Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny.

A
DENGAN POST SC DI RUANG LILY
RSUD BATARA GURU BELOPA
Ns. Dewiyanti , S.Kep., M.Kes

DISUSUN OLEH :

SITTI MULYANI YASIER / 032023077

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga tugas praktek klinik ini bisa selesai tepat
pada waktunya.

Terima kasih juga saya ucapkan kepada CI Akademik yang telah memberikan kesempatan
bagi saya untuk melakukan praktek klinik Keperawatan Maternitas di RSUD Batara Guru Belopa
dengan “Asuhan Keperawatan Post SC” maupun kepada semua pihak Rumah Sakit dan CI Klinik
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas praktek klik
ini.

Saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan, sehingga saya
mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya tugas praktek klinik yang
lebih baik lagi. Akhir kata saya berharap agar tugas praktek klinik ini bisa memberikan banyak
manfaat bagi para pembaca

Belopa, 04 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................I
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I KONSEP DASAR MEDIS .......................................................................................1
A. Definisi.................................................................................................................................................1
B. Klasifikasi Post SC..............................................................................................................................1
C. Etiologi.................................................................................................................................................5
D. Pemeriksaan Penunjang.......................................................................................................................7
E. Penatalaksanaan Medis........................................................................................................................7
F. Komplikasi...........................................................................................................................................7
G. Pathway................................................................................................................................................9
BAB II KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS......................................................10
A. Pengkajian............................................................................................................................................10
B. Diagnosa...............................................................................................................................................13
C. Intervensi..............................................................................................................................................13
D. Implementasi........................................................................................................................................16
E. Evaluasi................................................................................................................................................16
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KASUS..........................................................................................17
A. Pengkajian Keperawatan......................................................................................................................17
B. Diagnosa Keperawatan........................................................................................................................24
C. Intervensi Keperawatan........................................................................................................................24
D. Implementasi Keperawatan..................................................................................................................29
E. Evaluasi Keperawatan..........................................................................................................................33
BAB IV PENUTUP........................................................................................................................................37
A. Kesimpulan..........................................................................................................................................37
B. Saran ................................................................................................................................................. . 37
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................38

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan keperawatan kasus : Asuhan keperawatan pada pasien Ny.A dengan Post SC di
ruang Lily RSUD Batara Guru Belopa Tahun 2024
Disusun Oleh : Sitti Mulyani Yasier
NIM : 032023077
Program : Profesi
Progran Studi : Profesi Ners

Belopa, 04 Februari 2024

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(.....................................) (..............................................)

iii
BAB I
KONSEP DASAR MEDIS
A. Definisi
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding depan perut(Kusuma, 2015). Sectio Caesarea adalah jalan
alternatif menyambut kelahiran seorang bayi melalui operasi praktis. Pembedahan dilakukan
pada perut dan rahim ibu. Sectio Caesarea dilakukan sebagai tindakan penyelamatan terhadap
kasus-kasus persalinan normal yang berbahaya. Oleh karena itu tindakan ini hanya di lakukan
ketika proses persalinan alamiah melalui vagina tidak memungkinkan karena risiko medis
tertentu (Wahyudi, 2016).
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut. (amru sofian,2015). Post Partum adalah suatau masa
antara kelahiran sampai dengan organ-organ reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa
hamil. (Reeder, 2015). Post Partum merupakan masa pemulihan kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum kehamilan.
Lama Post Partum ini antara 6-8 minggu. (Solehati & Kosasih, 2015 yang melaporkan
penelitian tahun 2002 oleh Mochtar)

B. Klasifikasi Medis
Klasifikasi Sectio Caesarea menurut (Hary Oxorn dan Wiilliam R. Forte, 2010).
1. Segmen bawah : Insisi melintang Karena cara ini memungkinkan kelahiran per
abdominam yang aman sekalipun dikerjakan kemudian pada saat persalinan dan sekalipun
dikerjakan kemudian pada saat persalinan dan sekalipun rongga Rahim terinfeksi, maka
insisi melintang segmenn bawah uterus telah menimbulkan revolusi dalam pelaksanaan
obstetric.
2. Segmen bawah : Insisi membujur Cara membuka abdomen dan menyingkapkan uterus
sama seperti insisi melintang, insisi membujur dibuat dengan scalpel dan dilebarkan
dengan gunting tumpul untuk menghindari cedera pada bayi.
3. Sectio Caesarea klasik Insisi longitudinal digaris tengah dibuat dengan scalpel kedalam
dinding anterior uterus dan dilebarkan keatas serta kebawah dengan gunting yang berujung
tumpul. Diperlukan luka insisi yang lebar karena bayi sering dilahirkan dengan bokong
dahulu. Janin serta plasenta dikeluarkan dan uterus ditutup dengan jahitan tiga lapis. Pada

