Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

INOVASI KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN


PENDEKATAN MODEL MOTHER - BABY CARE (M-BC)

Disusun Oleh :
Ernawati 2250311027

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI CIMAHI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Inovasi Dan tehnologi dengan judul “

Inovasi Keperawatan pada bayi baru lahir dengan pendekatan model mother - baby care (M-BC).

Tugas ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas Mata Kuliah

Inovasi Dan tehnologi di Program Studi Magister Keperawatan FITKES Jenderal Achmad Yani

Cimahi. Saya menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih belum sempurna, hal ini

dikarenakan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, oleh karena itu kami mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun guna untuk kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata tugas mata Mata Kuliah Inovasi Dan tehnologi ini dapat bermanfaat bagi saya

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi

kebaikan dan menjadikan pahala bagi semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas

ini hingga selesai.

Cimahi, Maret 2023

Ernawati
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derajat kesehatan suatu negara bisa dilihat dari nilai indikator

kesehatan di negara tersebut. Indikator kesehatan yang bisa dilihat

seperti Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Manurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 AKI di

Indonesia adalah 228/100000 kelahiran hidup, sedangkan AKB adalah

34/1000 kelahiran hidup.

Dibandingkan dengan SDKI sebelumnya, angka ini telah

mengalami penurunan akan tetapi jika dibandingkan dengan negara-

negara di Asia Tenggara, angka ini masih tergolong tinggi. Tingginya

angka kematian ibu dan bayi salah satunya dipicu oleh terlambatnya

pasien mencari bantuan. Seringkali pasien sudah datang ke pelayanan

kesehatan dalam keadaan yang cukup parah. Sasaran pembangunan

kesehatan di Indonesia yaitu menurunnya AKI sebesar 118 per 100 ribu

KH (Kelahiran Hidup) dan menurunnya angka kematian bayi (AKB)

sebesar 24 per 1000 KH dan pada tahun 2015 (Depkes, 2011).

Rumah sakit Dr. M Djamil Padang merupakan rumah sakit rujukan

untuk wilayah Sumatera Barat termasuk rujukan yang terkait dengan

kesehatan ibu dan anak. Rumah sakit merupakan unit pelayanan

kesehatan yang mempunyai peran besar dalam memberikan konstribusi

dalam usaha kuratif, rehabilitative, pendidikan dan penelitian. Oleh karena

itu, diperlukan pengelolaan secara professional dari berbagai profesi

kesehatan untuk mewujudkan hal di atas. Melakukan perbaikan dan

meningkatkan kualitas pelayanan merupakan strategi yang bisa

dilakukan. Tujuannya agar pasien yang datang dalam keadaan cukup


parah dapat di tanggani dengan baik sehingga nyawa pasien bisa

terselamatkan. Tapi yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana

perawatan pasien setelah dia melewati masa kritis seperti halnya

bagaimana perawatan ibu dan bayi di Ruang Perawatan

Maternitas/Kebidanan setelah ibu melahirkan. Bayi yang lahir dipandang

sebagai bagian dari keluarga. Perawatan bayi tidak terlepas dari peran

serta keluarga.

Perawatan bayi yang baik dan benar akan dapat mencegah bayi

dari suatu keadaan yang tidak diinginkan dan bisa membuat bayi menjadi

bugar dan sehat. Diharapkan bayi akan bisa tumbuh dan berkembang

menjadi generasi yang cerdas. Oleh karena itu, perawatan bayi haruslah

dimulai sedini mungkin dengan melibatkan keluarga terutama orang yang

dekat dengan bayi seperti ibu. Pendekatan yang bisa dilakukan adalah

dengan mengunakan model perawatan ibu dan bayi atau lebih dikenal

dengan mother-baby care (M-BC).

Dari survey awal yang dilakukan oleh peneliti di Ruang Kebidanan

Lt 2 Rumah Sakit Dr M Jamil Padang, didapatkan data bahwa selama

Bulan Maret 2011 terdapat 140 ibu yang melahirkan dimana 95 orang

melahirkan dengan metode operasi/seksio dan 45 orang pervaginam.

Sedangkan dari wawancara awal didapatkan data bahwa hampir semua

ibu tidak mengetahui bagaimana cara perawatan mandiri pada bayi baru

lahir walaupun ibu tersebut berstatus primipara maupun multipara.

Dari 10 orang ibu yang diobservasi, sekitar 20% ibu yang terlihat

mandiri merawat bayinya, sedangkan yang lainnya masih terlihat

binggung bagaimana berperilaku benar terhadap perawatan bayi.

Mengingat pentingnya perawatan mandiri ini maka, peneliti tertarik untuk

melakukan suatu pendekatan sebagai upaya memandirikan ibu dengan


harapan ibu sehat dan bayi sehat sehingga secara tidak langsung akan

berdampak pada tidak terjadinya kematian ibu dan bayi.

Oleh karena itu penulis ingin mengangkat judul inovasi keperawatan

pada bayi baru lahir dengan pendekatan model Mother - Baby Care (M-BC) agar

para orang tua mampu merawat anaknya secara mandiri sehingga dapat

menekan terjadinya angka kematian ibu dan anak khususnya bagi mereka yang

belum tahu sama sekali cara merawat bayi baru lahir.

B. Tujuan

1. Dapat mengetahui pengertian dari mother baby care

2. Dapat mempraktekkan dan memberikan pengetahuan tentang mother

baby care kepada ibu dan keluarga bayi.

a. Dapat merekomendasikan mother baby care dapat dilakukan dirumah

secara mandiri.

C. Manfaat

Diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan pemikiran

serta informasi bagi ilmu keperawatan, serta wacana pemikiran untuk

pelaksanaan mother baby care ini terutama yang berhubungan dengan

tingkat kemandirian ibu postpartum dalam perawatan bayi baru lahir.


BAB II
KONSEP INOVASI KEPERAWATAN

Mother-Baby Care (M-BC) merupakan model memandirikan pasien

yang bertujuan untuk membelajarkan pasien agar kebutuhannya

terpenuhi. Disamping itu, M-BC juga merupakan pendekatan yang bisa

dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti perawat untuk memberikan

dukungan emosional kepada keluarga baru (Alligood & Tomey, 2002).

Pengunaan pendekatan dengan model yang tepat diharapkan

dapat berkonstribusi terhadap penurunan angka kematian ibu dan bayi di

Indonesia.

Konsep M-BC ini didasari oleh konsep keperawatan maternitas

yang berfokus pada keluarga. Hal ini didasarkan tidak hanya pada

dimensi fisik saja akan tetapi juga dimensi psikologis, sosial dan ekonomi

(May, K A & Mahlmeister, L.R., 1994). Diharapkan pendekatan ini bisa

digunakan oleh semua tenaga kesehatan yang bertugas di Ruang

Maternitas/Kebidanan.

Perawatan bayi baru lahir oleh ibu postpartum tentang manajemen

laktasi, perawatan tali pusat, memandikan bayi dan membedong bayi baik

dilakukan di rumah sakit maupun di rumah setelah pulang. Dari tema ini

bisa dilakukan satu pendekatan untuk mencapai tujuan. Pendekatan yang

bisa dilakukan adalah pendekatan dengan cara memandirikan ibu dalam

perawatan bayi baru lahir atau dikenal dengan mother – baby care.

Apalagi menurut Tomey (2002), pendekatan mother baby care

merupakan suatu pendekatan yang bisa digunakan oleh ibu postpartum

dalam merawat bayi secara mandiri. Ibu merupakan orang yang paling

diharapkan untuk melakukan perawatan bayi secara langsung karena

bayi merasa nyaman berada di dekat ibunya dan bayi akan belajar

mengenal ibunya secara langsung sehingga timbul rasa saling percaya


antara ibu dan bayi. Disamping itu, kepercayaan diri ibu dalam melakukan

perawatan bayi akan muncul dan meningkat. Ibu akan merasa bangga

terhadap dirinya sendiri.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Pillittery (1999)

