Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“Perawatan Demam Pada Balita”


DI RUANG ROUDLOH RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 11 & 12

1. MUH LUTFILLAH
2. MUHAMMAD EFENDI
3. NUKE YOLANDA
4. FITHRI MAULINA K
5. ANIS NURLAILI
6. ASTI IRAWATI
7. DIAN NOVITRI SARI
8. HANIFATUZUHRO SYAIFUDIN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Penyuluhan kesehatan pada pasien dan keluarga dengan topik “Perawatan demam
pada balita” ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas praktik Pendidikan Profesi Ners
Departemen Keperawatan Anak di Ruang Roudloh Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
yang dilaksanakan pada tanggal 2 November 2019 oleh Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang.

Lamongan,2 November 2019

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Azizatun Nisa’ S.kep.,Ns Ika Rizki S.kep.,Ns

Kepala Ruang

Sri Puji Astuti, S.kep.,Ns


SAP NUTRISI

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENANGANAN DEMAM PADA BALITA

Topik                           : Penaganan demam pada balita

Hari/Tanggal : jumat, 2 November 2019

Waktu : 20 menit-selesai

Tempat : Ruang Rawat Inap Roudloh Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan

Sasaran                        : Orang tua yang memiliki anak balita

Pemateri          : Asti & Anis

I. Latar Belakang
Demam pada anak merupakan salah satu masalah yang relevan untuk para praktisi
pediatric. Demam merupakan tanda adanya kenaikan set-point di hipotalamus akibat
infeksi atau adanya ketidakseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas,
sebaliknya tidak semua anak yang terkena infeksi akan menunjukkan gejala demam,
semakin muda muda umurnya semakin tidak jelas gambaran klinis. Tanda gejala demam
pada anak yaitu demam dengan suhu di atas 37,5 C (Normal 36,5-37,5 C), sakit kepala,
berkeringat dingin, menggigil, dehidrasi dan batuk-batuk.
Dampak yang akan ditimbulkan jika demam tidak ditangani dengan benar dan
penanganan lebih lanjut yaitu akan menyebabkan dehidrasi yang terjadi akibat
peningkatan penguapan cairan tubuh sehingga tubuh bisa kekurangan cairan, demam
diatas 42 °C bisa menyebabkan kerusakan neurologis (saraf), sedang dampak demam
banyak dialami anak yaitu kejang demam atau febrile convulsion, sehingga dibutuhkan
penangan yang tepat untuk menurunkan suhu tubuh pada anak-anak dengan cara terapi
non farmakologi dan farmakologi.
II. Tujuan instruksional
A. Tujuan instruksional umum
Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada remaja tentang perawatan demam
pada balita, dan mengetahui cara mencegah dan penanganan kejang demam pada
balita atau anak
B. Tujuan instruksional khusus
Setelah diberikan penyuluhan orang tua dapat :
1. Menjelaskan pengertian demam
2. Menjelaskan gejala demam
3. Menjelaskan penangan demam
4. Menjelaskan pencegahan demam

III.  Metode
Diskusi, ceramah, tanya jawab
IV. Media
Leaflet, lembar balik
V. Materi  Terlampir

1. Pengertian demam

2. Etiologi demam

3. Tanda dan gejala demam

4. Patofisiologi demam

5. Faktor yang mempengaruhi demam

6. Pencegahan demam

7. Dampak demam

8. Penatalaksanaan demam

9. Peran perawat

VI. Pengorganisasian dan uraian tugas:


1) Moderator : Dian
Uraian tugas:
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
b. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
c. Mengucapkan salam
d. Memperkenalkan diri
e. Kontrak waktu
f. Menjelaskan tujuan instruksional
g. Menggali pengetahuan demam yang sesuai pada anak balita
h. Menutup acara penyuluhan
2) Pemateri : Asti & anis
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
di pahami oleh peserta.
b. Mendemonstrasikan penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk bertanya
3) Observer : hani, lutfie,fitri
Uraian tugas:
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri.
b. Memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
c. Mencatat pertanyaan yang di ajukan peserta.
d. Mengamati perilaku verbal dan nonverbal peserta selama proses penyuluhan.
e. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.
f. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan rencana penyuluhan.
4) Fasilitator : efendy,nuke,
Uraian tugas:
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
b. Menyiapkan persiapan penyuluhan dan demonstrasi
c. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan
d. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
e. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
f. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta.
VII. Proses Pelaksanaan

No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA


.

