Anda di halaman 1dari 7

4.

PICO
Prinsip PICO digunakan untuk mencapai manajemen pasien yang
paling

baik

memberikan

dalam

dunia

pertanyaan

medis.
yang

Prinsip

telah

di

ini

adalah

dengan

formulasikan

untuk

mempermudah dalam pencarian jawaban yang menantang di dunia


medis atau mengkritisi secara cepat.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dibagi menjadi empat komponen :
P : Population and Clinical Problem
Adalah populasi atau problem klinis relevan yang ada dalam pemikiran kita.
I : Intervention (or Indicator or Index test)
Adalah strategi manajemen, eksposure, atau tes yang kita ingin ketahui, yang
berhubungan dengan problem kinis. Contohnya :

Prosedur seperti terapi obat, pembedahan atau diet (intervention).


Paparan terhadap lingkungan kimia, atau faktor yang mungkin mempengaruhi
outcome (indicator).
Tes diagnosis seperti CT-Scan, tes darah lengkap (index test)

C : Comparator
Adalah alternatif atau strategi kontrol, eksposur atau tes sebagai pembanding
dengan apa yang kita ingin tahu (apa yang menarik bagi kita).
O : Outcome
Menunjukkan apa yang kita paling pikirkan akan terjadi (atau berhenti terjadi)
dan atau apa yang pasien paling pikirkan. (Chris dan Janet, 2007)

Paul, Chris & Janet Salisbury. 2006.Evidence-Based Practice Workbook.


Massachussets : Blackwell Publishing
7. Sedangkan pertanyaan penelitian (research question) adalah sebuah pertanyaan
yang memberikan pernyataan secara eksplisit oleh seorang peneliti tentang hal yang
ingin diketahuinya. Contoh:
- Apakah Y terjadi akibat dari A atau B? (Memprediksi hasil)
- Apakah Y dipengaruhi X? (Menjelaskan penyebab)
- Apakah A dan B berbeda dalam memberikan respon

terhadap

X?

(Membandingkan)
(Swarjana, 2012)
8. belom

a. 16. Naturalisme
Sebuah pendekatan untuk penelitian lapangan berdasarkan asumsi bahwa realitas
sosial obyektif ada dan dapat diamati dan dilaporkan secara akurat. Dalam desain ini
dilakukan observasi menyeluruh pada sebuah latar tertentu tanpa sedikitpun
mengubahnya.

b. Ethnomethodology
Ethnomethodology (etnometodologi) adalah metode penelitian dengan mengamati
perilaku subyek dalam mengambil tindakan, cara mengambil tindakan atau cara
subyek belajar dalam mengambil tindakan. Etnometodologi masuk dalam kategori
penelitian kualitatif karena etnometodologi memusatkan kajian pada kenyataan yang
memiliki penafsiran praktis dan menghasilkan data deskriptif. (Moleong, 2004)
c. Grounded Theory
Dengan menggunakan grounded theory, peneliti dapat menemukan teori yang berasal
dari data observasi empirik di lapangan dengan menggunakan metode induktif
(menemukan teori berdasarkan data), generatif (menemukan teori menggunakan data
sebagai evidensi), konstruktif (menemukan teori menggunakan analisis dan proses
mengabstraksi), dan subyektif (menemukan teori berdasarkan konseptualisasi
masyarakat yang dijadikan subyek studi). (Sudira, 2009)
d. Case Study
Creswell (1998) mengatakan bahwa fokus studi kasus (case study) adalah spesifikasi
kasus dalam suatu kejadian baik itu yang mencakup individu, kelompok budaya
ataupun suatu potret kehidupan. Dalam case study juga mempelajari secara intensif
tentang latar belakang masalah keadaan dan posisi suatu peristiwa yang sedang
berlangsung saat ini, serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa
adanya (given).
e. Case Extended Theory
Metode mengaplikasikan ilmu refleksif untuk etnografi untuk mengambil sesuatu
yang umum dari yang unik, untuk berpindah dari "mikro" ke "makro", dan untuk
menghubungkan saat ini ke masa lalu dalam mengantisipasi masa depan, semua itu
dilakukan dengan cara membangun teori yang sudah ada sebelumnya. (Burawoy,
1998)
f. Etnografi
Etnografi biasanya digunakan untuk meneliti perilaku-perilaku manusia berkaitan
dengan perkembangan teknologi komunikasi dalam setting sosial dan budaya
tertentu. Informasi yang didapatkan dari desain studi ini adalah informasi secara
mendalam dengan sumber-sumber yang luas. Desain studi ini menuntut partisipasi
langsung dari peneliti dalam sebuah masyarakat atau komunitas sosial tertentu.
Etnografi ini adalah akar dari lahirnya ilmu antropologi.
g. Penelitian Aksi Partisipatif
Penelitian ini menuntut adanya partisipasi masyarakat yang diteliti dalam berbagai
kegiatan. Bagi peneliti, metode dan pendekatan ini akan sangat membantu untuk
memahami dan menghargai keadaan dan kehidupan di lokasi/wilayah secara lebih