4
masa modern ini hamper sudah tidak dipertimbangkan lagi untuk mengerjakan Sectio
Caesarea klasik. Satu-satunya indikasi untuk prosedur segmen atas adalah kesulitan teknis
dalam menyingkapkan segmenn bawah.
4. Sectio Caesarea Extraperitoneal Pembedahan Extraperitoneal dikerjakan untuk
mennghindari perlunya histerektomi pada kasus-kasus yang menngalami infeksi luas
dengan mencegahh peritonitis generalisata yang sering bersifat fatal. Ada beberapa metode
Sectio Caesarea Extraperitoneal, seperti metode Waters, Latzko, dan Norton, T. tekhnik
pada prosedur ini relative lebih sulit, sering tanpa sengaja masuk kedalam vacuum
peritoneal dan isidensi cedera vesica urinaria meningkat. Metode ini tidak boleh dibuang
tetapi tetap disimpan sebagai cadangan kasus-kasus tertentu.
Histerektomi Caesarea Pembedahan ini merupakan Sectio Caesarea yang dilanjutkan
denngan pengeluaran uterus. Jika mmuungkin histerektomi harus dikerjakan lengkap
(histerektomi total). Akan tetapi, karena pembedahan subtoral lebih mmudah dan dapatt
dikerjakan lebih cepat, maka pemmbedahan subtoral menjadi prosedur pilihan jika terdapat
perdarahan hebat dan pasien terjadi syok, atau jika pasien dalam keadaan jelek akibat sebab-
sebab lain. Pada kasus-kasus semacam ini lanjutan pembedahan adalah menyelesaikannya
secepat mungkin.

C. Etiologi
1. Etiologi yang berasal dari ibu
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai kelainan
letak ada, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin / panggul ), ada sejarah kehamilan
dan persalinan yang buruk, terdapat kesempitan panggul, Plasenta previa terutama pada
primigravida, solutsio plasenta tingkat I – II, komplikasi kehamilan yang disertai penyakit
( jantung, DM ). Gangguan perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri, dan
sebagainya)
2. Etiologi yang berasal dari janin
Fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin,
prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, 8 9 kegagalan persalinan vakum atau forceps
ekstraksi. (Nurarif & Hardhi, 2015). Manuaba (2002) indikasi ibu dilakukan sectio
caesarea adalah ruptur uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini.
Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram.
Dari beberapa faktor sectio caesarea diatas dapat diuraikan beberapa penyebab sectio
caesarea sebagai berikut:
5
a. CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion )
Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak
sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat
melahirkan secara alami. Tulang-tulang panggul merupakan susunan beberapa tulang
yang membentuk rongga panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin
ketika akan lahir secara alami. Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau
panggul patologis juga dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan alami
sehingga harus dilakukan tindakan operasi. Keadaan patologis tersebut menyebabkan
bentuk rongga panggul menjadi asimetris dan ukuranukuran bidang panggul menjadi
abnormal.
b. PEB (Pre-Eklamsi Berat)
Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang langsung
disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah perdarahan
dan infeksi, pre-eklamsi dan eklamsi merupakan penyebab kematian maternal dan
perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan. Karena itu diagnosa dini amatlah
penting, yaitu mampu mengenali dan mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi.
c. KPD (Ketuban Pecah Dini)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan
dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar ketuban pecah dini adalah
hamil aterm di atas 37 minggu, sedangkan di bawah 36 minggu.
d. Bayi Kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran
kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu
bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang
sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal.
e. Faktor Hambatan Jalan Lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak
memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan
lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
f. Kelainan Letak Janin
1). Kelainan pada letak kepala
a) Letak kepala tengadah , Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada
pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling rendah. Etiologinya kelainan panggul,
kepala bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati, kerusakan dasar panggul.
6
b) Presentasi muka , Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala
yang terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira 0,27- 0,5
%.
c) Presentasi dahi , Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada
posisi terendah dan tetap paling depan. Pada penempatan dagu, biasanya dengan
sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak belakang kepala.
g. Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Dikenal
beberapa jenis letak sungsang, yakni presentasi bokong, presentasi bokong kaki,
sempurna, presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (Saifuddin,
2002).

D. Pemeriksaan Penunjang
1. LAB
2. Pemeriksaan Fisik
3. Urinalisasi

E. Penatalaksanaan Medis
1. Tindakan farmakologis
Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu memberikan antibiotik berupa :
a. Anti-alergi (antihistamin)
b. Antibiotik
2. Tindakan non farmakologis
a. Pemberian cairan
b. Diet
c. Mobilisasi
d. Kateterisasi