1. 5 menit Pembukaan :
 Kontrak waktu dengan peserta  Menjawab salam
 Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam.  Mendengarkan
 Memperkenalkan diri  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan  Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang akan
diberikan
 Menggali pengetahuan peserta
tentang materi yang disampaikan

2. 20 menit Pelaksanaan :

 Menjelaskan tentang pengertian  Memperhatikan


demam

 Menjelaskan tentang  tanda


 Memperhatikan
gejala demam

 Menjelaskan pencegahan
demam  Memperhatikan

 Memberi kesempatan kepada  Bertanya dan menjawab

keluarga untuk bertanya pertanyaan yang diajukan

 Menjelaskan tips memberi


penangan demam  Memperhatikan

 Memberi kesempatan kepada  Bertanya dan menjawab


keluarga untuk bertanya pertanyaan yang diajukan

3. 5 menit Penutup :
 Menanyakan kepada keluarga  Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement
kepada orang tua yang dapat
menjawab pertanyaan.

 Mengucapkan terimakasih atas  Mendengarkan


peran serta keluarga.
 Menjawab salam
 Mengucapkan salam penutup

VIII. Setting Tempat

: Audiens

: Fasilitator

: Pemateri

: Observer

: Moderator

IX. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
a. Kesepakatan dengan ketua ruangan (Waktu danTempat)
b. Kesiapan materi penyuluhan
c. Kesiapan penyaji, fasilitator, observer dan moderator
d. Tempat yang di gunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
a. Peserta penyuluhan bersedia di ruangan sesuai dengan kontrak waktu yang di
tentukan.
b. Peserta penyuluhan antusias untuk bertanya tentang hal yang tidak di ketahui.
c. Peserta penyuluhan menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan dengan baik.

3. Evaluasi Hasil
1. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2. Perawat dalam melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya
3. Target keberhasilan penyuluhan 80% paham terhadap penyuluhan dan 80% hadir.
MATERI PENYULUHAN

1. Definisi

Demam adalah kondisi ketika suhu tubuh berada diatas angka 38 derajad celcius.
Demam merupakan bagian dari proses kekebalan tubuh yang sedang melawan virus,
bakteri dan parasite. Demam juga bisa terjadi pada kondisi hipertiroidisme, atritis, atau
karena penggunanaan beberapa jenis obat-obatan termasuk antibiotik. Kenaikan suhu
tubuh akibat konsumsi obat ini disebut dengan “drug fever”.

Demam adalah keadaan suhu tubuh di atas suhu normal yaitu suhu tubuh di atas
38 Celsius. Suhu tubuh adalah suhu visera, hati, otak, yang dapat diukur lewat oral, rektal,
dan aksila. Batasan nilai atau derajat demam dengan pengukuran di berbagai bagian tubuh
sebagai berikut: suhu aksila/ketiak diatas 37,2°C, suhu oral/mulut diatas 37,8°C, suhu
rektal/anus diatas 38,0°C, suhu dahi diatas 38,0°C, suhu di membran telinga diatas
38,0°C. Sedangkan dikatakan demam tinggi apabila suhu tubuh diatas 39,5°C dan
hiperpireksia bila suhu diatas 41,1°C (Bahren, et al., 2014).

2. Etiologi demam
Demam disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non infeksi, penyebab
paling umum dari demam adalah infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun parasit.
Demam yang disebabkan karena infeksi virus seperti flu atau gastroenteritis.
Sedangkan yang disebabkan oleh bakteri seperti infeksi telinga,demam tifoid,
peneumonia dan demam berdarah. Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan
oleh beberapa hal lain seperti lingkungan (suhu lingkungan eksternal yang terlalu
tinggi), penyakit autoimun, keganasan dan pemakaian obat-obatan
Menurut Febry dan Marendra (2010) penyebab demam dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Demam infeksi, antara lain infeksi virus (cacar, campak dan demam berdarah)

dan infeksi bakteri (demam tifoid dan pharingitis).

