Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ DEMAM BERDARAH (DBD)”

DI PUSKESMAS CAKRANEGARA

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat tahun Akademik 2024/2025

Dosen Pembimbing:

dr. Wiwik Nurlaela

Disusun oleh:

Arini Yulfa Endriani (018.06.0061)

PROGRAM KEPANITERAAN KLINIK

PUSKESMAS CAKRANEGARA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM

2024
SUATU ACARA PENYULUHAN

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT

Pokok Bahasan : Demam Berdarah (DBD)

Pembawa Materi : Arini Yulfa Endriani

Tempat : Puskesmas Cakranegara

Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien

Waktu : Jumat, 19 DJanuari 2024

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum dan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan gambaran terkait dengan DBD, diharapkan
pasien dan keluarga dapat mengetahui tentang definisi, penyebab, gejala dan
tatalaksana serta pencegahan tentang Demam Berdarah. Pada penyuluhan ini
akan dijelaskan beberapa hal terkait Demam Berdarah (DBD) yaitu :
 Mengetahui apa yang dimaksud dengan DBD
 Mengetahui penyebab dari DBD
 Mengetahui tanda dan gejala DBD
 Mengetahui tanda dan gejala yang berbahaya DBD
 Mengetahui tatalaksana DBD
 Mengetahui bagaiaman cara pencegaha
 Mengetahui komplikasi DBD

B. STRATEGI
1. Ceramah
2. Tanya jawab

C. MEDIA
1. Leaflet
2. Materi SAP

2
D. PENGORGANISASIAN PERAN
Pembawa Materi : Arini Yulfa Endriani

E. DENAH/SETTING TEMPAT

Keterangan:

: Fasilitator

: Pembawa materi

: Audiens

Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan di Puskesmas Cakranegara

3
F. KEGIATAN
No. Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Evaluasi
1. Memberikan salam
2. Menjelaskan tujuan
1. Menjawab salam
pembelajaran
2. Memperhatikan
1 Pembukaan 5 menit 3. Kontrak waktu
3. Memperhatikan
4. Menyebutkan materi
4. Memperhatikan
atau pokok bahasan
yang disampaikan
Menjelaskan secara
berurutan dan teratur.
Materi :
1. Pengertian
DBD
2. Penyebab DBD
3. Tanda dan gejala Mendengarkan dan
2 Pelaksanaan 10 menit
DBD memperhatikan.
4. Tatalaksana
Myalgia

5. Cara mencegah
DBD

6. Komplikasi pada
DBD

1. Menyampaikan isi
penyuluhan
2. Memberikan
Peserta bertanya dan
3 Evaluasi 5 menit kesempatan untuk
menjawab
bertanya
3. Memberikan
kesempatan untuk

4
menjawab
pertanyaan

Terminasi:
Mengucapkan
4 Penutup 3 menit Menjawab salam.
terimakasih dan
mengucapkan salam

G. EVALUASI STRUKTUR
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Penutupan

H. EVALUASI PROSES
1. Hambatan dalam pelaksanaan
2. Masalah yang muncul dalam pelaksanaan

I. EVALUASI HASIL
1. Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab
2. Jenis pertanyaan : Lisan

5
MATERI

MYALGIA (NYERI OTOT

A. Definisi Demam Berdarah


Demam dengue adalah penyakit infeksi akut yang sering kali muncul dengan gejala
sakit kepala, sakit pada tulang, sendi, dan otot, serta ruam merah pada kulit. Demam
berdarah dengue (DBD) sendiri ditandai dengan empat manifestasi klinik yang utama,
yakni demam tinggi, pendarahan, pembengkakan hati, dan pada beberapa kasus yang parah
terjadi kegagalan sirkulasi darah. Penyakit DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue dan ditularkan melalui perantara vektor nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus yang ditandai dengan demam mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang
jelas, lelah/lesu, gelisah, nyeri pada ulu hati, disertai dengan perdarahan pada kulit berupa
bintik-bintik (ptechiae), lebam (echymosis) atau ruam (pupura). Kadangkadang terjadi
mimisan, muntah darah, kesadaran menurun atau renjatan (shock). Penyakit ini merupakan
salah satu masalah kesehatan yang utama karena dapat menyerang semua golongan umur
dan menyebabkan kematian khususnya pada anak dan kejadian luar biasa (wabah). Namun
dalam dekade terakhir terlihat adanya kecenderungan kenaikan proporsi penderita DBD
pada orang dewasa (WHO, 2004).

