N UMUR 34 TAHUN
G3P2A0 DENGAN RETENSIO PLASENTA
DI PMB NENI HESTIYANI, AMD.KEB
TAHUN 2022
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul”
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. N UMUR 34 TAHUN G3P2A0 DENGAN
RETENSIO PLASENTAN DI BIDAN NENI HESTIYANI TAHUN 2022.
Laporan Kasus ini diajukan sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Stase
Asuhan Kebidanan Persalinan Profesi Bidan di Fakultas Kebidanan Institut
Kesehatan Rajawali Bandung.
Laporan Kasus ini merupakan sebagian kecil dari keseluruhan proses
pembelajaran akan tetapi dalam penyelesaiannya membutuhkan waktu dan proses
yang panjang. Dalam penyusunan Laporan Kasus ini, penulis mendapatkan banyak
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini
penulis tidak lupa mengucapkan terimkasih kepada yang terhormat.
1. Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes., selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali
Bandung.
2. Erni Hernawati, S.S.T., M.M., M.Keb., selaku Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
3. Fathia Rizky, S.S.T., M.Tr.Keb., selaku penanggung jawab Program Profesi
Bidan Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
4. Liawati, S.S.T., M.Kes., selaku pembimbing lapangan.
5. PMB Neni Hestiyani, Amd.Keb., selaku tempat praktik Keterampilan Dasar
Kebidanan.
6. Seluruh staf dosen Institut Kesehatan Rajawali Bandung yang telah
membekali ilmu sebagai acuan penyusunan Laporan Kasus ini.
Mengingat masih terbatasnya pengetahuan, kemampuan dan pengalaman
yang penulis miliki, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna menyempurnakan Laporan Kasus ini ini. Akhir
kata penulis berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan dari semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian
ini semoga penelitian ini dapat membawa manfaat bagi perkembangan ilmu
khususnya dalam bidang ilmu kebidanan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) merumuskan suatu program kesehatan
masyarakat dunia yaitu Sustainable Development Goals (SDGs) yangbertujuan
untuk mensejahterakan kesehatan masyarakat dunia. Salah satunya yaitu
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) secara global pada tahun 2030 menjadi
70 kematian per 100.000 kelahiran hidup.1 Kematian ibu menurut definisi WHO
adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan yang terkait
dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan
disebabkan kecelakaan/cidera.
Berdasarkan Survey Penduduk antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 AKI di
Indonesia yaitu sebanyak 305 per 100.000 kelahiran hidup.2 AKI menurut Profil
Kesehatan Jawa Barat pada tahun 2015 untuk wilayah Jawa Baratsejumlah 823
kematian, selain itu dinyatakan juga bahwa penyumbang terbesar kematian ibu
di Jawa Barat adalah Kabupaten Bogor dimana terjadi 63 kasus pada tahun
2015.3 Penyebab kematian ibu di Indonesia terbesar terjadi karena hipertensi
dan pre eklamsi berat (PEB) (27,1%), infeksi (7,3%), partus lama (1,8%),
abortus (0,0%), perdarahan (30,3%) dan penyebab lainnya (40,8%).4
Perdarahan dapat terjadi pada saat kehamilan muda, kehamilan lanjut,
persalinan maupun pasca persalinan. Perdarahan pada saat persalinan dapat
terjadi karena koagulopati (kegagalan pembekuan darah) dan ruptur uteri. Pada
pasca persalinan dapat terjadi karena atonia uteri, robekan serviks, vagina, dan
perineum, sisa plasenta, perdarahan pasca persalinan tertunda (sekunder), dan
juga dapat terjadi karena retensio plasenta.10
Retensio plasenta adalah tertahannya plasenta atau belum lahirnya plasenta
hingga atau melebihi 30 menit setelah bayi lahir.5 Retensio plasenta dapat terjadi
karena usia kehamilan yang kurang bulan, kontraksi rahim yang
2
lemah, dan tindakan manajemen aktif kala III yang tidak benar.6 Adapun faktor
penyebab lain terjadinya retensio plasenta yaitu usia ibu < 20 tahun dan > 35
tahun, overdistensi rahim, seperti kehamilan kembar, hidramnion, atau bayi
besar, partus lama atau persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada
primi dan lebih dari 18 jam pada multi, partus presipitatus, kotiledon tertinggal,
riwayat atonia uteri, plasenta akreta, inkreta dan perkreta, gangguan
koagulopati seperti anemia dan hipofibrinogenemi.7
Retensio plasenta juga dapat dipengaruhi oleh paritas ibu. Hasil penelitian
Khotijah dan Tri Anasari menunjukkan bahwa ibu bersalin yang paritasnya
berisiko (>4) sebagian besar berisiko retensio plasenta.8 Plasenta yang belum
lahir dapat menyebabkan komplikasi dalam persalinan yaitu syok neurogenik,
dapat terjadi plasenta inkarserata, infeksi karena sebagai benda mati, dan
perdarahan pasca partum yang dapat mengancam jiwa ibu serta perdarahan yang
hebat hingga memerlukan transfusi darah bahkan adanya kematian.9
Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam
mengenai Retensio Plasenta serta penangannya melalui penyusunan Laporan
Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny.N usia 34 tahun
dengan Retensio Plasenta di PMB Bidan Neni Hestiyani”.
A. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan kepada Ibu Bersalin G3P2A0
dengan Retensio Plasenta dalam persalinan di PMB Bidan Neni
Hestiyani Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Diperoleh data subjektif pada Ny. N dengan retensio plasenta di
Ruang Bersalin PMB Bidan Neni Hestiyani.
b. Diperoleh data objektif melalui pemeriksaan fisik pada Ny. N
dengan retensio plasenta di Ruang Bersalin PMB Bidan Neni
Hestiyani.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan
kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau pun letak sungsang.
d. Psikis (Psikologis)
Psikologis adalah keadaan emosi, jiwa pengalaman, adat istiadat
dan dukungan dari orang-orang terdekat dapat mempengaruhi proses
persalinan. Umumnya wanita normal dapat merasakan kegembiraan
disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran bayi.
e. Penolong
Proses persalinan tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
penolong menghadapi persalinan.15
b. Kala II
Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada
multi.10
1) Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan
dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala
janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.14
Gejala-gejala Kala II adalah:
a) His, menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50-100 detik,
datangnya tiap 2-3 menit.
b) Pasien mulai mengejan.
c) Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di
dasar panggul perineum menonjol, vulva menganga dan
rektum terbuka.11
2) Penanganan
a) Memberikan dukungan pada ibu secara terus menerus dengan
mendampingi ibu agar terhindar dari infeksi, menawarkan
minum, mengipasi dan memijat ibu.
b) Membantu ibu memilih posisi yang nyaman seperti jongkok,
menungging, tidur miring, setengah duduk.
c) Memberi dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau
ketakutan ibu dengan cara memberikan penjelasan tentang
proses dan kemajuan persalinan.14
c. Kala III
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,
yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.10 Waktu yang paling kritis
untuk mencegah perdarahan postpartum adalah ketika plasenta lahir
dan segera setelah itu. Manajemen aktif kala III mempercepat
kelahiran plasenta dan dapat mencegah atau mengurangi perdarahan
postpartum. Pengkajian awal pada kala III yaitu palpasi uterus untuk
menentukan apakah ada bayi yang kedua lalu melakukan manajemen
aktif kala III.16
11
d. Kala III
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,
yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.10 Waktu yang paling kritis
untuk mencegah perdarahan postpartum adalah ketika plasenta lahir
dan segera setelah itu. Manajemen aktif kala III mempercepat
kelahiran plasenta dan dapat mencegah atau mengurangi perdarahan
postpartum. Pengkajian awal pada kala III yaitu palpasi uterus untuk
menentukan apakah ada bayi yang kedua lalu melakukan manajemen
aktif kala III.16
Penatalaksanaan aktif pada kala III (pengeluaran aktif plasenta)
membantu menghindarkan terjadinya perdarahan pascapersalinan,
meliputi:
1) Pemberian oksitosin dengan segera
2) Pengendalian tali pusat terkendali
3) Masase uterus.14
e. Kala IV
Kala IV dimulai dari saat plasenta lahir sampai dengan 2 jam pertama
post partum.10
1) Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis
bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik
yang luar biasa. Petugas atau bidan harus tinggal bersama ibu dan
bayi dan memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan
mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.14
12
2) Penanganan
a) Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30
menit pada jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus
sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus
akan menjepit pembuluh darah untuk mengehentikan
perdarahan. Hal ini dapat mengurangi kehilangan darah dan mencegah
perdarahan pascapersalinan.
b) Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan
juga ibu untuk makan.
c) Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu
dan bayinya. Sebagai permulaan menyusui bayinya.
d) Ajari ibu atau anggota keluarga tentang bagaimana memeriksa
fundus dan menimbulkan kontraksi, tanda-tanda bahaya bagi ibu
dan bayi.14
b. Kelainan – Anatomik
1) Plasenta akreta, plasenta inkreta, dan plasenta perkreta
2) Plasenta belum lepas dari dinding uterus
3) Plasenta sudah lepas, tetapi belum dilahirkan (disebabkan oleh
tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah
penanganan kala II)
4) Plasenta melekat erat pada dinding uterus karena villi korialis
menembus desidua sampai miometrium hingga di bawah
peritoneum (plasenta akreta-perkreta).17
b. Plasenta inkarserata
Gejalanya:
1) Konsistensi uterus keras
2) Tinggi fundus uterus 2 jari dibawah pusat
3) Bentuk uterus agak globuler
4) Perdarahan sedang
5) Tali pusat terjulur
6) Ostium uterus konstriksi
7) Separasi plasenta sudah lepas
8) Syok jarang terjadi
c. Plasenta akreta
Gejalanya:
1) Konsistensi uterus cukup
2) Tinggi fundus uterus sepusat
3) Bentuk uterus discoid
4) Perdarahan sedang, sedikit bahkan tidak ada
5) Tali pusat tidak terjulur
6) Ostium uteri terbuka
15
2. Objektif
Data objektif yang menunjang pada kasus retensio plasenta
(Pemeriksaan Fisik):
a. Nadi dan pernapasan cepat
b. Tekanan darah menurun
c. Suhu meningkat
d. Ekstremitas terasa dingin
e. Fundus teraba masih tinggi
f. Kontraksi yang lemah atau kurang baik
g. Tali pusat terjulur depan vulva.15
3. Assasment
Assasment yang dapat ditegakkan untuk kasus retensio plasenta
a. Diagnosa
Ny….., Usia….., P…..A….. inpartu kala III dengan retensioplasenta.
b. Masalah
Plasenta belum lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir.
c. Potensial masalah
Perdarahan, syok, infeksi, anemia, histerektomi.15
4. Planning
Planning pada kasus retensio plasenta disesuaikan dengan kebutuhan
klien, tindakan segera dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang
kemudian direncanakan dan dievaluasi. Penanganan retensio plasenta:
a. Memperhatikan keadaan klien.
b. Mengetahui keadaan plasenta
c. Memberikan infuse dan cairan pengganti.
d. Retensio plasenta dengan perdarahan (langsung dilakukan plasenta
manual)
e. Retensio plasenta tanpa perdarahan (merujuk klien ke rumah sakit
untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik).12
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Istri Suami
Nama : Ny. N Tn. I
Usia : 34 tahun 42 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SMU
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Golongan darah : A -
Suku : Sunda Sunda
Alamat : Kp. Cibogo RT 04/ RW 07 Kelurahan
Salawangi, Kecamatan. Bantarujeg,
Kota Majalengka.
5. Riwayat Kesehatan
Ibu tidak pernah merasa menderita ataupun memiliki penyakit
kronis maupun menular sebelum atau selama kehamilan ini seperti
hipertensi, diabetes, malaria, HIV/AIDS, ginjal, asma, dan penyakit
menular lainnya. Ibu tidak memiliki keturunan kembar.
6. Riwayat Kontrasepsi
Ibu memakai KB implant selama 3 tahun. Berhenti ber-KB karena
ingin memiliki anak lagi. Ibu hamil saat implant sudah dicabut selama 2
bulan.
37
8. Riwayat Psikososial
Hubungan ibu dengan keluarga baik. Suami dan keluarga sangat
mendukung kehamilannya. Status ibu dan suami menikah sudah 16 tahun.
Ini merupakan pernikahan yang pertama bagi ibu maupun suami. Ibu dan
keluarga senang atas kehamilannya yang ketiga ini. Ibu dan keluarga
berharap mendapatkan bayi perempuan. Hubungan ibu dengan keluarga
baik dan keluarga memberi dukungan emosional untuk ibu. Pengambilan
keputusan oleh suami, terkadang keputusan berdua. Ibu ingin bersalin di
BPM ditolong oleh bidan. Ibu memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS). Ibu
sudah menyiapkan perlengkapan untuk bersalin.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
2. Antropomentri
a. Lila : 25 cm
b. Berat badan sebelum hamil : 42 kg
c. Berat badan selama hamil : 54 kg
d. Tinggi badan : 150 cm
e. Penambahan berat badan : 12 kg
38
f. IMT : 21,6kg/m2
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 36,3
d. Pernapasan : 22x/menit
4. Pemeriksaan Fisik
C. ANALISA
Ny. N 34 tahun G3P2A0 usia kehamilan 37 minggu 3 hari inpartu kala I fase
aktifdengan anemia ringan, janin tunggal hidup, presentasi kepala, keadaan
janin baik.
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
11.45 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu sudah
memasuki proses persalinan. Ibu mengerti, keadaan ibu tenang
11.46 Mengajarkan ibu teknik rileksasi dan menganjurkan ibu untuk
mengatur napas diantara his dan tidak memperbolehkan ibu untuk
meneran. Ibu mengatur napas dengan baik dan ibu mengerti untuk
tidak meneran.
11.47 Memberikan ibu dukungan untuk tetap semangat menghadapi proses
persalinan. Ibu lebih tenang.
11.48 Menganjurkan ibu untuk:
Memenuhi nutrisi dan hidrasinya. Ibu minum 1 gelas teh manis
40
hangat ± 200 cc, dan ibu makan nasi dengan lauk pauk.
Tidak menahan BAK maupun BAB. Ibu mengerti.
11.50 Membantu ibu memilih posisi yang nyaman. Ibu memilih posisi
miring kiri.
11.51 Memantau kesejahteraan ibu dan janin setiap 30 menit. Data
perkembangan terlampir pada partograf.
11.52 Menyiapkan dan memeriksa kembali kelengkapan partus set dan
resusitasi set.
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan sudah keluar air-air dari kemaluannya.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Ibu tampak kesakitan
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 82x/menit
c. Suhu : 36,1⁰C
d. Pernapasan : 24x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
C. ANALISA
Inpartu kala I fase aktif dengan anemia ringan, janin tunggal hidup,
presentasikepala, keadaan janin baik.
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
12.35 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu sudah
memasuki proses persalinan. Ibu mengerti, keadaan ibu tenang
12.36 Mengajarkan ibu teknik rileksasi dan menganjurkan ibu untuk
mengatur napas diantara his dan tidak memperbolehkan ibu untuk
meneran. Ibu mengatur napas dengan baik dan ibu mengerti untuk
tidak meneran.
12.37 Memberikan ibu dukungan untuk tetap semangat menghadapi proses
persalinan. Ibu lebih tenang.
12.38 Membantu ibu memilih kembali posisi yang nyaman. Ibu memilih
posisi miring kiri.
12.40 Memantau kesejahteraan ibu dan janin setiap 30 menit. Data
perkembangan terlampir pada partograf.
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bahwa mulasnya semakin kuat dan sudah ada dorongan
untukmeneran.
42
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Ibu tampak kesakitan
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 85x/menit
c. Suhu : 36,1⁰C
d. Pernapasan : 24x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
C. ANALISA
Inpartu Kala II, janin hidup.
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
13.45 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu
sudah pembukaan lengkap dan akan dipimpin bersalin. Ibu
sudah diperbolehkan untuk meneran. Ibu mengerti.
13.46 Memeriksa DJJ. Keadaan janin baik dan memberitahukan
43
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak terasa mulas.
B. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
i. Keadaan Umum : Baik
ii. Kesadaran : Composmentis
b. Pemeriksaan Fisik
C. ANALISA
Inpartu kala III.
D. PENATALAKSANAAN
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak terasa mulas, ibu khawatir karena ari-arinya
belumlahir.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
c. Keadaan Umum : Ibu tampak cemas
d. Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Fisik
C. ANALISA
Inpartu kala III 15 menit.
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
14.31 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ari-arinya
belum lahir.
14.32 Inform consent untuk menyuntikkan oxytocin kedua. Ibu
bersedia.
14.33 Menyuntikkan oxytocin kedua 10 IU secara IM.
14.34 Melakukan Penegangan Tali pusat Terkendali. Plasenta belum
lepas.
14.34 Mengobservasi tanda-tanda pelepasan plasenta. Belum terdapat
tanda-tanda pelepasan plasenta.
46
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu tidak merasa mulas, ibu khawatir ari-arinya belum juga lahir.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Ibu tampak cemas
b. Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Fisik
C. ANALISA
Inpartu kala III dengan retensio plasenta.
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
14.45 Memberitahukan kepada ibu bahwa ari-arinya belum lahir sudah
30 menit.
14.45 Melakukan inform concent untuk pemasangan infus dan untuk
dilakukan tindakan. Ibu dan keluarga setuju.
14.45 Memindahkan bayi di baby warmer dan menjaga kehangatan
bayi.
14.46 Memasangkan infus 500 ml Ringer Laktat + oksitosin 20 IU
secara drip dengan kecepatan 60 tetes/menit.
47
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa lega ari-arinya sudah lahir dan ibu merasa mulas.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 100/60 mmHg
b. Nadi : 82x/menit
c. Pernapasan : 20x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
C. ANALISA
Inpartu Kala IV.
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Retensio Plasenta
1. Subjektif
Ibu merasa tidak mulas dan merasa takut karena ari-arinya belum lahir 30
menit. Menurut teori, retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya
plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Salah satu
gejalanya yang dirasakan oleh ibu yaitu uterus tidak berkontraksi.10 Ibu merasa
tidak mulas sama dengan uterus yang tidak berkontraksi. Data yang didapatkan
tidak ada kesenjangan antara teori yang ada.
2. Objektif
BAB V
A. Simpulan
B. Saran
3. Profesi Bidan
DAFTAR PUSTAKA