7
F. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin muncul dari tindakan Sectio Caesarea adalah komplikasi
pembiusan, perdarahan pasca operasi Sectio Caesarea, syok perdarahan, obstruksi usus,
gangguan pembekuan darah, dan cedera organ abdomen seperti usus, ureter, kandung kemih,
pembuluh darah. Pada Sectio Caesarea juga bisa terjadi infeksi sampai sepsis apalagi pada
kasus dengan ketuban pecah dini. Dapat juga terjadi komplikasi pada bekas luka operasii
(Anggi, 2015).
Hal yang sangat mempengaruhi atau komplikasi pasca operasi yaitu infeksi jahitan
pasca Sectio Caesarea, infeksi ini terjadi karena banyak factor, seperti infeksi intrauteri,
adanya penyakit penyerta yang berhubungan dengan infeksi misalnya, abses tuboofaria,
apendiksitis akut/perforasi. Diabetes mellitus, gula darah tidak terkontrol, kondisi
imunokompromised misalnya, infeksi HIV, Tuberkulosis atau sedang mengkonsumsi
kortikosteroid jangka panjang, gisi buruk, termasuk anemia berat, sterilitas kamar operasi dan
atau alat tidak terjaga, alergi pada materi benang yang digunakan daan kuman resisten
terhadap antibiotic. Akibat infeksi ini luka bekas Sectio Caesarea akan terbuka dalam minggu
pertama pasca operasi. Terbukanya luka bisa hanya kulit dan subkulit saja, bisa juga sampai
fascia yang disebut dengan bust abdomen. Umumnya, luka akan bernanah atau ada eksudat
dan berbahaya jika dibiarkan karena kuman tersebut dapat menyebar melalui aliran darah.
Luka yang terbuka akibat infeksi itu harus dirawat, dibersihkan dan dilakukan kultur dari
caiiran luka tersebut. (Valleria, 2016).

8
G. Pathway
Fetal Distress

Sectio Caesarea

Post sectio caesarea

Insisi abdomen Psikologis nifas


Fisiologis nifas
Cedera kandung Terputusnya Krisis
Kemih kontinuitas jaringan Lochen Situasi
Resiko Kurang
Trauma infeksi Pengetahuan
Retensi
urin Involusio uterus meningkat

Efek anestesi Kelemahan otot Kurang


abdomen Nyeri akut pengetahuan
tentang
konstipasi perawatan
payudara,
menyusui yang
benar

Mual / nause Pembatasan intake Penurunan ketahanan


Menyusui
vortimulus peroral dan kekuatan otot tidak efektif

Intoleransi
aktivitas
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan 9
tubuh
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pada pengkajian klien dengan sectio caesaria, data yang dapat ditemukan meliputi
distress janin, kegagalan untuk
melanjutkan persalinan, malposisi janin, prolaps tali pust, abrupsio plasenta dan plasenta previa.
1) Identitas atau biodata klien

Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status
perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor register , dan
diagnosa keperawatan.

2) Keluhan utama

a) Riwayat kesehatan

(1) Riwayat kesehatan dahulu:

Penyakit kronis atau menular dan menurun sepoerti jantung, hipertensi, DM, TBC,
hepatitis, penyakit kelamin atau abortus.
(2) Riwayat kesehatan sekarang :

Riwayat pada saat sebelun inpartu di dapatka cairan ketuban yang keluar pervaginan
secara sepontan kemudian tidak di ikuti tanda-tanda persalinan.
(3) Riwayat kesehatan keluarga:

Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT, TBC,
penyakit kelamin, abortus, yang mungkin penyakit tersebut diturunkan kepada klien.
3) Pola-pola fungsi kesehatan

a) Pola Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Pengetahuan tentang keperawatan kehamilan sekarang.

b) Pola Nutrisi dan Metabolisme

Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari keinginan
untuk menyusui bayinya.

c) Pola aktifitas

10
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya,
terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah,
pada klien nifas didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami kelemahan
dan nyeri.
d) Pola eliminasi

Meliputi berapa kali BAB, konsistensi, warna, bau, dan klien dengan post
sectio caesarea, untuk BAK melalui dawer kateter yang sebelumnya telah
terpasang.
e) Pola Istirahat dan tidur

Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena adanya
kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan.
f) Pola hubungan dan peran

Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan orang
lain.
g) Pola penanggulangan stress

Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas

h) Pola sensori dan kognitif

Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka janhitan dan nyeri
perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas primipara terjadi
kurangnya pengetahuan merawat bayinya
i) Pola persepsi dan konsep diri

Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-lebih


menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi perubahan konsep diri
antara lain dan body image dan ideal diri.
j) Pola reproduksi dan sosial

Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi
dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
k) Pola keyakinandan spiritual

Klien yang menganut agama islam selama keluar darah nifas/masa nifas tidak
diperbolehkan melaksanakan ibadah.

4) Pemeriksaan umum

Pemeriksaan umum menurut (Yuli, 2017)meliputi :

a) Keadaan umum

Keadaan umum biasanya lemah.


11
b) Tingkat Kesadaran

Apatis.

c) Tanda-tanda vital

Tekanan darah : Normal atau menurun <120/90 mmHg.

Nadi : Nadi meningkat >80x/menit.

Suhu : Suhu meningkat >37,5 C.

Respirasi : Respirasi meningkat.

5) Pemeriksaan Head to toe

Pemeriksan fisik menurut (Yuli, 2017) adalah :

a) Kepala : Meliputi bentuk wajah apakah simetris atau

tidak, keadaan rambut dan keadaan kulit

kepala.

b) Muka : Terlihat pucat dan tampak menahan sakit.

c) Mata : Anemis atau tidak, dengan melihat

konjungtiva merah segar atau merah pucat, sklera putih atau kuning.
d) Hidung : Ada polip atau tidak, bersih atau kotor.

e) Gigi : Bersih atau kotor, ada karies atau tidak.

f) Lidah : Bersih atau kotor.

g) Bibir : Lembab atau kering.

h) Telinga : Bersih atau kotor, ada benjolan kelenjar tifoid

atau tidak.

i) Abdomen : Ada tidaknya distensi abdomen, bagaimana

dengan luka operasi adakah perdarahan, berapa tinggi fundus uterinya,


bagaimana dengan bising usus, adakah nyeri tekan.

j) Dada : Perlu dikaji kesimetrisan dada, ada tidaknya retraksi


intercosta, pernafasan tertinggal, suara
wheezing, ronchi, bagaimana irama dan
12
frekuensi pernapasan

k) Payudara
: Perlu dikaji bentuk payudara, puting susu menonjol
atau tidak, pengeluaran ASI.

l) Genetalia : Adaoedemaatautidak, adakah pengeluaran


lochea dan bagaimana warnanya.

m) Ekstermitas:Simetris atau tidak, ada oedem atau tidak.

B. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons manusia terhadap
gangguan kesehatan/proses kehidupan, atau kerentanan respons dari seorang individu,
keluarga, kelompok, atau komunitas
Diagnosa :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik, biologis

(00132).

2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka insisi (00004).

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan


melahirkan caesarea (00126).

C. Intervensi
Diagnosa SLKI SIKI
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji secara
berhubungan dengan agen keperawatan selama 3 x 24 jam komprehensif
cidera fisik, biologis. diharapkan suhu tubuh menurun tentang nyeri,
dengan kriteria : meliputi: Lokasi,
1. Klien dapat mengetahui karakteristik, dan
penyebab nyeri, onset onset, durasi,
nyeri. frekuensi, kualitas,
2. Klien mampu intensitas/beratnya
menggunakan teknik nyeri, dan faktor-
13
nonfarmakologi untuk faktor presipitasi.
mengurangi nyeri, dan 2. Ajarkan
tindakan pencegah nyeri. menggunakan
3. Klien melaporkan nyeri teknik
berkurang dengan nonfarmakologi
menggunakan (misalnya: Nafas
managemen nyeri. dalam, teknik
4. Menunjukkan tingkat distraksi, atau
nyeri massage).
3. Evaluasi tentang
keefektifan dari
tindakan dari nyeri
yang telah
digunakan.
4. Tingkatkan istirahat
yang cukup.
Pemberian analgetik

2. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau tanda/gejala


infeksi (misalnya:
berhubungan dengan luka keperawatan selama 3 x 24 jam
suhu tubuh, keadaan
insisi gangguan pola tidur dapat luka post operasi,
teratasi dengan kriteria hasil : kondisi vulva,
kelelahan dan
1. Klien tidak malaise).
menunjukkan 2. Kaji faktor yang
tanda-tanda meningkatkan
infeksi. serangan infeksi
2. Suhu tubuh (misalnya: usia
normal (36,5-37 lanjut, status imun
C). menurun, dan
3. Nadi normal (70- malnutrisi).
80x/menit). 3. Pantau hygiene
4. Tekanan darah personal untuk
normal (120/70 perlindungan
mmHg) terhadap infeksi.

4. Kolaborasi dalam
pemberian terapi
analgetik.

14
3. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1.Diskusikan tentang
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 jam perawatan insisi, gejala
kurang informasi tentang pola nafas dapat teratasi dengan infeksi, dan pentingnya
perawatan melahirkan kriteria hasil : diet nutrisi.
caesarea 1. Klien mengatakan paham 2. Jelaskan tentang
tentang perawatan pentingnya periode
melahirkan caesarea. istirahat terencana.
2. Klien mampu 3. Jelaskan bahwa lochea
melaksanakan prosedur dapat berlanjut selama
yang dijelaskan secara 3-4 minggu, berubah
benar. dari merah ke coklat
3. Klien mampu sampai putih.
menjelaskan kembali apa 4. Jelaskan pentingnya
yang dijelaskan perawat latihan, tidak mulai
tentang perawatan latihan keras sampai
melahirkan caesarea. diizinkan oleh dokter.
5. Jelaskan tentang
perawatan payudara
dan ekspresi manual
bila menyusui.

D. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan,
mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan
bedasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan
15
lain.Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan
bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain
(Mitayani, 2009).

E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada
hasil dan tujuan yang hendak dicapai. (Miyatani,
2009).

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

16
1. PENGKAJIAN POST SC

Tanggal masuk Rumah Sakit : 31 Januari 2024

Tanggal pengkajian : 01 February 2024

Nomor Register : 159524

Ruangan / Rumah Sakit : Lily/ RSUD Batara Guru Belopa

I. Biodata :

A. Identitas pasien
Nama : Ny. A
Umur : 33 Thn
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Buntu Barana

B. Identitas penanggung jawab


Nama lengkap : Tn. M
Jenis kelamin : Laki – laki
Tanggal lahir / Umur : 35 Thn
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Buntu Barana

Pengalaman Menyusui :Tidak ada

Berapa Lama :-

17
II Riwayat Kehamilan Saat Ini

1. Berapa Kali Pemeriksaan Kehamilan : 4x di Bidan

2. Masalah Kehamilan : Pasien Mengatakan tidak Memiliki Masalah Atau Keluhan Yang Tidak
Normal

III. Riwayat Persalinan

1. Jenis Persalinan : Sectio Caesarea


Tanggal 31-01-2024/Jam : 08.20
2. Jenis Kelamin Bayi : Laki-laki, BB/PB : 1900 Gram/50 Cm
3. Perdarahan Tidak Ada
4. Masalah dalam Persalinan : Tidak ada

IV. Riwayat Kesehatan Sekarang

Status Obstetrik : G2 P1 A0

Bayi Rawat Gabung : Tidak

Jika Tidak Alasan : Berat badan lahir rendah

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Metis

BB/TB : 50 kg /158cm

Tanda Vital : TD : 120/80mmHg N : 82X/menit S : 36,3 R : 22X/menit

V. Pemeriksaan Fisik

Head To Toe Klien


18
Bentuk kepala : ovale, Keadaan rambut : kusam dan kotor,
Keadaan kulit kepala : ada ketombe.
Kepala Palpasi : benjolan : tidak ada
Komentar : tidak ada benjolan.

Muka Tidak pucat.


Simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,
Mata pupil isokor, tidak ada ganguan mata.

Hidung Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip.

Gigi Bersih, tidak ada caries.


Lidah Bersih.
Bibir Lembab
Telinga Simetris, bersih.
Simetris, bersih, puting susu
Payudara menonjol, Produksi ASI Keluar sedikit
Dada
Jantung

Inspeksi IC tidak nampak, tidak ada jejas atau lesi.

Palpasi Tidak ada nyeri tekan.


Perkusi Sonor.
Auskultasi Vesikuler.
Paru-paru

Paru-paru nampak Pengembangan pada dada kanan kiri sama, tidak


Inspeksi
ada jejas, tidak menggunakan otot bantu pernafasan.

Palpasi Tidak ada nyeri tekan.


Perkusi Sonor.
Vesikuler tidak ada suara wheezing.
Auskultasi

Abdomen

Inspeksi Terdapat luka sayat

Auskultasi Bising usus 10 kali/menit

19
Palpasi Terdapat nyeri tekan area post SC, TFU 2 JBP.

Perkusi Thympani
Genetalia Terpasang kateter, bersih, lochea rubra.

Ekstremitas
VI.
Klien
Variabel
(Kanan/kiri)
Atas Bawah

Kekuatan otot 5/5 5/5

ROM Aktif/aktif Aktif/aktif


Perunahan
-/- -/-
bentuk tulang
Perubahan
Hangat Hangat
akral
Eliminasi

a. Urin : Kebiasaan BAK sebelum sakit Kurang Lebih 6x sehari

BAK Saat Ini Pasien Terpasang Kateter dengan urine tertampung Kurang Lebih
2000cc,BAK Lancar Warnah jernih, Tidak Nyeri saat berkemih

b. Fakal : Kebiasaan BAB Sebelum Dirawat Pasien Mengatakan BAB 1x sehari dengan
konsistensi Lembek dan Berwarna kecoklatan

BAB saat ini pasien Belum BAB

Masalah Khusus : Tidak Ada Masalah

VII. Pola Tidur : Kebiasaan tidur

Lama : 6 jam/hari Dengan Kualitas Baik Tampa Terbangun

Frekuensi 2x1/Hari

Pola Tidur Saat Ini : Pasien mengatakan hanya tidur 3-4 jam sehari karena belum beradaptasi
dengan lingkungannya

VIII. Nutrisi dan Cairan

20
Asupan Nutrisi : (Nasi Sayur,Ayam Buah )

Nafsu Makan : (Baik)

Asupan Cairan : (Cukup)

Masalah Khusus : Tidak ada Masalah Khusus

IX. Keadaan Mental

Adaptasi Psikologi : Pasien Dapat Menerima Keadaan Yang di alaminya dan dapat
Menerima Bayinya

Penerimaan Terhadap Bayi : Pasien Menerima Bayi Tanpa Adanya Kekecewaan

Masalah Khusus : Tidak Ada Masalah Khusus Yang Dialami

Kemampuan Menyusui : Pasien Dapat Menyusui Bayinya

Obat-Obatan Yang di konsumsi Saat ini : Laktafit,Mefenamic Acit

I. PENGELOMPOKAN DATA : (KLASIFIKASI DATA)

No Data Subjektif Data Objektif

1 1. Pasien Mengatakan Nyeri 1. Pasien Tampak Menahan Nyeri


Dibagian Luka Bekas 2. Pasien Tampak Lemah
Oprasi 3. Pasien Tampak Di Bantu Keluarga
2. Pasien Mengatakan Nyeri Dalam Beraktifitas
Saat Beraktifitas 4. Pasien Tampak Terpasang Cateter
3. Pasien Mengatakan Nyeri 5. Tampak Ketidak adekuat asupan Susu
Hilang Timbul 6. Bayi Tampak Menangis Pada
4. Pasien Mengatakan Tidak Payudara
Dapat Beraktifitas 7. Pasien tampak dibantu anggota
5. Pasien Mengatakan ASI keluarganya dalam beraktifitas
Kurang Atau Tidak Lancar 8. TTV :

TD:110/70 mmHg

N : 84 kali/menit

T : 36,5 OC

RR : 20 kali/menit

21
II. Analisa Data

N Data Etiologi Masalah


O

1 DS.
Ny.A mengatakan
nyeri pada luka bekas
post SC.
P : nyeri bertambah
ketika banyak
bergerak, Agen cidera fisik (post SC ) Nyeri akut
Q: nyeri seperti
ditusuk-tusuk,
R :nyeri dibagian
perut,
S :skala nyeri 5,
T :nyeri hilang timbul.

DO.
Ekspresi wajah
nampak menahan
nyeri.
TD: 120/80 mmHg
N : 82 kali/menit
T : 36,5 OC
RR : 22 kali/menit

2
DS.

Ny.A

- Pasien Mengatakan
Tidak Dapat
Beraktifitas, Sakit
saat Bergerak Hambatan Intoleransi Aktifitas
mobilitas fisik
- Pasien Mengatakan
Lemas

DO.

1. Pasien
22
Tampak Di
Bantu
Keluarga
Dalam
Beraktifitas
2. Pasien
Tampak
Terpasang
Cateter

3
DS.

1. Pasien
Mengatakan
ASI Kurang
Atau Tidak
Lancar

DO
Suplai ASI tidak Cukup Ketidakefektifan Pemberian
1. Tampak ASI
Ketidak
adekuat
asupan Susu
2. Bayi Tampak
Menangis
Pada Payudara

23
III. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut Berhubungan Dengan Agen Cidera Fisik


2. Hambatan mobilitas fisik Berhubungan Dengan Intoleran Aktivitas
3. Ketidakefektifan Pemberian ASI Berhubungan Dengan Suplai ASI tidak Cukup

IV. Rencana Asuhan Keperawatan

Nama Pasien : Ny.A Nomor RM : 159524

Tgl Masuk RS : 31/01/2024 Umur : 33 Thn

Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Buntu Barana

No Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria
Hasil

1 Nyeri akut Setelah 1. Kaji secara 1. Mengetahui Tingkat Nyeri Yang


Berhubungan Dilakukan komprehensif Dirasakan Sehingga dapat
Dengan Agen Tindakan tentang nyeri Membantu Menentukan Intervensi
Cidera Fisik Keperawata (PQRST) Yang Tepat
n Selama
3x24 Jam di 2. Observasi 2. Perubahan TTV Terutama Suhu dan
harapkan Tanda-Tanda Nadi Menandakan Adanya Indikasi
masalah Vital Peningkatan Nyeri yang di alami
nyeri Pasien
hilang/berk 3. Berikan
urang Lingkungan 3. Meningkatkan Relaksasi
dengan Yang Nyaman
KH : 4. Meningkatkat Relaksasi dapat
4. Ajarkan Mengurangi Nyeri
1. Klien Tehnik
dapat Manajemen 5. Mengurangi Nyeri
meng Nyeri Seperti
ontrol Tehnik
nyeri. Relaksasi
Napas Dalam
2. Nyer
i
5. Kolaborasi
berk
uran dalam
g pemberian
deng terapi
an
24
skal analgetik
a
nyer
i
menj
adi 1. Mengetahui Tingkat Kekuatan
1-0.
motorik Pasien
3. TTV 1. Kaji Kemampuan
2 Hambatan
dala Mobilitas Pasien 2. Untuk Mengetahui Intervensi
mobilitas fisik
m Selanjutnya
Berhubungan
bata 2. Observasi TTV
Dengan
s Pasien 3. mendamping pasien dalam aktivitas
Intoleran
nor sehari-harinya
Aktivitas
mal. 3. Bantu Pasien
Memenuhi ADL 4. Melatih Pasien Untuk
4. Ekspresi Memenuhi ADL Mandiri secara
wajah 4. Anjurkan Pasien Perlahan
tenang. Mobilitasi Secara
Bertahap dan 5. Keterlibatan Keluarga Membantu
Mobilitas Dini Pasien dalam Penyembuhan

5. Kolaborasi Dengan
Keluarga Untuk
Membantu ADL
Setelah dini
Dilakukan
Tindakan
Keperawata
n Selama
3x24 Jam di
2. harapkan
Hambatan
Mobilitas
Fisik Dapat
Teratasi
Dengan
Kriteria
Hasil :

1. Melapor
kan
Adanya
Peningk
atan
Mobilita
s

25
3

1. Mengetahui Penyebab Kesulitan

26
2. Memperl 2. Menyusi
ihatkan
Peningk 3. Merangsang Pengeluaran ASI
atan
Mobilita 4. Menghangatkan Payudara
s : Klien
Latihan 5. Melancarkan aliran ASI
Berjalan
6. Memperlancar dan Memperbanyak
3. Pasien Produksi ASI
Dapat
Berjalan
Dari
Tempat
Tidur Ke
kamar
Mandi

Setelah
Ketidakefektif Dilakukan 1. Kaji adanya Faktor
an Pemberian Tindakan penyebab kesulitan
ASI Keperawata Menyusui
Berhubungan n Selama
Dengan Suplai 3x24 Jam di 2. Ajarkan Bayi
ASI tidak harapkan Menghisap Putting
Cukup menyusui susu ibu
efektif
dengan 3. Berikan Kompres
kriteria Hangat Pada
hasil : Areola

1. Menunju 4. Ajarkan Perawatan


kan Payudara
Aktifitas
menyusu 5. Kalaborasi dengan
i yang dokter
27 Pemberian
6. 6.

28
Implementasi Keperawatan

Nama Pasien : Ny.A Nomor RM : 159524

Tgl Masuk RS : 31/01/2024 Umur : 33 Thn

Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Buntu Barana

N Hari/Tgl/Jam Diagnosa Implentasi


O Keperawatan

1 Kamis,01/02/2024 1. Nyeri akut 1. Mengkaji secara komprehensif tentang nyeri


Berhubungan Pasien (PQRST)
Jam : 09.00 WITA Dengan Agen
Cidera Fisik Hasil :

S: Klien mengatakan nyeri pada luka post SC

P :nyeri bertambah ketika banyak bergerak,


Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk,
R : nyeri dibagian luka post SC,
S : skala 5
T : nyeri hilang timbul.

2. Mengobservasi TTV Pasien

Hasil :

TD :120/80 mmHg
N : 82 kali/menit
T : 36,5 OC
RR : 22 kali/menit

10.15 2. Hambatan 2.Mengkaji Kemampuan Mobilitas Pasien


mobilitas fisik
Berhubungan Hasil : Pasien Lemas Tidak dapat Miring Kiri dan
Dengan kanan dan Tidak dapat Beraktivitas Hanya
Intoleran Terbaring di tempat Tidur dengan Posisi
Aktivitas Terlentang

10.40

3.Ketidakefektifan 3.Mengkaji adanya Faktor penyebab kesulitan


Pemberian ASI Menyusui.
Berhubungan
Dengan Suplai Hasil : pasien mengatakan masih merasa cemas
ASI tidak Cukup dengan kondisi yang di alaminya.
29
penyebab kesulitan menyusui pasien adalah
kecemasan atau stress.

2 Jumat, 02/02/2024 1. Nyeri akut 1. mengobservasi Tanda-Tanda Vital


Berhubungan
09.30 Dengan Agen Hasil :
Cidera Fisik
TD :130/80 mmHg
N : 90 kali/menit
T : 36 OC
RR : 18 kali/menit

Memberikan lingkungan yang nyaman

Hasil :
-membereskan tempat tidur pasien, mengganti laken,
stik laken sprei dan sarung bantal pasien untuk
memberikan rasa nyaman.
-membantu pasien mengganti baju

10 : 00 2. Hambatan 2. membantu Pasien Memenuhi ADL


mobilitas fisik
Berhubungan Hasil :
Dengan Intoleran
Aktivitas Pasien makan dengan bantuan perawat

menganjurkan Pasien Mobilitasi Secara Bertahap dan


Mobilitas Dini.

Hasil :

pasien mulai mencoba untuk bangun dari tempat


tidur secara mandiri

11 : 00 3.Ketidakefektifan 3. mengajarkan Bayi Menghisap Putting susu ibu


Pemberian ASI
Berhubungan Hasil :
Dengan Suplai
ASI tidak Cukup Pasien mengerti dan memahami dengan baik. Pasien
mencoba dan berhasil, bayi Ny.T memiliki reflex
hisap yang baik

30
memberikan Kompres Hangat Pada Areola

hasil :

terdapat kompres hangat pada aerola pasien

3 Sabtu, 03/01/2024 1. Nyeri akut 1.mengobservasi Tanda-Tanda Vital


Berhubung
08:30 an Dengan Hasil :
Agen
Cidera TD :130/80 mmHg
Fisik N : 95 kali/menit
T : 36,2 OC
RR : 20 kali/menit

mengajarkan Tehnik Manajemen Nyeri Seperti


Tehnik Relaksasi Napas Dalam.

Hasil :

Pasien mengerti dan memahami dengan baik.

