Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS KELOMPOK

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 5 HARI DENGAN


PERAWATAN LUKA POST CAESAREA PADA NY W.

DI RSUD KOJA JAKARTA UTARA TAHUN 2022

DISUSUN OLEH :

GABY STEPHANIE RENATA P3.73.24.2.19.012

KHEZIAH AMANDA HERMAWAN P3.73.24.2.19.019

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI D III KEBIDANAN

TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Ibu Nifas 5 hari dengan


perawatan luka post sectio caesarea pada Ny. W di RSUD Koja
Jakarta Utara

Laporan ini telah diperbaiki oleh penulis sesuai dengan masukan Pembimbing
Lahan Praktik untuk disetujui sebagai Laporan Tugas Kelomp ok Praktik Klinik
Kebidanan III.

Jakarta, 23 Februari 2022

Mengetahui, Menyetujui,

Pembimbing Lahan Praktik Dosen Pembimbing Praktik Institusi

Nuraeni, SST Ns. Karningsih, S.Kep, MKM


NIP. 140328056 NIP. 19661227 199103 2004
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
saya ucapkan. Atas Rahmat dan Karunia-Nya yang berupa kesehatan, sehingga
Saya dapat menyelesaikan tugas Praktik Klinik Kebidanan III. Laporan ini
memberi perhatian yang besar terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang
kebidanan. Di dalam sub bab laporan ini sudah ada uraian dan teori pendukung
yang menjelaskan tentang “ Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Ibu Nifas 5 hari
dengan perawatan luka post caesarea Pada Ny W. ”. Bagian lampiran disajikan
secara sistematis, sehingga mempermudah untuk memahami maksud dari isi
laporan ini. Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk  itu saya mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan
laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 23 Februari 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan.........................................................................................................1
C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus ....................................................2

BAB II TEORI

A. Tinjauan Teori Pada Masa Nifas..................................................................3

BAB III KASUS

A. Perkembangan Kasus Soap Pada Ny. ………….....................................12

BAB IV PEMBAHASAN KASUS

A. PEMBAHASAN KASUS PADA Ny. ...................................................18

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................20
B. Saran….......................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seksio Sesarea (SC) adalah proses persalinan dengan melalui
pembedahan di mana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim
(histerektomi) untuk mengeluarkan bayi. Pada beberapa situasi, tindakan
SC ini direncanakan atau diputuskan jauh hari sebelumnya, yang disebut
juga operasi SC elektif. Kondisi ini dilakukan apabila dokter menemukan
ada masalah kesehatan pada ibu atau menderita suatu penyakit, sehingga
tidak memungkin untuk melahirkan pervaginam (Purwoastuti, Dkk, 2015).
WHO memperkirakan bahwa angka persalinan dengan bedah
caesar adalah sekitar 10% sampai 15% dari semua proses persalinan
dinegara-negara berkembang dibandingkan dengan 20% di Britania Raya
dan 23% di Amerika Serikat (Purwoastuti, Dkk, 2015). Persalinan dengan
metode SC menunjukan angka 17,6% dari seluruh jumlah persalinan di
Indonesia, angka ini melebihi standar WHO yaitu 15%.
Persalinan dengan metode SC memiliki risiko tinggi terhadap
kesehatan ibu dan janin. Risiko yang dapat dialami oleh janin yang lahir
melalui persalinan metode SC adalah kesulitan bernapas setelah lahir atau
asfiksia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Denmark pada 34.000
kelahiran, bayi yang lahir melalui persalinan dengan metode SC pada
minggu ke-37 memiliki risiko kesulitan bernapas sangat tinggi jika
dibandingkan dengan kelahiran dengan usia kehamilan minggu ke-38 dan
39. Dampak lain yang dapat terjadi pada persalinan dengan metode SC
adalah infeksi pasca pembedahan, nyeri pasca melahirkan, kehamilan di
luar kandungan pada kehamilan berikutnya, ruptur uteri, waktu pemulihan
lama, dan biaya persalinan lebih mahal (Giri, et al., 2021).
Berdasarkan hasil uraian diatas, penulis tertarik untuk menerapkan
perawatan luka Ibu Post Sectio Caesarea pada Ny.W Hari ke-5 di RSUD
Koja Jakarta Utara Tahun 2022 untuk mencegah terjadinya komplikasi
pada ibu.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan pada ibu nifas Ny. W P2 A0 umur 26 tahun
perawatan luka pada ibu Post Sectio Cesarea di RSUD Koja Jakarta Utara?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan kebidanan pada Ibu Post Partum dengan
Sesarea (SC) Hari Ke-5 di RSUD Koja Jakarta Utara dengan
penerapan perawatan luka post-sectio caesarea.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan asuhan Intranatal dan pendokumentasian
asuhan berdasarkan SOAP dan menganalisa masalah dan
menemukan kesenjangan antara teori dan kasus pada Ny. W
dengan perawatan luka post-sectio caesarea.
b. Mampu melakukan asuhan postnatal dan pendokumentasian
asuhan berdasarkan SOAP dan menganalisa masalah dan
menemukan kesenjangan antara teori dan kasus pada Ny. W
dengan perawatan luka post-sectio caesarea.