yang mengatakan bahwa memandikan bayi, merawat tali pusat,

membedong bayi dan memberikan ASI merupakan perawatan bayi baru

lahir yang sebaiknya dilakukan oleh ibu. Perawatan ini sebaiknya

dilakukan secara mandiri oleh ibu. Oleh karena itu, jika ibu tidak memiliki

pengetahuan terkait maka ibu akan mengalami kesulitan dalam

melakukan perawatan bayi baru lahir. Hasil penelitian juga

memperlihatkan bahwa ibu masih butuh bantuan orang lain seperti

tenaga kesehatan dalam melakukan perawatan bayinya. Hal ini lebih

disebabkan karena adanya ketakutan ibu akan ketidakmampuannya

melakukan perawatan bayi baru lahir disamping ketidaktahuannya

bagaimana cara perawatan bayi baru lahir.

Padahal banyak keuntungan yang didapat oleh ibu maupun bayi

pada saat ibu mandiri melakukan perawatan bayi baru lahir seperti

kembalinya organ-organ reproduksi ibu secara cepat seperti semula

seperti sebelum hamil disamping terciptanya ikatan emosional yang kuat

antara ibu dan bayi. Jika organ-organ reproduksi ibu lambat kembali

seperti sebelum hamil bisa membahayakan bagi ibu dan bahkan bisa

menimbulkan kematian ibu. Jika ini terjadi maka angka kematian ibu di

Indonesia tidak akan turun. Pendekatan mother-baby care yang telah

disepakati untuk memandirikan ibu dalam perawatan bayi baru lahir akan

dibuat modulnya agar jelas langkah-langkah yang dilakukan oleh ibu saat

melakukan perawatan bayi baru lahir.


BAB III

INOVASI KEPERAWATAN MOTHER BABY CARE

A. Kemajuan dalam Perawatan Ibu Bayi

Salah satu deskripsi pertama tentang transisi dari model perawatan

tradisional ke perawatan ibu bayi menggambarkan implementasi di rumah

sakit Kanada, yang melaporkan banyak manfaat dari transisi mereka ke

perawatan ibu-bayi, termasuk penghematan finansial dan peningkatan

kepuasan pasien dan perawat. Selain itu, mereka melaporkan lebih banyak

fleksibilitas kepegawaian dan tingkat akuntabilitas dan kompetensi yang

lebih tinggi dari anggota staf. Mereka juga melaporkan beberapa kerugian

dengan transisi, termasuk perlunya dukungan administratif yang kuat untuk

membina dan mengatasi resistensi terhadap perubahan (Watters, 1985).

Sejak tahun 1980-an, Amerika Serikat telah melihat transformasi yang

mantap dari unit kebidanan dari unit yang terpisah secara tradisional menjadi

unit gabungan ibu-bayi. Pada tahun 1998, Bajo, Hager, dan Smith

melaporkan bahwa hampir 90 % dari semua unit kebidanan berada atau

dalam transisi menjadi unit ibu-bayi. Tampaknya tren ini terus berlanjut; di

dalam Pedoman Staf Perawat Terdaftar Profesional untuk Unit Perinata

lditerbitkan oleh AWHONN (2010), dilaporkan bahwa sebagian besar unit

perinatal berpraktik dalam model perawatan ibu-bayi. Model Mother Baby

Caredapat digunakan di unit perinatal terlepas dari metode kelahiran yang

dialami ibu dan bayi (Spradlin, 2009).


B. Manfaat dari Mother Baby Care

1. Koordinasi Perawatan

Salah satu manfaat Mother Baby Care adalah perawatan individual

multifaset yang disediakan untuk ibu dan bayi. Driscoll & Caico, 1996);

model ini lebih mengutamakan kesinambungan perawatan, karena

perawat yang sama merawat ibu dan bayi dan mengetahui riwayat

kesehatan mereka bersama. Ini membantu dalam perawatan

berkelanjutan serta dalam perencanaan pemulangan (Bailey,

Maciejewski, & Koren, 1993).

Demikian pula, koordinasi perawatan ini menyebabkan lebih

banyak kerahasiaan informasi pasien, karena lebih sedikit perawat yang

perlu mengetahui riwayat Kesehatan bersama. Perawatan individual ini

juga meningkatkan komunikasi, karena perawat yang sama dapat

berkomunikasi dan mengkoordinasikan perawatan dengan penyedia

layanan kesehatan untuk ibu dan bayi (Cottrell & Grubbs, 1994; Olson,

1993).

2. Peningkatan Pengajaran

Manfaat lainnya adalah mengajar dengan sabar. Dalam berbagai

studi penelitian, ibu yang menerima Mother Baby Care melaporkan

merasa lebih kompeten dengan perawatan bayi dan diri sendiri. Wanita

juga menjawab bahwa mereka percaya bahwa perawat menghabiskan

sebagian besar waktunya untuk mengajar (Janssen, Klein, Harris,

Soolsma, & Seymour, 2000; Martell, 2003; Watters & Kristiansen, 1995).
Salah satu bidang pengajaran khusus yang dilaporkan pasien

ditingkatkan adalah dengan pemberian makan bayi. Satu studi

melaporkan bahwa para ibu menganggap bahwa perawat menghabiskan

lebih banyak waktu untuk membantu pemberian makan dan lebih sedikit

bayi yang menerima suplementasi dengan menyusui di unit ibu-bayi

(Janssen et. al., 2000).

3. Kepuasan Pasien

Umumnya wanita yang mengalami pengasuhan dalam model ibu-

bayi memiliki pandangan yang lebih positif tentang pengasuhan itu

daripada wanita dalam model pengasuhan lainnya (Martell, 2003).

Sementara kepuasan pasien dengan perawatan tidak selalu sama

dengan hasil yang lebih baik, itu berguna untuk digunakan sebagai salah

satu metode untuk menilai kualitas perawatan (Howell & Concato, 2004).

4. Kepuasan Perawat

Kepuasan perawat juga meningkat dengan model perawatan ini.

Watters dan Kristiansen (1995) melaporkan bahwa "tujuh puluh persen

staf lebih menyukai Mother Baby Care setelah implementasi." Janssen,

Harris, Soolsma, Klein, dan Seymour (2001) menceritakan bahwa

perawat menemukan banyak manfaat dengan perubahan Mother Baby

Care dalam pengaturan bersalin satu kamar. Dalam studi mereka,

perawat melaporkan lebih banyak kepuasan dengan lingkungan fisik

perawatan, bersamaan dengan peningkatan kemampuan dan waktu

untuk menanggapi kebutuhan pasien akan perawatan fisik dan

pendidikan. Bila dibandingkan dengan perawat dalam model perawatan

tradisional, perawat yang mempraktikkan model Mother Baby Care

menilai kepuasan kerja mereka secara signifikan lebih tinggi (Janssen


et. al., 2001; Janssen, Keen, Soolsma, Seymour, Harris, Klein, &

Reime , 2005).

5. Kolaborasi Multidisiplin

Gabungan model Mother Baby Care mengarah pada

pengembangan hubungan yang lebih baik di antara anggota staf

(Driscoll & Caico, 1996). Dukungan teman sebaya, praktik kolaboratif,

dan kerja tim ditingkatkan dalam model Mother Baby Care (Janssen et.

al., 2001; Phillips, 2000). Pendekatan tim ini melampaui hubungan

perawat keperawat dan bahkan hubungan perawat kedokter, dan

meluas ke hubungan antara perawat dan ibu serta keluarganya. Mother

Baby Care harus belajar bekerja sama dengan pasangan ibu-bayi dan

keluarga mereka untuk memberikan perawatan (Zwelling & Phillips,

2001). Dengan demikian, semua aspek kerja tim dan kolaborasi

diperkaya.

6. Peningkatan Kompetensi Keperawatan

Perawat juga melaporkan tingkat kompetensi yang lebih tinggi

dengan praktik dalam model perawatan ibu-bayi, dan tingkat kepuasan

yang lebih tinggi dengan peningkatan tingkat kompetensi tersebut.

Mother Baby Care berfokus pada tingkat kompetensi yang diperlukan di

seluruh rangkaian perawatan ibu pasca persalinan dan perawatan bayi

baru lahir. Dengan demikian, tingkat kompetensi perawat dalam model

ini perlu diperluas (Janssen et al., 2001, 2005).

