Anda di halaman 1dari 10

Triad Endodontik

Triad endodontik merupakan tiga tahapan yang harus dilakukan pada


prosedur endodontik yang digambarkan dalam bentuk segitiga dimana tahapan
yang pertamamempengaruhi tahapan berikutnya. Tahapan-tahapan ini yaitu :

1. Akses yang Lurus

Preparasi akses memiliki beberapa tujuan yaitu:


 memperoleh akses yang lurus
 menghemat jaringan gigi
 membuka atap pulpa untuk memajankan orifis dan membuangtanduk
pulpa.
Teknik akses
Bur yang dipakai pada preparasi akses adalah bur fisur lurus atau tirus,
kadang-kadangditambah dengan bur bulat. Langkah– langkah dalam preparasi
akses yaitu :
a. Buat kavitas akses kasar ke dalam dentin, mendekati kamar pulpa dengan
henpis kecepatantinggi.
b. Tembus dan buka atap kamar pulpa dengan bur kecepatan tinggi. Ada
baiknya mengukur jarak antara permukaan insisal atau oklusal dengan
radiograf. Jarak ini ditransfer ke bur agar diperoleh pedoman sebarapa
dalam harus mengebur.
c. Cari lokasi orifis dengan sonde endodonsia (sonde lurus).
d. Buang rak dentin yang bisanya menutupi dan menghalangi pandangan ke
orifis pada molar dengan bur bulat kecil yang memiliki shak panjang atau
fisur tirus kecil atau dengan bur intan.
e. Eksplorasi saluran akar dengan kirgi kecil sebelum memperoleh akses
lurus, hal ini untuk menentukan apakah saluran akar cukup lebar untuk
mengakomodasikan GGd. Evaluasidilakukan dengan kirgi kecil (ukuran
10 atau 15) diset pada panjang kerja perkiraan untuk masing - masing
saluran akar, tiap saluran akar dieksplorasi dan dimulai dengan kirgi yang
terkecil kemudian diteruskan ke yang lebih besar dengan tetap pada
panjang kerja perkiraan agar diperoleh patensi.
f. Kadang–kadang instrument kecil pun tidak dapat mencapai panjang kerja.
Hal ini mungkin disebabkan oleh sumbatan di dalam saluran akar atau
karena konstriksi (instrument makin lamamakin serat dan kemudian
berhenti di saluran akar yang kecil).
g. Saluran akar kecil harus cukup lebar bagi lewatnya GGd. Hasil yang
paling baik dicapai denganmetode preparasi step-back.
h. Setelah preparasi step-back dilakukan, segmen korona siap di GGd. Pada
sebagian kasus GGdyang digunakan adalah nomor 2,3 dan 4.
i. Jalankan bur no 2 atau 3 dengan kecepatan sedang dan tekanan ringan
beberapa mm ke dalamsaluran akar. Jangan ditekan ke arah lateral, dan
jangan membuat akses lurus dengan bur no 2atau no 3.
j. Jalankan bur no 4 sampai mendekati kedalaman yang dicapai oleh bur no
3. Gunakan bur no 4untuk memperoleh akses lurus. GGd selalu digunakan
menjauhi bifurkasi akar agar tidak terjadi perforasi akar.
k. Akses lurus diperiksa dengan kirgi yang harus dapat lewat tanpa hambatan
ke dalam saluranakar.

Menentukan Panjang Kerja


a. Film diagnostic yang dibuat dengan teknik kesejajaran diukur dari titik acu
ke apeksmenggunakan penggaris endodonsia yang mempunyai millimeter.
b. Panjang diperoleh dari panjang radiografis dikurangi 3 mm.
c. Stopper instrument sesuai dengan panjang kerja perkiraan dipasang pada
masing-masing kirgikecil.
d. Ukuran kirgi yang dipakai untuk mengeksplorasi saluran akar makin besar
sampai diperolehukuran kirgi yang mengunci di dalam saluran akar pada
panjang kerja perkiraan atau sedikitlebih pendek.
e. Pada gigi berakar lebih dari satu, semua saluran akar harus diberi kirgi.
2. Pembersihan atau Irigasi dan pembentukan saluran akar

Tindakan irigasi dilakukan selama dan sesudah pembersihan dan pembentukan


saluran akar, dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran fragmen jaringan pulpa
dan serpihan dentin yang menumpuk. Irigasi adalah pengambilan fragmen kecil-
kecil debris organik dan serpihan dentin dari saluran akar. Tindakan irigasi adalah
salah satu kunci keberhasilan dalam perawatan endodontik. Sebab jika diabaikan
dapat menyebabkan kegagalan perawatan endodontic. Karena dinding saluran
akar yang tidak bersih dapat menjadi tempat persembunyian bakteri, mengurangi
perlekatan bahan pengisi saluran akar dan meningkatkan celah apikal.