D. Manfaat Penulisan
Laporan Kasus ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengkayaan pelayanan kesehatan di tingkat pelayanan primer maupun
sekunder, laporan tugas akhir ini dapat memberi manfaat yang khusus
sebagai berikut:
1. Bagi Instansi Pendidikan
Dengan adanya laporan tugas akhir ini penulis mengharapkan dapat
dijadikan sebagai tambahan informasi dan bahan kajian ilmiah bagi
mahasiswa tentang perawatan luka post-sectio caesarea.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Penulis mengharapkan laporan tugas ini dapat dijadikan sebagai bahan
evaluasi bagi tenaga kesehatan sehingga dapat dilakukan penanganan
yang tepat serta dapat dilakukan asuhan kebidanan yang sesuai pada
perawatan luka post-sectio caesarea.
3. Bagi Penulis
Penulis mengharapkan laporan tugas ini dapat dijadikan sebagai
sarana untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan terhadap
pelaksanaan asuhan dan penanganan pada perawatan luka post-
sectio caesarea.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Post-Partum
1. Definisi
Masa Post-partum atau puerperium adalah masa pemulihan setelah
persalinan hingga alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil
dengan lama 6-8 minggu (Mochtar dalam Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui, 2018). Dalam arti lain, masa nifas merupakan waktu antara
lahirnya bayi dan plasenta lahir dari rahim ibu hingga kembalinya organ
dan anggota tubuh seperti semula dengan jangka waktu 0-6 minggu setelah
persalinan yang berlangsung selama 6-8 minggu.
Masa nifas adalah masa setelah plasenta keluar sampai alat-alat
reproduksi pulih kembali dan normalnya masa nifas berlangsung selama 6
minggu atau 40 hari (Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, 2018).

2. Periode Masa Nifas


a. Immediate puerperium
Immediate puerperium adalah masa setelah plasenta lahir hingga
24 jam. Masa ini merupakan fase kritis di mana perdarahan
postpartum karena atonia uteri sering terjadi. Maka dari itu, bidan
harus melakukan pemantauan berkelanjutan terhadap kontraksi
uterus, pengeluaran lokhea, volume kandung kemih, tekanan darah
dan suhu.
b. Early puerperium
Early puerperium dimulai dari 1 – 7 hari setelah melahirkan. Bidan
memastikan pada fase ini involusi uterus (proses kembalinya rahim
ke bentuk semula) normal, tidak didapati perdarahan dari vagina,
lokhea tida bau busuk, ibu tidak mengalami demam, asupan nutrisi
dan dehidrasi ibu terpenuhi dan menyusui dengan baik.
c. Late puerperium
Late puerperium dimulai dari >1 minggu – 6 minggu. Pada masa
ini bidan tetap melakukan asuhan, pemeriksaan dan pemantauan
serta melakukan konseling perencanaan kontrasepsi.
d. Remote puerperium
Remote puerperium merupakan waktu yang dibutuhkan untuk
pulih dan sehat sepenuhnya terutama jika memiliki komplikasi
selama hamil atau bersalin. (Wahyuni, 2018) BPPSDMK.

3. Adaptasi Perubahan Fisik Ibu Masa Nifas


Menurut Sulfian (2020), perubahan fisik pada masa nifas yaitu:
a. Uterus
Uterus mengalami involusi, yaitu proses perubahan kembalinya
uterus seperti keadaan sebelum hamil. Menurut Reni Yuli Astutik
(2015), involusi dapat diamati dari luar sebagai berikut :

Table 2.2 Involusi Masa Nifas:

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat


Bayi lahir Sepusat 1000gr
Plasenta lahir Dua jari di bawah 750gr
pusat
1 minggu Pertengahan pusat 500gr
dan simpisis
2 minggu Tak teraba di atas 350gr
simpisis
6 minggu Bertambah kecil 50gr
8 minggu Normal 30gr
(Yeni Yuli Astutik, 2015)
b. Lochea
Lochea adalah cairan/ sekret yang keluar dari cavum uteri dan
vagina pada masa nifas. Macam-macam lochea menurut Yeni Yuli
Astutik (2015):
1) Lochea Rubra
Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel desidua,
vernikscaseosa, lanugo dan mekonium, keluar pada hari ke 1-3
hari nifas.
2) Lochea Sanguinolenta
Berwarna kuning, bercampur darah dan lendir, keluar pada hari
ke 3-7 hari nifas.
3) Lochea Serosa
Berwarna kuning, cairan sudah tidak berdarah, keluar pada hari
ke 7-14 hari nifas.
4) Lochea Alba
Cairan putih, keluar setelah 2 minggu masa nifas.

c. Serviks
Servix mengalami involusi bersama uterus. Setelah persalinan,
ostium uteri eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan,
setelah6 minggu persalinan maka serviks akan menutup.

d. Vulva dan Vagina


Perubahan pada vulva vagina adalah :
1) Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam
beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini
tetap berada dalam keadaan kendur.
2) Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan
tidak hamil.
3) Setelah 3 minggu rugae dalam vagina secara berangsur-angsur
akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
e. Perinium
1) Segera setelah melahirkan, perinium menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak
maju.
2) Pada masa nifas hari ke-5, tonus otot perinium sudah kembali
seperti keadaan sebelum hamil, walaupun tetap lebih kendur
dari pada keadaan sebelum hamil, walaupun melahirkan. Untuk
mengembalikan tonus otot perinium, maka pada masa nifas
perlu dilakukan senam kegel.

f. Laktasi
Selama sembilan bulan masa kehamilan, terjadi
peningkatan hormone estrogen yang mengakibatkan jaringan
payudara bertumbuh dan menyiapkan produksi ASI untuk
makanan bagi bayi baru lahir. Setelah melahirkan, hormone
progesterone menurun dan terjadi umpan balik positif di mana
kelenjar pituitary mengeluarkan hormone prolactin (laktogenik).
Pada semua ibu yang sudah melahirkan, proses laktasi
terjadi secara alami. Ada dua mekanisme fisiologis menyusui
yaitu; produksi ASI dan sekresi ASI (let down reflex). Ketika bayi
menghisap puting, reflek saraf merangsang kelenjar posterior
hipofisis untuk mensekresi hormone oksitosin. Oksitosin
merangsang reflek let down sehingga menyebabkan ejeksi ASI
melalui sinus laktiferus payudara ke ductus yang terdapat diputing
(Wahyuningsih, 2018).

B. Definisi Sectio Caesarea


Sectio Caesarea (SC) adalah tindakan bedah pada dinding perut
untuk melahirkan janin untuk membuka dinding uterus supaya janin yang
berada di dalam rahim ibu dapat keluar (Giri, et al., 2021).
Sectio Caesarea (SC) adalah suatu pembedahan guna melahirkan
janin lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan,
sehingga janin dilahirkan melalui perut dan dinding perut dan dinding
rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat (Jitowiyono dan
Kristiyanasari, 2012).

C. Definisi Luka Operasi


Luka operasi adalah luka operasi merupakan luka yang disebabkan
oleh prosedur pembedahan pada bagian tubuh tertentu (Siagian, 2016).
Luka yang sering terjadi di ruang lingkup kebidanan yaitu, luka
episiotomi, luka bedah SC, luka bedah abdomen karena kasus ginekologi
atau luka akibat komplikasi proses persalinan (Maryunani, 2014).

D. Perawatan Luka Operasi Post Caesarea


Perawatan Post Seksio Sesarea (SC) sangat diperlukan untuk
mengembalikan kondisi kebugaran tubuh seperti sedia kala. Adapun
perawatan Post Seksio Sesaria (SC) yang harus dilakukan oleh bidan yaitu
diantaranya:
1. Pemeriksaan TTV
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital meliputi periksa tekanan darah,
frekuensi nadi dan pernapasan, ukur jumlah urine yang tertampung di
kantong urine dan periksa/ukur jumlah perdarahan selama operasi.
2. Dokumentasi
Buat laporan operasi dan cantumkan hasil pemeriksaan diatas pada
lembar laporan. Catat lama operasi, jenis kelamin, nilai apgar score
dan kondisi bayi saat lahir, lembar operasi ditanda tangani oleh
operator.
3. Intruksi perawatan
Buat instruksi perawatan yang meliputi jadwal pemeriksaan ulang
tekanan darah, frekuensi nadi dan pernapasan, jadwal pengukuran
jumlah produksi urine, berikan instruksi dengan jelas, singkat dan
terperinci yang mencangkup nama, obat, dosis, cara pemberian, dan
waktu atau jam pemberian.
4. Konseling post-SC
Memberitahu ibu mengenai keadaannya saat ini, mencakup waktu
lahir, jenis kelamin, panjang badan, berat badan dan keadaan bayi.
Risiko fungsi reproduksi, kehamilan dan persalinan yang akan datang.
Lakukan konseling dan rencanakan upaya-upaya pencegahan
kehamilan (bila tidak dilakukan tubektomi). Kemudian melaskan
hingga ibu memahami, menerima dan dapat memilih metode
kontrasepsi yang sesuai serta jelaskan kembali risiko yang dihadapi
oleh pasien, berikan cukup waktu untuk berdiskusi hingga diyakini
bahwa ibu telah cukup mengerti dan paham (Siti Nunung, Dkk, 2013).

E. Asuhan pada Ibu Post Caesarea


Setelah operasi, ada hal-hal yang perlu diperhatikan karena pada
tahap ini ibu sangat rentan terhadap infeksi akibat perlukaan karena
persalinan. Dengan memberikan asuhan dan pemantauan khusus pada ibu
pasca operasi maka kemungkinan terjadinya infeksi pada klien lebih
rendah.
Beberapa hal yang akan dilakukan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada Masa Nifas dengan Post Seksio Sesarea (SC), yaitu:
1. Memeriksa TTV
Periksa suhu tubuh, denyut nadi, dan tekanan darah ibu secara teratur
minimal sekali dalam satu jam jika ibu memiliki masalah kesehatan
(Saleha, 2013).

2. Membersihkan badan ibu dan merawat luka jahitan


Luka adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh,
yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari. Perawatan luka merupakan tindakan
untuk merawat luka dan luka operasi yaitu luka bersih sehingga mudah
untuk perawatannya, namun jika salah dalam merawat, maka akan bisa
berakibat fatal.

