Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

KEJANG DEMAM DI POLI ANAK RS TK II DUSTIRA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Praktik

Klinik Keperawatan Anak

Disusun Oleh:

Kelompok 2

1. Wina Diana 2250321162


2. Bunga Resiani 2250321094
3. Khodotul Janah 2250321079
4. Rundy Budiana 2250321026
5. Isnynda madani 2250321099
6. Alisa Puryanny 2250321001
7. Wyke Wulandari 2250321009
8. Yudia Purwanto 2250321002

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha


Kuasa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kegiatan Pendidikan Kesehatan Kejang Demam yang
dilaksanakan di Poli Anak RS TK II Dustira. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan Laporan seminar Kasus ini dapat terlaksan terlaksana atas
bantuan dan dukungan berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa selama masa pemberian intervensi dan


penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu penulis memohon saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun sebagai bahan perbaikan di masa yang akan datang.

Penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala


kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Laporan Kegiatan
Pendidikan Keshatan ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan.

Cimahi, 21 Desember 2022

Penulis
A. LATAR BELAKANG
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena
adanya kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38°C) akibat suatu
proses ekstrakranium tanpa adanya infeksi intrakranial atau penyebab
lain. Kejang demam sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5
tahun karena pada balita kekebalan tubuh masih rendah (Wilson, 2016).
Menurut Penelitian Brian Chung dan Wong Virginia menunjukan bahwa
infeksi virus merupakan penyebab terbanyak timbulnya kejang demam.
Penelitian ini menunjukan hasil bahwa prevalensi kejang yang
disebabkan oleh virus berkisar 40 %. Menurut profil kepulauan Riau
(2017) salah satu penyakit yang dapat menimbulkan kematian pada
balita adalah pneumonia. Peneumonia merupakan penyakit yang dapat
disebabkan oleh virus dan bermanifestasi dengan adanya demam.
Demam dengan peningkatan suhu 1°C akan dapat
mengakibatkan peningkatan metabolisme basal 10 – 15% dan
peningkatan kebutuhan oksigen 20% Kedua hal tersebut membuat
perubahan keseimbangan pada membran sel neuron sehingga ion-ion
Na+ yang normalnya berada diluar sel menjadi lebih banyak masuk
kedalam sel sehingga terjadilah depolarisasi pada sel tersebut yang
akan mengakibatkan terjadinya lepasan muatan listrik pada otak
sehingga terjadilah bangkitan kejang (Mahmood, 2011).
Manifestasi kejang demam dibagi menjadi kejang demam
simpleks dan kompleks. Kejang demam sederhana (simple febrile
seizure) yaitu kejang demam yang berlangsung singkat kurang dari 15
menit dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berupa umum tonik
atau klonik tanpa gerakan fokal. Kejang demam tidak berulang dalam 24
jam, kejang jenis ini merupakan 80% dari seluruh kejang demam. Kejang
demam komplek (complex febrile seizure) yaitu kejang dengan salah
satu ciri kejang lama lebih dari 15 menit, kejang fokal atau parsial satu
sisi atau kejang umum yang didahului kejang parsial, berulang atau lebih
dari satu kali 24 jam.( Arif, 2015) Penanganan kejang demam di rumah
penting untuk diketahui oleh orang tua anak. Respon orang tua apabila
terjadi adanya kejang demam sering kali panik dan tentunya. dapat
berdampak pada perburukan kondisi pada anak apabila orang tua tidak
tahu cara penanganan yang tepat.
Penyuluhan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
pengetahuan pada orang tua balita. penyuluhan dapat meningkatkan
pengetahuan dari orang tua. Penyuluhan ini dapat dilaksanakan di
fasilitas kesehatan merupakan dimana peran utama adalah memberikan
tindakan preventif dan juga rehabilitatif

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, orang tua mampu
mengetahui perbedaan kejang demam dan kejang dan orang tua
mampu melakukan upaya pertolongan pertama saat anak kejang

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini selama 35 menit, orang tua
diharapkan:
a. Mampu menyebutkan perbedaan kejang demam dan kejang
b. Mampu menyebutkan pengertian kejang demam
c. Mampu menyebutkan ciri – ciri anak yang mengalami kejang
demam
d. Mampu menyebutkan tindakan pertama saat anak mengalami
kejang demam

C. SASARAN
Sasaran dalam kegiatan ini adalah Orangtua Pasien Anak di
Rumah Sakit RS Tingkat II Dustira. Dengan bentuk kegiatan penyuluhan.
Hasil penyuluhan dapat memberikan dampak positif bagi orangtua
pasien anak.
D. MANFAAT
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan peran serta
orang tua dalam melakukan tindakan pertama saat anak mengalami
kejang demam.

