SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi
BAGIAN ORTODONTI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
i
PENGARUH KONSUMSI MINUMAN TEH KEMASAN
TERHADAP LAJU KOROSI KAWAT STAINLESS STEEL
ORTODONTI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi
OLEH:
RAFIQAH REZKY AMELIA
J111 15 320
BAGIAN ORTODONTI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
SURAT PERNYATAAN
Judul Skripsi : Pengaruh Konsumsi Minuman Teh Kemasan terhadap Laju Korosi
Kawat Stainless Steel Ortodonti
Menyatakan bahwa judul skripsi yang diajukan adalah judul baru dan tidak terdapat di
Amiruddin, S.Sos
NIP. 19661121 199201 1 003
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
SAW, manusia terbaik yang Allah pilih untuk menyampaikan risalah-Nya. Dan
dengan sifat amanah yang melekat pada diri beliau, risalah tersebut tersampaikan
secara menyeluruh sebagai sebuah jalan cahaya kepada seluruh ummat manusia di
tetapi berkat doa, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik di waktu yang tepat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Kedua orangtua tercinta, Ir. Jamaluddin dan Dr. Ir. Sitti Nur Faridah, MP
serta kedua saudara Tisha Aditya, ST dan Nur Fajrianty. Terima kasih atas
sangat besar yang telah diberikan kepada penulis hingga saat ini.
iv
2. Prof. drg. H. Mansjur Nasir, Ph.D selaku pembimbing skripsi yang telah
saran, dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat berjalan dan
3. Prof. Dr. drg. Bahruddin Thalib, M.Kes, Sp. Pros selaku Dekan Fakultas
Hasanuddin.
4. Dr. drg. Asdar Gani, M.Kes selaku penasehat akademik yang senantiasa
5. Seluruh dosen, staf akademik, staf tata usaha, dan staf perpustakaan FKG
6. Moh. Iqbal, STP selaku analis Laboratorium Kimia Terpadu FMIPA Unhas
dan Ir. Bambang Yari Muryadi selaku staf Laboratorium Oral Biologi FKG
Unhas yang telah memberikan banyak arahan dan dengan sangat sabar
7. Kak Ridha Rachmadana, S.KG dan Kak Paramita Koriston, S.KG yang
ini.
Hilda Rahma Liemin, Mutia Nurul Syahrani, Sesti Septia Sari, Sri
Dewanthy Putri, dan Sri Magfirah Kusady. Terima kasih karena sudah setia
v
mendengarkan semua keluh kesah, dan senantiasa memberi nasihat serta
motivasi kepada penulis. Terima kasih atas semua bantuan, semangat, dan
10. Saudara-saudariku PULPA 2015, terima kasih atas persaudaraan yang kita
bangun, juga atas segala doa, nasihat, dan dukungannya selama ini. Seperti
quote “If you want to go fast, go alone. If you want to go far, go together.”,
11. Teman-temanku Elsye Mesak, Annisa Putri Pertiwi, dan Rosdiana yang
tidak bosan-bosannya penulis repotkan sebelum dan pada saat penelitian ini
berlangsung.
12. Teman-temanku Tim Desa Sanrobone. Terima kasih telah menjadi teman
bertukar pikiran, bertukar ilmu, dan pengalaman berharga. Semoga our weird
yet cute talks bisa terwujud: ketemu lagi di rumah sakit dengan gelar masing-
masing 😆
skripsi ini. Terima kasih juga atas kerja keras, perjuangan, dan kerjasamanya
selama kepengurusan ini berlangsung. I have learned a lot, sincerely thank you
very much.
14. Dan pihak-pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
vi
Semoga semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis bernilai ibadah
dan Allah SWT berkenan memberikan balasan lebih dari hanya sekedar ucapan terima
kasih dari penulis. Akhir kata penulis memohon maaf atas segala kesalahan yang
disengaja maupun tidak disengaja dalam rangkaian pembuatan skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat dalam perkembangan ilmu kedokteran gigi
kedepannya.
vii
PENGARUH KONSUMSI MINUMAN TEH KEMASAN TERHADAP LAJU
KOROSI KAWAT STAINLESS STEEL ORTODONTI
ABSTRAK
Latar belakang: Kawat ortodonti merupakan salah satu komponen penting pada
perawatan ortodonti. Dari berbagai jenis kawat ortodonti, stainless steel merupakan
kawat yang paling sering digunakan karena sifat biokompabilitasnya, kekuatan yang
baik, serta harganya lebih ekonomis. Kawat ortodonti pada alat cekat akan selalu
berkontak dengan saliva dan jaringan rongga mulut, sehingga akan berpotensi
mengalami korosi yang dapat menimbulkan berbagai dampak merugikan. Salah satu
penyebab terjadinya korosi pada kawat ortodonti adalah perubahan keasaman (pH)
saliva. Derajat keasaman saliva ini dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya
adalah konsumsi minuman ringan, seperti minuman teh kemasan.
Tujuan: Mengetahui pengaruh konsumsi minuman teh kemasan terhadap laju korosi
kawat stainless steel ortodonti.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan
rancangan penelitian post-test with control group design dan menggunakan kawat
ortodonti berbahan stainless steel dengan jumlah sampel sebesar 16, panjang 6 cm dan
diameter 0.41 mm. Sampel ini dibagi menjadi 4 kelompok dengan medium berupa
saliva buatan, yaitu 1 kelompok tanpa perlakuan dan 3 kelompok dengan penambahan
minuman teh melati, teh rasa buah, dan teh hijau kemasan. Pengukuran laju korosi
dilakukan dengan menggunakan alat potensiostat dan analisa data menggunakan SPSS
versi 23 menggunakan uji analisis ANOVA dengan nilai signifikan p<0.05.