B. Etiologi Demam Berdarah


Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam genus Flavivirus grup
famili Togaviridae. Virus ini mempunyai ukuran diameter sebesar 30 nanometer dan terdiri
dari 4 serotip, yakni dengue (DEN) 1, DEN 2, DEN 3, serta DEN 4. Virus yang ditularkan
pada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, pada suhu 30
oC memerlukan 8-10 hari untuk menyelesaikan masa inkubasi ekstrinsik dari lambung
sampai kelenjar ludah nyamuk tersebut. Sebelum demam muncul pada penderita, virus ini
sudah terlebih dulu berada dalam darah 1-2 hari. Selanjutnya penderita berada dalam
kondisi viremia selama 4-7 hari.

C. Manifestasi Klinis Demam Berdarah


Demam berdarah menurut (WHO, 2015) adalah, penyakit seperti flu berat yang
mempengaruhi bayi, anak-anak dan orang dewasa, tapi jarang menyebabkan kematian.
Dengue harus dicurigai bila demam tinggi (40 ° C / 104 ° F) disertai dengan 2 dari gejala
berikut: sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, mual, muntah,

6
pembengkakan kelenjar atau ruam. Gejala biasanya berlangsung selama 2-7 hari, setelah
masa inkubasi 4-10 hari setelah gigitan dari nyamuk yang terinfeksi.

Dengue yang parah adalah komplikasi yang berpotensi mematikan karena plasma
bocor, akumulasi cairan, gangguan pernapasan, pendarahan parah, atau gangguan organ.
Tanda-tanda peringatan terjadi 3-7 hari setelah gejala pertama dalam hubungannya dengan
penurunan suhu (di bawah 38 ° C / 100 ° F) dan meliputi: sakit parah perut, muntah terus
menerus, napas cepat, gusi berdarah, kelelahan, kegelisahan dan darah di muntah. 24-48
jam berikutnya dari tahap kritis dapat mematikan; perawatan medis yang tepat diperlukan
untuk menghindari komplikasi dan risiko kematian Menurut WHO DHF dibagi dalam 4
derajat yaitu:

a. Derajat I : Demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan
dalam uji tourniquet positif, trombositopenia, himokonsentrasi.

b. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain. 20
c. Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat dan lemah,
tekanan darah turun (20 mm Hg) atau hipotensi disertai dengan kulit dingin dan gelisah.

d. Derajat IV : Kegagalan sirkulasi, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak Terukur.

Menurut (Vyas et. Al 2014), gejala awal demam berdarah dengue yang mirip dengan
demam berdarah. Tapi setelah beberapa hari orang yang terinfeksi menjadi mudah marah,
gelisah, dan berkeringat. Terjadi perdarahan: muncul bintik-bintik kecil seperti darah pada
kulit dan patch lebih besar dari darah di bawah kulit. Luka ringan dapat menyebabkan
perdarahan. Syok dapat menyebabkan kematian. Jika orang tersebut bertahan, pemulihan
dimulai setelah masa krisis 1-hari.

I. Gejala awal termasuk:

a. Nafsu makan menurun

b. Demam

c. Sakit kepala

d. Nyeri sendi atau otot

e. Perasaan sakit umum

f. Muntah

7
II. Gejala fase akut termasuk kegelisahan diikuti oleh:

a. Bercak darah di bawah kulit

b. Bintik-bintik kecil darah di kulit

c. Ruam Generalized

d. Memburuknya gejala awal

III. Fase akut termasuk seperti shock ditandai dengan:

a. Dingin, lengan dan kaki berkeringat

b. Berkeringat

D. Tatalaksana Demam Berdarah


Penatalaksanaan DHF menurut (Centers for Disease Control and Prevention, 2009),
yaitu :

1. Beritahu pasien untuk minum banyak cairan dan mendapatkan banyak istirahat.

2. Beritahu pasien untuk mengambil antipiretik untuk mengontrol suhu mereka. anak-anak
dengan dengue beresiko untuk demam kejang selama fase demam.

3. Peringatkan pasien untuk menghindari aspirin dan nonsteroid lainnya, obat anti
inflamasi karena mereka meningkatkan risiko perdarahan.

4. Memantau hidrasi pasien selama fase demam

5. Mendidik pasien dan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi dan pantau output urine

6. Jika pasien tidak dapat mentoleransi cairan secara oral, mereka mungkin perlu cairan IV.
7. Kaji status hemodinamik dengan memeriksa denyut jantung, pengisian kapiler, nadi,
tekanan darah, dan Output urine.

8. Lakukan penilaian hemodinamik, cek hematokrit awal, dan jumlah trombosit.

9. Terus memantau pasien selama terjadi penurunan suhu badan sampai yg normal.

10. Fase kritis DBD dimulai dengan penurunan suhu badan sampai yg normal dan
berlangsung 24-48 jam

E. Cara mencegah DBD


Menurut (Misnadiarly, 2009) Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah
a. Penyuluhan bagi Masyarakat Seperti diuraikan diatas bahwa sampai sekarang belum ada

8
obat yang dapat membunuh virus dengue ataupun vaksin demam berdarah, maka upaya
untuk pencegahan demam berdarah ditujukan pada pemberantasan nyamuk beserta tempat
perindukannya. Oleh karena itu dasar pencegahan demam berdarah adalah memberikan
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat bagaimana cara memberantas nyamuk dewasa
dan sarang nyamuk yang dikenal sebagai pembasmian sarang nyamuk atau PSN. Demi
keberhasilan pencegahan demam berdarah, PSN harus dilakukan secara bersama-sama
oleh seluruh lapisan masyarakat, di rumah, di sekolah, di rumah sakit, dan tempattempat
umum seperti tempat ibadah, makam, dan lain-lain. Dengan demikian masyarakat harus
dapat mengubah perilaku hidup sehat, terutama meningkatkan kebersihan lingkungan.

b. Cara Memberantas Jentik Cara memberantas jentik dilakukan dengan cara 3 M yaitu
menguras, menutup, mengubur. Artinya:

1) Kuras bak mandi seminggu sekali (menguras)

2) Tutup penyimpan air rapat-rapat (menutup)

3) Kubur kaleng, ban bekas, dan lain-lain (mengubur) Kebiasaan-kebiasaan seperti


mengganti dan membersihkan tempat minum burung setiap hari atau mengganti dan
membersihkan vas bunga, sering kali dilupakan. Kebersihan di luar rumah seperti
membersihkan tanaman yang berpelepah dari tampungan air hujan secara teratur atau
menempatkan ikan pada kolam yang sulit dikuras, dapat mengurangi sarang nyamuk.

4) Pedoman Pengunaan Bubuk Abate (Abatisasi) Abatisasi harus dilakukan sesuai dengan
pedomannya agar benar-benar mematikan jentik nyamuk Aedes aegypti. Pedoman tersebut
yakni:

a) Satu sendok makan peres (10 gram) untuk 100 liter air

b) Dinding bak mandi jangan disikat setelah ditaburi bubuk abate

c) Bubuk akan menempel di dinding bak/tempayan/kolam

d) Bubuk abate tetap efektif sampai 3 bulan

c. Cara Memberantas Nyamuk Dewasa Untuk memberantas nyamuk dewasa, upayakan


membersihkan tempat-tempat yang disukai nyamuk untuk beristirahat, antara lain:

1) Jangan menggantung baju bekas pakai (nyamuk sangat suka bau manusia)

2) Pasang kasa nyamuk pada ventilasi dan jendela rumah

9
3) Lindungi bayi ketika tidur di pagi dan siang hari dengan kelambu

4) Semprot obat nyamuk rumah di pagi dan sore hari (jam 8.00 dan 18.00)

5) Perhatikan kebersihan sekolah. Apabila kelas gelap dan lembab semprot dengan obat
nyamuk terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai.