2. Demam non infeksi, antara lain karena kanker, tumor, atau adanya penyakit

autoimun (penyakit yang disebabkan system imun tubuh itu sendiri).

3. Demam fisiologis, bisa karena kekurangan cairan (dehidrasi), suhu udara

terlalu panas dan kelelahan setelah bermain disiang hari.


3. Tanda dan gejala
Gejala yang menyertai demam tergantung kepada penyebab demam itu sendiri.
Berikut ini adalah contoh gejala yang biasa menyertai demam:
a. Demam dengan suhu di atas 37,5 C (Normal 36,5-37,5 C)

b. Sakit kepala

c. Berkeringat dingin

d. Menggigil

e. Dehidrasi

f. Batuk-batuk

g. Sakit tenggorokan

h. Diare dan muntah –muntah

i. Sakit otot

j. Kehilangan selera makan

k. Merasa kelelahan

4. Patofisiologi
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak

terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau

zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan

dilepaskannya pirogen.Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari

dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal

dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda

asing (noninfeksi). Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima

(reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di

hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam

arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan

menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh


darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun,

terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang

menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas

“tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut

dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan

dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. Sedangkan sifat-sifat

demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush. Menggigil. Bila pengaturan

termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari

normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh

biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru. Krisis/flush. Bila

faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat

hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali

ke tingkat normal (Marmi, & Rahardjo, 2012).

5. Faktor yang mempengaruhi


Ada banyak faktor yang mempengaruhi demam, yaitu:
1. Umur
anak-anak lebih berisiko mengalami demam karena sistem kekebalan tubuh mereka
lemah. Biasany pada bayi, balita, anak-anak prasekolah dan SD paling sering
mengalami pilek per tahun dengan gejala yang paling umum yaitu suhu tubuh
meningkat.
2. Kontak
kontak dengan orang yang sakit akan meningkatkan risiko balita mendapatkan infeksi
dan demam
3. Makanan dan air
air yang terkontaminasi dan makanan yang tidak bersih bisa menjadi penyebab infeksi
dan demam
4. Sistem kekebalan tubuh yang lemah
5. Lingkunagan
Suhu lingkungan yang ekstrim dapat mempengaruhi sistem regulasi suhu individu
6. Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat
menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat
pirogen yang dikeluarkan pada saat terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan
suhu tubuh. Kelainan kulit berupa kelenjar keringat yang sedikit juga dapat
menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.(Fida & maya. 2012)
6. Dampak Demam
Demam diatas 41°C dapat menyebabkan hiperpireksia yang sangat berbahaya karena
dapat menyebabkan berbagai perubahan metabolisme, fisiologi, dan akhirnya berdampak
pada kerusakan susunan saraf pusat. Pada awalnya anak tampak menjadi gelisah disertai nyeri
kepala, pusing, kejang, serta akhirnya tidak sadar. Keadaan koma terjadi bila suhu >43°C dan
kematian terjadi dalam beberapa jam bila suhu 43°C sampai 45°C (Plipat, Hakim & Ahrens,
2013).
7. Pencegahan demam
Demam bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup bersih dalam keseharian.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi pajanan terhadap penyakit menular yang sering
menyebabkan demam. Biasakan untuk mencuci tangan jika merasa terpapar dengan
benda atau lingkungan yang tidak steril. Jauhkan tangan dari hidung, mulut dan mata.
Ketiga bagian ini yang menjadi pintu utama bagi bakteri maupun virus untuk
memasuki tubuh manusia. Usahakan menutup mulut saat bersin, menghindari berbagi
gelas, botol air minum dan peralatan makan dengan orang lain.
8. Penatalaksanaan Demam
Penatalaksanaan demam untuk menurunkan suhu tubuh dalam batas normal ada 2
yaitu :
1. Penatalaksanan non farmakologi
a. Berikan kompres air hangat di bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah
besar seperti leher, ketiak dan selangkangan/lipatan paha, juga di bagian luar
dan terbuka seperti dahi dan perut. Kompres hangat membuat pembuluh darah
tepi di kulit melebar yang selanjutnya membuat pori-pori terbuka sehingga
memudahkan pengeluaran panas dari tubuh. Hindari mengompres dengan
menggunakan air dingin atau es batu karena tindakan ini mengakibatkan
pembuluh darah tepi mengecil sehingga panas yang seharusnya dialirkan
darah ke kulit agar keluar menjadi terhalang sehingga panas tubuh tidak
berkurang.
b. Saat mandi, gunakan air hangat. Selain membuat tubuh segar dan nyaman, air
hangat juga sangat baik untuk menghilangkan kuman dan bakteri di kulit.
Setelah mandi segera keringkan tubuh selanjutnya gunakan pakaian agar tidak
kedinginan.
c. Kenakan pakaian tipis longgar, pilih yang bahannya menyerap keringat agar
lebih nyaman dan tidak kegerahan.
d. Perbanyak istirahat agar daya tahan tubuh cukup untuk melawan infeksi.
Usahakan agar sirkulasi udara kamar atau tempat istirahat baik sehingga
kamar tetap bersuhu normal.
e. Perbanyak minum air mineral atau ASI agar mencegah terjadinya dehidrasi
(Febry & Marendra, 2010).
2. Penatalaksanaan farmakologi
1. Obat-obatan antipiretik