Dalam perawatan luka Post Seksio Sesarea (SC) diperlukan


beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
a. Setiap satu minggu kasa harus dibuka Idealnya kasa yang dipakai
harus diganti dengan kasa baru setiap satu minggu sekali. Tidak
terlalu sering agar luka cepat kering, jika sering dibuka luka bisa
menempel pada kasa sehingga sulit untuk kering.
b. Bersihkan jika keluar darah dan langsung ganti kasa Jika luka
operasi keluar darah, maka segeralah untuk mengganti kasanya
agar tidak basah atau lembab oleh darah. Karena darah merupakan
kuman yang bisa cepat menyebar keseluruh bagian luka.
c. Jaga luka agar tidak lembap Usahakan semaksimal mungkin agar
luka tetap kering karena tempat lembap akan menjadikan kuman
cepat berkembang. Misalkan suhu kamar terlalu dingin dengan AC
yang membuat ruangan lembap sehingga bisa jadi luka pun ikut
lembap, hindari ruangan lembap, dan atur suhu AC.
d. Menjaga kebersihan, agar luka operasi tidak terkena kotoran yang
mengakibatkan cepat berkembangnya kuman, maka kebersihan diri
dan lingkungan sekitar semaksimal mungkin harus dijaga. Jauhkan
luka dari kotoran, untuk itu seprei dan bantal harus selalu bersih
dari debu.
e. Gunakan bahan plastik atau pembalut yang kedap air (Opset) Jika
mau mandi atau aktifitas yang mengharuskan bersenthan dengan
air, gunakan bahan plastik atau pembalut yang kedap air (opset)
untuk melindungi luka bekas operasi agar tidak terkena air.
Upayakan agar tidak sampai basah karena luka bisa mempercepat
pertumbuhan kuman (Nunung, Dkk, 2013).

3. Memberikan penyuluhan mengenai pola makanan yang sehat dan


memperbanyak mengkonsumsi sayur dan buah-buahan.
Petunjuk untuk mengolah makanan yang sehat:
a. Pilih sayur-sayuran, buah-buahan, daging dan ikan yang segar.
b. Cuci tangan sampai bersih sebelum dan sesudah mengolah
makanan.
c. Cuci bahan makanan yang bersih lalu potong-potong.
d. Hindari pemakaian zat pewarna, pengawet (vetsin).
e. Jangan memakai minyak yang sudah berkali-kali dipakai.
f. Perhatikan kadaluarsa dan komposisi zat makanan, jika dikemasan
dalam kaleng.
g. Simpan peralatan dapur dalam keadaan bersih dan aman.
h. Jangan biarkan binatang berkeliaran didapur.
(Elisabeth, 2015).

4. Istirahat
Istirahat yang cukup banyak memberikan manfaat bagi ibu setelah
menghadapi ketegangan dan kelelahan saat melahirkan. Hal-hal yang
bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
adalah sebagai berikut:
a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan
yang berlebihan.
b. Sarankan ibu untuk kembali melakukan aktivitas rumah tangga
secara perlahan serta tidur siang atau beristirahat ketika bayi tidur
(Saleha, 2013).

5. Perhatikan gejala infeksi Pada Ibu


Suhu tubuh ibu yang baru melahirkan biasanya ggi dari pada suhu
normal, khususnya jika cuaca saat itu sangat panas. Namun jika ibu
merasa sakit, terserang demam, atau denyut nadinya cepat, atau dia
merasa perih saat kandunganya disentuh, bisa jadi dia terkena infeksi.
Infeksi seperti ini biasanya terjadi jika ketuban pecah lebih awala
sebelum persalinan dimulai, atau jika persalinan terlalu lama, atau dia
merasa kelelahan saat persalinan (Saleha, 2013).
F. Tujuan Perawatan Luka Post Caesarea
Tujuan perawatan pasca operasi adalah pemulihan kesehatan
fisiologi dan psikologi wanita kembali normal, periode post operatif
melalui waktu dari akhir prosedur pada ruang operasi sampai pasien
melanjutkan rutinitas normal dan gaya hidupnya. Aturan dan perhatian
para ginekolog secara gradual berkembang sejalan dengan pergerakan
pasien dari satu fase ke fase lain nya. Fase pertama, stabilisasi perioperatif,
menggambarkan perhatian para ahli bedah terhadap permulaan fungsi
fisiologi normal, utamanya sistem respirasi, kardiovaskular, dan saraf.
Pada pasien yang berumur lanjutakan mengalami komplikasi yang lebih
banyak dan prosedur pembedahan yang lebih kompleks, serta periode
waktu pemulihan yang lebih panjang.
Periode ini meliputi pemulihan dari anastesi dan stabilisasi
homeostasis dengan permulaan intake oral. Biasanya periode pemulihan
24 – 28 jam, periode fase kedua pemulihan post operatif biasanya berakhir
1 – 4 hari fase ini dapat terjadi di rumah sakit dan di rumah, fase terakhir
dikenal dengan istilah “kembali ke normal” yang berlangsung pada 1 – 6
minggu terakhir. Tujuan dari perawatan luka menurut Maryunani, (2013)
yaitu :
1. Mencegah dan melindungi luka dari infeksi.
2. Melindungi luka dari trauma.
3. Mencegah cendera jaringan yang lebih lanjut.
4. Meningkatkan penyembuhan luka dan memperoleh rasa nyaman.