Hasil: Laju korosi pada kelompok perlakuan dengan larutan teh melati dan teh rasa
buah kemasan memiliki nilai laju korosi yang lebih rendah, sedangkan sedangkan pada
kelompok perlakuan dengan larutan teh hijau kemasan nilainya lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol.
Kesimpulan: Minuman teh hijau kemasan memiliki pengaruh yang paling besar
terhadap laju korosi kawat ortodonti berbahan stainless steel.
Kata kunci: teh kemasan, kawat ortodonti, stainless steel, korosi, potensiostat.
viii
EFFECT OF PACKAGED TEA DRINKS CONSUMPTION TO CORROSION
RATE OF STAINLESS STEEL ORTHODONTIC WIRE
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
x
2.1.2 Jenis Kawat Ortodonti ................................................................................. 6
xi
4.4.2 Menurut Skala Pengukurannya .................................................................. 20
4.8.1 Alat............................................................................................................. 21
xii
7.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 35
LAMPIRAN ............................................................................................................... 40
xiii
DAFTAR TABEL
Tsbel 5.1 Perbedaan rata-rata laju korosi kawat stainless steel (mpy) setelah
perendaman larutan kontrol, minuman teh melati, teh rasa buah, teh
Tabel 5.3 Hasil uji beda rata-rtaa secara serempak laju korosi kawat stainless
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
lengkung gigi di luar kisaran normal yang dapat diterima.1 Terjadinya maloklusi akan
mempengaruhi bentuk rongga mulut dan wajah seseorang, sehingga berdampak pada
interaksi sosial, keadaan psikologis, rasa percaya diri, serta ketidakpuasan akan
penampilannya.2
Salah satu perawatan yang dapat digunakan untuk mengoreksi maloklusi adalah
dengan penggunaan peranti ortodonti cekat. Peranti cekat adalah peranti ortodonti
yang melekat pada gigi pasien sehingga tidak bisa dilepas oleh pasien. Peranti cekat
ini mempunyai tiga komponen utama, yaitu lekatan (attachment) yang berupa braket
(bracket) atau cincin (band), kawat busur (archwire) dan penunjang (accessories atau
ortodonti.4 Terdapat beberapa jenis kawat ortodonti yang dapat dipakai antara lain
kawat nikel titanium, stainless steel, CuNiTi, dan beta titanium5. Kawat ortodonti
stainless steel merupakan kawat yang paling sering digunakan saat ini dalam
kestabilan, deformasi elastis, kekuatan yang baik, harganya lebih ekonomis, serta
1
Kawat ortodonti pada alat cekat akan selalu berkontak dengan saliva dan jaringan
rongga mulut. Pada lingkungan rongga mulut, kawat yang digunakan dalam perawatan
ortodonti akan berpotensi mengalami korosi atau pelepasan elemen logam penyusun
alloy.4 Korosi atau pengkaratan dikenal sebagai peristiwa kerusakan logam karena
adanya faktor metalurgi (pada material itu sendiri) dan reaksi kimia dengan
Hal ini dikarenakan rongga mulut merupakan lingkungan yang sangat ideal untuk
terjadinya biodegradasi logam karena temperatur serta kualitas dan pH saliva yang
Proses terjadinya korosi kawat ortodonti stainless steel di dalam rongga mulut
dapat mengakibatkan terlepasnya ion-ion logam yang terkandung di dalam kawat. Ion
logam yang terlepas khususnya ion logam Cr dan Ni dapat memberikan dampak yang
merugikan baik bagi kualitas, estetika, bentuk fisik, serta kekuatan kawat itu sendiri;
maupun bagi kesehatan seperti menimbulkan reaksi alergi, efek toksik dan kariogenik
Hal yang dapat menyebabkan terlepasnya ion logam yang terkandung di dalam
kawat ortodonti adalah karena pengaruh suhu, mikroflora, enzim rongga mulut dan
perubahan keasaman (pH) saliva.4 Derajat keasaman saliva dapat berubah setiap saat.
Salah satu hal yang menyebabkan perubahan pH saliva adalah konsumsi minuman
ringan, seperti minuman teh kemasan.9 Akan tetapi, hal ini berbanding terbalik dengan
sifat daun teh murni yaitu dapat menghambat laju korosi oleh karena kandungan tanin
yang besar sekitar 7%-15%.8,10 Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui
2
pengaruh konsumsi minuman teh kemasan terhadap laju korosi kawat stainless steel
ortodonti.
Bagaimana pengaruh konsumsi minuman teh kemasan terhadap laju korosi kawat
Mengetahui jenis minuman teh kemasan yang memiliki pengaruh paling besar
3
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah di bidang
3. Dapat digunakan dalam bidang penelitian dan pendidikan sebagai bahan acuan
pengetahuan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara garis besar, peranti yang digunakan pada perawatan ortodonti terbagi
menjadi peranti lepasan, fungsional dan cekat. Pemakaian peranti ortodonti cekat
merupakan salah satu yang paling diminati dikarenakan alat ini lebih efektif dalam
ortodonti digunakan pada peranti cekat untuk memberikan gaya yang bersifat ringan
tetapi terus-menerus pada gigi untuk menepatkan gigi pada posisi yang benar.12,13
berikut:4,11,12,14
1. Estetik: Hingga saat ini belum ada kawat ortodonti yang memenuhi
mekanik
5
4. Kekakuan: Apabila kekakuan rendah maka gaya yang diberikan akan
semakin sedikit
7. Modulus elastisitas kawat harus tinggi. Hal ini dapat memberikan gaya
1. Stainless Steel
perpaduan antara besi dan karbon yang mengandung 18% kromium, 8% nikel,
kawat yang terbuat dari emas, memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap
korosi, dan besar gesekan yang rendah sehingga memenuhi kriteria kawat
ortodonti. Selain itu, kawat stainless steel ini juga memiliki modulus elastisitas
seperti:13
6
a. Ferritic Stainless Steel
dan nikel yang sangat sedikit (<2%). Kawat jenis ini merupakan yang
paling murah oleh karena kandungan nikelnya yang sangat rendah. Sifat
dari kawat jenis ini adalah magnetik, elastis, tahan terhadap korosi, dan
yang buruk.
