Preseptor Akademik:
¹Monna Maharani Hidayat, M.Kep., Ns. Sp. Kep. Mat
²Siti Nurbayanti A., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat
Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Muhamad Tirta Solehudin 2250321092
2. Nurani Radianti 2250321119
3. Sofia Muflihah 2250321165
4. Inggit Risma Waluya 2250321116
5. Siti Farida Nurullah 2250321091
makalah ini guna memenuhi salah satu tugas kelompok profesi Ners stase
Tahun G7p5a2 Dengan Post Sectio Caesarea Atas Indikasi Gemeli Di Ruang Mawar
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritikan yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................................3
1. Tujuan Umum.............................................................................................................3
2. Tujuan Khusus............................................................................................................3
C. Manfaat................................................................................................................................3
1. Manfaat Teoritik..................................................................................................3
2. Manfaat Praktis.....................................................................................................4
ii
8. Komplikasi 32
9. Penatalaksanaan 34
10. Pemeriksaan Penunjang 34
D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Post Sectio Caesarea (SC) atas
indikasi Gemeli 35
1. Pengkajian Keperawatan 35
2. Diagnosa Keperawatan 39
3. Intervensi Keperawatan 40
BAB IV PEMBAHASAN
1. Pengkajian Keperawatan 78
2. Diagnosa Keperawatan 81
3. Intervensi Keperawatan 82
4. Implementasi Keperawatan 83
5. Evaluasi Keperawatan 84
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................88
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang
diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat
buatan ( section caesarea). Menurut Amru Sofian (2012) Sectio Caesarea adalah
suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai janin lahir. Lama kehamilan
normal dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir (HPMT) yaitu 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester
pertama mulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua mulai dari bulan
keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga mulai dari bulan ketujuh sampai 9 bulan
kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa
1
2
Masa nifas atau post partum disebut jugan pureperium yang berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata puer yang berarti bayi dan parous yang berarti
melahirkan. Masa nifas dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
pemerintah sekita 11%, sementara dirumah sakit swasta bias lebih dari 30%.
Menurut Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka
Penyebab persalinan dengan bedah Sectio Caesarea ini bisa karena masalah di
pihak ibu maupun bayi. Terdapat dua keputusan bedah Sectiocaesarea, pertama
antara lain bayi sungsang, sebagian kasus mulut tertutupnya plasenta, bayi
kembar, kehamilan pada usia lanjut, sesar sebelumnya, dan sebagainya. Kedua
adalah keputusan diambil tiba-tiba karena tuntutan kondisi darurat. Contoh kasus
ini antara lain, persalinan berkepanjangan, bayi belum lahir lebih dari 24 jam
sejak ketuban pecah, kontraksi terlalu lemah dan sebagainya (Nurjannah, 2016).
Banyak sekali masalah yang sering dihadapi oleh ibu post Sectio Caesarea
tersebut membuat ibu post Sectio Caesarea merasa tidak nyaman atau
post post Sectio Caesarea yang berasal dari 3 luka bekas sayatan operasi post
3
Sectio Caesarea berada dibawah perut. Tingkat keparahan nyeri yang dirasakan
oleh ibu post post Sectio Caesarea tergantung pada psikologis dan fisiologi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mengkaji masalah kesehatan pada ibu post partum Sectio Caesarea dengan
Dustira
3. Manfaat
a. Manfaat Teoritis
4
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Klien
3) Bagi Pendidikan
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Nifas
Masa nifas atau post partum disebut juga Puerperium yang berasal dari
bahasa latin vaitu dari kata puer vana berarti bavi dan parous yang berarti
melahirkan. Masa nifas dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Dewi, 2020). Masa
nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu
atau 42 hari.
perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% teriadi pada masa nifas.
a. Puerperium Dini : Masa kepulihan waktu 0-24 jam post partum, yakni saat
5
6
untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil
a. Involusio uterus
alat yang keras, karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya. Fundus uteri
berkurang tetapi sesudah 2 hari ini uterus mengecil dengan cepat sehingga
pada hari ke-10 tidak teraba dari luar. Setelah 6 minggu tercapainya lagi
ukurannya yang normal. Epitelerasi siap dalam 10 hari, kecuali pada tempt
b. Serviks
perlukaan-perlukaan kecil setelah bay lahir, tangan mash bisa mask rongga
rahim, setelah 2 jam dapat dilalui ole 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya
c. Payudara
insulin) menurn dengan cepat setelah bayi lahir. Waktu yang dibutuhkan
ditentukan ole apakah ibu menyusui atau tidak. Keadaan payudara pada
dua hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam masa kehamilan yang
d. Sistem urinary
pada :
e. Sistem endokrin
mencegah perdarahan.
Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin. Hal
menyusui bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi dan pada permulaan ada
rangsangan folikel dalam ovarium yang ditekan. Pada wanita yang tidak
kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva,
serta vagina.
9
f. Sistem gastointestinal
Seorang wanita dapat merasa lapar dan siap menvantap makananna dua
jam setelah persalinan. Kalsium sangat penting untuk gigi pada kehamilan
dan masa nifas, dimana pada masa in teriadi penurunan konsentrasi ion
bayi yang dikandungnya untuk proses pertumbuhan juga pada ibu dalam
g. Sistem musculoskeletal
partum jangka panjang yang sering terjadi. Hal ini disebabkan adanya
2) Sakit kepala dan nyeri leher,Pada minggu pertama dan tiga bulan
setelah melahirkan, sakit kepala dan migrain bisa terjadi. Gejala ini
partum. Sakit kepala dan nyeri leher yang jangka panjang dapat timbul
nyeri di atas sendi sakroiliaka pada bagian otot penumpu berat badan
serta timbul pada sat membalikan tubuh di tempat tidur. Nyeri ini
posisis tegak. Bila sendi ini tidak menjalankan fungsi semestinya, akan
menumpu berat badan dan disertai rasa nyeri yang hebat. Penanganan:
dan bay yang lengkap; rujuk ke ahli fisioterapi untuk latihan abdomen
h. Lochea
Lochea adalah cairan sekret vang berasal dari kavum uteri dan vagina
dalam masa nifas. Pada hari pertama dan kedua lochea rubra atau lochea
cruenta, terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-
1) Lochea Rubra (cruenta) : Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban,
3) Lochea Serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari
busuk.
peredaran darah yang banyak. Bila pembuluh darah yang besar, tersunbat
yang kiri.
tetapi biasanya akan pulih kembali dalam 6 minggu. Pada wanita yang
sebagian dari dining pert di garis tengah terdiri dari perineum, fascia tipis
dan kulit. Tempat yang lemah dan menoniol kalau berdiri atau mengeian.
berikutnya. Bila ada laserasi jalan lahir atau luka bekas episiotomi
k. Sistem kardiovaskuler
1) Volume Darah
volume darah total yang cepat tetapi terbatas. Pada minggu ketiga dan
tiba-tiba. Volume darah ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini akan
Pada umumnya, hal ini terjadi pada hari ketiga sampai kelima post
wanita:
vasodilatasi.
wanita hamil.
keadaan ini akan meningkat bahkan lebih tinggi selama 30-60 menit
14
jika terjadi peningkatan suhu 38°C yang menetap 2 hari setelah 24 jam
pusing segera setelah berdiri, yang dapat terjadi hingga 46 jam pertama.
mmHg yang disertai dengan sakit kepala dan gangguan penglihatan, bisa
lanjut. Fungsi pernafasan ibu kembali ke fungsi seperti saat sebelum hamil
m. Endometrium
harus dijalani. Tanggung jawab menjadi seorang ibu semakin besar dengan
lahirnya bai yang baru lahir. Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan ibu
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat in fokus
bayinya
Fase taking hold adalah periode yang berlangsung antara 3-10 hari
cara merawat bayi, cara menyusui yang benar, cara merawat luka jahitan,
diperlukan ibu.
c. Letting go (minggu ke 5 - 8)
sebelumnya akan bermanfaat bagi ibu. Ibu lebih mandiri dalam memenuhi
kebutuhan diri dan bayinya. Dukungan dari suami dan keluarga masih
terbebani.
17
5. Komplikasi
Perdarahan post partum (apabila kehilangan darah lebih dari 500 mL selama
a. Infeksi
5) Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit
merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika tidak ada
38,3 °C, nadi < 100x/ menit, edema, peradangan dan kemerahan pada
tepi, pus atau nanah warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab,
lukanya meluas)
b. Gangguan psikologis
c. Penatalaksanaan
2) 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri
3) Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang
masa nifas.
1. Pengertian
abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin lebih dari 1000 gr
didepan uterus. Sectio caesarea merupakan metode yang paling umum untuk
pada ibu dalam keadaan sadar kecuali dalam keadaan darurat menurut
Hartono (2014).
19
2. Tujuan
kematian bayi pada plasenta previa, sectio caesarea juga dilakukan untuk
3. Etiologi
Indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram.
Dari beberapa faktor sectio caesarea diatas dapat diuraikan beberapa penyebab
ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat
panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui ole janin ketika akan
dan perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan. Karena itu diagnosa
dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan mengobati agar tidak
persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar
ketuban pecah kurang dari 5 jam dan skor pelvik kurang dari 5.
21
Tidak selamanya bay kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena
daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami
sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara
normal.
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lair yang tidak
pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
f. Letak Sungsang
dengan kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum
4. Jenis – jenis SC
bawah uterus. insisi pada bawah rahim, bisa dengan teknik melintang atau
hari tidak bear karena pada nifas segmen bawah uterus tidak seberapa
Pada cectio cesaria klasik ini di but kepada korpus uteri, pembedahan
1) Atonia uteri
2) Plasenta accrete
3) Myoma uteri
5. Indikasi SC
a) Indikasi Ibu
1. Usia
3. Persalinan sebelumna SC
7. Pre Eklampsia
b) Indikasi Janin
2. Bayi Besar
4. Letak Sungsang
5. Factor Plasenta
6. Komplikasi
a. Infeksi Puerperalis
b. Perdarahan
7. Penatalaksanaan
pada 6 - 10 jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh.
c. Mobilisasi
1) Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 10 jam setelah operasi
3) Hari kedua post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 Menit dan
duduk (semifowler)
25
duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada
e. Pemberian obat-obatan
saluran pencernaan
2. Perawatan luka Kondisi balutan luka dilihat pada 1 har post operasi,
bila basah dan berdarah harus dibuka dan diganti Perawatan rutin Hal-
1. Pengetian
Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan
terhapap bayi dan ibu. Oleh karena itu, dalam menghadapi kehamilan kembar
2012).
2. Etiologi
dizigotik.
kembar siam adalah kembar dimana janin melengket satu dengan yang
sebagainya.
4. Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas dan berbeda
kehamilan kembar.
5. Patofisiologi
kembar dua rata-rata 260 hari, triplet 246 hari dan kuadruplet 235 hari. Berat
plasenta dan selaput ketuban pada saat melahirkan. Bila terdapat satu amnion
yang tidak dipisahkan dengan korion maka bai tesebut adalah monozigotik.
Bila selaput amnion dipisahkan ole korion, maka janin tersebut bisa
29
plasma serta urin output maternal dengan segera kembali ke normal setelah
500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi
jaringan lunak, placenta previa dil, untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah
gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan SC ibu akan
mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang
30
pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk
oxsitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya
sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Ole karena itu
perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri
adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman.
terhadap janin maupun ibu anestesi janin sehingga kadang-kadang bay lahir
dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Akibatnya janin
bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap
tons uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar. Untuk
pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yan
berlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga
Seperti yang telah diketahui setelah makanan mask lambung akan terjaadi
energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun.
Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk
juga menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu
dipasang pipa endotracheal. Selain itu motilitas yang menurn juga berakibat
6. Pathway
7. Manifestasi klinik
4. Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (lokhea tidak
banyak)
8. Komplikasi
Menurut Sunarsih (2011) komplikasi yang sering terjadi pada ibu SC adalah:
a. Infeksi puerperial : kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas
dibagi menjadi:
berikutnya bisa terjadi ruptur uteri. Yang sering terjadi pada ibu bayi:
Kematian perinatal.
1) Prematuritas.
berbagai sebab. Prolaps tali pusat, plasenta previa, dan ruptur uteri
(2012).
1) Atonia uteri
2) Retensio plasenta
3) Plasenta rest
5)
34
9. Penatalaksanaan
2) Penatalaksanaan Non-Medis/Keperawatan
a. Periksa dan catat tanda - tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam
c. Mobilisasi Pada hari pertama setelah operasi penderita harus turn dari
tempat tidur dengan dibantu paling sedikit 2 kali. Pada hari kedua
adalah:
35
dan hematokrit
3. Pemeriksaan elektrolit
a. Golongan darah
b. Kultur urine
D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Post Sectio Caesarea (SC) atas
indikasi Gemeli
1. Pengkajian
1) Pengkajian
Pada pengkajian klien dengan Sectio Caesarea, data yang dapat ditemukan
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status
3) Keluhan utama
4) Riwayat kesehatan
persalinan.
dirinya
c. Pola aktifitas
d. Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka janhitan
dan nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas
atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses
6) Pemeriksaan fisik
a. Kepala
b. Leher
c. Mata
d. Telinga
e. Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-kadang
f. Dada
g. Abdomen
h. Genitalia
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena rupture
i. Ekstermitas
7) Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun, nadi
a. Nyeri akut
d. Risiko infeksi
40
1. Keluhan nyeri dari skala 1 ke skala 5 karakteristik, kualitas dan intensitas nyeri
5. Ketegangan otot dari skala 1 ke skala 5 4. Monitor keberhasilan terapi yang sudah
1 : Meningkat Terapeutik
tepat
secara tepat
Kolaborasi
42
5. Gerakan tidak terkordinasi dari skala 1 ke skala 4. Monitor keadaan umum saat melakukan
5 ambulasi
Ket: Terapeutik
Edukasi
dilakukan
1. Perlekatan bayi pada payudara ibu dari skala 2. Identifikasi tujuan dan keinginan menyusui
1 ke skala 5 Terapeutik
4. Suplai ASI adekuat dari skala 1 ke skala 5 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
5. Kepercayaan diri ibu dari skala 1 ke skala 5 4. Dukung ibu untuk meningkatkan
Kolaborasi
A. IDENTITAS
1. Identitas pasien
Nama : Ny.A
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Gol.darah :-
2. Identitas penanggungjawab
Nama : Tn.S
Umur :-
Agama : 41 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
47
48
B. STATUS KESEHATAN
1. Keluhan Utama
pada luka operasi bagian perut bawah dengan skala 5 (0-10), , nyeri dirasakan
berlebih ketika klien bergerak dan beraktifitas, dan berkurang ketika klien
berbaring.
3. Riwayat Obsetri
Kelahiran :
Komplikasi
Abortus, Keadaan Umur
kehamilan,
No Tahun Preterm, Penolong Tindakan anak anak &
persalinan
Aterm, sekarang JK
dan nifas
Mati
Berapa kali : 3x
Lengkap : Lengkap
Ukuran : 49 cm
Berat : 1922 gr
50
Anastesi : Ya
Warna : Jernih
Bau/tidak : Tidak
Jumlah : 60 cc
dan Jantung.
51
8. Riwayat menstruasi
c. Lamanya : 5 Hari
d. Keluhan disminore : Ya
e. Keluhan Keputihan : Ya
2. Tanda-tanda Vital
c. Respirasi : 20 x/m
d. Temperatur : 36.4 C
3. Kepala
52
a. Rambut
b. Muka
Bentuk muka lonjong, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan
c. Mata
d. Hidung
e. Bibir
bibir simetris, warna bibir agak pucat, bibir tidak pecah – pecah
f. Leher
g. Telinga
tekan 4. Payudara
d. Pembengkakan : tidak
g. Kebersihan : bersih
h. Kelainan : tidak ada
5. Pemeriksaan Abdomen
6. Vagina
a. Lochea : rubra
b. Jumlah : 15cc
c. Bau : tidak
d. Warna : merah
f. Kelainan : tidak
7. Vulva
b. Kebersihan : bersih
Kebersihan : bersih
54
d. Rectum : normal
8. Ekstremitas atas :
9. Ektremitas bawah :
Warna : Coklat
Frekuensi : 1 x/hari
11. Status emosional : Klien merasa senang dengan kehamilan kali ini dengan
d. Lain-lain :-
1 Pola Nutrisi
Makan
Minum
2 Eliminasi
BAK
56
BAB
4 Personal hygiene
Mandi 2x Sehari Tidak ada
5 Pola aktifitas
Mandiri Mandiri Dibantu sebagian
57
Dibantu sebagian
Tergantung penuh
Keluhan
6 Pola seksual
Frekuensi 1 minggu 2 kali Tidak ada
a. Status emosi
3) Afek : datar
b. Konsep diri
3) Peran : klien berperan sebagai ibu, selain itu klien berperan sebagai
istri.
a. Hubungan sosial
58
seperti arisan
a. Nilai dan keyakinan : klien beragama islam dan percaya nilai dan
Sunnah
keadaan nifas
D. DATA PENGETAHUAN
Ibu sudah mengetahui dan paham tentang tanda bahaya post SC seperti kebutuhan
E. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium
Tanggal: 31/12/2022
59
Hematologi
Hitung Jenis
NLR 5.6
Imunologi
Hepatitis
Tanggal: 02/01/2022
Cara
No Nama Obat Dosis Tujuan pemberian dan rasional
Pemberian
jaringan lunak
Rahim/uterus
operasi
61
Jumlah Cara
No Nama Terapi Tujuan pemberian dan rasional
Kebutuhan Pemberian
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Analisa Data
- Klienmengatakannyeri
- TTV
TD : 100/70 mmHg
R : 20 x/menit
S:36,4C
Kurang proteksi
Invasi Bakteri
Risiko Infeksi
beraktifitas
DO :
melakukan aktiftas
abdomen
- Skala nyeri 5 ( 0 – 10 )
64
a. Nyeri akut b.d agen cedera fisik d.d Luka operasi SC pada perut bawah
c. Ganguan mobilitas fisik b.d nyeri d.d nyeri saat bergerak dan beraktivitas
AN
tampak terbimbing,
10) Kolaborasi
- TTV 5. Kolaborasi
TD : 100/70 pemberian
N : 76 x/menit perlu
R : 20 x/menit
S:36,4C
kontak 5. Kolaborasi
Edukasi pemberian
4. Anjurkan obat
meningkat
kan asupan
cairan
Kolaborasi
5. Kolaborasi
pemberian
68
obat
- Klien mobilisasi
tampak pasca operasi
meringis
kesakitan
- Klien
tampak
memegang
abdomen
- Skala nyeri
5(0–10)
4. Implementasi
WAKTU
DIAGNOSA TTD
NO DAN IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN PERAWAT
TANGGAL
N : 76 x/menit analgetic
cm kontak
sesudah tindakan
4. Menganjurkan
meningkatkan asupan
cairan
5. Berkolaborasi
pemberian obat
R : Klien diberikan
DO : 3. Melibatakan keluarga
kesakitan 4. Menganjurkan
- Skala nyeri 5 ( 0
–10)
5. Evaluasi
WAKTU
DIAGNOSA TTD
NO DAN EVALUASI
KEPERAWATAN PERAWAT
TANGGAL
nyerinya 3 (0-10)
- Nyeri terasa O:
74
tusuk, meringis
berlebih ketika C
klien berbaring.
DO:
- Klien tampak
meringis
- Klien mengatakan
nyeri diraasakan
ketika banyak
melakukan
aktifitas dengan
75
10)
- TTV
TD : 100/70 mmHg
N : 76 x/menit
R : 20 x/menit
S:36,4C
tindakan
4. Mencuci tangan
kontak
5. Klien diberikan
antibiotik Cefixime
1gr
A : Masalah keperawatan
belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
3. Ganguanmobilitas 02/01/2023 S:
mengatakan 3 (0-10)
Nyeri dirasakan O:
DO : 2. Keluarga tampak
kesakitan dini
- Klien tampak
memegang
abdomen
Skala nyeri 5 ( 0 – 10
)
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori
dengan kenyataan dalam melakukan Asuhan Keperawatan Postnatal Pada Ny.A Usia
38 Tahun P5A2 Dengan Post Sectio Caesarea Di Ruang Mawar Rumah Sakit TK II
Dustira Cimahi pada tanggal 02 Januari 2023, dengan melakukan wawancara secara
langsung kepada pasien dan keluarga, melakukan observasi secara langsung pada
pasien dan melakukan pemeriksaan fisik. Asuhan Keperawatan Postnatal Pada Ny.A
Pada bagian ini penulis membahas beberapa kesenjangan antara teori yang
disajikan pada BAB II dengan kenyataan kasus aktual yang terdapat pada BAB III
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pengumpulan Data
seorang ibu rumah tangga mengatakan nyeri pada luka operasi dengan skala 5
78
79
tanggal 31 Desember 2022 dengan keluhan mules sejak pukul 15.00 kemarin
atau tepatnya tanggal 30 Desember 2022 yang dirasakan makin lama makin
sering, keluhan mules disertai dengan keluarnya cairan yang tak tertahankan
berat badan bayi Ny. A I 1.645 gram, panjang badan 40 cm dan lahir pukul
20.30 WIB. Serta berat badan bayi Ny. A II 1.920 gram , panjang badan 42
pada bagian kepala, payudara, abdomen, vagina, vulva, ekstrimitas atas dan
hitam, keadaan bersih, 2) Muka berbentuk lonjong, tidak ada lesi, tidak ada
tidak ada nyeri tekan, keadaan bersih, 4) Hidung simetris, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada polip, 5) Bibir simetris, warna bibir agak pucat, bibir tidak
pecah – pecah, 6) Leher, tidak ada pembesaran kelenjar tiorid, tidak ada nyeri
tekan, 7) Telinga simetris, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan.
80
ada, luka tidak ada, tidak ada pembengkakan, laktasi sudah ada, kolostrum
sudah ada, bersih dan tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan abdomen terdapat
striae dan linea, bising usus 7 x/menit, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah
pusat, kontraksi uterus lemah, diastasis rectus abdominalis tidak terkaji, tidak
Pada bagian vagina dan vulva, lochea rubra, jumlah ±15cc, tidak bau,
berwana merah, tidak ada gatal, keadaan vulva simetris, bersih, tidak terdapat
bawah, tidak ada oedema, CRT : < 2 detik, tidak terdapat varises, terdapat
55
2. Pengelompokan Data
akibat dari kerusakan jaringan yang tejadi setelah intervensi bedah dengan
intensitas bervariasi 1-10 (1-3 ringan, 4-6 sedang dan 7-10 berat), serta
berlangsung singkat (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2018). Setelah dianalisa
didapatkan skala nyeri 5 pada Ny. A dan termasuk ke dalam nyeri sedang
sayatan berisiko terserang oleh virus, jamur bakteri atau sumber eksternal lain
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2018). Setelah dianalisa didapatkan luka post sc
pada Ny. A dengan ukuran ±12 cm, sehingga dibuat kesimpulan masalah
prosedur invasif.
dan aktivitas (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2018). Setelah dianalisa
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik d.d Luka operasi SC pada perut bawah
(D.0077)
3. Ganguan mobilitas fisik b.d nyeri d.d nyeri saat bergerak dan beraktivitas
(D.0054)
Perencanaan ini dibuat sesuai masalah yang muncul pada klien, dan
Pokja SIKI (2018), yakni terdapat observasi, terapeutik, edukasi dan kolaborasi.
Rencana tindakan keperawatan pada diagnosa nyeri akut menurut teori yang
dikemukakan oleh Tim Pokja SIKI (2018) adalah manajemen nyeri. Rencana
nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
Rencana tindakan keperawatan pada diagnosa nyeri akut menurut teori yang
yang muncul pada klien meliputi : 1) Monitor tanda dan gejala Infeksi 2)
Rencana tindakan keperawatan pada diagnosa nyeri akut menurut teori yang
prinsipnya sesuai dengan referensi yang digunakan oleh penulis yaitu teori yang
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi sesuai dengan yang digunakan oleh penulis yaitu teori yang
dikemukakan oleh Tim Pokja SIKI (2018). Pada tahap ini penulis tidak
keperawatan ini diberikan sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun dan
dipilih sesuai dengan masalah yang muncul pada klien, serta tindakan
keperawatan dapat tercapai dengan baik. Hal ini terlaksana karena adanya
kerjasama yang baik antara perawat, klien dan keluarga klien serta kolaborasi tim
medis lainnya.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, tahap ini
telah dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien sesuai dengan batasan waktu
yang telah ditentukan. Format evaluasi yang penulis gunakan yaitu SOAP,
subjektif, objektif, analisa dan planning (Dikutip dari Buku Ajar Manajemen
praktiknya masalah keperawatan yang dapat teratasi sesuai dengan batasan waktu
A. SIMPULAN
38 Tahun P5A2 Dengan Post Sectio Caesarea Di Ruang Mawar Rumah Sakit TK
II Dustira Cimahi pada tanggal 02 Januari 2023, pada saat dilakukan pengkajian
klien yang bernama Ny. A berusia 38 tahun beragama islam, seorang ibu rumah
tangga mengatakan nyeri pada luka operasi dengan skala 5 (1-10), nyeri seperti
ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan berlebih ketika klien bergerak dan beraktifitas, dan
36.4 C. Dibuat kesimpulan masalah keperawatan yang terjadi adalah nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan luka operasi SC pada
perut bawah, risiko infeksi ditandai dengan efek prosedur invasif, gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan nyeri saat bergerak dan
beraktivitas.
Pada tahap perencanaan dibuat sesuai masalah yang muncul pada klien, dan
Pokja SIKI (2018), yakni terdapat observasi, terapeutik, edukasi dan kolaborasi.
Pada tahap implementasi penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
85
86
memenuhi klien sehingga tujuan keperawatan dapat tercapai dengan baik. Hal ini
terlaksana karena adanya kerjasama yang baik dan partisipasi dari keluarga klien
keperawatan yang dialami Ny. A pada tanggal 02 Januari 2023. Setelah kelompok
klien, klien menunjukan hasil yang positif terkait masalah keperawatan yang
masalah keperawatan yang ada pada klien dapat teratasi dan teratasi sebagian
implementasi.
B. SARAN
asuhan keperawatan pada klien dengan post partum secara komprehensif sesuai
perencanaan, implementasi dan evaluasi dapat dilakukan secara lebih teliti dan
sistematis sesuai dengan prioritas dan kebutuhan klien. Pada tahap pengkajian
keperawatan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien. Pada tahap evaluasi
dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien sesuai dengan batas waktu yang telah
ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, R. S., Apriyanti, F., & Harmia, E. 2020. Hubungan Paritas Dan Anemia
Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Di Rsud Bangkinang Tahun 2018.
Jurnal Kesehatan Tambusal, 1(2), 76-84.
Manuaba. I.B. 2012. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan
KB. Jakarta : EGC
88