Fungsi utama bahan irigasi adalah membuang debris dari saluran akar,
bahan irigasi bisa pula memiliki sifat lain yang dapat membantu pembersihan dan
pembentukan saluran akar. Adapun sifat bahan irigasi yang ideal adalah
merupakan pelarut debris atau pelarut jaringan, tidak toksis, memiliki tegangan
permukaan rendah, sebagai pelumas, mampu membuang smear layer serta bahan
irigasi tidak mudah dinetralkan dalam saluran akar agar efektivitasnya tetap
terjaga.

Bahan irigasi yang biasa dipakai adalah yang mempunyai sifat antiseptik
artinya suatu bahan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme secara
in vitro dan in vivo pada jaringan hidup.

Pembentukan saluran akar terdiri atas tahapan-tahapan sebagai berikut.


a. Penentuan kirgi master.Kirgi apeks master (KAM) adalah kirgi terbesar yang
bisa agak sesak pada ujung panjangkerjanya. KAM ditentukan dengan
menempatkan kirgi secara pasif dan bertahap dengan ukuransepanjang kerja
hingga akhirnya diperoleh kirgi terbesar sepanjang kerja yang ujungnya
agak sesak.
b. Preparasi akses. Tujuan dari preparasi apeks ini :
 membantu agar instrument, material dan zat kimiatetap bekerja di
lingkungan saluran akar, tidak melewatinya.
 untuk menciptakan ataumempertahankan suatu barier guna
mengkondensasikan gutaperca. Instrument yang digunakanadalah
instrument yang besarnya satu atau dua nomor lebih kecil dari KAM.
Instrument inidimasukkan ke dalam panjang kerja, digerakkan ke
segala arah dan menyentuh ujung yang buntudi semua daerah.
c. Ekstirpasi pulpa.Pembuangan pulpa vital dan nekrotik sampai bersih benar
dari daerah akar disebutdebridement. Pembuangan ini dilakukan dengan
jarum ekstirpasi. Jarum ekstirpasi harus sesuaidengan dimensi saluran
akarnya tetapi tidak boleh terlalu pas sehingga dapat menyangkut
padadinding. Jarum ekstirpasi ditusukkan ke dalam pulpa sampai sedikit lebih
pendek dari panjangkerja. Gagangnya diputar beberapa kali kemudian ditarik.
d. Preparasi standar.Preparasi berbentuk corong merupakan preparasi yang
umum digunakan. Cara melakukannya :
 jajaki saluran akar hingga mencapai panjang kerja dengan kirgi kecil
 preparasi dentin korona guna mempermudah penempatan kirgi besar,
dengan memakai GGd atauinstrumen pembuka orifis atau kirgi
genggam
 tentukan ukuran KAM
 lebarkan saluranakar apkes dengan teknik step-back atau crown-down
untuk membersihkan dan membentuk saluran akar.

Teknik step-back pasif


Ini adalah langkah setelah akses lurus dan KAMnya ditentukan. Setelah
prepaasi apeks, penirusan saluran akar (berbentuk corong ke arah korona) sisanya
dilakukan denganmemendekkan panjang kerja sepanjang 0,5 mm setiap kali
mennganti kirgi dengan satu nomor yang lebih besar. Setiap selesai menggunakan
kirgi step-back, lakukan rekapitulasi dengan kembali ke panjang KAM (atau kirgi
yang lebih kecil). Instrumen dirotasikan untuk mengeluarkan debris tetapi tidak
melebarkan saluran akar di apeks.

3. Obturasi.
Obturasi bertujuan untuk menciptakan kerapatan yang sempurna sepanjang
sistem saluran akar, dari korona sampai ke ujung apeks.

Material Obturasi Inti


Sifat material obturasi yang diinginkan

 Mudah dimasukkan ke dalam saluran akar.


 Dapat menutup saluran akar lateral dan apeks dengan baik.
 Tidak mengerut setelah dimasukkan dalam saluran akar.
 Kedap cairan.
 Dapat membunuh bakteri atau setidaknya menghalangi pertumbuhan
bakteri.
 Radiopak.
 Tidak membuat struktur gigi berubah warna.
 Tidak mengiritasi jaringan periapeks atau memengaruhi struktur gigi.
 Steril atau mudah disterilkan.
 Mudah dikeluarkan dari saluran akar.

Adapun jenis-jenis material obturasi, yaitu :


 Material solid, seperti gutaperca, kon perak, kirgi sebagai material inti.
 Material semisolid, seperti oksida seng (ZnO) dan eugenol.

Siler Saluran Akar

Sifat siler saluran akar yang diinginkan :


 Toleransi jaringan.
 Tidak mengkerut ketika mengeras.
 Waktu pengerasan yang lambat.
 Keadhesifan.
 Keradiopakan.
 Tidak mewarnai gigi.
 Larut dalam pelarut.
 Tdak larut dalam cairan jaringan dan jaringan mulut.
 Bersifat bakteriostatik.
 Menciptakan kerapatan yang baik.

a. Berbasis OSE
Keuntungan utamanya adalah riwayat keberhasilannya yang telah
berlangsung lama. Kualitas positifnya jelas mengalahkan aspek negatifnya,
yaitu mewarnai gigi, waktu pengerasan yangsangat lambat, tidak adhesif,
dan larut.

b. Plastik
Contohnya adalah AH26. Sifatnya adalah antimikroba, adhesi,
waktu kerja yang lama, mudahmengaduknya, dan kerapatan yang sangat
baik.Kekurangannya adalah mewarnai gigi, relatif tidak larut dalam
pelarut, agak sedikit toksik jika belum mengeras, dan agak larut pada
cairan mulut.

c. Kalsium Hidroksida
Memiliki sifat antimikroba dan kerapatan jangka pendek yang
adekuat. Tidak direkomendasikan.

d. Semen Ionomer Kaca


Keuntungannya bisa beradhesi ke dentin sehingga diharapkan bisa
menciptakan kerapatanyang baik di apeks dan korona dan
biokompatibel.Kekerasan dan ketidaklarutannya menyukarkan perawatan
ulang jika diperlukan danmenyukarkan pembuatan pasak.

Tahap Obturasi
 Buat campuran siler saluran akar dan aplikasikan ke dinding saluran akar.
 Masukkan kon master, tanpa dilapisi siler, secara perlahan agar kelebihan
siler dan udara bisamenyingkir.
 Beri tanda panjang yang dikehendaki pada kon aksesori dengan
menjepitnya dengan pinset,sebelum penguak dimasukkan dan dikeluarkan.
 Penguak yang panjangnya telah ditandai didesakkan ke arah apeks diantara
kon master dandinding saluran akar dengan tekanan yang kuat untuk
menciptakan ruangan bagi kon aksesori berikutnya.
 Untuk membebaskan penguak, putar penguak bolak balik pada sumbu
panjangnya. Setelah penguak diangkat maka segera masukkan kon
gutaperca aksesori yang telah diukur ke ruangyang telah terkuak itu.
 Setelah memasukkan satu atau dua kon, boleh saja dibuatkan radiograf
sehingga jika panjang kontidak sesuai dapat diganti dengan kon master
yang baru yang pas dan sesuai panjangnya.
 Ulangi tahap ini sampai penguak tidak dapat lagi melewati sepertiga apeks
saluran akar. Padatahap ini, obturasi diperiksa dengan radiograf.
 Potong kelebihan gutaperca dengan instrument panas.
 Mampatkan gutaperca panas di daerah servikal dengan kondensasi
vertikal.
 Bersihkan kamar pulpa dengan seksama memakai kapas yang dibasahi
alkohol atau kloroform.
 Tutup dengan tambalan sementara atau permanen.
 Buat radiograf setelah gigi ditambal dan isolator karet dilepas.
Bahan Irigasi Saluran Akar

Bahan irigasi yang biasa dipakai adalah yang mempunyai sifat antiseptic
artinya suatu bahan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme secara
in vitro dan in vivo pada jaringan hidup. Efektifitas dan toksisitas larutan ini
sangat tergantung pada konsentrasi, suhu dan waktu. Larutan irigasi yang
digunakan dalam perawatan saluran akar antara lain adalah :

I. Golongan Halogen.
I.1. Klorin
Bahan irigasi mengandung klorin yang bersifat oksidator dan dianggap
paling efektif adalah larutan NaOCI 5% karena bersifat lubrikan, pelarut jaringan
pulpa, pemutih dan antiseptik yang kuat. Akan tetapi bahan ini mempunyai
kekurangan yaitu tidak dapat membuang debris anorganik, tidak dapat mencapai
daerah 1/3 apikal, menyebabkan korosi alat endodontik dari baja karbon, bersifat
toksik. Heggers et al (1991) menemukan bahwa secara in vitro dan in vivo
toksisitas NaOCl terhadap jaringan terlihat pada konsentrasi 0,25% dan dibawah
konsentrasi tersebut tidak mempuyai efek bakterisidal. Larutan NaOCI 0,05%
mempunyai efek merusak sel yang lebih besar daripada efek antimikroba terhadap
bakteri obligate anaerob dari dalam saluran akar.

