DI SUSUN OLEH :
2. Nabila Pamardika
3. Dewi Mastuti
Pendidikan Kesehatan ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas praktik profesi keperawatan
Anak di Ruang SAKURA 11 RS INDRIATI SOLO BARU yang dilaksanakan pada tanggal
9 Juni 2022 oleh mahasiswa Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Mengetahui
KEPALA RUANG
Yayuk Dewi Oktiva, S.Kep.,Ns.
ASISTEN PERAWAT
Fika Kusuma Wardani
B. Permasalahan Mitra
3. Setting Tempat
Keterangan :
Peserta
Fasilitator
Penyuluh
Moderator
Observer
4. Biaya PKM
1 Leaflet 6 Rp 25.000,00
Total Rp 65.000,00
Lampiran Materi
1. Pengertian Demam
Demam adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar deman pada
anak akibat dari perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus.
Penyakit-penyakit yang ditandai adanya deman dapat menyerang sistem
tubuh. Selain itu demam juga berperan dalam meningkatkan perkembangan
imunitas spesifik dan nonspesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan
terhadap infeksi (Hasan & Fadli, 2018).
Demam adalah tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi atau
bakteri yang membuatnya sakit. Demam tersebut bisa terjadi pertanda bahwa
sistem imunitas anak berfungsi dengan baik. Demam juga bisa saja terjadi
setelah anak mendapatkan imunisasi. Pengukuran suhu tubuh diberbagai tubuh
memiliki batasan nilai atau derajat demam yaitu axila/ketiak >37,2 OC, suhu
oral/mulut >37,8OC, suhu rektal/anus >38OC, suhu dahi dan suhu dimembran
telinga diatas 38OC. Pengukuran suhu pada oral dan rektal lebih menunjukkan
suhu tubuh sebenarnya, namun hal ini tidak direkomendasikan kecuali benar-
benar dapat dipastikan keamanannya khususnya pada anak-anak (Dani et al.,
2019).
2. Penyebab Demam
Demam disebabkan oleh factor non infeksi, demam akibat infeksi bakteri,
virus, jamur, ataupun parasite. Menurut Bertille (2018), demam terjadi sebagai
tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang bekerja melawan penyebab
penyakit. Ada berbagai kondisi yang dapat menimbulkan demam pada anak,
yaitu:
1) Infeksi virus, seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), demam berdarah,
atau pneumonia
2) Infeksi bakteri, seperti tuberkulosis (TBC), infeksi saluran kemih, difteri,
infeksi telinga, demam rematik, atau meningitis
3) Infeksi lain, seperti malaria
4) Peradangan, seperti penyakit Kawasaki, radang sendi, penyakit jantung rematik
5) Reaksi alergi terhadap obat-obatan tertentu
6) Kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI)
7) Transfusi darah
8) Tumbuh gigi
9) Heatstroke, akibat terlalu lama berada di luar saat cuaca sedang panas, mandi
dengan air panas, berolahraga, atau mengenakan baju yang terlalu tebal
10) Kanker, seperti leukemia atau tumor Wilms
Hasan, A., & Fadli. (2018). Pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu tubuh pada
pasien febris. Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, 7, 1–6.
Dani, A. F., Sajidah, A., & Mariana, E. R. (2019). Gambaran Penanganan Ibu Pada Balita
Dengan Riwayat Febris Berdasarkan Aspek Budaya Pijat Di Wilayah Kerja Puskesmas
Terminal Banjarmasin. An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(2), 4–9.
https://doi.org/10.31602/ann.v6i2.2682
Bangun, F. Y., & Ainun, K. (2017). Pengaruh Tepid Sponge Terhadap Penurunan Demam
pada Anak Usia 1-5 Tahun Di Rumah Sakit DR. Pirngadi Medan. Jurnal Keperawatan Flora,
X(Januari).
Yunianti SC, N., Astini, P. S. N., & Sugiani, N. M. D. (2019). Pengaturan Suhu Tubuh
dengan Metode Tepid Water Sponge dan Kompres Hangat pada Balita Demam. Jurnal
Kesehatan, 10(April), 10–16. https://doi.org/10.26630/jk.v10i1.897
Labir, K., Ribek, N., & Lestari, D. D. (2017). Suhu Tubuh pada Pasien Demam dengan
Menggunakan Metode Tepid Sponge. 10(Desember), 130–137.