2. Sumber daya
Sumber daya yang dimaksud ialah meliputi ketersediaan staf (tenaga
kerja) dan fasilitas fisik (fasilitas kesehatan) yang dapat mendukung
proses implementasi kebijakan. Dalam berita di Provinsi Sumatera
Selatan, Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan yang
merupakan sumber daya potensial untuk menyukseskan kebijakan
kesehatan yang telah dibuat.
3. Disposisi
Disposisi merupakan kecenderungan sikap yang dimiliki oleh agen
pelaksana kebijakan yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan
kinerja implementasi kebijakan. Sehingga aktor pelaksana kebijakan
tersebut harus memahami apa yang harus dilakukan dan diangkat
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Kecenderungan sikap agen
pelaksana kebijakan di Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Garut
menurut berita yang kami temukan tidak terlalu dijelaskan. Namun
seharusnya agen pelaksana telah memahami dengan baik mengenai
masalah ISPA sebelum mensosialisasikan kepada masyarakat dan
memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
4. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi diperlukan untuk mengatur sumber daya atau
pelaksana dapat melaksanakan kegiatan dengan kondusif dan
terkoordinasi dengan baik. Dalam pengelolaan kebijakan yang
kompleks diperlukan struktur birokrasi yang kuat dan dapat mengatur
kerjasama orang-orang atau sumber daya di dalamnya secara efektif.
Struktur birokrasi yang digunakan dalam kebijakan pengendalian ISPA
di Provinsi Sumatera Selatan adalah Dinas Kesehatan Prov. Sumsel
melalui Kepala Bidang (Kabid) Bina Pengendalian Masalah Kesehatan
Dinkes Sumsel. Sedangkan struktur birokrasi yang digunakan dalam
kebijakan pengendalian ISPA di Kota Garut adalah Dinas Kesehatan
Kota Garut melalui Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular
(P2M).