kekerasan yang sangat baik. Akan tetapi sifat tahan korosi dari kawat
ini tidak terlalu baik. Kawat jenis ini mengandung karbon yang berkisar
0,15% karbon. Sifat dari kawat ini adalah ketahanan terhadap korosi
yang sangat baik, kemampuan untuk dibentuk dan dilas yang baik,
4-7%. Sifatnya antara lain kemampuan las yang sangat baik, kekuatan
7
tarik yang lebih bak dibanding austenitic dan ferritic stainless steel,
0,07% karbon, 3-5% tembaga, serta mangan, silikon, fosfor, dan sulfur.
Kawat jenis ini memiliki sifat elastisitas yang tinggi, tahan terhadap
2. Nikel Titanium
Nikel Titanium (Ni-Ti) yang juga dikenal sebagai Nitinol pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1972.12 Kawat jenis ini tersusun atas 55% nikel dan
45% titanium. Beberapa karakteristik kawat nitinol ini antara lain tidak
dipengaruhi oleh suhu ataupun dalam rongga mulut, serta sangat elastis.15
gaya defleksi dan aktivasi dengan tekanan yang minim, serta tahan korosi.
Kekurangan kawat jenis ini adalah kemampuan dibentuk yang rendah, mahal,
dan tidak dapat dilas atau digabungkan, ditahan gesekan dan keausan.12,14
3. Kromium Kobalt12,14,15
Kawat jenis ini juga dikenal sebagai Elgiloy dikembangkan pada tahun
1950an dan dapat digunakan sebagai kawat ataupun band ortodonti. Kawat ini
tersusun atas 40% karbon, 20% kromium, 15% nikel, dan 16% besi. Kawat ini
8
kawat berbahan stainless steel, akan tetapi memiliki perbedaan dari bahan
penyusunnya.
ketahanannya dan dibedakan menjadi empat warna yaitu: lunak (biru), elastis
(kuning), semi resilient (hijau), dan resilient (merah). Keempat jenis kawat ini
keempat jenis tersebut, jenis yang lunak (biru) adalah yang paling banyak
korosi, harganya murah, dan dapat disolder serta dilas. Selain itu, kawat ini
juga memiliki kemampuan dibentuk yang baik, elastisitas dan kekuatan tarik
4. Beta Titanium12,14,15
Alloy, diperkenalkan oleh AJ Wilcock Jr pada tahun 1988. Sifat dari kawat
jenis ini antara lain memiliki modulus elastisitas yang lebih rendah dari
setengah kawat stainless steel dan hampir dua kali dari Nitinol, memiliki
kemampuan bentuk yang baik, joinabilitas yang lebih baik dari kawat jenis
stainless steel, memiliki karakteristik permukaan dan struktur yang baik, tahan
nikel. Akan tetapi kekurangan dari kawat ini adalah harganya paling mahal di
9
5. Multistandar
Kawat jenis ini terbuat dari beberapa untaian kawat stainless steel yang
ditempatkan atau dililitkan secara koaksial satu sama lain dengan konfigurasi
gaya yang minimum, kekakuan dan elastisitas yang rendah, harga lebih murah
2.2 Korosi
berkontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen karena adanya faktor
metalurgi (pada material itu sendiri) dan reaksi kimia dengan lingkungannya yang
Pada dasarnya, korosi terjadi dari dua reaksi bersamaan: oksidasi dan reduksi
(redoks). Contohnya saat menggunakan besi pada asam lemah, reaksi oksidasi (anoda)
menyebabkan terurainya besi menjadi ion besi (Fe Fe2+ + 2e-). Reduksi terjadi pada
katoda, dengan ion hidrogen menjadi gas hidrogen (2H+ + 2e- H2). Proses korosi ini
terus berlanjut hingga seluruh logam benar-benar habis, kecuali logam tersebut dapat
membentuk suatu lapisan proteksi yang disebut passivation atau hingga reaktan katoda
habis.16
10
2.2.1 Jenis Korosi Kawat Ortodonti
Beberapa jenis korosi yang dapat terjadi pada kawat ortodonti adalah sebagai
berikut:13,16
1. Uniform Attack
Logam akan mengalami reaksi redoks dengan lingkungan sekitarnya, dan hal
tersebut dapat tidak terdeteksi hingga terjadi kerusakan yang parah pada logam
itu sendiri.
Hal ini dapat terjadi pada permukaan kawat atau braket ortodonti
akan terlihat banyak lubang dan celah. Lubang dan celah ini akan
Korosi jenis ini juga dapat terjadi pada peranti lepasan ketika kawat
logam. Hal ini diperkirakan terjadi oleh karena bakteri dan biofilm yang
3. Galvanic Corrosion
11
Korosi jenis ini terjadi apabila dua jenis logam digabungkan dan
ditempatkan pada larutan konduktif atau pada elektrolit, seperti kawat dan
braket ortodonti yang terbuat dari bahan yang berbeda. Korosi ini dapat
4. Intergranular Corrosion
Korosi jenis ini sangat mudah terjadi pada kawat berbahan stainless
5. Corrosion Fatigue
Hal ini dapat terjadi oleh karena adanya mikroorganisme dan produk
yang dihasilkannya, yang dapat memengaruhi logam dengan dua cara: pertama,
logam.
Rongga mulut merupakan lingkungan yang kompleks dimana gigi dan jaringan
lainnya berada di bawah berbagai tekanan dari pengunyahan dan penelanan. Saliva
terdiri atas campuran garam inorganik (terutama klorida dan fosfat), asam organik,
enzim, bakteri, dan sekresi gastrik. Oleh karena lingkungan rongga mulut sangat
12
agresif, bahan-bahan kedokteran gigi harus besifat biokompatibel dengan jaringan
rongga mulut. Selain itu, bahan-bahan ini juga harus tahan terhadap tekanan mekanik
ortodonti berpotensi mengalami korosi atau pelepasan elemen logam penyusun alloy.
Hal ini dapat terjadi karena pengaruh perubahan suhu, mikroflora, enzim rongga mulut
dan perubahan keasaman (pH) saliva yang dapat memengaruhi kestabilan ion
logam.4,5,11 Selain itu, asam organik dari dekomposisi sisa makanan yang mengandung
sulfur juga dapat mendorong terjadinya pelepasan ion Cr dan Ni dari kawat ortodonti
kalium, klorida, bikarbonat, kalsium, magnesium, hidrogen fosfat, tiosianat dan fluor.
Ion klorida mempunyai mekanisme perusakan logam melalui lapisan kromium oksida
dalam rongga mulut sangat berpotensi mengalami korosi. Lama kawat ortodonti
Pelepasan ion logam dari alat cekat yaitu pelepasan ion nikel, kromium,
kadmium, tembaga, besi, mangan, molibdenum, dan silikon. Pelepasan ion kromium
dapat menurunkan ketahanan terhadap korosi karena kromium memberikan sifat tahan
karat dan pelepasan ion nikel dapat menurunkan kekuatan baja tahan karat karena nikel
13
Dalam rongga mulut, korosi terjadi dengan lepasnya ion logam positif dari alloy
ortodonti ke bentuk senyawa yang lebih stabil seperti klorida, sulfida, dan oksida.
Elemen logam yang terlepas dari alloy akan bereaksi secara kimia dengan
elemen non logam membentuk suatu ikatan logam yang dapat merusak struktur logam
itu sendiri sehingga berpengaruh terhadap kualitas, estetika, bentuk fisik dan
memperlemah kekuatan alloy logam.4 Ion yang terlepas juga dapat masuk ke dalam
tubuh, dan yang memiliki pengaruh paling merugikan bagi tubuh adalah ion nikel dan
kromium.4,5 Ion yang terlepas dapat memberikan efek biologi seperti toksisitas, alergi,
Selain itu, beberapa kasus juga telah dilaporkan terjadinya hipersensitivitas nikel
akibat penggunaan peranti ortodonti, baik yang berbahan stainless steel maupun nikel
titanium. Tanda klinis intra oral dari hipersensitivitas nikel ini berupa kemerahan,
pembengkakan, dan rasa sakit pada mukosa, palatum, gingiva, ataupun bibir.13 Tanda
klinis lainnya dapat berupa hiperplasia gingiva, deskuamasi labial, angular cheilitis,
serta pembengkakan dan rasa terbakar pada mukosa oral. Respon inflamasi ini
merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang dikemas dalam
14
kemasan siap untuk dikonsumsi. Minuman ringan mengandung bahan tambahan baik
alami maupun sintesis. Minuman ringan terdiri dari dua jenis, yaitu minuman ringan
dengan karbonasi dan minuman ringan tanpa karbonasi (non karbonasi).19 Minuman
Menurut hasil riset MARS di lima kota besar di Indonesia menunjukkan bahwa
minuman teh dikonsumsi oleh 79% penduduk Indonesia.20 Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat konsumsi minuman teh dalam kemasan di Indonesia cukup tinggi.
Pada penelitian ini minuman teh kemasan yang digunakan adalah minuman teh
Minuman teh kemasan merupakan minuman ringan dengan bahan baku daun teh
yang mengalami proses pengolahan dan pengemasan sehingga menjadi minuman teh
yang siap konsumsi. Secara umum kandungan senyawa kimia dalam teh terdiri dari
empat kelompok besar yaitu golongan fenol, bukan fenol, aromatis, dan golongan
Salah satu jenis senyawa fenol yang terkandung dalam teh adalah tanin. Tanin
merupakan senyawa yang tersusun dari elemen C, H dan O yang membentuk gugus
hidroksi yang dapat membentuk ikatan silang yang stabil. Kandungan tanin pada daun
15
Golongan bukan fenol yang terdapat dalam daun teh adalah 3-5% karbohidrat,
4,9-7,6% pektin, 3-4% alkaloid, 1,4-5% protein dan asam amino, 0,019% zat warna,
Aroma merupakan salah satu sifat yang penting sebagai penentu kualitas teh,
dimana aroma tersebut sangat erat hubungannya dengan substansi aromatis yang
terkandung dalam daun teh. Senyawa aromatis yang secara alamiah sudah ada pada
daun teh di antaranya adalah linalool, linalool oksida, pfhenuetanol, geraniol, benzil
Enzim yang terkandung dalam daun teh di antaranya adalah invertase, amilase,
Minuman teh kemasan bersifat asam disebabkan karena proses oksidasi pada
minuman teh. Proses oksidasi terjadi pada kandungan thearubigin yang terdapat di
dalam teh. Apabila kandungan thearubigin semakin banyak maka minuman teh akan
semakin bersifat asam.22 Selain itu kondisi asam pada minuman teh dalam kemasan
juga terjadi karena adanya ruang antara permukaan minuman dengan kemasan.
