curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kuliah dengan mata
kuliah sekolah yaitu Keperawatan Maternitas yang berkaitan dengan proses kehamilan.
Dalam menyusun makalah ini, kami sebagai penyusun banyak sekali menghadapi berbagai
kendala dan hambatan. Namun berkat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak juga
dengan usaha dan do’a, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Maka dengan segala
kerendahan hati penyusun mengucapkan terimakasih.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada para
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca yang membangun .
Terima Kasih
Penyusun
19
DAFTAR ISI
BAB 1....................................................................................................................................................1
1.3. Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.4. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.5. Tujuan Pembahasan...............................................................................................................1
BAB 2....................................................................................................................................................2
2.2 Derajat Kesehatan.............................................................................................................3
2.3 Pengelompokan Data Dasar menurut Blum......................................................................4
2.3.1 Data Status Kesehatan..............................................................................................................4
2.3.2 Data Pelayanan Kesehatan...............................................................................................14
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
19
9) Interpersonal relationship: yaitu kualitas komunikasi anggota
masyarakat terhadap sesamanya
10) Reserve or positive health: yaitu daya tahan anggota masyarakat
terhadap penyakit atau kapasitas anggota masyarakat dalam
menghadapi tekanan-tekanan somatik, kejiwaan, dan sosial
11) External satisfaction: yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat terhadap
lingkungan sosialnya meliputi rumah, sekolah, pekerjaan, rekreasi,
transportasi.
12) Internal satisfaction: yaitu kepuasan anggota masyarakat terhadap
seluruh aspek kehidupan dirinya sendiri.
16
kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi, hasil konsepsi
bernafas dan mempunyai tanda-tanda kehidupan lainnya, seperti
denyut jantung, denyut tali pusat atau gerakan-gerakan otot, tanpa
memandang taling pusat sudah dipotong atau belum.
Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen setelah janin lahir, yang dapat terjadi
setiap saat setelah kelahiran hidup
Lahir mati adalah peristiwa menghilangnya tanda-tanda
kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut
dikeluarkan dari rahim ibunya.
Ada beberapa ukuran (rate/angka) kematian mortalitas
diantaranya :
1) Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
Angka ini dipakai untuk mengukur mortalitas secara kasar.
Angka ini (CDR) sangat sering dipakai sebagai indikator status
kesehatan masyarakat. Namun harus dipahami bahwa CDR
menggambarkan kematian secara umum dan menyeluruh. Oleh
karena itu, membandingkan status kesehatan dua komunitas
dengan cara membandingkan CDR-nya harus hati-hati sekali
kecuali kedua komunitas tersebut mempunyai ciri-ciri yang
sama dalam beberapa hal yang mempengaruhi kesehatan. Ciri
atau variabel yang mempengaruhi tersebut antara lain umur,
suku, jenis kelamin, dan sosial ekonomi. Begitupun
membandingkan CDR untuk tahun yang berbeda harus hati-hati.
Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu cara adalah dengan
melakukan standarisasi, atau menggunakan ukuran kematian
yang lain.
INDIKATOR ANGKA KEMATIAN KASAR
(CRUDE DEATH RATE=CDR)
RUMUS Rumus :
𝑋
XK
𝑌
19
Keterangan :
Pembilang (X) = Jumlah kematian penduduk
pada suatu wilayah dalam waktu satu tahun
Penyebut (Y) = Jumlah seluruh penduduk
pada pertengahan tahun dalam tahun dan
wilayah yang sama
Konstanta (K) = 1000
MANFAAT 1) Petunjuk umum status kesehatan masyarakat
2) Menggambarkan kondisi / tingkat
permasalahan penyakit di dalam masyarakat
3) Menggambarkan kondisi sosial ekonomi
4) Menggambarkan kondisi lingkungan fisik dan
biologik
5) Berguna untuk menghitung laju pertumbuhan
penduduk
INTERPRETASI Angka CDR yang tinggi di suatu wilayah
menunjukkan bahwa keadaan status kesehatan,
ekonomi, lingkungan fisik, dan biologik
masyarakat di wilayah tersebut masih rendah.
CONTOH Di suatu Kabupaten yang berpenduduk 1 200 000
per 1 Juli 1986 tercatat sejumlah 18 000 kematian
selama 1986.
