Anda di halaman 1dari 4

KLASIFIKASI KARIES

1. Klasifikasi Karies (Purba dkk, 2012)


Klasifikasi lesi karies menurut G.J.Mount dan W.R. Hume (1998)
a. Lesi karies berdasarkan letaknya (site)
 Site 1 = pit, fisure, dan defek enamel pada bagian oklusal pada gigi
posterior/ permukaan halus seperti cingulum pada gigi anterior
 Site 2 = enamel pada bagian aproksimal area yang berkontak dengan gigi
tetangga
 Site 3 = bagian servikal sepertiga mahkota gigi/ yang disertai resesi
gingiva, akar yang terbuka (sepertiga servikal permukaan bukal dan
lingual)

b. Lesi karies dapat dibedakan menjadi 5 ukuran (size)


 Size 0 = belum terjadi lesi, hanya berupa spot berwarna putih

 Size 1 = kavitas permukaan yang minimal, sedikit melibatkan dentin yang


mampu memperbaiki diri dengan remineralisasi itu sendiri (lesi kecil).
Minimal lesion merupakan suatu lesi yang hanya sedikit mengenai
daerah remineralisasi

 Size 2 = melibatkan dentin yang cukup banyak. Biasanya pada lesi ini
diperlukan preparasi kavitas menyisakan enamel dan didukung oleh
dentin dengan cukup baik dan masih mampu menahan beban oklusi yang
normal. Struktur gigi yang tersisa cukup kuat untuk mendukung restorasi
(lesi sedang).
Moderate size merupakan suatu kavitas yang lebih besar tapi masih
tersedia cukup struktur gigi guna mendukung restorasi

 Size 3 = karies yang telah mendekati pulpa. Lesi sudah cukup besar.
Struktur gigi yang tersisa cukup lemah. Karies sudah melibatkan cusp/
permukaan insisal atau sudah tidak mampu menahan beban oklusi.
Biasanya kavitas perlu diperbesar sehingga restorasi dapat dibuat untuk
mendukung struktur gigi yang tersisa (lesi besar).
Enlarge size dimana mahkota giginya telah melemah karena
kavitas telah meluas sehingga tonjolan gigi yang masih ada perlu
dilindungi agar tidak pecah.

 Size 4 = karies yang luas/ hilangnya beberapa struktur gigi. Contohnya


hilangnya semua cusp gigi/ permukaan insisal (lesi luas)
Extensive dimana sudah terdapat kavitas yang sangat luas (sudah
kehilangan 1 tonjol)
c. Klasifikasi karies berdasarkan lokasi
 Karies celah dan fisure
 Karies permukaan halus
- karies proksimal  terbentuk pada permukaan halus
antara batas gigi
- karies akar  pada permukaan akar gigi
- karies tipe 3  terbentuk pada permukaan lainnya

2. Klasifikasi karies menurut G.V. Black


G.V Black mengklasifikasikan kavitas dan diberi tanda dengan nomor
Romawi, dimana kavitas diklasifikasikan berdasarkan permukaan gigi yang
terkena karies
 Kelas I = karies yang mengenai permukaan oklusal gigi posterior
yaitu pada pit dan fisure. Terdapat pada gigi anterior di foramen caecum
 Kelas II = karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi
posterior yang umumnya meluas sampai bagian oklusal
 Kelas III = karies yang tedapat pada bagian aproksimal dari gigi
anterior tapi belum mencapai 1/3 insisal gigi
 Kelas IV = karies yang terdapat pada bagian aproksimal gigi anterior
dan sudah mencapai 1/3 insisal gigi
 Kelas V = karies yang terdapat pada bagian 1/3 leher dari gigi
posterior maupun aterior pada permukaan labial, lingual, palatal, maupun
bukal
 Kelas VI = karies yang terdapat pada gigi depan bagian incisal edge
dan juga pada gigi belakang bagian ujung cups

3. Klasifikasi karies menurut WHO


Klasifikasi karies berdasarkan bentuk dan kedalamannnya terbagi atas 4, yaitu :
 D1 = secara klinis terdapat lesi enamel pada permukaan (tidak
berlubang)
 D2 = secara klinis terdapat lubang karies sampai sebatas enamel
 D3 = secara klinis terdapat lubang karies yang sudah mengenai dentin
 D4 = lesi karies sudah mencapai pulpa

4. Klasifikasi karies menurut IACDS


Klasifikasi karies berdasarkan kedalamannya menurut IACDS (The International
Caries Detection and assessment System) terbagi sebagai berikut :
 Code 0 = Tidak ada tanda-tanda adanya karies (tidak ada perubahan
pada enamel pada saat gigi dalam keadaan kering). Bila ada kerusakan
pada permukaan gigi seperti enamel hipoplasia, fluorosis, atrisi, abrasi,
dan stain harus dicatat. Adanya stain yang tidak berhubungan dengan
karies harus diberi kode 0 dan begitu pula bila ada kerusakan kurang dari
0,5 mm akan diberi kode 0.
 Code 1 = Kode 1 merupakan tahap awal adanya karies dimana dapat
dilihat adanya lesi putih pada permukaan gigi pada saat gigi dalam
keadaan kering.
 Code 2 = Apabila enamel kehilangan lagi mineralnya maka akan
mengalami demineralisasi lagi yang membuat lesi pada enamel tampak
walaupun gigi dalam keadaan basah.
 Code 3 = Terdapat lesi minimal pada permukaan email gigi
 Code 4 = Pada saat ini lesi email sudah lebih dalam dan tampak
bayangan gelap pada dentin atau kemungkinan lesi sudah mencapai DEJ
(dentin enamel junction)
 Code 5 = Lesi telah mencapai dentin dimana sebagian besar lubang pada
permukaan gigi telah mencapai dentin. Pada saat ini tampak jelas
kehilangan struktur gigi, kavitas tampak dalam dan lebar, dan dentin
tampak dengan jelas sebagai dasar kavitas.
 Code 6 = Lesi telah mencapai pulpa
DAPUS

Purba, F., Shahab, F., & Shahab, K. 2012. Klasifikasi Karies. Studi Kedokteran Gigi. Fakultas
Kedokteran. Universitas Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai