Anda di halaman 1dari 9

PROGRAMSTUDIPROFESI NERS

FAKULTAS ILMU-ILMUKESEHATAN
UNIVERSITASALMA ATA YOGYAKARTA
Jl.RingroadBaratDayaNo.1,Tamantirto,Bantul,DaerahIstimewaYogyakarta
Tlp.(0274)4342288,4342277.Fax.(0274)4342269.Web:www.almaata.ac.id

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KEPERAWATAN ANAK


SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENANGANAN KEJANG DEMAM

Pokok Bahasan : Kejang Demam pada Anak


Sub Pokok Bahasan : Penanganan Dini Kejang Demam
Sasaran : Orang Tua
Target : Klien dan Keluarga
Hari / tanggal : Jumat, 20 Oktober 2017
Jam : 11.00 – 11.30
Waktu pertemuan : 30 menit
Tempat : Ruang Tulip RSUD dr. Tjitrowardojo

I. LATAR BELAKANG
Angka kematian balita di dunia mengalami penurunan cukup signifikan dalam
10 tahun terakhir termasuk di beberapa negara miskin. Meski demikian, target
Millenium Development Goals yang harus dicapai tahun 2015 diperkirakan masih
jauh. Badan WHO yang mengurusi anak-anak, Unicef mengungkap pada tahun
2010 tercatat jumlah kematian anak di bawah usia 5 tahun (balita) sebanyak 7,6
juta. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan angka tahun 1990, yaitu sekitar
12.000 kasus/hari dibandingkan 10 tahun silam. Sementara jika dibandingkan
dengan angka kelahiran, angka kematian balita berkurang dari 88 kasus menjadi
57 kasus tiap 100.000 kelahiran hidup mencapai 12 juta kematian. Beberapa
negara memang masih mencatat angka kematian yang cukup tinggi, bahkan
hampir 50 persen dari angka kematian balita di seluruh dunia terkonsentrasi di 5
negara. Kelima negara tersebut adalah India, Nigeria, Kongo, Pakistan dan China.
Menurut data tahun 2008 di Indonesia, angka kematian balita adalah sebesar
44 per 1000 kelahiran hidup, atau ada lebih dari 200.000 balita Indonesia yang
meninggal setiap tahunnya. Sedangkan di Malaysia, dengan angka kematian balita
sebesar 6.1 kematian per 1000 kelahiran hidup, ada 3.694 kematian balita, jauh
lebih sedikit dari pada Indonesia. Sementara di Filipina, yang juga merupakan
negara kepulauan dengan penduduk yang besar, ada sekitar 85.400 kematian
balita, tidak sampai setengah dari angka kematian di Indonesia. Angka kematian
bayi di bawah usia 1 tahun (Angka Kematian Bayi) di Indonesia adalah sebesar 34
kematian per 1000 kelahiran hidup. Dengan kata lain, ada sekitar 157.000
kematian anak setiap tahunnya. Dibandingkan dengan negara Asia Tenggara
lainnya, angka ini jauh lebih dari Malaysia (3.633 kematian anak per tahun) dan
dari Filipina (67.092 kematian anak per tahun). Penyebab kematian utama anak
balita adalah : Diare, Pneumonia, Malaria (di daerah Endemis Malaria),Campak.
UNICEF telah memainkan peranan yang besar dalam memperingatkan dunia
mengenai beban yang sangat berat akibat penyakit dan kematian yang dialami
oleh anak-anak di dunia. Bagaimanapun, dalam beberapa dekade penanganan
masalah ini diperkirakan bahwa di seluruh dunia 12 juta anak mati setiap
tahunnya akibat penyakit atau malnutrisi dan paling sering gejala awalnya demam.

II. TUJUAN
A. Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, keluarga mampu
memahami tentang penanganan dini kejang demam
B. Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan, keluarga diharapkan dapat
menjelaskan tentang:
1. Menjelaskan pengertian demam kejang
2. Menjelaskan penyebab kejang demam
3. Menjelaskan tanda dan gejala kejang demam
4. Menjelaskan penanganan kejang demam
5. Menjelaskan penanganan kejang demam
6. Menjelaskan cara melakukan kompres hangat
III. METODE
Ceramah, tanya jawab dan diskusi

IV. MEDIA
Leaflet
V. MATERI
(terlampir)

VI. KEGIATAN PENYULUHAN


No. Kegiatan penyuluhan Waktu Kegiatan peserta
1 Pembukaan
a. Memberi salam 5 menit Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan
d. Menjelaskan kontrak waktu
2 Pelaksanaan
a. Menggali pengetahuan 20 menit Mengemukakan pendapat
orang tua tentang kejang
demam Mendengarkan
b. Memberikan reinforcement
positif atas jawaban Mendengarkan dan
c. Meluruskan konsep memperhatikan
pengertian kejang demam Mengemukakan pendapat
d. Menggali pengetahuan
orang tua tentang penyebab Mendengarkan
kejang demam
e. Memberikan reinforcement Mendengarkan dan
positif atas jawaban memperhatikan
f. Meluruskan konsep Mengemukakan pendapat
penyebab kejang demam
g. Menggali pengetahuan
orang tua tentang tanda dan Mendengarkan
gejala kejang demam
h. Memberikan reinforcement Mendengarkan dan
positif atas jawaban memperhatikan
i. Meluruskan konsep tanda Mengemukakan pendapat
dan gejala kejang demam
j. Menggali pengetahuan
orang tua tentang Mendengarkan
penanganan kejang demam
k. Memberikan reinforcement Mendengarkan dan
positif atas jawaban memperhatikan
l. Meluruskan konsep Mengemukakan pendapat
penanganan kejang demam
m. Menggali pengetahuan Mendengarkan
orang tua tentang kejang
demam Mendengarkan dan
n. Memberikan reinforcement memperhatikan
positif atas jawaban Mengemukakan pendapat
o. Meluruskan konsep
pengertian kejang demam
p. Menggali pengetahuan Mendengarkan
orang tua tentang
pencegahan kejang demam Mendengarkan dan
q. Memberikan reinforcement memperhatikan
positif atas jawaban Mengemukakan pendapat
r. Meluruskan konsep
pencegahan kejang demam
s. Menggali pengetahuan Mendengarkan
orang tua tentang cara
melakukan kompres hangat Mendengarkan dan
t. Memberikan reinforcement memperhatikan
positif atas jawaban
u. Meluruskan konsep cara
melakukan kompres hangat
3 Penutup
a. Meminta peserta untuk 5 menit Memberikan pertanyaan
memberikanpertanyaan atas
penjelasan yang tidak
dipahami Memperhatikan
b. Menjawab pertanyaan yang
diajukan Berpartisipasi
c. Menyimpulkan diskusi Menjawab pertanyaan
d. Melakukan evaluasi Menjawab salam
e. Mengucapkan salam
Total 30 menit

VII. PENGORGANISASIAN
Koordinator : Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
Moderator :
1. Membuka acara
2. Memperkenalkan mahasiswa
3. Menjelaskan tujuan dan kontrak waktu
4. Mengarahkan alur diskusi
5. Memimpin jalannya diskusi
6. Menutup acara
Presentator : mempersiapkan materi untuk penyuluhan
Observer : mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai
akhir
Fasilitator : memotifasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya
penyuluhan dan membantu dalam menanggapi
pertanyaan peserta
VIII. EVALUASI
a. Kriteria evaluasi
Peserta mampu:
1. Menyebutkan pengertian kejang demam dengan bahasa sendiri
2. Menyebutkan penyebab kejang demam
3. Menyebutkan tanda dan gejala kejang demam
4. Menjelaskan penanganan kejang demam
5. Menjelaskan cara mencegah kejang demam
6. Menjelaskan cara melakukan kompres hangat
b. Pelaksanaan penyuluhan
1. Penyuluhan dimulai pukul 11.00
2. Penyuluhan selesai pukul 11.30
3. Pada sesi tanya jawab tidak muncul pertanyaan
4. Evaluasi pelaksanaan penyuluhan
a) Keluarga mampu menjelaskan tentang kejang demam
b) Keluarga mampu menangani kejang demam
c) Keluarga mampu mencegah kejang demam
d) Keluarga mampu melakukan kompres hangat

Mengetahui Purworejo, 20 Oktober 2017


Pembimbing klinik Pemberi materi

Zuma Apriyantini, S. Kep. Ns. Dyah Kusumoningrum


NIP. 19820421 200604 2 031
KEJANG DEMAM PADA ANAK
1. PENGERTIAN
Kejang demam merupakan kejang yang cukup sering dijumpai pada anak–anak
yang berusia dibawah 5 tahun, gejala–gejala yang timbul dapat bermacam–macam
tergantung dibagian otak mana yang terpengaruh, tetapi kejang demam yang
terjadi pada anak adalah kejang.
Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat
dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang
berlebihan.
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal diatas 380 C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Jadi kejang
demam adalah kenaikan suhu tubuh yang menyebabkan perubahan fungsi otak
akibat perubahan potensial listrik serebral yang berlebihan sehingga
mengakibatkan renjatan berupa kejang.

2. PENYEBAB KEJANG DEMAM


Menurut Mansjoer, dkk (2000: 434) Lumban Tobing (1995: 18-19) dan Whaley
and Wong (1995: 1929) :
a. Demam itu sendiri, demam yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan
atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih,
kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi.
b. Efek produk toksik daripada mikroorganisme
c. Respon alergik atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi.
d. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.
e. Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yang ringan, yang tidak diketahui
atau enselofati toksik sepintas.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang demam berulang
antara lain:
a. Usia < 15 bulan saat kejang demam pertama
b. Riwayat kejang demam dalam keluarga
c. Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah
relatif normal
d. Riwayat demam yang sering
e. Infeksi saluran pernafasan atas, otitis media akut, pneumonia, gastroenteritis
akut, exantema subitum, bronchitis, dan infeksi saluran kemih (Goodridge,
1987; Soetomenggolo, 1989). Selain itu juga infeksi diluar susunan syaraf
pusat seperti tonsillitis, faringitis, forunkulosis serta pasca imunisasi DPT
(pertusis) dan campak (morbili) dapat menyebabkan kejang demam.
f. Produk toksik mikroorganisme terhadap otak (shigellosis, salmonellosis)
g. Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal oleh karena infeksi.
h. Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit.
i. Gabungan dari faktor-faktor diatas.

3. KLASIFIKASI KEJANG DEMAM


a. Menurut Livingstone (1970), membagi kejang demam menjadi dua :
1) Kejang demam sederhana
Diagnosisnya :
a) Umur anak ketika kejang antara 6 bulan & 4 tahun
b) Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tak lebih dari 15 menit
c) Kejang bersifat umum, frekuensi kejang bangkitan dalam 1th tidak >
4 kali
d) Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam
e) Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal
f) Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya seminggu sesudah suhu
normal tidak menunjukkan kelainan
2) Epilepsi yang diprovokasi demam
Diagnosisnya :
a) Kejang lama dan bersifat lokal
b) Umur lebih dari 6 tahun
c) Frekuensi serangan lebih dari 4 kali / tahun
d) EEG setelah tidak demam abnormal
b. b.Menurut sub bagian syaraf anak FK-UI membagi tiga jenis kejang demam,
yaitu :
1) Kejang demam kompleks
Diagnosisnya :
a) Umur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun
b) Kejang berlangsung lebih dari 15 menit
c) Kejang bersifat fokal/multipel
d) Didapatkan kelainan neurologis
e) EEG abnormal
f) Frekuensi kejang lebih dari 3 kali / tahun
g) Temperatur kurang dari 39 derajat celcius
2) Kejang demam sederhana
Diagnosisnya :
a) Kejadiannya antara umur 6 bulan sampai dengan 5 tahun
b) Serangan kejang kurang dari 15 menit atau singkat
c) Kejang bersifat umum (tonik/klonik)
d) Tidak didapatkan kelainan neurologis sebelum dan sesudah kejang
e) Frekuensi kejang kurang dari 3 kali / tahun
f) Temperatur lebih dari 39 derajat celcius
3) Kejang demam berulang
Diagnosisnya :
Kejang demam timbul pada lebih dari satu episode demam
.
4. MANIFESTASI KLINIS /TANDA GEJALA
Kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat
a. Berlangsung singkat > 15 menit dan berhenti sendiri
b. Umur anak kejang antara 6 bulan & 4 tahun
c. kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbul demam

5. PROGNOSIS
Dengan penanganan cepat dan tepat prognosa baik dan tidak menyebabkan
kematian resiko yang akan dihadapi oleh seorang anak sesudah menderita kejang
demam tergantung dari faktor :
a. Riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga
b. Kelainan dalam perkembangan / kelainan saraf sebelum anak menderita
kejang
c. Kejang yang berlangsung lama

6. PENATALAKSANAAN
a. Umum
b. Baringkan pasien di tempat yang rata, kepala dimiringkan dan pasang sudip
lidah yang sudah dibungkus kasa / sapu tangan agar lidah anak tidak terigit
akibat kejang.
c. Singkirkan benda-benda yang ada di sekitar anak, lepaskan pakaian yang
menganggu pernafasan.
d. Jangan memegangi anak untuk melawan kejang.
e. Sebagian besar kejang berlangsung singkat dan tidak memerlukan
penanganan khusus.
f. Bila suhu tinggi berikan kompres air biasa / kran secara intensif
g. Jangan memberi minuman/makanan segera setelah berhenti kejang karena
hanya akan berpeluang membuat anak tersedak.
h. Jika kejang terus berlanjut selama 10 menit, anak harus segera dibawa ke
fasilitas kesehatan terdekat. Sumber lain menganjurkan anak untuk dibawa ke
fasilitas kesehatan jika kejang masih berlanjut setelah 5 menit. Ada pula
sumber yang menyatakan bahwa penanganan lebih baik dilakukan secepat
mungkin tanpa menyatakan batasan menit.
i. Setelah kejang berakhir (jika < 10 menit), anak perlu dibawa menemui dokter
untuk meneliti sumber demam, terutama jika ada kekakuan leher, muntah-
muntah yang berat, atau anak terus tampak lemas.
j. Cara penggunaan stesolid rectal tube ( Medical ), sbb :
k. Memastikan jalan napas anak tidak tersumbat
1) Pemberian oksigen melalui face mask
2) Pemberian diazepam 0,5 mg/kg berat badan per rektal (melalui anus) atau
jika telah terpasang selang infus 0,2 mg/kg per infus
3) Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan
4) Sebagian sumber menganjurkan pemeriksaan kadar gula darah untuk
meneliti kemungkinan hipoglikemia. Namun sumber lain hanya
menganjurkan pemeriksaan ini pada anak yang mengalami kejang cukup
lama atau keadaan pasca kejang (mengantuk, lemas) yang berkelanjutan
(1).
Jika kejang masih berlanjut :
5) Pemberian diazepam 0,2 mg/kg per infus diulangi. Jika belum terpasang
selang infus, 0,5 mg/kg per rektal
6) Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan
Jika kejang masih berlanjut :
7) Pemberian fenobarbital 20-30 mg/kg per infus dalam 30 menit atau
fenitoin 15-20 mg/kg per infus dalam 30 menit.
8) Pemberian fenitoin hendaknya disertai dengan monitor EKG (rekam
jantung).
9) Jika kejang masih berlanjut, diperlukan penanganan lebih lanjut di ruang
perawatan intensif dengan thiopentone dan alat bantu pernapasan.

Anda mungkin juga menyukai