Ruangan tersebut akan terisi oksigen selama proses pengemasan. Reaksi oksidasi
terjadi antara oksigen dengan senyawa polifenol di dalam teh.23 Semakin lama teh
disimpan maka proses oksidasi juga akan berlangsung lebih lama sehingga pH
16
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
Braket Band
Kawat
Ortodonti
Stainless Steel
Nikel Titanium
Beta Titanium
Multistandar
Penurunan pH
saliva
Konsumsi Teh
Kemasan
17
3.2 Kerangka Konsep
Braket Band
Kawat
Ortodonti
Minuman Teh
Kemasan
Laju Korosi
KETERANGAN:
18
BAB IV
METODE PENELITIAN
laboratoris.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-test with
control group design. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian laju korosi terhadap
kawat stainless steel ortodontik yang direndam dalam empat kelompok perlakuan,
yaitu:
19
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Terpadu Jurusan Kimia Fakultas MIPA, serta Laboratorium Oral Biologi FKG
Universitas Hasanuddin
buatan
Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala numerik rasio.
20
4.5 Definisi Operasional
1. Minuman teh kemasan adalah minuman teh dalam kemasan yang berasal dari
produk teh olahan dalam bentuk cair yang dikemas dalam kemasan siap
konsumsi.
2. Laju korosi adalah besarnya material dari kawat ortodonti yang hilang tiap
satuan waktu.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kawat ortodonti dari bahan
stainless steel.
Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 4 sampel per kelompok.
Karena jumlah kelompok adalah 4, maka jumlah sampel seluruhnya adalah 16 sampel.
4.8.1 Alat
1. Gelas kimia
2. Gelas kaca
3. Potensiostat EDAQ
4. Timbangan analitik
21
5. Batang pengaduk
6. Kulkas
7. Tang potong
8. Tang gepeng
4.8.2 Bahan
2. Gabus
3. Saliva buatan
5. Strip indikator pH
6. Aluminium foil
1. Saliva buatan yang dibuat berdasarkan komposisi dari saliva buatan Fusayama
Meyer, yaitu:25,26,27
f. Urea : 1 g/L
22
2. Saliva buatan ini dibuat sebanyak 2 liter dengan pH 6,5.27
Kawat yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 8 kawat jenis stainless steel
menghasilkan 16 sampel kawat dengan panjang yang sama. Setelah itu dilakukan
4.9.3 Pengukuran pH
saliva buatan dengan minuman teh melati, teh rasa buah, dan teh hijau kemasan
beberapa saat
sambungan USB
3. Larutan saliva buatan yang tidak memiliki campuran teh ditungkan ke dalam
gelas kaca sebanyak 100 ml kemudian ditutup dengan gabus yang telah diberi
23
tiga lubang sebagai tempat dari elektrode pendukung, elektrode pembanding
dengan kabel port warna kuning, dan elektrode kerja (kawat ortodonti berbahan
5. Perangkat lunak Echem v.2.1.2 dibuka dan diatur range potensial dan
telah dicampur minuman teh melati, teh rasa buah, dan teh hijau kemasan
Microsoft Excel dan kemudian diolah dengan membuat grafik Tafel sehingga
persamaan:28
0.13 Icorr E
Rmpy =
𝜌
Keterangan:
24
E : Berat ekivalen material (gr)
4.10 Data
Pada penelitian ini, jenis data yang akan digunakan adalah data primer.
25
BAB V
HASIL PENELITIAN
kemasan terhadap laju korosi kawat stainless steel ortodonti. Penelitian ini merupakan
pembuatan saliva buatan dan Laboratorium Kimia Terpadu Fakultas MIPA Unhas
untuk pengukuran laju korosi. Penelitian dilakukan pada bulan September 2018.
Sampel merupakan kawat ortodonti berbahan stainless steel dengan jumlah sampel
seimbang, yaitu kelompok dengan saliva buatan tanpa perlakuan sebagai kontrol dan
kelompok dengan saliva buatan dan penambahan minuman teh melati, teh rasa buah,
dan teh hijau kemasan. Kawat ortodonti direndam ke dalam larutan sambil dilakukan
pengukuran dengan menggunakan alat potensiostat yang memiliki arus listrik dan
dihubungkan dengan komputer sehingga akan muncul data potensial dan arus yang
selanjutnya diolah ke dalam Microsoft Excel 2013 untuk mencari laju korosi yang
terjadi. Setelah itu, hasil yang didapatkan diolah dan dianalisis dengan menggunakan
aplikasi SPSS versi 23. Hasil penelitian ditampilkan dalam tabel distribusi sebagai
berikut:
26
Tabel 5.1 Perbedaan rata-rata laju korosi kawat stainless steel (mpy) setelah
perendaman larutan kontrol, minuman teh melati, teh rasa buah, teh hijau
kemasan.
Normality
Jumlah Sampel Statistic Descriptive
Perlakuan Test
(N)
Laju Korosi P-value
Mean 0.00120550 0.928*
Kontrol 4
SD 0.00044068
Mean 0.00115625
Teh Melati 4 0.700*
SD 0.00016394
Mean 0.00067050
Teh Rasa Buah 4 0,867*
SD 0.00008903
Mean 0.00174125
Teh hijau 4 0,182*
SD 0.00002657
*Shapiro-Wilk Test : p>0.05; data ditribusi normal
stainless steel (mpy) setelah perendaman larutan kontrol, minuman teh melati, teh rasa
buah, dan teh hijau kemasan. Hasil penelitian berdasarkan analisis statistik deskriptif
menunjukkan rata-rata laju korosi kawat tertinggi ditemukan pada kelompok yang
diberikan perlakuan dengan perendaman larutan teh hijau kemasan yaitu sebesar
0.00174125 mpy, sedangkan rata-rata laju korosi kawat stainless steel terendah
ditemukan pada kelompok yang diberikan perlakuan dengan larutan teh rasa buah
yaitu sebesar 0.00067050 mpy. Kelompok sampel yang direndam dengan perlakuan
kelompok sampel yang diberi perlakuan dengan larutan teh melati memperoleh rata-
27
Tabel 5.1 juga memperlihatkan hasil uji normalitas untuk menentukan uji
statistik yang akan digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji normalitas Shapiro Wilk
Test menunjukkan p>0.05 pada semua kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa semua
kelompok terdistribusi normal. Sehingga memenuhi syarat uji parametrik yaitu One
Way Anova.
Uji parametrik One Way Anova ini hanya memberikan indikasi tentang ada
tidaknya perbedaan antara individu perlakuan yang satu dengan individu perlakuan
Total 0.000 15
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan hasil uji Anova yang didasarkan pada nilai
statistik F pada baris Between Groups yang diperoleh sebesar 13.352. Maka dapat
korosi. Selain itu, uji F untuk perlakuan menunjukkan bahwa nilai p-value yang
perendaman terhadap laju korosi memiliki pengaruh yang signifikan. Namun belum
28
tentu rata-rata adanya perlakuan perendaman berbeda dengan perendaman yang tidak
diberikan perlakuan (kontrol). Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan uji
Tabel 5.3 Hasil uji beda rata-rtaa secara serempak laju korosi kawat stainless steel
(mpy) antara perendaman larutan kontrol, minuman teh melati, teh rasa
buah, dan teh hijau kemasan.
*Post Hoc Test: Mann Whitney test : 𝑝-𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 0,05; significant
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa hasil uji beda rata-rata secara serempak laju
korosi kawat stainless steel antara perendaman larutan kontrol, teh melati, teh rasa
buah, dan teh hijau kemasan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya
perbedaan laju korosi dengan selisih sebesar 0.0000493 mpy antara kelompok kontrol
dan kelompok larutan teh melati kemasan dengan laju korosi yang diperoleh lebih
rendah dibandingkan laju korosi kelompok kontrol karena selisih rata-rata yang
diperoleh bernilai positif. Untuk selisih rata-rata antara kelompok kontrol dengan
kelompok larutan teh rasa buah kemasan diperoleh selisih sebesar 0.000535000 mpy
dengan laju korosi yang diperoleh lebih rendah dibandingkan dengan laju korosi
kelompk kontrol karena selisih rata-rata yang diperoleh bernilai positif. Selain itu,
perbedaan selisih rata-rata antara kelompok kontrol dengan kelompok larutan teh hijau
29
kemasan diperoleh selisih sebesar -0.000535750 mpy dengan laju korosi yang
diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan laju korosi pada kelompok kontrol karena
baik pada kelompok tanpa perlakuan yaitu kelompok kontrol, kelompok dengan
larutan teh melati, teh rasa buah, dan teh hijau kemasan memiliki pengaruh dalam
meningkatkan besar laju korosi yang diperoleh. Hal ini dilihat dari hasil analisis
statistik yang telah dilakukan dengan uji One Way Anova menunjukkan signifikansi
30
BAB VI
PEMBAHASAN
Peranti cekat adalah peranti ortodonti yang melekat pada gigi pasien sehingga
tidak bisa dilepas oleh pasien.3 Kawat ortodonti merupakan salah satu komponen
penting pada perawatan ortodonti.4 Terdapat beberapa jenis kawat ortodonti yang
dapat dipakai salah satunya adalah stainless steel.5 Kawat ortodonti stainless steel
merupakan kawat yang paling sering digunakan saat ini dalam perawatan ortodonti.