Maka CDR 1986 = 18 000 / 1 200 000 x 1000
= 15 per seribu penduduk
2) Angka Kematian Khusus menurut Kelompok Umur dan
Penyebab Penyakit (Age and Cause Specific Death
Rate/ASDR dan CSDR)
16
Keterangan :
Pembilang (X) = Jumlah kematian karena
suatu penyakit pada penduduk golongan
umur tertentu di suatu wilayah pada periode
waktu tertentu
Penyebut (Y) = Jumlah penduduk golongan
umur yang sama di wilayah dan periode
waktu yang sama
Konstanta (K) = 1000
MANFAAT Untuk mengetahui tingkat dan pola kematian
menurut golongan umur dan menurut
penyebabnya
INTERPRETASI Tinggi angka age and cause specific death rate
menggambarkan bahwa pola kematian suatu
penyakit menurut golongan umur meningkat
CONTOH Pada survei di Jatim terdapat sejumlah 9
kematian penduduk yang berumur antara 5-15
tahun. jumlah penduduk golongan umur yang
sama = 5265 orang. Maka angka kematian
khusus kelompok di daerah tersebut
ASDR = 9/5256 x 1000 = 1,71%
3) Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR)
Bayi atau infant adalah anak yang berumur 0 tahun
(sebelum ulang tahun yang pertama). Begitu ulang tahun maka
ia sudah masuk kelompok umur 1 tahun. Imr dianggap indikator
tingkat kesejahteraan dan kesehatan masyarakat dari suatu
kelompok masyarakat karena sangat sensitif terhadap perubahan
yang ada.
INDIKATOR Angka Kematian Bayi
Infant Mortality Rate/IMR
RUMUS Rumus : 𝑋
XK
𝑌
Keterangan :
Pembilang (X) = Jumlah kematian bayi di
bawah usia 1 tahun di wilayah tertentu
selama 1 tahun
Penyebut (Y) = Jumlah lahir hidup di wilayah
dan pada periode waktu yang sama
Konstanta (K) = 1000
19
MANFAAT 1) Untuk mengetahui gambaran tingkat
permasalahan kesehatan masyarakat yang
berkaitan dengan faktor penyebab kematian
bayi
2) Tingkat pelayanan ante-natal
3) Status gizi ibu hamil
4) Tingkat keberhasilan program KIA dan KB
5) Kondisi lingkungan dan sosial ekonomi
INTERPRETASI Bila IMR di suatu wilayah tinggi berarti status
kesehatan di wilayah tersebut rendah
CONTOH Jumlah penduduk suatu wilayah yang berusia di
bawah 1 tahun yang mati 98 anak. sedangkan
jumlah kelahiran hidup pada tahun tersebut
sebanyak 1000 anak.
Maka IMR = 98/1000
= 98 per 1000 kelahiran hidup
4) Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate/MMR)
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian
perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi
kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan
bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup
INDIKATOR Angka Kematian Ibu
Maternal Mortality Rate/MMR
RUMUS Rumus : 𝑋
XK
𝑌
Keterangan :
Pembilang (X) = Jumlah kematian ibu karena
kehamilan, persalinan, masa nifas dan
komplikasinya dalam suatu wilayah dan
waktu tertentu (dalam 1 tahun)
Penyebut (Y) = Jumlah kelahiran hidup
dalam wilayah dan waktu yang sama
Konstanta (K) = 100.000
MANFAAT Informasi mengenai tingginya MMR akan
bermanfaat untuk pengembangan program
peningkatan kesehatan reproduksi, terutama
pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan
yang aman bebas resiko tinggi (making
pregnancy safer), program peningkatan jumlah
16
kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan,
penyiapan sistim rujukan dalam penanganan
komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa
nifas yang bertujuan untuk mengurangi Angka
Kematian Ibu dan meningkatkan derajat
kesehatan reproduksi.
INTERPRETASI Tingginya angka kematian ibu menunjukkan
keadaan sosial ekonomi rendah
fasilitas pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan prenatal dan obstetri rendah.
CONTOH Jumlah kematian ibu hamil pada suatu wilayah
tertentu tahun 2010 = 458 orang, jumlah
kelahiran hidup pada tahun tersebut = 1.832.617
Maka angka kematian ibu 458/1.832.617 =
25/100.000 kelahiran hidup
B. Status Gizi
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara jumlah asupan zat gizi dengan kebutuhan zat
gizi tubuh. Status gizi, khususnya status gizi anak balita merupakan
salah satu indikator yang akan menentukan kualitas sumber daya
manusia.