mendalam. Dengan begitu, peneliti dapat menyerap pengetahuan, pengalaman, dan


aspirasi masyarakat dalam pelaksanaan penelitian. Dengan adanya metode ini,
metode ini dapat digunakan sebagai counter untuk pandangan implisit bahwa peneliti
unggul daripada masyarakat. (Afandi, 2013).
Afandi, Agus dkk. 2013. Modul Participatory Action Research (PAR). Surabaya: Lembaga
Pengabdian Masyarakat (LPM)
Burawoy, Michael. 1998. Sociological Theory. Washington, DC: American Sociological
Association
Sudira, Putu. 2009. Studi Mandiri Grounded Theory.
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131655274/GROUNDED%20THEORY.pdf,
diakses pada 11 Juni 2015)
17. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama penelitian, di

mana peneliti sekaligus sebagai perencana yang menetapkan fokus, memilih


informan, sebagai pelaksana pengumpulan data, menafsirkan data, menarik
kesimpulan sementara di lapang dan menganalisis data di lapangan yang alami tanpa
dibuat-buat. (Sudarwin, 2002)
Teknik pengumpulan data kualitatif yang utama adalah:
h. Wawancara Mendalam, Ada beberapa jenis wawancara yang dapat digunakan,
berdasarkan strukturnya, pada penelitian kualitatif ada dua jenis wawancara yaitu;
-

Wawancara relatif tertutup, di mana pertanyaan difokuskan pada topik khusus


dan umum dan dibantu oleh panduan wawancara yang dibuat cukup rinci;

Wawancara terbuka, di mana peneliti memberikan kebebasan diri untuk


berbicara secara luas dan mendalam. (Sudarwin,2002)

i. Observasi Partisipatif
Dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,
mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktifitas
mereka. Jadi Observasi partisipasi merupakan metode pengumpulan data yang
digunakan untuk mendapatkan data penelitian melalui pengamatan dan
pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar berada dalam keseharian

pelaku yang diteliti atau informan, keberadaan peneliti dapat terlibat secara aktif
maupun tidak aktif. (Sugiyono, 2006)
j. Dokumentasi
Kajian dokumen dilakukan dengan cara menyelidiki data yang didapat dari
dokumen, catatan, file, dan hal-hal lain yang sudah didokumentasikan
(Faisal,1990)
Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama penelitian, di
mana peneliti sekaligus sebagai perencana yang menetapkan fokus, memilih
informan, sebagai pelaksana pengumpulan data, menafsirkan data, menarik
kesimpulan sementara di lapang dan menganalisis data di lapangan yang alami
tanpa dibuat-buat. (Sudarwin, 2002)
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta
Faisal, Sanafiah. (1990). Penelitian Kualitatif, Dasar dan Aplikasi. Malang: YA3.
Sudarwin Danim. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif; Ancangan Metodologi,
presenta-si dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula
Bi-dang Ilmu-ilmu Sosial, Pendidikan dan humaniora. Bandung: Penerbit Pustaka
Setia.
k. 24. Populasi Target
Populasi target adalah populasi yang memenuhi criteria sampling dan menjadi sasaran
akhir penelitian. Populasi target bersifat umum dan biasanya pada penelitia klinis
dibatasi oleh karakteristik demografis (meliputi jenis kelamin atau usia). Misalnya,
kita mempunyai kelompok populasi target pada klien diabetes mellitus di Surabaya.
l. Populasi studi atau terjangkau
Populasi studi atau terjangkau adalah populasi yang memenuhi criteria penelitian dan
biasanya dapat dijangkau oleh peneliti dari kelompoknya. Misalnya, semua klien
diabetes mellitus yang menjadi anggota BPJS di Surabaya. Peneliti biasanya
menjadikan sampel pada populasi target tersebut dan diharapkan dapat dipergunakan
untuk mewakili kelompok klien diabetes mellitus yang ada di Surabaya.
(Nursalam, 2008)
26. Teknik sampling merupakan rancangan yang dibuat peneliti untuk memperoleh
sampel dari seluruh anggota populasi.

Random Sampling
Dalam random sampling, setiap anggota populasi memiliki peluang untuk terpilih
dalam sampel. Peluang yang dimiliki adalah peluang buta (blind chance). Ada 2
kategori random sampling, yaitu:
Random sampling sederhana
Metode pemilihan sampel di mana tiap anggota populasi memiliki peluang

yang sama dan independen untuk terpilih dalam sampel.


Random sampling kompleks
Metode random sampling dengan restriksi, yang biasanya memadukan
prosedur random sampling dengan non-random sampling. Ada 5 desain
random sampling kompleks yang populer, yaitu:
a Sampling sistematis
Metode sampling dengan memilih setiap nama ke 10 dalam daftar kerangka
b

sampling, atau setiap kasus baru bernomor genap, dan sebagainya.


Sampling klaster
Metode sampling di mana unit sampling merupakan kelompok (klaster)

subyek, bukan individu.