Kawat ini disukai karena memiliki sifat biokompabilitas, kestabilan, deformasi elastis,
kekuatan yang baik, harganya lebih ekonomis, serta dikenal sebagai baja tahan
korosi.5,6,7
ortodonti akan berpotensi mengalami korosi.4 Hal ini dikarenakan rongga mulut
merupakan lingkungan yang sangat ideal untuk terjadinya biodegradasi logam karena
temperatur serta kualitas dan pH saliva yang dapat memengaruhi kestabilan ion
logam.5 Derajat keasaman saliva dapat berubah setiap saat. Salah satu hal yang
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh konsumsi minuman teh
kemasan terhadap laju korosi kawat stainless steel ortodonti, sehingga hasil penelitian
ini dapat dikontribusikan untuk menambah ilmu pengetahuan yang berguna terutama
31
Penelitian ini hanya terbatas pada pengukuran laju korosi saja, tanpa
korosi minuman teh kemasan, kedepannya perlu dilakukan pengujian dengan metode
lain. Selain itu penelitian ini hanya menguji jenis teh melati, teh rasa buah, dan teh
hijau kemasan, sehingga belum diketahui pasti jenis teh kemasan yang memiliki
pengaruh paling besar terhadap laju korosi kawat. Penelitian ini juga hanya menguji
laju korosi kawat ortodonti berbahan stainless steel, sedangkan dalam perawatan
ortodonti banyak logam jenis lain yang biasa digunakan. Maka, perlu dilakukan
penelitian lanjutan dengan varian teh kemasan yang lebih banyak atau dengan
menggunakan sampel kawat ortodonti berbahan lain. Perlu juga dilakukan penelitian
mengenai kerja minuman teh kemasan ini di dalam rongga mulut, mengingat medium
16 kawat dengan panjang yang seragam yaitu 6 cm. Sampel dibagi ke dalam empat
dengan penambahan teh melati, teh rasa buah, dan teh hijau kemasan. 16 sampel dibagi
dengan selisih sebesar 0.0000493 mpy antara kelompok kontrol dan kelompok larutan
teh melati kemasan dengan laju korosi yang diperoleh lebih rendah dibandingkan laju
32
korosi kelompok kontrol karena selisih rata-rata yang diperoleh bernilai positif. Untuk
selisih rata-rata antara kelompok kontrol dengan kelompok larutan teh rasa buah
kemasan diperoleh selisih sebesar 0.000535000 mpy dengan laju korosi yang
diperoleh lebih rendah dibandingkan dengan laju korosi kelompk kontrol karena
selisih rata-rata yang diperoleh bernilai positif. Selain itu, perbedaan selisih rata-rata
antara kelompok kontrol dengan kelompok larutan teh hijau kemasan diperoleh selisih
sebesar -0.000535750 mpy dengan laju korosi yang diperoleh lebih tinggi
dibandingkan dengan laju korosi pada kelompok kontrol karena selisih rata-rata yang
baik pada kelompok tanpa perlakuan yaitu kelompok kontrol, kelompok dengan
larutan teh melati, teh rasa buah, dan teh hijau kemasan memiliki pengaruh dalam
meningkatkan besar laju korosi yang diperoleh. Dari keempat kelompok perlakuan,
kelompok yang memberikan pengaruh paling besar terhadap laju korosi kawat
stainless steel adalah kelompok perlakuan dengan perendaman larutan teh hijau
bahwa nilai rata-rata tertinggi laju korosi berada pada teh hijau dibandingkan dengan
kelompok perlakuan lainnya dan nilai p-value sebesar 0.049 < 0.05.
berkontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen karena adanya faktor
metalurgi (pada material itu sendiri) dan reaksi kimia dengan lingkungannya yang
33
Pada lingkungan rongga mulut, kawat yang digunakan dalam perawatan
ortodonti berpotensi mengalami korosi atau pelepasan elemen logam penyusun alloy.
Hal ini dapat terjadi karena pengaruh perubahan suhu, mikroflora, enzim rongga mulut
dan perubahan keasaman (pH) saliva yang dapat memengaruhi kestabilan ion
logam.4,5,11 Derajat keasaman saliva dapat berubah setiap saat. Salah satu hal yang
diketahui bahwa pH larutan dengan penambahan minuman teh hijau kemasan adalah
5,5. Hal ini menunjukkan pH larutan yang bersifat asam. Minuman teh kemasan
bersifat asam disebabkan karena proses oksidasi pada minuman teh. Proses oksidasi
terjadi pada kandungan thearubigin yang terdapat di dalam teh. Apabila kandungan
thearubigin semakin banyak maka minuman teh akan semakin bersifat asam.22 Selain
itu kondisi asam pada minuman teh dalam kemasan juga terjadi karena adanya ruang
antara permukaan minuman dengan kemasan. Ruangan tersebut akan terisi oksigen
selama proses pengemasan. Reaksi oksidasi terjadi antara oksigen dengan senyawa
polifenol di dalam teh.23 Semakin lama teh disimpan maka proses oksidasi juga akan
34
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minuman teh hijau kemasan dapat
mempengaruhi laju korosi kawat ortodonti berbahan stainless steel. Hal ini disebabkan
rata-rata laju korosi pada kawat ortodonti yang dilakukan perendaman dengan larutan
teh hijau kemasan memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
kontrol.
7.2 Saran
Setelah penelitian ini dilakukan, peneliti mengharapkan beberapa hal antara lain:
stainless steel.
perendaman.
35
DAFTAR PUSTAKA
2. Sambeta DC, Anindita PS, Juliatri. Pengaruh maloklusi gigi anterior terhadap
63.
135 p.
4. Rasyid NI, Sri P, Heryumani JCP. Pelepasan ion nikel dan kromium kawat
Australia dan stainless steel dalam saliva buatan ( The release of nickel and
chromium ions from Australian wire and stainless steel in artificial saliva ).
2014;47(3):168–72.
5. Jura. Jumlah ion kromium ( cr ) dan nikel ( ni ) kawat ortodontik stainless steel
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egigi/article/view/10577
6. Siti Triaminingsih. Perbedaan sifat mekanik kawat ortodontik jenis baja tahan
5.
8. Sari DM, Handani S, Yetri Y. Pengendalian Laju Korosi Baja St-37 dalam
36
Daun Teh (Camelia sinensis). J Fis Univ Andalas. 2013;2(3):204–11.
Kesehat. 2016;4(2):375–80.
amelia sinensis ) terhadap laju korosi baja karbon schedule 40 grade b erw. J
11. Situmeang MA, Anindita PS. Perbedaan pelepasan ion nikel dan kromium pada
12. Kotha RS, Alla RK, Shammas M, Ravi RK. An Overview of Orthodontic Wires
13. Arango Santander S, Luna Ossa CM. Stainless Steel: Material Facts for the
from: http://revistas.ucc.edu.co/index.php/od/article/view/751
16. House K, Sernetz F, Dymock D, Sandy JR, Ireland AJ. Corrosion of orthodontic
37
92.