E. KERANGKA KONSEP

Pendidikan Pengetahuan
Upaya Preventif
Kesehatan Orangtua Terhap
Kejang Demam
Meningkat
F. PELAKSANAAN
Adapun tahap pelaksanaan yang telah dilakukan oleh kelompok:
1. Meminta izin kepada ruangan Poli Anak dan CI
2. Menkonsulkan materi apa yang akan dibawakan oleh kelompok
kepada CI dan pembimbing
3. Membuat kontrak waktu dengan ruangan dan pembimbing
4. Pendidikan kesehatan dilakukan

Pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan ini dilakukan pada


tanggal 06 Desember 2022 dibuka oleh moderator. Pemateri 1 dan 2
menyampaikan materi mengenai kejang demam beserta fasilitator
membagikan leafleat dan absen kepada peserta pendidikan kesehatan.
Jumlah peserta yang hadir adalah 12 orang tua anak yang sedang
berobat ke Poli Anak RS TK II Dustira.

G. WAKTU DAN TEMPAT


Waktu : 09.00-09.35
Tanggal : 06 Desember 2022
Tempat : Poli Anak RS TK II Dustira

H. JENIS KEGIATAN
Jenis kegiatan yang dilakukan adalah pendidikan kesehatan
dengan metode yang digunakan adalah ceramah dan Tanya jawab.

I. EVALUASI
Para peserta cukup aktif dan komunikatif ketika penyuluhan
walaupun dengan kondisi peserta yang cukup sedikit. Moderator
memberikan 2 pertanyaan kepada peserta yaitu:
1. Bagaimana cara menangani kejang demam?
Dijawab oleh ibu euis, “Baringkan anak ditempat yang datar terus
miringin takutnya muntah neng, terus longgarin pakaiannya”
2. Apa ciri-ciri kejang demam?
Dijawab oleh bapak iman, “Bola matanya liat keatas sama kaki
tangan kaku”
Lampiran SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


KEJANG DEMAM

Pokok Bahasan : Kejang Demam


Sub Pokok Bahasan : Tindakan pertama yang dilakukan saat anak kejang
demam
Sasaran : Orang Tua Pasien
Hari / tanggal : Selasa, 06 Desember 2022
Waktu : 09.00 - s/d selesai
WIB
Tempat : Poli Anak

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, orang tua mampu mengetahui
perbedaan kejang demam dan kejang dan orang tua mampu
melakukan upaya pertolongan pertama saat anak kejang.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini selama 35 menit, orang tua
diharapkan:
1. Mampu menyebutkan perbedaan kejang demam dan kejang
2. Mampu menyebutkan pengertian kejang demam
3. Mampu menyebutkan ciri – ciri anak yang mengalami kejang
demam
4. Mampu menyebutkan tindakan pertama saat anak mengalami
kejang demam
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. Materi (Terlampir)
1. Pengertian kejang demam dan kejang
2. Perbedaan kejang demam dan kejang
3. Penyebab kejang demam
4. Ciri-ciri kejang demam
5. Tindakan pertama saat anak kejang demam

E. Media
1. Leaflet
F. Pengorganisasian
Moderator : Alisa
Penyaji : Wyke, Rundy
Notulen : Bunga
Fasilitator : khodotul, Yudi
Dokumentasi: Wina
Leaflet : Isnynda

G. Setting Tempat

Keterangan :

: Penyaji

: Moderator

: Fasilitator

: Notulen

: Peserta penyuluhan

H. Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu

1. Pra - Menyiapkan Leaflet - -


Penyuluhan - Menyiapkan daftar
hadir
- Mempersiapkan diri

2. Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab salam 5 menit


- Memperkenalkan diri - Mendengarkan
- Mengingatkan - Memperhatikan
kontrak dan menjawab
- Menjelaskan tujuan - Mendengarkan dan
- Memberikan leaflet mencatat
- Mengucapkan
terima kasih dan
tersenyum

3. Isi - Menjelaskan - Memperhatikan, 25


pengertian Kejang bertanya, diskusi menit
Demam - Memperhatikan,
- Menjelaskan bertanya, diskusi
perbedaan kejang - Memperhatikan,
demam, kejang bertanya, diskusi
tanpa demam - Memperhatikan,
- Menjelaskan bertanya, diskusi
terjadinya - Memperhatikan,
penyebab kejang bertanya, diskusi
demam - Memperhatikan,
- Menjelaskan ciri-ciri bertanya, diskusi
kejang demam
- Menjelaskan
tindakan
pertamayang
dilakukan saat
terjadi kejang
demam
4. Penutupan - Memberikan - Menjawab dan 5 menit
kesempatan orang bertanya
tua untuk bertanya - Mengungkapkan
- Mengevaluasi perasaan
perasaan peserta setalahpenyuluhan
setelah penyuluhan - Bertanya tentang
- Mengajukan materi penyuluhan
beberapa yang belum paham
pertanyaan

I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. SAP dan Materi, media (Leaflet) sudah disiapkan oleh
mahasiswa
b. Penyuluh sudah siap dengan materi
c. Setting tempat sesuai dengan rencana