Antipiretik bekerja secarasentral menurunkan suhu di pusat pengatur

suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan

prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehingga set

poin hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah

memproduksi panas di atas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak

ada lagi. Petunjuk pemberian antipiretik

a. Bayi 6-12 bulan : 1/2 - 1 sen dok teh sirup paracetamol

b. Anakj 1-6 tahun : 1/4 - 1/2 paracetamol 500 mg atau 1-11/2 sendok teh

sirup paracetamol

c. anak 6-12 tahun : 1/2 1 tablet paracetamol 500 mg atau 2 sendok teh sirup

paracetamol (Febry & Marendra, 2010).

9. Peran perawat
Peran perawat pada demam adalah :
1. Pemberi perawatan
Merupakan peran utama perawat yaitu memberikan pelayanan keperawatan kepada
individu, keluarga,kelompok atau masyarakat sesuaidengan masalah yang terjadi
mulai dari masalah yang bersifat sederhanasampai yang kompleks. Contoh peran
perawat sebagai pemberi perawatan adalah peran ketika perawat memenuhi
kebutuhan dasar seperti memberi makan, membantu pasien melakukan ambulasi dini
2. Sebagai Advocat keluarga
Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk memebantu klien dan
keluarga dalam mengintrepretasikan infomasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
informasi yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (informed consent) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Peran perawat sebagai advocate
keluarga dapat ditunjukkan dengan memberikan penjelasan tentang prosedur tindakan
pengukuran pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan dengan
indikasi kekurangan gizi jangka panjang akibat gizi yang tidak memadai.
3. Pendidik
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmukeperawatan
kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatanlainya. Salah satu aspek
yang perlu diperhatikan dalam keperawatanadalah aspek pendidikan, karena
perubahan tingkah laku merupakan salahsatu sasaran dari pelayanan keperawatan.
Perawat harus bisa berperansebagai pendidik bagi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang penangan dan pencegahan
demam merupakan salah satu contoh perawat sebagai pendidik (health educator).
4. Konseling
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksiklien terhadap
keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola interaksiini merupakan dasar dalam
perencanaan tindakan keperawatan. Konselingdiberikan kepada individu, keluarga
dalam mengintegrasikan pengalamankesehatan dengan pengalaman masa lalu.
Pemecahan masalah difokuskan pada masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup
sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Bahren, d. R., hafid, d., Hakim, d. S., Andriyani, d., dr.Kartika, Muhammad Ronal Febriano,
S., et al. 2014. Majalah Kesehatan Muslim: Menjaga Kesehatan di Musim Hujan. DI.
Yogyakarta: Pustaka Muslim.
Febry K. D., & Marendra Z. 2010. Smart Parents: Pandai Mengatur Menu & Tanggap Saat
Anak Sakit. Jakarta: Gagas Media.
Fida & Maya. 2012. Pengantar Ilmu kesehatan Anak. Jogyakarta: D-Medika

Plipat, N., Hakim, S., & Ahrens, W. 2013. the febrile child. In: pediatric emergency medicine
2nd edition. new york: McGraw Hill.

Marmi, & Rahardjo, K. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Anda mungkin juga menyukai