G. Komplikasi Proses Penyembuhan Luka


Proses penyembuhan luka yang tidak berjalan baik karna berbagai
faktor penghambat akan menyebabkan suatu komplikasi, faktor yang bisa
menjadi penghambat suatu proses penyembuhan luka menurut (Damayanti
et al., 2015) yaitu:
1. Vaskularisasi
Vaskularisasi dapat memengaruhi penyembuhan luka karena luka
membutuhkan keadaan peredaran darah yang baik untuk
pertumbuhan /perbaikan sel.
2. Anemia
Anemia dapat memperlambat suatu proses penyembuhan luka
mengingat perbaikan sel membutuhkan kadar protekin yang cukup.
Oleh sebab itu seseorang yang mengalami kekurangan kadar
hemoglobin dalam darah akan mengalami suatu proses penyembuhan
luka yang lama.
3. Usia
Kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan dan
kematangan usia seseorang, proses penuaan dapat menurunkan sistem
perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan luka
sectio caesarea.
4. Penyakit lain
Penyakit dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka, adanya suatu
penyakit seperti diabetes mellitus dan ginjal dapat memperlambat
proses penyembuhan luka.
5. Nutrisi
Nutrisi merupakan suatu unsur utama dalam membantu perbaikan
suatu sel. Terutama karena kandungan zat gizi yang terdapat
didalamnya, seperti vitamin A diperlukan untuk membantu proses
apitelisasi atau penutupan luka serta sintesis kolagen, vitamin B
kompleks merupakan sebagai kofaktor pada sistem enzim yang
mengandung metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak. Vitamin C
dapat berfungsi sebagai fibroblast serta dapat mencegah adanya suatu
infeksi pada luka serta dapat membentuk kapiler-kapiler, dan vitamin
K yang dapat membantu sistensis protombin serta berfungsi sebagai
zat pembekuan darah.
6. Kegemukan, obat-obatan, merokok, dan stress, dapat mempengaruhi
proses penyembuhan luka. Orang yang terlalu gemuk serta banyak
mengomsumsi obatobatan, merokok, atau stres akan mengalami proses
penyembuhan luka yang lebih lama.
Komplikasi umum yang terjadi dalam penyembuhan luka Menurut
(Sukma Wijaya, 2018) yaitu:
1. Infeksi
Invasi bakteri dapat terjadi saat trauma saat pembedahan atau
terjadi setelah pembedahan, gejala infeksi sering muncul
sekitar dalam 2-7 hari setelah pembedahan. Gejala dari infeksi
berupa kemerahan, nyeri, bengkak di sekeliling luka,
peningkatan suhu, dan peningkatan sel darah putih. Suatu
cairan luka atau eksudat yang banyak serta berbau dan berjenis
purulen menandakan terjadinya suatu infeksi, infeksi yang
tidak terkontrol serta tidak segera ditangani maka akan
menyebabkan osteomyelitis, bakteremia, dan sepsis.
2. Pendarahan (Hemoragik)
Pendarahan terjadi paling sering jika kondisi pasien lemah serta
adanya penyakit penyerta oleh pasien seperti kelainan darah
atau bisa karena malnutrisi seperti kekurangan vitamin K.
3. Dehisen (Dehiscense)
Dehiscense yaitu terpisahnya lapisan kulit serta jaringan atau
tepi luka tidak menyatu dengan tepi luka yang lain, komplikasi
ini dapat terjadi pada hari ke 3 sampai dengan hari ke 11
setelah cendera.
4. Eviserasi
Organ bagian dalam (viseral) dapat keluar dari permukaan luka
yang terbuka ini disebut sebagai eviserasi

H. Etiologi
1. Indikasi yang berasal dari ibu
Pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai
kelainan letak, disposisi sefalo pelvik, sejarah kehamilan dan persalinan
yang buruk, terdapat kesempitan panggul, plasenta previa terutama
primigravida, solutio plasenta tingakt 1 ± II, komplikasi kehamilan
yaitu preeklamsia eklampsia atas permintaan kehamilan yang disertai
penyakit ( jantung dan DM ), gangguan perjalanan persalinan ( kista
ovarium, mioma uteri, dll)
2. Indikasi yang berasal dari janin
Fetal distress / gawat janin, malpresentasi dan mal posisi kedudukan
janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan
persalinan vakum atau forseps ekstraksi (Nurarif & Hardhi, 2015)..
3. Komplikasi
a. Infeksi Puerperal
Komplikasi yang bersifat ringan seperti kenaikan suhu selama
beberapa hari dalam masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis,
sepsis dsb.
b. Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika
cabang cabang arteri ikut terbuka atau karena atonia uteri
c. Komplikasi lain seperti luka kandung kecing, embolisme paru –
paru dll
d. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak kurang kuat pada
dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi
rupture uteri

I. Perawatan Luka
Fokus penanganan luka adalah mempercepat penyembuhan luka
dan meminimalkan komplikasi dan biaya perawatan. Fokus utama
dalam penanganan luka adalah dengan evakuasi semua hematoma dan
seroma dan mengobati infeksi yang menjadi penyebabnya. Perhatikan
perdarahan yang terlalu banyak (inspeksi lapisan dinding abdomen atau
perineal). Lakukan pemeriksaan hematokrit sehari setelah
pembedahan mayor dan, jika perdarahan berlanjut, diindikasikan untuk
pemeriksaan ulang. Luka abdomen harus diinspeksi setiap hari. Umumnya
luka jahitan pada kulit dilepaskan 3-5 hari postoperasi dan digantikan
dengan Steri-Strips.Idealnya, balutan luka diganti setiap hari dan diganti
menggunakan bahan hidrasi yang baik. Pada luka yang nekrosis,
digunakan balutan tipis untuk mengeringkan dan mengikat jaringan
sekitarnya ke balutan dalam setiap penggantian balutan. Pembersihan yang
sering harus dihindari karena hal tersebut menyebabkan jaringan vital
terganggu dan memperlambat penyembuhan luka.
Luka insisi di inspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka yang
alternatif ringan tanpa banyak plester sangat menguntungkan, secara
normal jahitan kulit dapat diangkat setelah hari ke empat setelah
pembedahan. Paling lambat hati ke tiga post partum, pasien dapat mandi
tanpa membahayakan luka insisi (Jitowiyono dan Kristiyanasari, 2012).
Menurut Saifuddin (2007), Perawatan luka pada nifas post sectio caesarea
adalah merawat luka dengan cara mengganti balutan atau penutup yang
sudah kotor atau lama dengan penutup luka atau pembalut luka yang
baru.
Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya luka infeksi serta
memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien. Persiapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan antara lain : bak instrumen, kassa, gunting, plester,
lidi waten, antiseptik (betadine), pinset anatomis dan chirurgis, bengkok,
perlak pengalas, sarung tangan steril, larutan NaCl untuk membersihkan
luka, salep antiseptik, tempat sampah, larutan klorin 0,5%. Langkah-
langkah perawatan luka post sectio caesarea adalah :
a. Kassa perut harus dilihat pada 1 hari pasca bedah, bila basah dan
berdarah harus diganti. Umumnya kassa perut dapat diganti hari ke
3-4 sebelum pulang dan seharusnya, pasien mengganti setiap hari
kassa luka dan dapat diberikan betadine sedikit.
b. Jahitan yang perlu dibuka dilakukan dalam 5 hari pasien bedah.
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 4 HARI DENGAN


PERAWATAN LUKA POST CAESAREA PADA NY W.

DI RSUD KOJA JAKARTA UTARA TAHUN 2022

Hari / Tanggal : Kamis, 24 Februari 2022

Ruang / Tempat : Ruang Poliklinik Kebidanan RSUD Koja

1. Identitas Pasien
Nama : Ny. W Nama Suami : Tn. S
Umur : 26 tahun Umur : 30 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan :- Pendidikan :-
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Jl. Plumpang – Semper Gg. H. Siun No. 45 Rt. 11 Rw. 02

2. Data Subyektif
a. Keluhan utama : Ibu mengatakan melahirkan anak kedua pada
tanggal 20 Februari 2022 secara operasi dan ingin memeriksakan jahitan
b. Riwayat Kesehatan :
a) Riwayat penyakit sekarang : Ibu mengatakan tidak sedang menderita
penyakit apapun seperti batuk, panas dan flu
b) Riwayat penyakit sistematik :
1) Jantung : Tidak merasakan berdebar debar pada saat aktivitas,
dan tidak keringat dingin
2) Ginjal : Tidak pernah merasakan sakit pinggang kiri pada
saat buang air kecil
3) Asma/TBC: Tidak pernah sesak berkepanjangan selama 3
bulan
4) Hepatitis : Tidak pernah terlihat kuning di mata
5) DM : Tidak pernah menderita penyakit gula
6) Hipertensi : Tekanan darah normal
7) Epilepsi : Tidak pernah kejang
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Penyakit menular : Ibu mengatakan dalam keluarganya
maupun keluarga suami tidak ada yang menderita penyakit menular
seperti hepatitis dan TBC
2) Penyakit menurun : Ibu mengatakan dalam keluarganya
maupun keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit
menurun seperti hipertensi, jantung.
3) Riwayat keturunan kembar : Ibu mengatakan tidak ada riwayat
keturunan kembar.
4) Riwayat operasi : Ibu mengatakan tidak pernah di operasi
sebelumnya.

c. Riwayat Menstruasi :
a) Menarche umur : 12 tahun
b) Siklus haid : 30 Hari
c) Lamanya : 6 Hari
d) Keluhan : Dismenorhea tidak ada
e) Banyaknya ganti pembalut : 4x/hari
f) Sifat Darah : Ibu mengatakan sifat darah encer
dan tidak ada gumpalan

d. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Tahun JK Penolong Tempat BB/PB Penyulit ASI


3900gr/ Tidak 2
2019 L Dokter RS
52cm ada tahun
Tidak
2022 P Dokter RS 3800 / 50 cm
ada
e. Riwayat kehamilan sekarang :
1) HPHT :-
2) TP :-
3) Keluhan-keluhan :
a) Trimester I : Ibu mengatakan mual, muntah, pusing dan sering BAK
b) Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu mengatakan
janin aktif
c) Trimester III : ibu mengatakan mengeluh keluar darah pervaginam
4) ANC : Ibu mengatakan memeriksakan kehamilan setiap bulan
5) Penyuluhan yang pernah di dapat : Ibu mengatakan pernah
mendapat penyuluhan tentang tanda-tanda perburukan kehamilan, ibu
mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang nutrisi ibu
hamil sampai bayi lahir
6) Kekhawatiran Khusus : Tidak ada

f. Riwayat persalinan sekarang


1) Tempat persalinan : RSUD Koja
2) Penolong : dr. SpOG
3) Jenis persalinan : Sectio Caesarea
4) Tindakan lain : Tidak ada
5) Perineum : Tidak Ada Jahitan

g. Pola
1) Nutrisi
a) Sebelum nifas : Makan 3x sehari dengan menu bervariasi nasi,
sayur, lauk pauk, buah, dan minum air putih 6-8 gelas/hari
b) Selama nifas : Ibu mengatakan sebelumnya makan bubur dan
minum air putih
2) Eliminasi
a) Sebelum nifas : BAB 1x dengan konsistensi lunak, warna dan bau
khas feses ibu tidak merasa sakit ketika BAB, BAK 5-6x/hari
dengan konsistensi warna dan bau khas urine ibu tidak merasa sakit
ketika BAK
b) Selama nifas : BAB 1x dengan konsistensi lunak, warna dan bau
khas feses ibu tidak merasa sakit ketika BAB, BAK 7-8x/hari
dengan konsistensi warna dan bau khas urine ibu tidak merasa sakit
ketika BAK

3) Istirahat/tidur
a) Sebelum nifas : Ibu mengatakan jarang tidur siang ± 30 menit,
tidur malam ± 8 jam.
b) Selama nifas : Ibu mengatakan tidur siang ±1 jam, dan tidur
malam 8 jam.