Upaya monitoring dan evaluasi pencapaian indikator kinerja
utama dan indikator kinerja kegiatan gizi, telah dilakukan melalui
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilaksanakan setiap 3-5
tahun. Namun untuk memenuhi kebutuhan informasi terkait situasi
status gizi dan indikator kegiatan pembinaan gizi yang spesifik
wilayah terutama di kabupaten dan kota secara cepat, akurat, tepat
waktu dan berkelanjutan, dipandang perlu melaksanakan
Pemantauan Status Gizi (PSG) dan Pemantauan Konsumsi Gizi
(PKG) secara periodik dan berkesinambungan.
Untuk ketersediaan informasi perkembangan status gizi dan
capaian kegiatan pembinaan gizi di suatu wilayah, khususnya di
kabupaten dan kota secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan
diantara pelaksanaan Riskesdas, dipandang perlu melakukan
monitoring dan evaluasi setiap tahun. Pelaksanaan PSG secara
periodik dan berkesinambungan setiap tahun merupakan bagian dari
19
kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan pembinaan gizi. Data dan
informasi yang dihasilkan dari kegiatan PSG dapat dijadikan bahan
pengambilan keputusan dan penyusunan rencana kegiatan
pembinaan gizi di suatu wilayah, khususnya di kabupaten dan kota.
Pemantauan Status Gizi adalah kegiatan survey status gizi
yang berkelanjutan untuk mengumpulkan data indikator status gizi
dan determinannya. Dalam hal ini data status gizi yang dikumpulkan
meliputi; antropometri dan konsumsi gizi balita.
a. Tujuan Umum PSG
Menyediakan informasi tentang status gizi, konsumsi, dan
faktor determinannya bagi para perumus kebijakan, pengambil
keputusan untuk perencanaan dan penentuan kebijakan
penanggulangan masalah gizi secara teratur
16
3) Memperoleh gambaran pola konsumsi makan menurut
kelompok umur.
4) Menilai gambaran keanekaragaman konsumsi pangan.
19
C. Morbiditas (Kesakitan)
Morbiditas adalah keadaan sakit; terjadinya penyakit atau
kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Ada tiga cara
pengukuran angka kesakitan yang digunakan dalam epidemiologi
yaitu :
1) Insidensi
Angka insidensi adalah jumlah kasus baru suatu penyakit yang
timbul atau dilaporkan selama periode tertentu di suatu wilayah
untuk tiap 1000 penduduk pada pertengahan periode yang sama.
INDIKATOR Angka Insidensi
Incidence Rate
RUMUS Rumus : 𝑋
XK
𝑌
Keterangan :
Pembilang (X) = Jumlah kasus baru penyakit
tertentu di suatu wilayah dalam periode
waktu tertentu
Penyebut (Y) = Jumlah penduduk di wilayah
dan periode waktu yang sama
Konstanta (K) = 100, 1000, 10000, 100000
MANFAAT Pengamatan dan rencana penanggulangan
penyakit dengan melihat :
1. Potret masalah penyakit tertentu
2. Angka dari beberapa periode dapat
dipergunakan untuk melihat kecenderungan
dan fluktuasi penyakit
3. Pemantauan dan evaluasi upaya penvegahan
dan penanggulangan penyakit
4. Perbandingan angka insidensi antar wilayah
dan antar waktu
INTERPRETASI Makin besar angka insidensi berarti makin besar
masalah penyakit tersebut
CONTOH Selama tahun 2010 dilaporkan sebanyak 126
kasus penyakit DHF dari suatu populasi sebesar
20000. Maka angka nsidensi penyakit tersebut =
126/20000 x 1000 = 126 / 20 = 6,3 kasus / 1000
populasi
16
2) Prevalensi
Prevalensi digunakan untuk mengukur jumlah orang
dikalangan penduduk yang menderita sesuatu penyakit pada satu
titik waktu tertentu.
Prevalensi merupakan gambaran tentang frekuensi penderita
lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu
di sekelompok masyarakat tertentu. secara umum, nilai prevalensi
dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Period Prevalence Rate
Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakt yang
diteukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan
jumlah penduduk pada pertengan jangka waktu yang
bersangkutan. Hanya digunakan untuk jenis penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya, misal pada gangguan jiwa.
Rumus
Jumlah penderita baru + lama x 1000 (100%)
jumlah penduduk pertengahan
19
Angka prevalens titik, yaitu jumlah penderita penyakit tertentu
yang ada pada saat tertentu di suatu wilayah, untuk tiap 1000
penduduk pada saat itu juga.
