Disusun Oleh :
( Kelompok II )
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan segala rahmat dan
karunia-Nya, maka penyusun dapat menyelesaikan “Satuan Acara Penyuluhan Kejang Demam di
Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur.
Penyusun menyadari, bahwa “Satuan Acara Penyuluhan Kejang Demam di Rumah Sakit
Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur ini, sangat jauh dari sempurna. Maka dari itu,
penyusun membutuhkan segala kritik dan saran yang membangun, agar dapat memperbaiki
makalah ini sehingga dapat menghasilkan makalah yang lebih baik dikemudian hari.
Tim penulis
Media : Leaflet
A. Latar Belakang
Kejang demam merupakan kejang yang cukup sering dijumpai pada anak – anak
yang berusia dibawah 5 tahun, gejala – gejala yang timbul dapat bermacam – macam
tergantung dibagian otak mana yang terpengaruh, tetapi kejang demam yang terjadi pada
anak adalah kejang umum .
Faktor resiko utama yang umum menimpa anak balita usia 3 bulan sampai 5 tahun
ini adalah demam tinggi. Bisa diakibatkan oleh infeksi ekstrakranial seperti ISPA, radang
telinga, campak, cacar air. Dalam keadaan demam, kenaikan suhu tubuh sebesar 1 0C pun
bisa mengakibatkan kenaikan metabolisme basal yang mengakibatkan peningkatan
kebutuhan oksigen jaringan sebesar 10 – 15 % dan otak sebesar 20 %.
Apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka anak akan kejang. Umumnya
kejang tidak akan menimbulkan dampak sisa jika kejang tersebut berlangsung kurang dari 5
menit tetapi anak harus tetap mendapat penanganan agar tidak terjadi kejang ulang yang
biasanya lebih lama frekuensinya dari kejang pertama.
Timbulnya kejang pada anak akan menimbulkan berbagai masalah seperti resiko
cidera, resiko terjadinya aspirasi atau yang lebih fatal adalah lidah jatuh kebelakang yang
mengakibatkan obstruksi pada jalan nafas.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45-60 menit tentang Kejang Demam diharapkan
orang tua dan keluarga pasien mengetahui tentang cara penanganan Kejang Demam.
2. Tujuan Khusus
Pada akhir pertemuan pasien dapat:
a. Menjelaskan pengertian Kejang Demam
b. Mengetahui penyebab Kejang Demam
c. Menyebutkan tanda dan gejala Kejang Demam
d. Mengetahui cara pencegahan Kejang Demam
e. Mengetahui apa yang perlu diperhatikan saat Kejang Demam
C. Metode Pelaksanaan
Ceramah dan tanya jawab
3. Menjelaskan tujuan
Penyuluhan
4. Membuat kontrak waktu
2. Proses 35 Menit Isi Materi Penyuluhan:
1. Pengertian Kejang
Demam 1. Memperhatikan
2. Penyebab Kejang penjelasan
Demam 2. Mencatat hal-hal
3. Tanda dan gejala Kejang yang penting
Demam
4. Cara Pencegahan
Kejang Demam
3 Evaluasi 15 menit 1. Memberikan 1. Menjelaskan
kesempatan kepada tanda dan bahaya
pasien untuk bertanya
dalam kehamilan
2. Memberikan pertanyaan
secara lisan kepada 2. Menyebutkan
pasien cara mencegah
atau
mengantisipasi
3. Penutup 5 menit 1. Mahasiswa memberikan 1. Menjawab
leaflet ke pasien ucapan terima
2. Mahasiswa kasih
mengucapkan 2. Menjawab salam
terimakasih atas segala
perhatian pasien
3. Mengucapkan salam
penutup
F. Pengorganisasian Kelompok
1. Moderator : Junita Rahakratat
2. Presentator : Jenifer Claudia Ohoiwirin
3. Observer : Lisa Saskia Sedubun
Aprilia Safitri
G. Deskripsi Peran
1) Moderator :
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
b. Memperkenalkan diri.
c. Menjelalaskan tujuan dari penyuluhan.
d. Menyampaikan kontrak waktu.
e. Menyebutkan materi yang akan diberikan.
f. Memimpin jalannya penyuluhan.
g. Menuliskan pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.
h. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi.
i. Mengatur waktu penyuluhan.
j. Memberikan pertanyaan kepada peserta penyuluhan
2) Presentator
a. Menggali pengetahuan peserta penyuluhan tentang pengertian alat kontrasepsi.
b. Menjelaskan materi mengenai penggunaan alat kontrasepsi.
c. Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan.