17. Musa Trolić I, Turco G, Contardo L, Serdarević NL, Otmačić Ćurković H, Špalj
Available from:
http://www.ascro.hr/fileadmin/user_upload/2017/Number_2017-
4/Musa_Trolic_2017-4.pdf
19. Cahyadi W. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. 2nd ed.
20. Nugroho, Agung. Perencanaan komunikasi pemasaran terpadu teh celup sosro.
21. Balittri J. Kandungan senyawa kimia pada daun teh (camellia sinensis). War
22. Budianta T. Tanin teh, dua sisi pertimbangan yang perlu diperhatiakn. Seri Kaji
Ilm. 1999;9(2).
24. Hosea C. Perubahan sifat fisikokimia teh botol dalam berbagai perlakuan
Seogijapranata; 2005.
38
25. Nagalakshmi R, Rajendran S, Sathiyabama J. Corrosion Resistance of Metals
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=4436327&tool=p
mcentrez&rendertype=abstract
28. Butarbutar S, Febrianto. Pengujian mesin edaq untuk mengukur laju korosi.
39
LAMPIRAN
40
41
42
43
44
45
Lampiran 6 Perhitungan Luas Permukaan dan Volume Sampel
L = 2 π r (r+t)
Dimana: π = 22/7
= 0.775784 cm2
V = ¼ π d2 t
Dimana: π = 22/7
= 0.007924714 cm3
46
Lampiran 7 Foto Penelitian
1. Pengukuran pH Larutan
47
2. Pengukuran Laju Korosi
48
Pengukuran laju korosi kelompok teh melati kemasan
49
Lampiran 8 Data Penelitian
Luas Densitas
Berat Volume Icorr
Replikasi Permukaan Kawat
Kawat (g) Kawat (cm3) (µA/cm2)
Kawat (cm2) (g/cm3)
1 0.05 0.775784 0.007924714 6.30937596 1.6698
2 0.06 0.775784 0.007924714 7.57125115 1.3456
3 0.06 0.775784 0.007924714 7.57125115 0.9769
4 0.06 0.775784 0.007924714 7.57125115 0.6889
Luas Densitas
Berat Volume Icorr
Replikasi Permukaan Kawat
Kawat (g) Kawat (cm3) (µA/cm2)
Kawat (cm2) (g/cm3)
1 0.04 0.775784 0.007924714 5.04750077 1.1419
2 0.06 0.775784 0.007924714 7.57125115 0.9708
3 0.05 0.775784 0.007924714 6.30937596 1.0401
4 0.05 0.775784 0.007924714 6.30937596 1.3362
Tabel 3 Data pengukuran kelompok dengan penambahan teh kemasan rasa buah
Luas Densitas
Berat Volume Icorr
Replikasi Permukaan Kawat
Kawat (g) Kawat (cm3) (µA/cm2)
Kawat (cm2) (g/cm3)
1 0.05 0.775784 0.007924714 6.30937596 0.7648
2 0.07 0.775784 0.007924714 8.83312634 0.6572
3 0.06 0.775784 0.007924714 7.57125115 0.5586
4 0.07 0.775784 0.007924714 8.83312634 0.623
50
Tabel 4 Data pengukuran kelompok dengan penambahan teh hijau kemasan
Luas Densitas
Berat Volume Icorr
Replikasi Permukaan Kawat
Kawat (g) Kawat (cm3) (µA/cm2)
Kawat (cm2) (g/cm3)
1 0.06 0.775784 0.007924714 7.57125115 1.7278
2 0.07 0.775784 0.007924714 8.83312634 1.67
3 0.05 0.775784 0.007924714 6.30937596 1.6796
4 0.06 0.775784 0.007924714 7.57125115 1.6839
Tabel 5 Perhitungan laju korosi kawat ortodonti berbahan stainless steel pada setiap
kelompok
51
Lampiran 9 Hasil Analisis uji SPSS Versi 23
Oneway
Descriptives
Laju Korosi
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
Teh Rasa Buah 4 .00067050 .000089034 .000044517 .00052883 .00081217 .000575 .000788
Laju Korosi
52
Levene Statistic df1 df2 Sig.
7.799 3 12 .004
ANOVA
Laju Korosi
Total .000 15
53
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
54
Teh Rasa Buah .001070750* .000169453 .000 .00053652 .00160498
55
T-Test
Group Statistics
56
Laju Korosi E
q
u
a
l
v
a
r
i
a
n 5.064 .065 .209 6 .841 .000049250 .000235096 -.000526010 .000624510
c
e
s
a
s
s
u
m
e
d
57
E
q
u
a
l
v
a
r
i
a
n
c .209 3.815 .845 .000049250 .000235096 -.000616173 .000714673
e
s
n
o
t
a
s
s
u
m
58
e
d
T-Test
Group Statistics
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
59
Lower Upper
Equal variances
2.380 3.245 .091 .000535000 .000224795 -.000150845 .001220845
not assumed
T-Test
Group Statistics
60
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
Equal variances
-2.427 3.022 .093 -.000535750 .000220743 -.001235392 .000163892
not assumed
T-Test
Group Statistics
61
Independent Samples Test
Laju Korosi Equal variances assumed 1.305 .297 5.207 6 .002 .000485750 .000093280 .000257502 .000713998
T-Test
Group Statistics
62
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
Laju Korosi Equal variances assumed 5.216 .062 -7.045 6 .000 -.000585000 .000083042 -.000788196 -.000381804
T-Test
Group Statistics
63
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
Laju Korosi Equal variances assumed 2.417 .171 -23.048 6 .000 -.001070750 .000046458 -.001184428 -.000957072
64
Lampiran 10 Kartu Monitoring Pembimbingan Skripsi
65