4) Personal hygiene
a) Sebelum nifas : Ibu mengatakan mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x
sehari, keramas 1 x sehari dan ganti baju 2 x sehari.
b) Selama nifas : Ibu mengatakan mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x
sehari, keramas 1 x sehari dan ganti baju 2 x sehari.

5) Keadaan psikologis
Ibu mengatakan khawatir terhadap nyeri pada luka jahitan post sectio
caesarea

3. Data Objektif
1) Keadaan Umum : Baik
a) Kesadaran : Compos mentis
b) Keadaan emosional : Stabil
2) Tanda- tanda vital
a) Tekanan darah : 120/85 mmHg
b) Denyut nadi : 100x/menit
c) Suhu tubuh : 36,5°C
d) Pernapasan : 21x/menit
3) Antropometri
a) Tinggi badan : 152 cm
b) Berat badan sebelum hamil : 49 Kg
c) Berat badan sekarang : 55 Kg
d) LILA : 24 cm
4) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Rambut : Bersih, pertumbuhan rambut tampak merata
Muka : Cloasma tidak ada, oedema tidak ada
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : Tidak ada sumbatan jalan nafas seperti polip
Telinga : Bersih, simetris kanan dan kiri, tidak ada penumpukan
serumen
Mulut : Gigi tidak ada caries, gusi tidak ada stomatitis, tidak ada
sariawan
b) Leher : Normal, pembesaran kelenjar getah bening normal, tidak
ada penyempitan pembuluh vena jugularis
c) Dada : Tampak simetris pada saat inspirasi dan ekspirasi, tidak
ada retraksi dinding dada
d) Axila : Tidak ada benjolan, nyeri tekan negative
e) Payudara
Membesar normal, simetris kanan dan kiri, putting susu menonjol,
areola hiperpigmentasi, tidak ada oedema, tidak ada retraksi,
colostrum belum ada.
f) Abdomen : Luka operasi terdapat pada abdomen tertutup kassa
dan sudah kering
4. Analisa
Ny. W 26 tahun P2A0 post partum hari ke 5 dengan perawatan luka post
caesarea

5. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu. Ibu mengerti apa yang telah
dijelaskan.
b. Memberitahukan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan
c. Mendekatkan alat dan memposisikan pasien dalam keadaan telentang
d. Mencuci tangan dan memakaisarung tangan steril
e. Buka bak instrumen
f. Lepaskan plester/ perban, bersihkan luka dengan antiseptik atau cairan
Nacl memakai pinset dengan satu kali usah ke arah dalam keluar
g. Buang di bengkok dan ulangi sampai bersih
h. Keringkan luka dengan kassa yang baru dan kering
i. Beri salep pada luka yang sudah bersih dan luka yang sudah kering tidak
usah di tutup
j. Lepaskan sarung tangan dan rapikan kembali alat nya
k. Cuci tangan kembali dan dokumentasikan kondisi luka
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Berdasarkan dari kasus ashuan kebidanan ibu post partum 5 hari di RSUD
Koja pada Ny. W usia 26 tahun P2A0 Bab ini berisi mengenai suatu pembahasan
kasus yang diambil, penulis akan coba membahas dengan membandingkan
kesenjangan antara teori dengan praktek dilapangan. Untuk lebih sistematis
maka penulis membuat pembahasan dengan mengacu pada pendekatan
asuhan kebidanan, menyimpulkan data, menganalisa data, dan melakukan
penatalaksanaan asuhan sesuai dengan Asuhan Kebidanan.

Dalam kasus Ny. W usia 26 tahun P2A0 pada tanggal 24 Februari 2022 di
RSUD Koja didapatkan hasil anamnesa TD : 120/85 mmHg, N : 100 x/mnt, RR :
21 x/mnt, S : 36,5oC. Penulis melakukan informed consent dan pernyataan
persetujuan Ny. W secara langsung. Pada anamnesa didapatkan anak pertama Ny.
W lahir tahun 2019 dengan jenis kelamin Laki – laki, lahir sectio cesarea,
ditolong oleh dokter, pendamping persalinan suami, BB 3900 gram, PB 52 cm, ,
keadaan saat ini baik, lama menyusui 2 tahun. Ibu juga mengatakan tidak ada
komplikasi saat masa nifas anak pertamanya. Anak kedua lahir tahun 2022 dengan
jenis kelamin perempuan, lahir sectio cesarea ditolong oleh dokter dengan
indikasi ada bekas sectio cesarea pada saat anak pertama. Pada anamnesa juga
didapatkan informasi bahwa ibu tidak pernah dan tidak menderita penyakit
sistemik menular maupun keturunan, tidak memiliki alergi obat maupun makanan,
tidak memiliki komplikasi kebidanan, tidak merokok, tidak minum alkohol,
maupun mengkonsumsi obat-obatan.