Angka prevalens rata-rata, yaitu jumlah semua prevalens titik
selama satu periode untuk tiap lama titik prevalens tersebut
(biasanya dalam hari).
Rata-rata lama sakit, yaitu jumlah semua lamanya penyakit
tertentu berlangsung untuk tiap peristiwa penyakit tertentu.
Hubungan antara prevalens suatu periode tertentu berbanding
lurus dengan perkalian antara insidens pada periode yang sama
dan lamanya sakit, yang dinyatakan dalam suatu periode
dimaksud.
P=IxD
Keterangan :
P = Prevalens
I = Insidens
D = Lamanya sakit
2.3.2 Data Pelayanan Kesehatan
16
Penelitian, dasar studi epidemiologi misalkan: penyebaran penyakit.
Pengukuran status kesehatan misalkan: angka Kematian bayi
19
Kegiatan manajemen data pelayanan kesehatan mencakup :
1) Pengumpulan data
Data yang telah terkumpulkan dan yang diperlukan sebaiknya
dikumpulkan atau dicatat dalam sebuah formulir yang dapat kita
sebut dengan dokumen sumber yang berfungsi sebagai masukan atau
inputan bagi system.
2) Integritas dan pengujian
Terlebih dahulu data yang telah terkumpulkan tersebut diperiksa
dahulu untuk meyakinkan konsistensi dan akurasinya berdasarkan
peraturan – peraturan dan kendala yang telah ditentukan sebelumnya.
3) Penyimpanan
Sebaiknya data disimpan pada suatu media, seperti media magnetic
atau piringan magnetic.
4) Pemeliharaan
Data baru ditambahkan , data yang sudah ada diubah dengan
sewajarnya dan data yang sudah tidak dibutuhkan lagi dapat dihapus
hal ini berguna agar sumber daya data tetap mutakhir maka
dibutuhkan pemeliharaan.
5) Keamanan
Pentingnya menjaga keamanan data adalah untuk mencegah
kehancuran, kerusakan, atau penyalahgunaan data
6) Organisasi
Data yang sudah terkumpulkan sebaiknya disusun sedemikian rupa
untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai.
7) Pengambilan
Maksudnya data telah tersedia bagi para pemakai.
16
b) Data keadaan penyakit pasien
c) Data inventaris Rumah Sakit
d) Data fasilitas Rumah Sakit
e) Data keterangan Rumah Sakit
f) Data peralatan Rumah Sakit
2) Proses
a) Perencanaan
b) Pelaksanaan dan Pergerakkan
c) Pengawasan
d) Pengendalian, dan
e) Penilaian
3) Keluaran
Program peningkatan mutu pelayanan Rumah Saki (Positif atau
Negatif)
4) Umpan Balik
Hasil dari kegiatan program peningkatan mutu pelayanan di
Rumah Sakit dijadikan data untuk tindak lanjut selanjutnya.
19
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Menurut Hendrik L Blum ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan
masyarakat atau perorang yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan
keturunan. Hendrik L Blum juga menyebutkan 12 indikator yang berhubungan
dengan derajat kesehatan yaitu Life spam, Disease or infirmity, Discomfort or
ilness, Disability or incapacity, Participation in health care, Health behaviour,
Ecologic behaviour, Social behaviour, Interpersonal relationship, Reserve or
positive health, External satisfaction, dan Internal satisfaction.
Dalam mengukur atau mengkuantifikasi derajat kesehatan yang dihadapi di suatu
daerah digunakan sejumlah indikator kesehatan yang diukur melalui perhitungan
data-data statistik. Untuk mengukur derejat kesehatan masyarakat dapat diukur
melalui kondisi mortalitas (kematian), status gizi, dan morbiditas (kesakitan).
Angka mortalitas terdiri atas: angka kematian neonatal, angka kematian bayi,
angka kematian balita, dan angka harapan hidup, sedangkan morbiditas mengacu
pada angka kesakitan sejumlah penyakit pada balita dan dewasa.
Statistik di pelayanan kesehatan didefinisikan sebagai suatu metode yang
digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menginterpretasikan
dan penarikan kesimpulan dari data yang ada di pelayanan kesehatan.
3.2. Saran
Dengan adanya Makalah Ini, Hendaknya akan dapat menambah wawasan
penbaca tentang pengelompokan data dasar menurut teori Blum
18
DAFTAR PUSTAKA
19