Sampling area
Metode sampling yang digunakan ketika anggota populasi tersebar dalam
area luas. Area yang akan dilakukan sampling, dibagi dalam sub-area, lalu
anggota dalam sub-area diberi nomor dan diambil dengan menggunakan
tabel angka random. Sampling area mirip seperti sampling klaster namun

ditentukan berdasarkan pembagian geografis.


Sampling berstrata (stratified sampling)
Metode sampling subyek di mana populasi sasaran dibagi dalam strata (subpopulasi) yang berbeda menurut karakteristik misalnya, umur dan status
sosio-ekonomi, kemudian dilakukan pengambilan sampel dari masing-

masing strata.
Sampling bertingkat (multi-stage sampling)
Metode sampling di mana peneliti mengambil sampel melalui proses
bertingkat. Pertama, populasi dibagi dalam strata. Kedua, peneliti
mengambil dari sampel tingkat pertama untuk mendapat sampel tingkat

kedua dan seterusnya.


b Non-random Sampling
Prosedur non-random sampling adalah dengan memilih subyek dalam populasi ke
dalam sampel tidak secara random. Akan tetapi, peneliti dapat mengetahui
probabilitas sejauh mana sampel yang diperoleh dapat mempresentasikan
populasi dan peneliti juga dapat menghitung besarnya kesalahan estimasi. Ada 2
kategori non-random sampling, yaitu:

Sampling Seenaknya
Mentode sampling yang dilakukan dengan bebas tanpa restriksi atau rencana
khusus dari peneliti.
Sampling Purposif
Metode sampling di mana peneliti melakukan pendekatan masalah sampling
dengan rencana spesifik tertentu sesuai dengan masalah dan hipotesis
penelitian. Teknik pemilihan subyek dalam sampling purposif dibagi menjadi
7, yaitu:
a Fixed-exposure sampling
Metode sampling berdasarkan status paparan subyek. Prosedur ini biasanya
b

dilakukan pada studi kohort.


Fixed-disease sampling
Metode sampling berdasarkan status penyakit subyek. Prosedur ini biasanya

dilakukan pada studi case-control.


Restriksi
Proses mempersempit eligibilitas subyek potensial ke dalam sampel
penelitian dengan menggunakan kriteria restriksi (kriteria inklusi dan

kriteria eksklusi).
Pencocokan
Teknik memilih kelompok pembanding agar sebanding dengan kelompok
indeks dalam hal faktor-faktor perancu. Kelompok indeks adalah kelompok
yang akan dibandingkan. Kelompok indeks dalam studi case-control adalah
kelompok kasus, sedangkan dalam studi kohort adalah kelompok terpapar.
Kelompok pembanding adalah kontrol dalam studi case-control dan

kelompok tidak terpapar dalam studi kohort.


Quota sampling
Metode sampling di mana peneliti membagi populasi dalam kategori

(strata), lalu memberi kuota untuk masing-masing strata.


Expert sampling
Metode sampling di mana peneliti mewawancara sekelompok individu yang

diketahui merupakan pakar di bidang yang sedang diteliti.


Snowball sampling
Metode sampling yang dimulai dengan mengidentifikasi seorang atau dua
orang subyek yang memenuhi kriteria inklusi sebuah penelitian. Kemudian
subyek tersebut diminta memberikan keterangan tentang subyek lainnya
yang juga memenuhi kriteria inklusi (Murti, 2003).

Murti, Bhisma. 2003. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

30. Data Primer


Data primer adalah bukti penulisan yang diperoleh dilapangan yang dilakukan
secara langsung oleh penulisnya. Untuk pembuktian suatu kasus penulisan
ilmiah(laporan) penulis harus mengumpulkan data atau informasi secara cermat
dan tuntas. Jika data tidak lengkap, kesimpulan yang dihasilkan tidak valid (tidak
sah). Selain itu, data juga harus diuji kebenaran dan keabsahannya. Oleh karena
itu, sebelum digunakan dalam karangan semua data harus divealuasi atau diuji
kebenarannya sehingga diketahui secara pasti, data itu merupakan fakta. Data
dapat diuji dengan wawancara, angket, observasi/penelitian lapangan, atau

penelitian kepustakaan.
Data Sekunder
Data sekunder ialah bukti teoritik yang diperoleh melalui studi pustaka. Data ini
mendasari kajian teoritik yang digunakan sebagai landasan kerangka berfikir.
Berdasarkan kajian teoritik ini dapat disusun hipotesis (kerangka konsep) yang
mendasari keseuruhan karangan. Oleh karena itu, data ini tergolong penting
dalam penulisan ilmiah. Sumber teori dapat berupa buku, jurnal mutakhir, jurnal
pada internet dan referensi lainnya.
Untuk menghasilkan kajian teoritik yang baik, lakukanlah.
- Penelitian kepustakaan: kajian teoritik sampai dengan menghasilkan
-

deskripsi teori
Mekanisme studi kepustakaan dengan mempert=hatikan: kartu katalog,

buku referensi
Pencatatan data; data/informasi, sumber daa secara teliti:nama penulis,

judul, edisi, penerbit, halaman.


(Widjono, 2007)
Widjono. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo

Anda mungkin juga menyukai