Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN

“DETERMINAN KESEHATAN”
Dosen Pengampu : Sadly Syam, S.KM., M.Kes

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
PUTRI SAFITRI ANANDA P10121076
DHEA PRAVITA SARI P10121119
DIAN RIDFANTI P10121126
AYUB ANTORINDO P10121162
YERIKA TIKURARA P10121189
MUH. AZWAR ADAN P10121205
HESTI INDRIANI P10121225
IREN FEBRIANA MOSOOLI P10121247
AFIFAH P10121273
SYIFA UMUL BANIN P10121293

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Illahi
Rabbi, atas berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.

Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu agenda
kegiatan akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa/mahasiswi dalam
menyelesaikan studi di tingkat perkuliahan semester III (Tiga), adapun judul
dalam makalah ini adalah mengenai “Determinan Kesehatan”.

Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan


bantuan, dukungan,serta do’a dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah
didalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih dengan penuh rasa
hormat serta dengan segala ketulusan hati kepada:

1) Kedua orang tua, atas curahan kasih sayang yang tiada henti, yang senantiasa
mendukung secara moril & materiil serta yang selalu mendo’akan penulis
didalam menempuh pendidikan ini.
2) Dosen mata kuliah Konsep Dasar Promosi Kesehatan yang dengan segala
keikhlasannya telah memberikan bimbingan, arahan, serta nasehat kepada
penulis hingga terselesaikannya makalah  ini.

Sangatlah disadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan didalam


penyusunannya dan jauh dari kesempurnaan. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat khususnya bagi kita semua.

                                                                            Palu, 28 November 2022

Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam menunjang
kegiatan kita sehari – hari. Untuk mewujudkan sehat tidaklah mudah, banyak
faktor – faktor yang mempengaruhi serta membuat sehat itu sulit untuk di
ciptakan. Akan tetapi kebijakan – kebijakan pemerintah serta kesadaran diri
merupakan hal yang patut diperhatikan untuk mewujudkan pembangunan
kesehatan. Untuk itu perlunya keikutsertaaan serta berani mengambil peran
dalam proses pembangunan kesehatan sangat diharapkan (Haryanto, et al.,
2012).
Masyarakat yang peduli akan kesehatan dan sadar akan hidup sehat,
tempat pelayanan kesehatan yang baik dan merata, akses yang mudah serta
biaya yang terjangkau adalah beberapa contoh pembangunan kesehatan yang
sukses. Namun melihat keadaan kita sekarang ini, penyakit jantung, anak
yang kekurangan gizi, kemiskinan, diare dan banyak lainnya merupakan
cermin untuk kita. Perlunya penataan yang baik dari segi kebijakan maupun
kesadaran masyarakat akan berpengaruh besar dalam hal pembangunan
kesehatan (Haryanto, et al., 2012).
Masalah kesehatan menjadi prioritas penting karena berpengaruh pada
tingkat produktifitas seseorang ataupun kelompok. Banyak faktor yang
mempengaruhi serta membuat tingkat kesehatan itu baik atau tidaknya. Maka
dari itu kita perlu mengetahui determinan apa saja yang mempengaruhi
kesehatan agar kita dapat meningkatkan derajat kesehatan (Haryanto, et al.,
2012).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Determinan Kesehatan ?
2. Apa kaitan teori Blum dengan status kesehatan masyarakat ?
3. Determinan apa saja yang mempengaruhi status kesehatan?
4. Apa saja upaya-upaya untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari determinan kesehatan.
2. Untuk mengetahui kaitan teori Blum dengan status kesehatan masyarakat.
3. Untuk mengetahui determinan yang mempengaruhi status kesehatan.
4. Untuk mengetahui upaya-upaya untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Determinan Kesehatan
Determinan Kesehatan adalah faktor-faktor yang menentukan dan
mempengaruhi (membentuk) status kesehatan dari individu atau masyarakat.
Menurut beberapa ahli determinan kesehatan terbagi menjadi beberapa
bagian diantaranya :
a. Menurut Bloom 1978, yang termasuk ke dalam determinan kesehatan
meliputi genetic, lingkungan, peleyanan kesehatan, dan perilaku
individu. Determinan kesehatan pada penyakit degenerative berupa :
genetic: bakat penyakit dari seorang individu yang diturunkan oleh
orang tuanya; misalnya hipertensi, DM dan sebagaianya. Lingkungan
meliputi keterpaparan individu dari hal yang menyebabkan penyakit
degenerative, misalnya terpapar radiasi dll. Determinan perilaku dalam
hal penyakit degenerative misalnya adalah gaya hidup individu yang
menyebabkan munculnya penyakit degenaratif, misanya gemar
mengkonsumsi diet yang tinggi kolesterol, MSG, dll. Determinan
pelayanan kesehatan pada penyakit degenerative meliputi kemmpuan
dan ketersediaan institusi pelayanan kesehatan dalam menangani
penyakit degenerative.
b. Menurut Simon-Morton,dan Green1995 determinan kesehatan meliputi
Genetik, Lingkungan fisik, Lingkungan Sosial, Pelayanan kesehatan,
dan Perilaku. Perbedaaan dengan teori Blum adalah untuk determinan
lingkungan ebih dispesifikan menjadi lingkungan fisik dan lingkungan
social.
c. Determinan sosial menurut Simon-Morton meliputi ekonomi, agama,
gender, budaya, demografi, populasi penduduk. Status ekonomi
seringkali mempengaruhi status kesehatan individu. Akses terhadap
pelayanan kesehatan yang terhambat akibat kemiskinan menjadi factor
yang mempengaruhi kesehatan seseorang. Agama menjadi determinan
social karena agama merupakan panutan bagaimana seseorang individu
berperilaku baik sebagai social maupun sebagai individu itu sendiri.
Gender menjadi determinan social karena di beberapa Negara,
termasuk Indonesia, isu gender masih sangat kental. Kaum laki laki
lebih dominan daripada perempuan, termasuk dalam hal kesehatan.
Budaya patriakal merupakan salah satu contoh determinan social
dalam hal budaya. Menempatkan laki laki (suami) sebagai pelindung,
dan pengambil keputusan untuk semuanya kadangkala sangat
menentukan terhadap status kesehatan masing masing individu.