7. Dampak Keuangan dan Efisiensi

Ada juga manfaat anggaran dan penghematan biaya dari Mother

Baby Care yang dilaporkan, dan ada banyak penjelasan tentang

peningkatan kepuasan pasien dengan Mother Baby Care (Bailey et al.,


1993; Janssen et. al., 2000, 2005; Waters & Kristiansen, 1995). Olson

dan Smith (1992) melaporkan bahwa setelah beralih dari perawatan

tradisional ke perawatan ibu-bayi, ada hampir 16% peningkatan volume

kelahiran di rumah sakit mereka. Studi ini melaporkan kepuasan pasien

yang sangat tinggi dengan model perawatan ini sebagai pendorong

peningkatan volume. Dengan demikian, kepuasan pasien yang

meningkat dengan cara perawatan ini dapat berdampak finansial pada

institusi. Masalah lain yang penting secara finansial telah dilaporkan

sebagai penurunan lama tinggal.

Sebuah penelitian melaporkan pasien yang menjalani perawatan

dalam model Mother Baby Care dipulangkan rata-rata 7 jam lebih awal

daripada wanita yang menerima perawatan dalam pengaturan

tradisional. Hal ini dapat dikaitkan dengan peningkatan edukasi pasien

seperti yang telah dibahas sebelumnya, karena pasien secara edukasi

siap untuk dipulangkan dalam kerangka waktu yang lebih awal (Janssen

et. al., 2005) Donahue (2009) melaporkan bahwa salah satu ukuran

efisiensi dengan praktik keperawatan dapat diukur dalam jumlah

Langkah yang diambil perawat selama rata-rata hari.

Dia menyamakan lokasi pasien dengan jumlah langkah yang

diambil perawat selama sehari. Karena dengan Mother Baby Care,

perawatan diberikan kepada ibu dan bayi sebagai pasangan, perawat

mengambil lebih sedikit langkah untuk memberikan perawatan.

Misalnya, dalam perawatan tradisional, penugasan enam pasien akan

membawa seorang perawat ke enam ruangan yang berbeda, sedangkan

dalam Mother Baby Care, penugasan yang sama dari enam pasien akan

membawa perawat ke setengah ruangan. Berpotensi ada penghematan

setengah dari banyak langkah oleh perawat selama hari kerja. Demikian
pula, penghematan biaya gaji perawat dapat dilihat sebagian karena

peningkatan efisiensi dan produktivitas. Juga, diharapkan jika perawat

lebih puas dengan cara perawatan ini, maka biaya yang terkait dengan

perputaran pekerjaan mungkin lebih sedikit (Martell, 2006).


BAB IV
Kesimpulan Dan Saran

Model Mother-Baby Care (M-BC) merupakan suatu model inovasi

dalam perawatan bayi baru lahir. Model ini sangat berguna bagi ibu

postpartum baik dengan status primipara maupun multipara dalam

melakukan perawatan bayi baru lahir secara mandiri.

Disarankan kepada petugas kesehatan untuk dapat mengunakan

model ini sebagai salah satu upaya dalam melakukan intervensi yang

bertujuan untuk memandirikan ibu dalam melakukan perawatan bayi baru

lahir.

Sedangakan bagi ibu, model ini berguna sebagai pedoman ibu

dalam melakukan perawatan bayi baru lahir sehingga ibu merasa lebih

percaya diri sehingga mandiri dalam perawatan bayi. Begitu pula bagi

keluarga dimana keluarga dapat mendampingi ibu pada saat ibu

melakukan perawatan bayi baru lahir. Sedangkan bagi institusi

pendidikan kesehatan, model ini bisa digunakan untuk menambah

pengetahuan dalam perawatan bayi baru lahir.


DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Work. Mosby: Elsevier.


Anderson, F. W. J., Johnson, T. R. B., & Vries, R. De. (2018). Best Practice &
Research Clinical Obstetrics and Gynaecology Global Health Ethics : The
Case of Maternal and Neonatal Survival. Best Practice & Research
Clinical Obstetrics & Gynaecology, (2017),125–135.
https://doi.org/10.1016/j.bpobgyn.2017.02.003
Banlitbangkes. (2018). Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta.
Cabero-Roura, L., & Rushwan, H. (2014). An update on maternal mortality in
Hodikoh, A., & Setyowati. (2015). Kemampuan merawat pada ibu pascaseksio
sesarea dan hubungannya dengan nilai budaya. Ners, 10 No.2 Ok, 348–
354. low-resource countries.
International Journal of Gynecology and Obstetrics, 125(2), 175–180.
https://doi.org/10.1016/j.ijgo.2014.02.002
Jawiah, & Devi Mediarti. (2018).Pengaruh Paket Mother Baby Care (MBC)
Dengan Pendekatan Budaya Palembang Terhadap Adaptasi Fisik Dan
Psikologis Masa Post Partum Di Palembang.
Kronborg, H., Harder, I., & Hall, E. O. C. (2015). First time mothers’
experiences of breastfeeding their newborn. Sexual and Reproductive
Healthcare, 6(2), 82–87. https://doi.org/10.1016/j.srhc.2014.08.004
Mccabe, B. K., Potash, D., Omohundro, E., & Taylor, C. R. (2012). Design and
Implementation of an Integrated , Continuous Evaluation , and Quality
Improvement System for a State-Based Home-Visiting Program, 1385–
1400. https://doi.org/10.1007/s10995-011-0906-6
Rosnani, & Setyowati. (2018). Women’s Effort to Solve Postpartum Problem
Based on Culture of South Sumatera. In The 2nd International Nursing
Scholars Congress “Healthy Nurse-Healty Nation: Health is Human Right”
(p. 59). Depok: Faculty of Nursing Universitas Indonesia.
Sein, K. K. (2013). Beliefs and practices surrounding postpartum period among
Myanmar women.
Midwifery, 29(11), 1257–1263. https://doi.org/10.1016/j.midw.2012.11.012
Shahar, G., Herishanu-gilutz, S., Holcberg, G., & Kofman, O. (2015). In fi rst-
time mothers , postpartum depressive symptom prospectively predict
symptoms of post-traumatic stress. Journal of Affective Disorders, 186,
168–170. https://doi.org/10.1016/j.jad.2015.07.021
Jurnal Abdikemas Vol. 3 Nomor. 1 Thn 2021
Taylor, D. J. (2018). International Journal of Gynecology and Obstetrics The
role of health professional organizations in improving maternal and
newborn health : The FIGO LOGIC experience. International Journal of
Gynecology and Obstetrics, 131(2015), S71–S74.
https://doi.org/10.1016/j.ijgo.2015.02.007
WHO. (2018). World Health Statistik 2018 : Monitoring Health For The SDGs.
Geneva: WHO.
Bick, D; Macathur. C; Knowles. H. & Winter, H. (2003). Postnatal care:
Evidence and guidelines for management. Cina: Livingstone.
Burn, N. & Grove, S.K. (2001). The practice of nursing research. (4nd ed).
Philadelphia: WB. Saunders Company.
Depkes .(2011). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan efektif turunkan
AKI di Indonesia. Diakses melalui http://www.depkes.go.id/index.php/
component/content/article/43- newsslider/1076-pertolongan- persalinan-
oleh-tenaga-kesehatan- efektif-turunkan-aki-di- indonesia.html.
Diakses tanggal 7 Maret 2023. May, K A & Mahlmeister, L.R. (1994). Maternal
and neonatal nursing family centered care.
Philadhelpia: JB Lippincott Company Pilliteri, A. (1999). Maternal and
Childhealt Nursing care of the childbearing family.
Philadelphia: William and Wilkins Reeder. (1997). Maternity Nursing: Famili
newborn and women’s health care.
Philadelphia: Lippincott Streubert, J.H & Carpenter, D.R. (1998). Qualitative
Research in Nursing: Advancing the humanistic imperative. Philadelphia:
Lippincott

Anda mungkin juga menyukai