Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN TEPID WATER SPONGE


DI BANGSAL SAKURA RS INDRIATI SOLO BARU

DI SUSUN OLEH :

1. Fauziah Diah Ekowati

2. Nabila Pamardika

3. Dewi Mastuti

4. Nabilla Putri Nur Sholikhah

5. Septin Nabila FDP

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


2022
FORMULIR PERNYATAAN KOLABORASI

Pendidikan Kesehatan ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas praktik profesi keperawatan
Anak di Ruang SAKURA 11 RS INDRIATI SOLO BARU yang dilaksanakan pada tanggal
9 Juni 2022 oleh mahasiswa Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Solo Baru, 1 Juni 2022

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Irdawati, S.Kep., Ns., M.Si. Med) (Yayuk, S.Kep., NS)


A. Analisa Situasi
Rumah Sakit Indriati Solo Baru berdiri dan mulai beroperasi pada tahun 2017
berlokasi di jl.Palem Raya, Langenharjo, Solo Baru, Sukoharjo, menempati lahan
seluas 18.291 m2 dengan luas bangunan 7.000 m2 . Rumah Ssakit Indriati, Solo Baru
didirikan oleh PT Delta Merlin, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang multi
core business yang berkedudukan di Solo (Karanganyar). Rumah Sakit Umum
Swasta, tipe C dengan dalam rencana jangka panjang diharapkan dapat menjadi
sebuah Rumah Sakit pendidikan, terakreditasi nasional dan internasional.
Rumah Sakit Indriati memiliki beberapa fasilitas diantaranya Instalasi Rawat J
alan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Farmasi, Laboratorium yang siap memberikan per
awatan medis secara eksekutif dan efisien. Ruang rawat inap Rumah Sakit Indriati Sol
o Baru memiliki 7 kelas perawatan antara lain : kelas Exsecutif, VVIP, VIP, kelas I, k
elas II, kelas III & ruang isolasi. Terdapat ruang perawatan dewasa, ruang perawatan a
nak, ruang perawatan kebidanan, ruang perawatan intensif, dan ruang perawatan peri
natology. Di Ruang anak sakura 11 terdapat …. bed.
Diagram Struktur Organanisasi Rawat Inap Ruang Sakura 11
RS INDRIATI SOLO BARU

KEPALA INSTALASI RAWAT INAP


Yanti Dwi Kurniawan, S.Kep.,Ns

KEPALA RUANG
Yayuk Dewi Oktiva, S.Kep.,Ns.

KETUA TIM 1 KETUA TIM 2


- Diyah Ayu P, AMK - Fitri Noor M, S.Kep
- Ima Murdiyani., AMK - Amik Pratiwi, Amd.Kep
- Sekar Pinastika, S.Tr.Kep - Tanti Nuraini, AMK

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA


- Lucia Ambarwati, S.Kep., Ns - Andriyani, AMK
- Putri Novita sari, Amd.Kep - Putri Sakinah, S.Kep., Ns
- Riska Ayu R D., S.Kep.,Ns - Putma Nur H., S.Kep.,Ns
- Meity Ayu P., Amd.Kep - Yohana Yessy N., Amd.Kep
- Anastasia A.,S.Kep., Ns - Haryani, Amd.Kep
- Esty Nurdani, Amd.Kep - Senda Melta, Amd.Kep