3) Fasilitator
a. Menyiapkan tempat dan media sebelum mulai.
b. Mengatur teknik acara sebelum penyuluhan.
c. Memotivasi orang tua dan keluarga untuk mengajukan pertanyaan saat moderator
memberikan kesempatan bertanya.
d. Meminta peserta untuk mengisi absensi diawal penyuluhan.
e. Membagikan leaflet kepada peserta diakhir penyuluhan.
4) Observer
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan sebagai bahan evaluasi
b. Mencatat jalannya kegiatan penyuluhan.
c. Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi hasil penyuluhan.
d. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta.
H. Setting Tempat
Keterangan
: Pasien
: CI Akademik atau CI Lahan
Moderator
: Presetator
: Observer
: Fasilitator
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian (Definisi)
Kejang demam adalah serangan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh suhu
rektal di atas 38°C. (Riyadi dan Sujono, 2009).
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(Suhu mencapai > 38oC). Kejang demam dapat terjadi karena proses intrakranial maupun
ekstrakranial. kejang demam terjadi pada 2-4% populasi anak berumur 6 bulan sampai
dengan 5 tahun. paling sering pada anak usia 17 bulan sampai 23 bulan (Nurarif & Kusuma,
2015).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kejang demam merupakan
bangkitan kejang yang terjadi karena peningkatan suhu tubuh sebagai akibat proses
ekstrakranium (pajanan dari suatu penyakit yang dicirikan dengan demam tinggi dimana
suhunya berkisar antara 38,9o − 40,0oC) namun tanpa adanya tanda-tanda infeksi intrakranial
atau penyebab yang jelas.
Kejang demam ini lebih sering terjadi pada anak usia 6 bulan – 5 tahun, dengan
lama kejang kurang dari 15 menit dapat bersifat umum dan dapat terjadi 16 jam setelah
timbulnya demam. Kejang demam juga berarti kenaikan suhu tubuh yang menyebabkan
perubahan fungsi otak akibat perubahan potensial listrik serebral yang berlebihan sehingga
mengakibatkan renjatan berupa kejang.
2. Penyebab (Etiologi)
Kejang demam terjadi karena aktivitas listrik di otak terganggu oleh suhu tubuh yang tinggi.
Kejang demam dapat merupakan tanda pertama penyakit. Sekalipun demam bukanlah satu-
satunya penyebab timbulnya kejang, namun kejang yang disebabkan oleh demam atau
kejang demam penyebab utamanya adalah demam akibat infeksi virus.
– Faktor keturunan
– Batuk pilek
– Radang tenggorokan
– Infeksi telinga
– Trauma saat lahir
– Trauma kepala
– Infeksi atau radang otak
– Tumor otak
– Perdarahan otak
– Kelainan bawaan pada otak atau susunan syaraf pusat
– Gangguan metabolism dan elektrolit
– Reaksi alergi
– Keracunan obat atau bahan kimia
a. Demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang tejradi secara tiba-tiba).
b. Pingsan yang berlangsung selama 30 detik-5 menit (hampir selalu terjadi pada anak-anak
yang mengalami kejang demam).
c. Postur tonik (kontraksi dan kekakuan otot menyeluruh yang biasanya berlangsung selama
10-20 detik).
d. Gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama, biasanya
berlangsung selama 1-2 menit).
e. Lidah atau pipinya tergigit dan gigi atau rahangnya terkatup rapat
f. Inkontinensia (mengompol)
g. Gangguan pernafasan: Apneu (henti nafas).
h. Kulitnya kebiruan
a. Akan kembali sadar dalam waktu beberapa menit atau tertidur selama 1 jam atau lebih.
b. Terjadi amnesia (tidak ingat apa yang telah terjadi)-sakit kepala
c. Mengantuk
d. Linglung (sementara dan sifatnya ringan)
5) Status Epileptikus
a) Biasanya kejang tonik-klonik, menyeluruh yang berulang.
b) Kesadaran antara kejang tidak didapat.
c) Potensial depresi pernapasan, hipotensi, dan hipoksia.
d) Memerlukan penanganan medis darurat segera
Masih kejang
Brunner & Suddarth (2002), Buku Ajar Penyakit Dalam Keperawatan Medikal Bedah,
volume 2, Jilid I, Edisi ke 3. Jakarta: EGC
Masriadi, (2017). Epidemiologi Penyakit Menular. Depok: Penerbit PT Rajagrafindo
Persada
Ariani, Tutu April. 2012. Sistem Neurobehavior. Jakarta : Salemba Medika
Betz, Cecily Lynn. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatrik Ed. 5. Jakarta : EGC