2. Evaluasi proses
a. Kegiatan pelaksanaan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Peserta kooperatif dan aktif berpartisipasi dalam proses belajar.
c. Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir.
d. Media dan alat yang disediakan dapat digunakan.
e. Mahasiswa dapat menjelaskan tugas sesuai dengan fungsinya.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta aktif dalam bertanya tentang materi penyuluhan
b. Peseta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
c. Mahasiswa aktif berperan dalam pelaksanaan kegiatan
Lampiran Materi

KEJANG DEMAM

A. Definisi Kejang Demam


Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38 0 C) yang disebabkan
oleh proses ekstrakranium. Kejang demam merupakan kejang
yang cukup sering dijumpai pada anak– anak yang berusia
dibawah 5 tahun, gejala–gejala yang timbul dapatbermacam–
macam tergantung dibagian otak mana yang terpengaruh, tetapi
kejang demam yang terjadi pada anak adalah kejang umum.
Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan
sementara sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal
dan pelepasan listrik  serebral yang berlebihan (Widiyana, 2014,
dalam Betz & Sowden, 2009).

B. Perbedaan Kejang demam dan Kejang


Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh suatu
proses ekstrakranium (di luar rongga kepala). Kejang adalah suatu
keadaan di mana tubuh seseorang bergetar cepat tak terkendali. Selama
kejang, otot seseorang berkontraksi dan berelaksasi berulang kali. Di sini
terjadi perubahan mendadak pada aktivitas elektrik korteks serebri yang
secara klinis bermanifestasi dalam bentuk perubahan kesadaran atau
gejala motorik, sensorik atau perilaku. (MedlinePlus, 2010)
C. Penyebab Kejang Demam
Ada beberapa penyebab kejang demam, tetapi untuk secara
pastinya belum dapat diketahui dengan jelas. Beberapa penyebabnya
adalah :
1. Faktor genetik atau keturunan, malformasi otak kongenital,
neoplasma, gangguan metabolisme, gangguan sirkulasi, toksin
2. Penyakit infeksi (ensefalitis, meningitis), infeksi virus (herves), infeksi-
infeksi lain (tenggorokkan, telinga, campak, cacar air) dan demam
tinggi
3. Kurang O2 , hipoksemia, hipoglikemia, asidemia, alkalemia, dehidrasi
4. faktor idiopatik atau bila tidak dapat ditemukan penyebabnya (hidayat,
2006, dalam Cecily L, Betz, 2002)
D. Ciri-Ciri Kejang Demam
1. Kedua tangan dan kaki kaku disertai gerakan-gerakan kejut
2. Bola mata terbalik ke atas
3. Gigi terkatup
4. Kadang-kadang disertai muntah dan henti nafas sejenak
5. Pada kasus berat disertai tak sadarkan diri
6. Intensitas waktu kejang bervariasi dari beberapa detik sampai
puluhan
Menit (Dirgantarasyah, 2016).
E. Tindakan Pertama saat Anak Kejang Demam
1. Saat Kejang berlangsung
a. Pertahankan sikap tenang
b. Baringkan anak ditempat yang aman agar tidak ada
kemungkinan jatuh dan jauhkan benda berbahaya yang ada
disekitar anak.
c. Bila kejang disertai muntah miringkan tubuh anak untuk
mencegah tertelannya cairan muntahnya sendiri yang bisa
mengganggu pernapasannya.
b. Keluarkan sisa makanan seperti roti, permen dan sebagainya
yang mungkin ada dimulut anak
c. Lepaskan pakaian atau ikatan pada tubuh supaya anak bisa
bernafas dengan leluasa.
d. Longgarkan pakaian disekitar kepala dan leher
e. Jangan menahan gerakan anak seperti memegang tangan dan
kaki yang terlalu kuat.
f. Jangan memberikan makanan atau minuman segera setelah
henti kejang, tunggu beberapa saat sampai anak benar-benar
sadar untuk menghindari anak tersedak (Resti, Indriati, &
Arneliwati, 2020).
2. Setelah kejang turunkan suhu tubuh anak segera dengan kompres
air hangat suam suam kuku secara efektif:
a. Sediakan air hangat dalam waskom serta handuk kecil minimal 6
buah
b. Letakkan 5 handuk kecil yang sudah basah dan dingin terutama
pada daerah kepala, leher, dada, kedua ketiak dan lipat paha
kanan kiri.
c. 1 handuk kecil disiapkan untuk menganti secara teratur dan terus
menerus mulai dari kepala, leher dan seterusnya.
3. Segera dibawa ke unit pelayanan kesehatan terdekat (Safitri,
2021).
DAFTAR PUSTAKA

Dirgantarasyah. (2016). ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN AN. H YANG


MENGALAMI.
Resti, H. E., Indriati, G., & Arneliwati. (2020). GAMBARAN PENANGANAN
PERTAMA KEJANG DEMAM YANG, 7.
Safitri, H. (2021). Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Kejang Demam.Widiyana, F.
(2014). Hiperntermi pada Anak deng.
Lampiran Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai