Anda di halaman 1dari 12

determinan kesehatan

1. Determinan Kesehatan adalah faktor-faktor yang menentukan dan


mempengaruhi ( membentuk) status kesehatan dari individu atau
masyarakat .
Referensi : Ircham Machfoedz dan Eko Suryani.2008.Pendidikan Kesehatan
Bagian Dari Promosi Kesehatan. Fitramaya.Yogyakarta)

2.

Macam-macam Determinan Kesehatan :

Menurut Bloom, 1978, yang termasuk ke dalam determinan kesehatan


meliputi genetic, lingkungan, peleyanan kesehatan, dan perilaku individu.
Determinan kesehatan pada penyakit degenerative berupa : genetic: bakat
penyakit dari seorang individu yang diturunkan oleh orang tuanya; misalnya
hipertensi, DM dan sebagaianya. Lingkungan meliputi keterpaparan individu
dari hal yang menyebabkan penyakit degenerative, misalnya terpapar radiasi
dll. Determinan perilaku dalam hal penyakit degenerative misalnya adalah
gaya hidup individu yang menyebabkan munculnya penyakit degenaratif,
misanya gemar mengkonsumsi diet yang tinggi kolesterol, MSG, dll.
Determinan pelayanan kesehatan pada penyakit degenerative meliputi
kemmpuan dan ketersediaan institusi pelayanan kesehatan dalam
menangani penyakit degenerative.

Menurut Simon-Morton,dan Green1995 determinan kesehatan meliputi


Genetik, Lingkungan fisik, Lingkungan Sosial, Pelayanan kesehatan, dan
Perilaku. Perbedaaan dengan teori Blum adalah untuk determinan lingkungan
ebih dispesifikan menjadi lingkungan fisik dan lingkungan social.

Determinan sosial menurut Simon-Morton meliputi ekonomi, agama,


gender, budaya, demografi, populasi penduduk. Status ekonomi seringkali
mempengaruhi status kesehatan individu. Akses terhadap pelayanan
kesehatan yang terhambat akibat kemiskinan menjadi factor yang
mempengaruhi kesehatan seseorang. Agama menjadi determinan social
karena agama merupakan panutan bagaimana seseorang individu
berperilaku baik sebagai social maupun sebagai individu itu sendiri. Gender
menjadi determinan social karena di beberapa Negara, termasuk Indonesia,
isu gender masih sangat kental. Kaum laki laki lebih dominan daripada
perempuan, termasuk dalam hal kesehatan. Budaya patriakal merupakan
salah satu contoh determinan social dalam hal budaya. Menempatkan laki
laki ( suami) sebagai pelindung, dan pengambil keputusan untuk semuanya

kadangkala sangat menentukan terhadap status kesehatan masing masing


individu.
3. Definisi Advokasi : tindakan yang dilakukan oelh tenaga kesehatan untuk
pengaruhi pihak2 lain agar program yg dijalankan berhasil
Aksi strategis yg ditujukan untuk menciptakan kebijakan public yang
bermanfaat bagi masyarakat atau mencegah munculnya (pbudi)
Upaya persuasif yang mencakup kegiatan penyadaran, rasionalisasi,
argumentasi dan rekomendasi tindak lanjut mengenai sesuatu hal (foss and
foss et, al. 1980)
Strategi yang terpadu oleh individu atau kelompok masyarakat
(pirdan)
Aksi dalam pendekatan kepada pembuat keputusan agar dapat
mendukung usulan bersifat politis dalam melobi undan-undang tertentu atau
kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial.
Advokasi bisa diakukan melalui perubahan organisasi maupun
legislative. Advokasi bisa digunakan untuk mencari dukungan dana, legislasi,
peraturan, infrastruktur pemerintahan, pelayanan kesehatan maupun riset.
Metode advokasi bisa melalui talking point, menulis di editorial surat kabar,
pengumuman, konferensi pers, blog dan sebagainya
4.
-

Kepada siapa advokasi


Segitiga pengambil kebijakan : proses, contex dan content (aktor)

contex

content

proses

Advokasi dilakukan oleh dan kepada actor ( pelaku kebijakan ) sehingga akan
menjamin keberlangsungan kebijakan tersebut baik secara conten, contex
maupun proses.

Secara teknis, advokasi bisa dilakukan secara horisiontal dan secara


vertikal

5.

Sepuluh indikator PHBS secara nasional :

1.

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2.

Memberi bayi ASI ekslusif

3.

Menimbang balita setiap bulan

4.