Sabala dan Powell (1989), menemukan larutan NaOCl 5,25% yang


tertekan kejaringan periapikal menyebabkan rasa sakit yang sangat dan
pembengkakkan spontan. Hal yang sama terjadi pada tiga kasus komplikasi
pemakaian NaOCl 2%. Ingram (1990) melaporkan rasa sakit dan terbakar pada
mata pasien akibat terpercik larutan NaOCl 5,25%. Ehrich et al (1993)
melaporkan kasus irigasi NaOCl 5,25% yang tidak sengaja mengenai sinus
maksilaris menimbulkan rasa terbakar dan kongesti.

I.2 Iodin
Larutan organik yang mengandung iodin disebut iodofor. Keuntungan bahan ini
adalah dapat membersihkan saluran akar karena mempunyai tegangan permukaan
yang rendah, bersifat antiseptik dan toksisitasnya lebih rendah dibandingkan
dengan NaOCl, serta iodin yang dikandungnya tidak menimbulkan reaksi alergi.
Tetapi sama seperti NaOCI, memiliki efek toksik 10 kali lebih besar dibanding
efek antimikrobanya, dan dapat mengiritasi jaringan. Larutan iodofor yang sering
digunakan adalah Wescodyne berisi iodin 1,5% (9,1% polyethoxy polypoxy,
polyethoxy ethanoliodine complex) dan lodopax berisi iodin 5% (acetylphenoxy
+polyglycol ether). Larutan irigasi lain yang mengandung iodin adalah Iodine
pottassium iodide, mempunyai efek antimikroba maksimal. Sitotoksisitasnya lebih
kecil dari NaOCl, daya iritasi jaringan setara dengan Bis-dequalinium acetate
0,5% dan NaOCI3%.

II. Golongan deterjen


Pemakaian deterjen untuk irigasi saluran akar akan menambah kebersihan
karena efektif menghilangkan sisa jaringan lemak. Bahan ini efektif sebagai agen
pembersih karena mempunyai tegangan permukaan yang aktif, dapat mengemulsi
organisme dan debris organik sehingga bisa dikeluarkan dari dalam saluran akar.
Efek antibakterinya dengan cara mengganggu lipoprotein membran sel, tetapi
lebih lemah dari NaOCI. Bahan irigasi yang termasuk deterjen kationik adalah
golongan quartenary ammonium compound. Meskipun mempunyai efek
pembersih yang baik tetapi bahan ini bukan larutan irigasi yang ideal karena efek
antibakterinya lemah, dan dapat menghambat atau memperlama penyembuhan
luka. Contoh deterjen kationik yaitu EDTAG, Zephiran, aminoquinal
diacetate/Salvizol, Bisdequalinium acetate atau Solvidont, Biosept 0,1% dan 1%,
Bardac 0,5%. Biosept lebih toksik dari NaOCI, iodofor dan klorheksidin. Daya
iritasi jaringan Salvizol sama dengan iodofor, tetapi lebib rendah dari NaOCI dan
Zephiran. Larutan irigasi yang termasuk deterjen anionik (nonionik) antara lain
lauryl sulphate dan sabun. Kombinasi larutan kalsium hidroksida dengan lauryl-
diethylene-glycol-ether-sodium sulphate 10% dan 20% memiliki efek antibakteri
lebib besar dari larutan kalsium hidroksida terhadap bakteri S.faecalis, S.sanguis,
Smutans,S.salivarius, Neissseria sp, diphteroid, S.aureus, Lactobacillus sp,
S.epidermidis, B. subtilis dan C.albicans. Akan tetapi, Herlofson dan Barkvoll
(1996), menemukan deskuamasi mukosa mulut pada 75% subyek pemakai pasta
gigi mengandung SLS.
III Chelating solution
Chelating solution adalah bahan yang dipakai untuk mendekalsifikasi
saluran akar yang sempit. Larutan yang biasa dipakai bersifat asam seperti EDTA,
asam sitrat, asam laktat, asam sulfat dan asam tanat. Selain itu, EDTAC, RC-Prep,
Solvidont, Salvizol. Pemakaian kombinasi larutan NaOCl dengan EDTA akan
membuang semua debris organik dan sisa jaringan keras gigi serta membuka
tubulus dentin. Namun sampai sekarang belum ada bukti yang menyatakan bahwa
pembersihan dengan bahan kimia organik yang berlebihan akan meningkatkan
prognosa perawatan. Menurut Segura et al, (1996), larutan disodium salt of EDTA
yang terdorong ke apikal selama preparasi bisa menghambat interaksi Vasoactive
Intestinal Peptida dengan makrofag sehingga sistim imun pada jaringan periapikal
tserganggu.

Anda mungkin juga menyukai