ASISTEN PERAWAT
Fika Kusuma Wardani
B. Permasalahan Mitra

Demam terjadi karena ketidak mampuan mekanisme kehilangan panas untuk


mengimbangi produksi panas yang berlebih sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh.
Sedangkan secara klinis demam adalah peningkatan suhu tubuh 1℃ atau lebih besar
diatas nilai rerata suhu normal. Suhu normal pada anak dimana jaringan dan sel tubuh
akan berfungsi secara optimal berkisar dari 35,5 – 37,5 ℃ suhu oral 34,7 – 37,3 ℃
suhu aksila dan 36,6–37,9℃ suhu rektal. Ketika terjadi perubahan suhu tubuh, seperti
suhu tubuh menurun kurang dari 1 ℃ dibawah suhu normal disebut dengan
hipotermia ataupun naik lebih dari 1 ℃ dari suhu normal disebut dengan hipertermi
atau demam (Putri dkk, 2020). Berdasarkan data Depkes RI 2013 memperkirakan
angka insidensi di seluruh dunia terdapat sekitar 17 juta pertahun dengan 600.000
orang meninggal karena demam dan 70% kematiannya terjadi di Asia.
Anak-anak dapat mengalami demam yang disebabkan oleh Infeksi bakteri,
seperti demam berdarah, atau yang jarang terjadi infeksi virus demam rematik,
penyakit yang berhubungan dengan paparan panas, alergi, beberapa imunisasi, seperti
difteri, tetanus dan pertusis vaksin (DTaP) atau vaksin pneumokokus dan lain. Ada
banyak faktor risiko untuk demam pada anak, seperti umur, kontak, imunitas,
makanan dan air. Salah satu tindakan non farmakologis untuk menurunkan deman
yaitu dengan dilakukan kompres hangat (tepid sponge). Kompres adalah salah satu
metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh bila mengalami demam dengan cara
mengelap sekujur tubuh dengan air hangat menggunakan waslap, dan dengan
mengompres pada bagian tubuh tertentu yang memiliki pembuluh darah besar seperti
ketiak dan selangkang.
Tindakan water tepid sponge merupakan salah satu tindakan mandiri dari
keluarga dan perawat,tetapi sering diabaikan oleh keluarga pasien. Padahal tindakan
water tepid sponge lebih mudah dilakukan dan tidak memerlukan biaya yang cukup
besar. Selain itu, tindakan ini juga memungkinkan pasien atau keluarga tidak terlalu
bergantung pada obat antipiretik. Oleh karena itu perlu dikembangkan pengetahuan pa
da orangtua mengenai kompres hangat atau tepid water sponge secara mandiri dengan
benar untuk penurunan demam pada anak.
C. Solusi Yang Ditawarkan
Kondisi nyata yang terjadi pada orangtua saat anak mengalami deman yang di
rawat di RS INDRIATI Solo Baru adalah rendahnya pengetahuan orangtua
mengenai cara mengompres hangat dengan teknik yang benar. Berdasarkan hasil
pengkajian didapatkan data bahwa orangtua hanya mengompres pada area dahi
yang sebenarnya tidak dianjurkan serta menggunakan air dingin, orang tua
menganggap dengan air dingin suhu tubuh anak bisa turun. Faktor lain orangtua
hanya memberi obat antipiretik pada anak yang dinilai cukup cepat efektifitasnya
untuk menurunkan demam. Berdasarkan permasalahan pada mitra tersebut, maka
kelompok kami akan memberikan penkes atau penyuluhan kesehatan tentang
kompres hangat dengan teknik tepid water sponge.
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit maka ibu dapat
mengetahui dan memahami dengan jelas cara dan manfaat pemberian kompres
hangat dengan benar.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan ibu dapat :
a. Mengetahui definisi demam
b. Mengetahui penyebab demam
c. Mengetahui tanda dan gejala demam
d. Mengetahui definisi tepid water sponge
e. Mengetahui manfaat pemberian tepid water sponge
f. Mengetahui cara kompres hangat dengan teknik tepid water sponge
dengan benar.
3. Karakteristik Peserta
Orangtua pada anak yang dirawat di bangsal Sakura 11 dengan keluhan dema
m
4. Media
a. Leaflet
b. Lembar Balik
5. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Diskusi

No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon


1. Pra 5 menit Menyiapkan 1.Peserta berkenan
Interaksi a. Satuan Acara Penyuluhan menentukan kontrak
dan leaflet waktu untuk
b. Menentukan kontrak penyuluhan
waktu dengan peserta
2. Kerja 15 a. Membuka kegiatan 1. Peserta menjawab
menit dengan mengucapkan salam
salam 2. Peserta
b. Memperkenalkan diri memperkenalkan diri
c. Menanyakan pengetahuan 3. Peserta menjawab
ibu mengenai demam pertanyaan penyuluh
d. Pengertian demam 4. Mendengarkan dan
e. Penyebab demam memperhatikan selama
f. Tanda dan gejala demam penyuluh
g. Pengertian tepid water menyampaikan materi
sponge
h. Manfaat pemberian tepid
water sponge
i. Cara mengompres dengan
teknik water sponge
3. Evaluasi 10 a. Memberikan kesempatan 1. Peserta menanyakan
menit paserta untuk bertanya hal-hal yang tidak
kemudian didiskusikan dimengerti dari materi
bersama dan menjawab yang telah
pertanyaan disampaikan penyuluh
b. Menanyakan kepada peserta 2. Peserta dapat
tentang materi yang telah menjawab pertanyaan
diberikan dan reinforcement tentang materi yang
pada peserta yang dapat telah disampaikan
menjawab pertanyaan 3. Memperhatikan dan
c. Menutup kegiatan dengan mengucapkan
mengucapkan hamdalah hamdalah
D. Jadwal dan Biaya PKM
1. Jadwal
a. Waktu : 09.00-09.30 WIB
b. Hari/ Tanggal : Kamis, 9 Juni 2022
c. Tempat : Di Ruang Sakura 11 RS INDRIATI SOLO BARU
d. Sasaran :Orangtua pada anak yang dirawatdengan keluhan
demam
e. Pelaksana : Fauziah Diah, Nabila Pamardika, Nabilla Putri, Dewi
Mastuti, Septin Nabila.
2. Perorganisasian digabung dengan tugas
a. Moderator :Nabilla Putri (memimpin jalannya pendidikan
kesehatan)
b. Pemateri :Septin Nabila dan Nabila Pamardika (penjelasan
tentang materi yang akan disampaikan kepada audiens)
c. Fasilitator :Dewi Mastuti (menyiapkan peralatan pendidikan
kesehatan dan mendampingi pasien)
d. Obsever :Fauziah (mengobservasi jalannya kegiatan dari awal
hingga akhir pendidikan kesehatan

3. Setting Tempat
Keterangan :

Peserta

Fasilitator

Penyuluh

Moderator

Observer

4. Biaya PKM

No Alat Jumlah Harga

1 Leaflet 6 Rp 25.000,00

2 Lembar Balik 1 Rp. 40.000,00

Total Rp 65.000,00
Lampiran Materi

1. Pengertian Demam
Demam adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar deman pada
anak akibat dari perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus.
Penyakit-penyakit yang ditandai adanya deman dapat menyerang sistem
tubuh. Selain itu demam juga berperan dalam meningkatkan perkembangan
imunitas spesifik dan nonspesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan
terhadap infeksi (Hasan & Fadli, 2018).
Demam adalah tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi atau
bakteri yang membuatnya sakit. Demam tersebut bisa terjadi pertanda bahwa
sistem imunitas anak berfungsi dengan baik. Demam juga bisa saja terjadi
setelah anak mendapatkan imunisasi. Pengukuran suhu tubuh diberbagai tubuh
memiliki batasan nilai atau derajat demam yaitu axila/ketiak >37,2 OC, suhu
oral/mulut >37,8OC, suhu rektal/anus >38OC, suhu dahi dan suhu dimembran
telinga diatas 38OC. Pengukuran suhu pada oral dan rektal lebih menunjukkan
suhu tubuh sebenarnya, namun hal ini tidak direkomendasikan kecuali benar-
benar dapat dipastikan keamanannya khususnya pada anak-anak (Dani et al.,
2019).
2. Penyebab Demam
Demam disebabkan oleh factor non infeksi, demam akibat infeksi bakteri,
virus, jamur, ataupun parasite. Menurut Bertille (2018), demam terjadi sebagai
tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang bekerja melawan penyebab
penyakit. Ada berbagai kondisi yang dapat menimbulkan demam pada anak,
yaitu:
1) Infeksi virus, seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), demam berdarah,
atau pneumonia
2) Infeksi bakteri, seperti tuberkulosis (TBC), infeksi saluran kemih, difteri,
infeksi telinga, demam rematik, atau meningitis
3) Infeksi lain, seperti malaria
4) Peradangan, seperti penyakit Kawasaki, radang sendi, penyakit jantung rematik
5) Reaksi alergi terhadap obat-obatan tertentu
6) Kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI)
7) Transfusi darah
8) Tumbuh gigi
9) Heatstroke, akibat terlalu lama berada di luar saat cuaca sedang panas, mandi
dengan air panas, berolahraga, atau mengenakan baju yang terlalu tebal
10) Kanker, seperti leukemia atau tumor Wilms

3. Tanda dan Gejala Demam


Menurut Jarvis (2020), tanda dan gejala utama demam adalah
peningkatan suhu tubuh yang mencapai 38°C atau lebih, bila diukur dengan
termometer. Sebagai respons terhadap peningkatan suhu tubuh, tanda dan
gejala lain juga dapat timbul, seperti:
1) Tubuh terasa panas saat disentuh
2) Peningkatan atau penurunan produksi keringat
3) Kulit terlihat pucat atau kemerahan
4) Peningkatan atau penurunan volume urine
5) Anak ingin berada di tempat yang sejuk atau hangat
6) Rewel
7) Anak tampak lebih mengantuk
8) Menggigil
9) Tidak mau menyusu, minum, atau makan

4. Definisi Tepid Water Sponge


Water tepid sponge merupakan suatu tindakan kompres hangat dengan
teknik seka diberikan kepada pasien yang mengalami demam tinggi untuk
menurunkan atau mengurangi suhu tubuh (Bangun & Ainun, 2017). Tindakan
ini dilakukan dengan menyeka bagian tubuh terutama di lipatan-lipatan tubuh
(Yunianti SC et al., 2019). Tindakan ini dapat dilakukan selama 15 menit
sebanyak 3 kali kompres dalam rentang waktu 30 menit perhari sampai suhu
tubuhnya menurun (Labir et al., 2017).
5. Prosedure Tepid Water Sponge
Tindakan tepid water sponge diantaranya (Yunianti SC et al., 2019) :
1) Ukur suhu tubuh pasien.
2) Pertahankan selimut di atas bagian tubuh yang tidak dikompres.
3) Periksa suhu air.
4) Rendamkan waslap ke dalam air hangat, letakkan pada 5 titik (Leher, 2
ketiak dan 2 pangkal paha)
5) Lakukan selama 15 menit sebanyak 3 kali kompres dalam rentang
waktu 30 menit perhari sampai suhu tubuhnya menurun
6) Menyeka bagian perut dan dada atau diseluruh badan dengan air
hangat menggunakan kain atau handuk kecil.
7) Basahi kembali kain, ketika sudah kering.
8) Ukur kembali suhu tubuh pasien.
9) Setelah suhu tubuh turun sedikit di atas normal, hentikan prosedur.
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, A., & Fadli. (2018). Pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu tubuh pada
pasien febris. Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, 7, 1–6.

Dani, A. F., Sajidah, A., & Mariana, E. R. (2019). Gambaran Penanganan Ibu Pada Balita
Dengan Riwayat Febris Berdasarkan Aspek Budaya Pijat Di Wilayah Kerja Puskesmas
Terminal Banjarmasin. An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(2), 4–9.
https://doi.org/10.31602/ann.v6i2.2682

Bertille, N. (2018). Symptomatic Management of Febrile Illnesses in Children: A Systematic


Review and Meta-Analysis of Parents’ Knowledge and Behaviors and Their Evolution Over
Time. Frontiers in Pediatrics, 6, 279.

Jarvis, S. (2020). Fever in Children.

Bangun, F. Y., & Ainun, K. (2017). Pengaruh Tepid Sponge Terhadap Penurunan Demam
pada Anak Usia 1-5 Tahun Di Rumah Sakit DR. Pirngadi Medan. Jurnal Keperawatan Flora,
X(Januari).

Yunianti SC, N., Astini, P. S. N., & Sugiani, N. M. D. (2019). Pengaturan Suhu Tubuh
dengan Metode Tepid Water Sponge dan Kompres Hangat pada Balita Demam. Jurnal
Kesehatan, 10(April), 10–16. https://doi.org/10.26630/jk.v10i1.897

Labir, K., Ribek, N., & Lestari, D. D. (2017). Suhu Tubuh pada Pasien Demam dengan
Menggunakan Metode Tepid Sponge. 10(Desember), 130–137.

Anda mungkin juga menyukai