Menggunakan air bersih

5.

Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

6.

Menggunakan jamban sehat

7.

Memberantas jentik nyamuk

8.

Makan sayur dan buah setiap hari

9.

Melakukan aktifitas fisik setiap hari

10. Tidak merokok didalam rumah


Sepuluh indikator PHBS Lokal yang ada di Propinsi DIY :
1.

Gizi seimbang

2.

Memeriksakan kehamilan sesuai standar

3.

Memiliki jaminan kesehatan

4.

Imunisasi lengkap pada bayi

5.

pUS ikut KB

6.

lantai rumah bukan dari tanah

7.

pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan

8.

pengelolaan sampah

9.

memiliki toga

10. kebiasaan gosok gigi

6.

Perilaku Hidup Bersih Sehat memiliki tatanan sebagai berikut :

PHBS di Rumah Tangga

PHBS di Sekolah

PHBS di Institusi Kesehatan

PHBS di Tempat-Tempat Umum

PHBS di Tempat Kerja

7. Data yang diperlukan untuk mengetahui penyakit degenartif yang


terdapat dalam kasus scenario I adalah :
ABJ -> container indeks, jouse indeks ( dapat diperoleh di Dinkes setempat)
Data Epidemiologi misalnya angka kematian, angka insidensi, angka
prevalensi, outbreak, case fatality rate dll (dapat diperoleh di Dinkes
setempat)
Data Lingkungan misalnya rumah sehat atau tidak, lingkungan sehat atau
tidak, terkait kelembaban, polusi dll (dapat diperoleh di Dinas Kimpraswil
setempat)

Penyakit TB pada kasus scenario I, data yang perlu dicari meliputi:


Data Epidemiologi: Prevalensi, Jumlah suspect, angka DO, penderita
resisten, penderita sembuh, penderita konversi.
-

Data lingkungan: Lantai tidak kedap air, kebersihan lingkungan

Data Rumah sehat: ventilasi cukup, lantai, genting kaca

Perilaku dari individu: meludah sembarang tempat, kebersihan diri dll

Data yang diperlukan untuk penyakit degeneratif meliputi: data epid, data
perilaku (PHBS), maupun data dari hasil penelitian sebelumnya

8. Penyakit degenratif merupakan penyakit yang muncul karena


kemunduran struktur & fungsi sel tubuh baik karena alami (menua) atau
pengauh dari luar. Kemunduruan struktur maupun fungsi sel, jaringan
maupun organ tersebut bisa dikarenakan proses menua maupun karena
adanya penyakit/ kelainan. Struktur dan fungsi sel atau jaringan tuguh dapat
berupa :
- Tidak berfungsi aktif secara normal
Kemunduran fungsi sistemik tubuh.
http://pujisutarjopuji.blogspot.com/2012/05/determinan-kesehatan.html

Keperawatan Komunitas: Determinan Kesehatan

Dirangkum dari makalah Safira Hilwa Tsauri

A. Teori Blum

Ilustrasi Teori Blum

Dalam konsep Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji, masing-masing


faktor saling keterkaitan berikut penjelasannya :

1. Perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan
penting untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010.Hal ini dikarenakan budaya
hidup bersih dan sehat harus dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat
untuk menjaga kesehatannya.Diperlukan suatu program untuk menggerakan
masyarakat menuju satu misi Indonesia Sehat 2010. Sebagai tenaga motorik
tersebut adalah orang yang memiliki kompetensi dalam menggerakan
masyarakat dan paham akan nilai kesehatan masyarakat. Masyarakat yang
berperilaku hidup bersih dan sehat akan menghasilkan budaya menjaga
lingkungan yang bersih dan sehat.
Beberapa kegiatan yang mungkin kita lakukan seperti: berolah raga, tidur,
merokok, minum, dll. Apabila kita mengembangkan kebiasaan yang bagus
dari sejak awal, hal tersebut berpengaruh positif terhadap kesehatan
tubuh.Sekali-kali atau dalam batas-batas tertentu untuk waktu yang lebih
lama, kita bebas melakukan kebiasaan-kebiasaan harian.Namun,
bagaimanapun juga sikap yang tidak berlebihan merupakan suatu keharusan
agar benar-benar sehat.Tubuh kita memerlukan tidur, olah raga, dan rutinitas
yang sehat dalam jumlah tertentu untuk mempertahankan kesejahteraannya.