Dalam kasus Ny. W usia 26 tahun P2A0 pada tanggal 24 Februari 2022 di
RSUD Koja ibu datang ke rumah sakit untuk melakukan kunjungan nifas post
Caesarea hari ke 5 tidak ada keluhan dan ingin melakukan kontrol jahitan post sc
didapatkan bahwa pada tinjauan kasus luka jahitan Ny. W sudah kering dan
terlihat baik tidak ada tanda infeksi luka operasi, maka diberikan asuhan yaitu :
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu. Ibu mengerti apa
yang telah dijelaskan.
b. Memberitahukan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan
c. Mendekatkan alat dan memposisikan pasien dalam keadaan
telentang
d. Mencuci tangan dan memakaisarung tangan steril
e. Buka bak instrumen
f. Lepaskan plester/ perban, bersihkan luka dengan antiseptik atau
cairan Nacl memakai pinset dengan satu kali usah ke arah
dalam keluar
g. Buang di bengkok dan ulangi sampai bersih
h. Keringkan luka dengan kassa yang baru dan kering
i. Beri salep pada luka yang sudah bersih dan luka yang sudah
kering tidak usah di tutup
j. Lepaskan sarung tangan dan rapikan kembali alat nya
k. Cuci tangan kembali dan dokumentasikan kondisi luka

Setelah diberikannya penanganan dan tindakan dengan benar dan tepat maka
diharapkan tidak terjadi komplikasi pada klien tersebut. Dalam asuhan kebidanan
ini dapat berjalan dengan baik karena tidak adanya faktor penghambat tetapi akan
selalu didukung oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Adanya kerja sama yang baik antara dokter dengan ibu klien
2. Ibu kooperatif dalam prosedur tindakan yang dijalankan petugas
3. Ibu mengerti tentang pentingnya menjaga pola hidup yang bersih dan
mengerti tujuan dari asuhan yang diberikan
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Setelah mempelajari tinjauan pustaka dan pengalaman langsung
dari lahan praktik melalui studi kasus, serta membandingkan antara teori
dengan praktik berdasarkan hasil pengkajian mengenai manajemen asuhan
kebidanan pada Ny. W usia 26 tahun P2A0 maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa di dalam pengkajian data dan tindakan didapatkan diagnosa
kebidanan Ny. W usia 26 tahun P2A0 dengan perawatan luka post
Caesarea tidak ada tanda atau masalah dalam luka post caesarea

B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi
mahasiswa dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang
mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat
menghasilkan bidan yang berkualitas, meningkatkan bimbingan
terhadap asuhan kebidanan bagi mahasiswa yang praktik di lahan
praktik agar mahasiswa lebih siap sehingga dapat memberikan
asuhan pada ibu nifas yang tepat bagi pasien.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat
memberikan asuhan yang lebih baik sesuai dengan standar asuhan
kebidanan serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan agar dapat menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai
standar asuhan kebidanan.
3. Bagi Penulis
Penulis diharapkan meningkatkan kualitas pengetahuan dan
keterampilan mengenai Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil yang
Responsif Gender, dapat memahami dengan baik dan benar kasus-
kasus pada saat praktik, dan mampu melakukan pendokumentasian
SOAP dengan menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan
kebidanan yang telah di tetapkan sesuai dengan kewenangan bidan
yang telah diberikan kepada profesi bidan.
DAFTAR PUSTAKA

Giri, I. B., Wandia, I. M. & Harkitasari, S., 2021. Indikasi Tindakan Sectio
Caesarea di RSUD Sanjiwani Gianyar. Aesculapius Medical Journal, 1(1),
pp. 63-68.

Palla, A., Sukri, M. & Suwarsi, 2018. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Pencerah, 7(1).

Purwoastuti, E. & dkk, 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. 1 ed.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Siagian, S., 2019. Hubungan Tindakan Perawatan Luka Dengan Kepuasan Pasien
Post Operasi Di Ruang Rawat Inap Rsu Sidikalang Tahun 2011. Jurnal
Ilmiah Keperawatan Imelda, 2(2), p. 2.

Sulfianti, Evita, Julietta & Etni, 2021. Asuhan Kebidanan pada Masa NIfas. 1st
ed. Medan: Yayasan Kita Menulis. Available at:
https://www.google.co.id/books/edition/Asuhan_Kebidanan_Pada_Masa_
Nifas/dTY4EAAAQBAJ?
hl=en&gbpv=1&dq=asuhan+kebidanan+masa+nifas+dan+menyusui&prin
tsec=frontcover
[Accessed 1 Februari 2022]

Wahyuni, E. D. & Wahyuningsih, H. P., 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan


Menyusui. 1st ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Available at
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/
Asuhan-Kebidanan-Nifas-dan-Menyusui_SC.pdf
[Accessed 21 Februari 2022]

Yuyun, Ade, Anis, & Candy, 2014. Perawatan Luka Post Sectio Caesare. 1st ed.
Palembang: Sekolah tinggi ilmu kesehatan mitra adhi guna. Available at:
https://dokumen.tips/documents/perawatan-luka-pasca-operasi-sesardocx.html

[Accessed 23 Februari 2022]


Ana Nursiana. 2014. Gambaran Pengetahuan Ibu Post SC Tentang Perawatan
Luka Sectio Caesarea di RSU Bandung Medan Tahun 2014. Jurnal Keperawatan
Bandung Medan. Vol. 1, 2014. Keperawatan Bandung Medan Bandung.

[Accessed 21 Februari 2022]

Hartati, S. Maryunani, A. 2015. Asuhan Keperawatan Ibu Postpartum Sectio


Caesarea. Jakarta: CV. Trans Info Media.

[Accessed 21 Februari 2022]

Anda mungkin juga menyukai