2.2 Teori Blum


Konsep hidup sehat H.L.Blum sampai saat ini masih relevan untuk
diterapkan.Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik
melainkan juga spiritual dan sosial dalam bermasyarakat.Untuk menciptakan
kondisi sehat seperti ini diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga
kesehatan tubuh.H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.Keempat faktor tersebut
merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan (DIV
KEBIDANAN TK. II, 2017).
Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style),
faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan
kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan).
Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan
perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Diantara faktor tersebut faktor
perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling
sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan. Hal ini disebabkan
karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor
lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh
perilaku masyarakat (DIV KEBIDANAN TK. II, 2017).
Dalam konsep Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji, masing-masing
faktor saling keterkaitan berikut penjelasannya :
a. Perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang
peranan penting untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Hal ini
dikarenakan budaya hidup bersih dan sehat harus dapat dimunculkan
dari dalam diri masyarakat untuk menjaga kesehatannya. Diperlukan
suatu program untuk menggerakan masyarakat menuju satu misi
Indonesia Sehat 2010. Sebagai tenaga motorik tersebut adalah orang
yang memiliki kompetensi dalam menggerakan masyarakat dan paham
akan nilai kesehatan masyarakat. Masyarakat yang berperilaku hidup
bersih dan sehat akan menghasilkan budaya menjaga lingkungan yang
bersih dan sehat. Beberapa kegiatan yang mungkin kita lakukan
seperti: berolah raga, tidur, merokok, minum, dll. Apabila kita
mengembangkan kebiasaan yang bagus dari sejak awal, hal tersebut
berpengaruh positif terhadap kesehatan tubuh.Sekali-kali atau dalam
batas-batas tertentu untuk waktu yang lebih lama, kita bebas
melakukan kebiasaan-kebiasaan harian. Namun, bagaimanapun juga
sikap yang tidak berlebihan merupakan suatu keharusan agar benar-
benar sehat.Tubuh kita memerlukan tidur, olah raga, dan rutinitas yang
sehat dalam jumlah tertentu untuk mempertahankan kesejahteraannya.
b. Lingkungan
Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari
kondisi fisik. Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat
menjadi sumber berkembangnya penyakit.Hal ini jelas membahayakan
kesehatan masyarakat kita. Terjadinya penumpukan sampah yang tidak
dapat dikelola dengan baik, polusi udara, air dan tanah juga dapat
menjadi penyebab. Upaya menjaga lingkungan menjadi tanggung
jawab semua pihak untuk itulah perlu kesadaran semua pihak.
Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang
berperan. Sebagai mahluk sosial kita membutuhkan bantuan orang
lain, sehingga interaksi individu satu dengan yang lainnya harus
terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan sosial yang buruk dapat
menimbulkan masalah kejiwaan.
c. Pelayanan Kesehatan
Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah
dibutuhkan. Masyarakat membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah
sakit dan pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu dalam
mendapatkan pengobatan dan perawatan kesehatan. Terutama untuk
pelayanan kesehatan dasar yang memang banyak dibutuhkan
masyarakat. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang
kesehatan juga mesti ditingkatkan.
Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan
masyarakat sangat besar perananya.sebab di puskesmaslah akan
ditangani masyarakat yang membutuhkan edukasi dan perawatan
primer. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai manager yang
memiliki kompetensi di bidang manajemen kesehatan dibutuhkan
dalam menyusun program-program kesehatan. Utamanya program-
program pencegahan penyakit yang bersifat preventif sehingga
masyarakat tidaka banyak yang jatuh sakit.
Banyak kejadian kematian yang seharusnya dapat dicegah
seperti diare, demam berdarah, malaria, dan penyakit degeneratif yang
berkembang saat ini seperti jantung karoner, stroke, diabetes militus
dan lainnya.penyakit itu dapat dengan mudah dicegah asalkan
masyarakat paham dan melakukan nasehat dalam menjaga kondisi
lingkungan dan kesehatannya.
d. Genetik
Seperti apa keturunan generasi muda yang diinginkan ???.
Pertanyaan itu menjadi kunci dalam mengetahui harapan yang akan
datang. Nasib suatu bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya.
Oleh sebab itu kita harus terus meningkatkan kualitas generasi muda
kita agar mereka mampu berkompetisi dan memiliki kreatifitas tinggi
dalam membangun bangsanya.
Dalam hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab
pada masa inilah perkembangan otak anak yang menjadi asset kita
dimasa mendatang. Namun masih banyak saja anak Indonesia yang
status gizinya kurang bahkan buruk.Padahal potensi alam Indonesia
cukup mendukung.oleh sebab itulah program penanggulangan
kekurangan gizi dan peningkatan status gizi masyarakat masih tetap
diperlukan. Utamanya program Posyandu yang biasanya dilaksanakan
di tingkat RT/RW. Dengan berjalannya program ini maka akan
terdeteksi secara dini status gizi masyarakat dan cepat dapat tertangani.

2.3 Determinan yang Mempengaruhi Status Kesehatan


Teori klasik yang dikembangkan oleh Blum (1974) mengatakan bahwa
adanya 4 determinan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individu,
kelompok atau masyarakat. Empat determinan tersebut secara berturut-turut
besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah: a). lingkungan, b). perilaku, c).
pelayanan kesehatan, dan d).keturunan atau herediter. Keempat determinan
tersebut adalah determinan untuk kesehatan kelompok atau komunitas yang
kemungkinan sama di kalangan masyarakat. Akan tetapi untuk kesehatan
individu, disamping empat faktor tersebut, faktor internal individu juga
berperan, misalnya : umur, gender, pendidikan, dan sebagainya, disamping
faktor herediter. Bila kita analisis lebih lanjut determinan kesehatan itu
sebenarnya adalah semua faktor diluar kehidupan manusia, baik secara
individual, kelompok, maupun komunitas yang secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi kehidupan manusia itu. Hal ini berarti, disamping
determinandeterminan derajat kesehatan yang telah dirumuskan oleh Blum
tersebut masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi atau menentukan
terwujudnya kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat.
a. Faktor Makanan
Makanan merupakan modal utama untuk menjaga agar tubuh bisa
bekerja dengan baik atau dengan kata lain sehat. Karena tubuh kita
memerlukan zat – zat yang gunanya untuk memberi asupan kepada organ
atau sistem di tubuh kita. Oleh karena itu perlunya makanan yang bergizi
baik serta lengkap untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita sangatlah
penting.
b. Faktor Pendidikan
Pengetahuan akan hidup sehat serta wawasan yang memadai untuk
paham akan pentingnya hidup sehat dapat dilihat dari pendidikan
seseorang tersebut, biasanya orang yang memiliki pendidikan atau
pengetahuan yang tinggi sadar akan menjaga kesehatan, hal ini dapat
meminimalkan orang tersebut jatuh sakit. Berbeda dengan orang yang
kurang ( dalam hal ini pendidikan yang diterimanya sedikit ), mereka lebih
rentan terkena penyakit, ini dikarenakan kurang pahamnya menjaga
kesehatan.
c. Faktor Ekonomi
Kemiskinan atau kurang mampunya seseorang dikarenakan tingkat
pendapatannya kurang dapat memicu terjadinya suatu penyakit,contohnya
balita yang kekurangan gizi, ini dikarenakan tidak adanya uang untuk
membeli atau menyediakan makanan bergizi untuk balita tersebut.
d. Faktor Latar Belakang Budaya
Budaya merupakan salah satu aspek kehidupan sosial kita,
pengaruh budaya cukup kental dalam kesehatan dikarenakan telah
mendarah daging ( telah dilakukan secara turun – temurun) seperti suku
badui yang melarang memakai alas kaki, hal ini cukup beresiko apabila
terkena penyakit fillariasis.
e. Faktor Usia
Salah satu yang mempengaruhi daya tahan tubuh manusia adalah
usia. Semakin tua umur seseorang maka daya tahan tubuhnya semakin
melemah, ini dikarenakan sel ataupun jaringan pada tubuh manusia tidak
bisa bekerja secara maksimal lagi.
f. Faktor Emosional
Emosional merupakan hal yang menggambarkan suasana kejiwaan
orang tersebut, ini dapat mempengaruhi bila tidak bisa di kendalikan
secara baik, misalnya stres yang berkepanjangan, dapat membuat orang
tersebut sakit bahkan bisa menjadi masalah kejiwaan yang serius (sakit
jiwa/ gila).
g. Faktor Agama atau Kepercayaan
Agama atau sebuah kepercayaan yang dimiliki oleh seseorang
secara tidak langsung akan membuat seseorang tersebut menjadi sadar
akan kesehatan, seperti kita tahu islam mengajarkan kita untuk hidup sehat
“anna ghafatul minal iman” atau “kebersihan adalah sebagian dari iman”.

2.4 Upaya-Upaya untuk Meningkatkan Status Kesehatan Masyarakat


Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu : upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan
masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan,
pemeliharaan kesehatan pemberantasan penyakit menular, pengendalian
penyakit tidak menular penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar,
perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan
alat-alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan
minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan
berbahaya lainnya, serta penanggulangan bencana dan bantuan
kemanusiaan.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup
upaya‐upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat
jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang
ditujukan terhadap perorangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, kita harus
memulainya dari diri kita sendiri, untuk itu pemahaman akan pentingnya menjaga
atau meningkatkan kesehatan harus dimiliki oleh setiap individu,walaupun kita
ketahui saat ini banyak masalah yang kita hadapi tentang persoalan kesehatan.
Tidak hanya individu melainkan secara sosial juga harus bisa menjaga dan
meningkatkan kesehatannya, sehingga tercapainya pembangunan kesehatan yang
optimal. Dengan mengetahui teori Blum ini kita dapat mengetahui determinan –
determinan apa saja yang mempengaruhi kesehatan, untuk itu kita dapat
meningkatkan derajat kesehatan kita dengan cara memperbaiki empat faktor
determinan yang mempengaruhi kesehatan yaitu lingkungan, genetik, perilaku dan
pelayanan kesehatan.

3.2 Saran
Saat ini kita dapat melihat perilaku masyarakat terhadap kesehatan masih
kurang, perlunya peran serta pemerintah dan kesadaran masyarakat perlu
ditingkatkan. Adanya peningkatan dibidang pelayanan kesehatan, seperti
memperbaiki fasilitas gedung atau menambah peralatan kesehatan yang
dibutuhkan sehingga mampu melayani masyarakat dengan baik, memberikan
pelatihan terhadap tenaga medis maupun non medis di puskesmas atau rumah
sakit pemerintah, memenuhi standar SDM yang dibutuhkan suatu tempat
pelayanan kesehatan. Hal – hal seperti ini yang perlu kita tingkatkan agar
pembangunan kesehatan kita berlangsung sukses, sehingga derajat kesehatan kita
semakin meningkat yang diharapkan dapat mensejahterakan masyarakat
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Y., Soeharso, P., & Sjarif, D. R. (2017). Genetics and genomic medicine in
Indonesia. Molecular Genetics & Genomic Medicine, 5(2), 103–109.
http://doi.org/10.1002/mgg3.284

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, (2007), Riset Kesehatan Dasar 2007. didapat dari:
http://labdata.litbang.depkes.go.id/menu-download .

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, (2013), Riset Kesehatan Dasar 2013. didapat dari:
http://labdata.litbang.depkes.go.id/menu-download .

Bahuet C dan Sopacue JA, (2018), SDGs di Indonesia: 2018 dan setelah itu. didapat dari:

http://www.id.undp.org/content/indonesia/id/home/presscenter/articles/
2018/sdgs-di-indonesia--2018-dan-setelah-itu.html?cq_ck=1521445399178

CDC, (2012), Principles of Epidemiology in Public Health Practice, Third Edition: An


Introduction. Edisi ke3. Didapat dari:
https://www.cdc.gov/ophss/csels/dsepd/ss1978/SS1978.pdf

Depkes RI, (2016), GERMAS Wujudkan Indonesia Sehat. didapat dari:

http://www.depkes.go.id/article/view/16111500002/germas-wujudkan-
indonesia-sehat.html .

DIV KEBIDANAN TK. II, 2017. Makalah Promosi Kesehatan, Bengkulu: POLTEKKES Press.

Haryanto, A., Kurniadi , D., Miftachudin & Huda , M. N., 2012. DETERMINAN KESEHATAN
MASYARAKAT, Jakarta: UI Press.

Anda mungkin juga menyukai