2. Lingkungan
Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi
fisik.Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber
berkembangnya penyakit.Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat
kita. Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik,
polusi udara, air dan tanah juga dapat menjadi penyebab. Upaya menjaga
lingkungan menjadi tanggung jawab semua pihak untuk itulah perlu
kesadaran semua pihak.
Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan.
Sebagai mahluk sosial kita membutuhkan bantuan orang lain, sehingga
interaksi individu satu dengan yang lainnya harus terjalin dengan baik.
Kondisi lingkungan sosial yang buruk dapat menimbulkan masalah kejiwaan.

3. Pelayanan kesehatan

Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan


masyarakat.Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah
dibutuhkan.Masyarakat membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah sakit
dan pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu dalam mendapatkan
pengobatan dan perawatan kesehatan.Terutama untuk pelayanan kesehatan
dasar yang memang banyak dibutuhkan masyarakat.Kualitas dan kuantitas
sumber daya manusia di bidang kesehatan juga mesti ditingkatkan.
Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat
sangat besar perananya.sebab di puskesmaslah akan ditangani masyarakat
yang membutuhkan edukasi dan perawatan primer. Peranan Sarjana
Kesehatan Masyarakat sebagai manager yang memiliki kompetensi di bidang
manajemen kesehatan dibutuhkan dalam menyusun program-program
kesehatan.Utamanya program-program pencegahan penyakit yang bersifat
preventif sehingga masyarakat tidaka banyak yang jatuh sakit.
Banyak kejadian kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti diare,
demam berdarah, malaria, dan penyakit degeneratif yang berkembang saat
ini seperti jantung karoner, stroke, diabetes militus dan lainnya.penyakit itu
dapat dengan mudah dicegah asalkan masyarakat paham dan melakukan
nasehat dalam menjaga kondisi lingkungan dan kesehatannya.

4. Genetik
Seperti apa keturunan generasi muda yang diinginkan ???. Pertanyaan itu
menjadi kunci dalam mengetahui harapan yang akan datang. Nasib suatu
bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya.Oleh sebab itu kita harus
terus meningkatkan kualitas generasi muda kita agar mereka mampu
berkompetisi dan memiliki kreatifitas tinggi dalam membangun bangsanya.
Dalam hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab pada masa
inilah perkembangan otak anak yang menjadi asset kita dimasa
mendatang.Namun masih banyak saja anak Indonesia yang status gizinya
kurang bahkan buruk.Padahal potensi alam Indonesia cukup mendukung.oleh
sebab itulah program penanggulangan kekurangan gizi dan peningkatan
status gizi masyarakat masih tetap diperlukan. Utamanya program Posyandu
yang biasanya dilaksanakan di tingkat RT/RW. Dengan berjalannya program
ini maka akan terdeteksi secara dini status gizi masyarakat dan cepat dapat
tertangani.

Contoh 4 Faktor yamg mempengaruhi Derajat Kesehatan :


Environment

Adanya sanitasi lingkungan yang baik akan meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat.
Semakin tinggi tingkat pendidikan individu/masyarakat maka pengetahuan
akan cara hidup sehat akan semakin baik.
Ada norma agama pada umat Islam tentang konsep haram terhadap alcohol
akan menurunkan tingkat konsumsi alcohol.

Life Styles
Perilaku merokok sejak usia dini akan meningkatkan resiko kanker paru
Kebiasaan melakukan konsep 3 M (menguras, mengubur, menutup) pada
pencegahan DBD akan menurunkan prevalensi DBD.
Perilaku mengkonsumsi makanan cepat saji (junk food) akan meningkatkan
resiko obesitas yang beresiko pada penyakit jantung.

Heredity
Perkawinan antar golongan darah tertentu akan mengakibatkan leukemia.
Adanya kretinisme yang diakibatkan mutasi genetic

Health Care Services


Adanya upaya promotif terhadap penularan HIV/AIDS akan menurunkan
prevalensi HIV/AIDS.
Tersedianya sarana & prasaran kesehatan yang baik akan memudahkan
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berkualitas.
Adanya asuransi kesehatan akan memudahkan individu/masyarakat untuk
mengakses pelayanan kesehatan.

B. Determinan yang mempengaruhi status kesehatan

Teori klasik yang dikembangkan oleh Blum (1974) mengatakan bahwa adanya
4 determinan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individu,
kelompok atau masyarakat. Empat determinan tersebut secara berturut-turut
besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah: a). lingkungan, b). perilaku,
c). pelayanan kesehatan, dan d).keturunan atau herediter. Keempat
determinan tersebut adalah determinan untuk kesehatan kelompok atau
komunitas yang kemungkinan sama di kalangan masyarakat. Akan tetapi
untuk kesehatan individu, disamping empat faktor tersebut, faktor internal
individu juga berperan, misalnya : umur, gender, pendidikan, dan
sebagainya, disamping faktor herediter. Bila kita analisis lebih lanjut
determinan kesehatan itu sebenarnya adalah semua faktor diluar kehidupan
manusia, baik secara individual, kelompok, maupun komunitas yang secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan manusia itu. Hal ini
berarti, disamping determinan-determinan derajat kesehatan yang telah
dirumuskan oleh Blum tersebut masih terdapat faktor lain yang
mempengaruhi atau menentukan terwujudnya kesehatan seseorang,
kelompok atau masyarakat.

1. Faktor makanan
Makanan merupakan faktor penting dalam kesehatan kita. Bayi lahir dari
seorang ibu yang telah siap dengan persediaan susu yang merupakan
makanan lengkap untuk seorang bayi. Mereka yang memelihara tubuhnya
dengan makanan yang cocok, menikmati tubuh yang benar-benar
sehat.Kecocokan makanan ini menurut waktu, jumlah, dan harga yang tepat.
Hanya saat kita makan secara berlebihan makanan yang tidak cocok dengan
tubuh kita, maka tubuh akan bereaksi sebaliknya. Sakit adalah salah satu
reaksi tubuh, dan bila kemudian dicegah atau dirawat dengan benar, tubuh
kembali sehat.Penyakit merupakan peringatan untuk mengubah kebiasaan
kita.Perlu diingat selalu bahwa tubuh kita hanya memerlukan makanan yang
tepat dalam jumlah yang sesuai.

2. Pendidikan atau tingkat pengetahuan


Tingkat pengetahuan akan membentuk cara berpikir dan kemampuan
seseorang untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan
penyakit dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk menjaga
kesehatannya. Pendidikan juga secara tidak langsung akan mempengaruhi
perilaku seseorang dalam menjaga kesehatannya. Biasanya, orang yang
berpendidikan (dalam hal ini orang yang menempuh pendidikan formal)
mempunyai resiko lebih kecil terkena penyakit atau masalah kesehatan
lainnya dibandingkan dengan masyarakat yang awam dengan kesehatan.

3. Faktor sosioekonomi
Faktor-faktor sosial dan ekonomi seperti lingkungan sosial, tingkat
pendapatan, pekerjaan, dan ketahanan pangan dalam keluarga merupakan
faktor yang berpengaruh besar pada penentuan derajat kesehatan
seseorang.Dalam masalah gizi buruk misalnya, masyarakat dengan tingkat
ekonomi dan berpendapatan rendah biasanya lebih rentan menderita gizi
buruk.Hal tersebut bisa terjadi karena orang dengan tingkat ekonomi rendah
sulit untuk mendapatkan makanan dengan nilai gizi yang bisa dibilang layak.

4. Latar belakang budaya


Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan
individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan
kesehatan pribadi. Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke
memiliki beribu-ribu suku dengan adat istiadat yang berbeda-beda pula.
Sebagian dari adat istiadat tersebut ada yang masih bisa dibilang primitif
dan tidak mempedulikan aspek kesehatan.Misalnya saja, pada suku Baduy
yang tidak memperbolehkan masyarakat menggunakan alas kaki.

5. Usia
Setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon yang
berbeda-beda terhadap perubahan kesehatan yang terjadi.

6. Faktor emosional
Setiap pemikiran positif akan sangat berpengaruh, pikiran yang sehat dan
bahagia semakin meningkatkan kesehatan tubuh kita. Tidak sulit memahami
pengaruh dari pikiran terhadap kesehatan kita.Yang diperlukan hanyalah
usaha mengembangkan sikap yang benar agar tercapai kesejahteraan.

7. Faktor agama dan keyakinan


Agama dan kepercayaan yang dianut oleh seorang individu secara tidak
langsung mempengaruhi perilaku kita dalam berperilaku sehat.Misalnya,
pada agama Islam.Islam mengajarkan bahwa anna ghafatul minal iman
atau kebersihan adalah sebagian dari iman. Sebagai umat muslim, tentu

kita akan melaksanakan perintah Allah SWT. untuk berperilaku bersih dan
sehat.

http://zohrahs.blogspot.com/2012/06/keperawatan-komunitasdeterminan.html

Anda mungkin juga menyukai