Memberikan obat analgetik sesuai instruksi dari


dokter dengan indikasi nyeri

Hasil :

Pasien menerima obat asamefenamat 500mg 3x1/oral

31
09.00 2. Hambatan 2. memberi pemahaman kepada keluarga pentingnya
mobilitas fisik melakukan aktivitas rutin sehari-hari
Berhubungan
Dengan Intoleran Hasil :
Aktivitas
Keluarga pasien memahami dengan baik apa yang
disampaikan

09.30 3.Ketidakefektifan 3. mengajarkan Perawatan Payudara


Pemberian ASI
Berhubungan Hasil :
Dengan Suplai
ASI tidak Cukup Pasien mengerti dan memahami dengan baik.

Pasien mengatakan akan mencoba secara mandiri di


rumah.

A. Evaluasi

Nama Pasien : Ny.A Nomor RM : 159524

Tgl Masuk RS : 31/01/2024 Umur : 33 Thn

Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Buntu Barana

32
No Dx Tgl/Jam Evaluasi

1 02/02/202 S : Pasien mengeluh nyeri Luka operasi, intensitas nyeri 5


4 dengan skala 0-10

09.00 O : Pasien tampak meringis dan memegangi area nyeri

TD :110/70 mmHg
N : 84 kali/menit
T : 36,5 OC
RR : 20 kali/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

S : Pasien mengeluh nyeri luka operasi, intensitas nyeri 5 dengan


03/02/202 skala 0-10
4
TD :100/70 mmHg
10:00 N : 84 kali/menit
T : 36,5 OC
RR : 20 kali/menit

O : Pasien tampak meringis dan memegangi area nyeri

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

S : Pasien mengatakan nyeri agak berkurang, intensitas nyeri 3


dengan skala 0-10
11.20
O : pasien terlihat memijat area nyeri

TD :120/80 mmHg
N : 80 kali/menit
T : 36,2 OC
RR : 20 kali/menit

33
A : Masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

No Dx Tgl/Jam Evaluasi

2 02/02/2024 S : Pasien Mengatakan Tidak Dapat Beraktifitas, Sakit saat


Bergerak.
08.30
O : pasien tampak lemas

TD :100/70 mmHg
N : 75 kali/menit
T : 36,1OC
RR : 18 kali/menit

A : masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

03/02/2024 S : pasien mengatakan mampu menahan sakit ketika melakukan


aktifitas seperti mengganti baju sendiri
09.00
O: pasien terlihat kesakitan dalam beraktifitas.

TD :110/80mmHg
N : 75 kali/menit
T : 36,1OC
RR : 18 kali/menit

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

09 : 20
S : pasien mengatakan mampu beraktifitas mandiri

O : pasien terlihat beraktifitas dengan perlahan

TD :120/80mmHg
N : 80 kali/menit
34
T : 36,6OC
RR : 20 kali/menit

A : masalah teratasi

P : intervensi di hentikan

No Dx Tgl/Jam Evaluasi

3 02/02/2024 S : Pasien Mengatakan ASI Kurang Atau Tidak Lancar.

09.00 O : terlihat tidak adekuatnya pengeluaran ASI

TD :100/70 mmHg
N : 75 kali/menit
T : 36,2OC
RR : 18 kali/menit

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

03/02/2024
S : pasien mengatakan ASI sudah keluar namun sedikit
09: 30
O:.terlihat pengeluaran ASI yang belum cukup

TD :110/80mmHg
N : 75 kali/menit
T : 36,5OC
RR : 18 kali/menit

A : masalah belum teratasi

P : intervensi di hentikan

09: 30 S : pasien mengatakan sudah dapat menyusi dengan baik, pasien

35
mengatakan ASI sudah bisa keluar dengan optimal

O : terlihat adekuatnya pengeluaran ASI

TD :120/80mmHg
N : 84 kali/menit
T : 36,2OC
RR : 20 kali/menit

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

36
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan
perut(Kusuma, 2015). Sectio Caesarea adalah jalan alternatif
menyambut kelahiran seorang bayi melalui operasi praktis.
Pembedahan dilakukan pada perut dan rahim ibu. Sectio Caesarea
dilakukan sebagai tindakan penyelamatan terhadap kasus-kasus
persalinan normal yang berbahaya. Oleh karena itu tindakan ini hanya
di lakukan ketika proses persalinan alamiah melalui vagina tidak
memungkinkan karena risiko medis tertentu (Wahyudi, 2016).

B. Saran
Dengan adanya asuhan keperawatan ini maka dapat memudahkan
kita untuk mengkaji lebih jauh lagi mengenai post sectio caesarea,
semoga pembaca dapat memahami maksud dan tujuan dari penulisan
asuhan keperawatan ini, diharapkan adanya kritik dan saran untuk
mengembangkan asuhan keperawatan ini agar menjadi lebih baik dari
sebelumnya

37
DAFTAR PUSTAKA

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi


dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018).
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI. PPNI, T. P.
(2019).
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria Hasil
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Abdul Bari Saifuddin. Buku Acuan Nasional Kesehatan Maternal Dan
Maternal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2007 Aprina dan Anita. (2016).
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Persalinan Sectio Caesarea . Jurnal
Kesehatan, 8 (1), 90-99 Smeltzer, S, C., & Bare, B, G. 2013. Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta :
EGC

38

Anda mungkin juga menyukai