6) Pengasapan (disebut fogging) hanya dilakukan apabila dijumpai penderita yang dirawat
atau meninggal. Untuk pengasapan diperlukan laporan dari rumah sakit yang merawat.

F. Komplikasi pada DBD


Adapun komplikasi dari DHF (Hadinegoro, 2008) adalah:

1. Perdarahan Disebabkan oleh perubahan vaskuler, penurunan jumlah trombosit dan


koagulopati, dan trombositopeni dihubungkan meningkatnya megakoriosit muda dalam
sel-sel tulang dan 25 pendeknya masa hidup trombosit. Tendensi perdarahan dapat dilihat
pada uji torniquet positif, ptekie, ekimosis, dan perdarahan saluran cerna, hematemesis,
dan melena.

2. Kegagalan sirkulasi DSS (Dengue Syock Syndrom) terjadi pada hari ke 2-7 yang
disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga terjadi kebocoran plasma,
efusi cairan serosa ke ronnga pleura dan peritoneum, hiponatremia, hemokonsentrasi, dan
hipovolemi yang mngekaibatkan berkurangnya alran balik vena, penurunan volume
sekuncup dan curah jantung sehingga terjadi disfungsi atau penurunan perfusi organ. DSS
juga disertai kegagalan hemeostasis yang mengakibatkan aktivitas dan integritas sistem
kardiovaskular, perfusi miokard dan curah jantung menurun, sirkulasi darah terganggu dan
terjadi iskemi jaringan dan kerusakan fungsi sel secara progresif dan irreversible, terjadi
kerusakan sel dan organ sehingga pasien akan meninggal dalam wakti 12-24 jam.

3. Hepatomegali Hati umumnya membesar dengan perlemakan yang dihubungkan dengan


nekrosis karena perdarahan yang terjadi pada lobulus hati dan sel-sel kapiler. Terkadang
tampak sel metrofil dan limphosit yang lebih besar dan lebih banyak dikarenakan adanya
reaksi atau komplek virus antibody.

4. Efusi Pleura Terjadi karena kebocoran plasma yang mngekibatkan ekstrasi cairan
intravaskuler sel, hal tersebut dibuktikan dengan adanya cairan dalam rongga pleura dan
adanya dipsnea.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adli. (2020). Demam Berdarah. Jakarta: Ciputra Medical Center.


American Heart Association. (2020). HDL (Good), LDL (Bad) Cholesterol and
Triglycerides.
American Heart Association. (2020). What is Cholesterol? Amrina Rasyada,
Ellyza Nasrul, Zulkarnain Edward. (2014). Hubungan Nilai Hematokrit
Terhadap Jumlah Trombosit pada Penderita Demam Berdarah Dengue.
Jurnal Kesehatan Andalas Vol. 3 No. 3, 343 - 347.
Anastasia, H. (2018). Diagnosis Klinis Demam Berdarah Dengue di Tiga
Kabupaten/Kota Sulawesi Tengah Tahun 2015-2016. Jurnal Vektor Penyakit,
Vol. 12, No. 2, 77 - 86.
Basurko, C. e. (2018). Estimating the Risk of Vertical Transmission of Dengue: A
Prospective Study. American Journal of Tropical Medicine and Hygiene,
98(6): p. 1826-1832. BMJ. (2016). Dengue Differential Diagnoses. UK:
BMJ Best Practice. Cameron P. Simmons, J. J. (2012). Dengue. The New England
Journal of Medicine, 1423 - 1432.
Chernecky CC & Berger BJ. (2012). Laboratory Tests and Diagnostic Procedures
6th edition. Saunders-Elsevier. Das S, S. A. (2017). Impediments of
reporting dengue cases in India. Journal of Infection and Public Health.
Diajeng Rindang Galih Annisa, M. H. (2015). PERBEDAAN PROFIL KLINIS
PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA ANAK DAN
DEWASA . Media Medika Muda Vol. 4 No. 4, 582 - 591. Dinkes Makassar.
(2018). Profil Dinas Kesehatan Kota Makassar. Makassar: Dinas Kesehatan.

11
Lampiran 1

12
13
14

Anda mungkin juga menyukai