Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

N UMUR 34 TAHUN
G3P2A0 DENGAN RETENSIO PLASENTA
DI PMB NENI HESTIYANI, AMD.KEB
TAHUN 2022

Nama : Nurlelah Aprilia S.I


NPM : 8121175

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN
RAJAWALIBANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul”
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. N UMUR 34 TAHUN G3P2A0 DENGAN
RETENSIO PLASENTAN DI BIDAN NENI HESTIYANI TAHUN 2022.
Laporan Kasus ini diajukan sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Stase
Asuhan Kebidanan Persalinan Profesi Bidan di Fakultas Kebidanan Institut
Kesehatan Rajawali Bandung.
Laporan Kasus ini merupakan sebagian kecil dari keseluruhan proses
pembelajaran akan tetapi dalam penyelesaiannya membutuhkan waktu dan proses
yang panjang. Dalam penyusunan Laporan Kasus ini, penulis mendapatkan banyak
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini
penulis tidak lupa mengucapkan terimkasih kepada yang terhormat.
1. Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes., selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali
Bandung.
2. Erni Hernawati, S.S.T., M.M., M.Keb., selaku Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
3. Fathia Rizky, S.S.T., M.Tr.Keb., selaku penanggung jawab Program Profesi
Bidan Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
4. Liawati, S.S.T., M.Kes., selaku pembimbing lapangan.
5. PMB Neni Hestiyani, Amd.Keb., selaku tempat praktik Keterampilan Dasar
Kebidanan.
6. Seluruh staf dosen Institut Kesehatan Rajawali Bandung yang telah
membekali ilmu sebagai acuan penyusunan Laporan Kasus ini.
Mengingat masih terbatasnya pengetahuan, kemampuan dan pengalaman
yang penulis miliki, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna menyempurnakan Laporan Kasus ini ini. Akhir
kata penulis berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan dari semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian
ini semoga penelitian ini dapat membawa manfaat bagi perkembangan ilmu
khususnya dalam bidang ilmu kebidanan.

Bandung, Agustus 2022


Hormat Saya,

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i


KATA PENGANTAR .................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup Masalah .................................. 3
C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan ................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN TEORI ....................................................................... 5
A. Konsep Dasar Persalinan ....................................................................... 5
B. Konsep Dasar Retensio Plasenta ........................................................... 13
C. Konsep Dasar Anemia ........................................................................... 26
BAB III TINJAUAN KASUS ..................................................................... 32
A. Identitas ................................................................................................. 32
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................ 35
A. Analisa ................................................................................................... 37
B. Penatalaksanaan ..................................................................................... 41
BAB V KESIPMPULAN DAN SARAN .................................................... 50
A. Kesimpulan ............................................................................................ 50
B. Saran ...................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) merumuskan suatu program kesehatan
masyarakat dunia yaitu Sustainable Development Goals (SDGs) yangbertujuan
untuk mensejahterakan kesehatan masyarakat dunia. Salah satunya yaitu
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) secara global pada tahun 2030 menjadi
70 kematian per 100.000 kelahiran hidup.1 Kematian ibu menurut definisi WHO
adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan yang terkait
dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan
disebabkan kecelakaan/cidera.
Berdasarkan Survey Penduduk antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 AKI di
Indonesia yaitu sebanyak 305 per 100.000 kelahiran hidup.2 AKI menurut Profil
Kesehatan Jawa Barat pada tahun 2015 untuk wilayah Jawa Baratsejumlah 823
kematian, selain itu dinyatakan juga bahwa penyumbang terbesar kematian ibu
di Jawa Barat adalah Kabupaten Bogor dimana terjadi 63 kasus pada tahun
2015.3 Penyebab kematian ibu di Indonesia terbesar terjadi karena hipertensi
dan pre eklamsi berat (PEB) (27,1%), infeksi (7,3%), partus lama (1,8%),
abortus (0,0%), perdarahan (30,3%) dan penyebab lainnya (40,8%).4
Perdarahan dapat terjadi pada saat kehamilan muda, kehamilan lanjut,
persalinan maupun pasca persalinan. Perdarahan pada saat persalinan dapat
terjadi karena koagulopati (kegagalan pembekuan darah) dan ruptur uteri. Pada
pasca persalinan dapat terjadi karena atonia uteri, robekan serviks, vagina, dan
perineum, sisa plasenta, perdarahan pasca persalinan tertunda (sekunder), dan
juga dapat terjadi karena retensio plasenta.10
Retensio plasenta adalah tertahannya plasenta atau belum lahirnya plasenta
hingga atau melebihi 30 menit setelah bayi lahir.5 Retensio plasenta dapat terjadi
karena usia kehamilan yang kurang bulan, kontraksi rahim yang
2

lemah, dan tindakan manajemen aktif kala III yang tidak benar.6 Adapun faktor
penyebab lain terjadinya retensio plasenta yaitu usia ibu < 20 tahun dan > 35
tahun, overdistensi rahim, seperti kehamilan kembar, hidramnion, atau bayi
besar, partus lama atau persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada
primi dan lebih dari 18 jam pada multi, partus presipitatus, kotiledon tertinggal,
riwayat atonia uteri, plasenta akreta, inkreta dan perkreta, gangguan
koagulopati seperti anemia dan hipofibrinogenemi.7
Retensio plasenta juga dapat dipengaruhi oleh paritas ibu. Hasil penelitian
Khotijah dan Tri Anasari menunjukkan bahwa ibu bersalin yang paritasnya
berisiko (>4) sebagian besar berisiko retensio plasenta.8 Plasenta yang belum
lahir dapat menyebabkan komplikasi dalam persalinan yaitu syok neurogenik,
dapat terjadi plasenta inkarserata, infeksi karena sebagai benda mati, dan
perdarahan pasca partum yang dapat mengancam jiwa ibu serta perdarahan yang
hebat hingga memerlukan transfusi darah bahkan adanya kematian.9
Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam
mengenai Retensio Plasenta serta penangannya melalui penyusunan Laporan
Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny.N usia 34 tahun
dengan Retensio Plasenta di PMB Bidan Neni Hestiyani”.

A. Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Kebidanan kepada ibu bersalin G3P2A0 dengan Retensio


Plasenta di PMB Bidan Neni Hestiyani Tahun 2022”
B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan kepada Ibu Bersalin G3P2A0
dengan Retensio Plasenta dalam persalinan di PMB Bidan Neni
Hestiyani Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Diperoleh data subjektif pada Ny. N dengan retensio plasenta di
Ruang Bersalin PMB Bidan Neni Hestiyani.
b. Diperoleh data objektif melalui pemeriksaan fisik pada Ny. N
dengan retensio plasenta di Ruang Bersalin PMB Bidan Neni
Hestiyani.
3

c. Ditegakkan analisa pada Ny. N dengan retensio plasenta di Ruang


Bersalin PMB Bidan Neni Hestiyani.
d. Dibuatnya rencana asuhan yang sesuai dengan manajemen
kebidanan untuk memenuhi seluruh kebutuhan klien dan
menatalaksanakan tindakan kebidanan sesuai dengan rencana
asuhan yang diberikan dan melakukan evaluasi hasil dari asuhan
yang tersebut.
e. Diketahuinya faktor pendukung dan faktor penghambat yang
didapatkan saat melakukan asuhan pada kasus retensio plasenta.

C. Manfaat Kegiatan Asuhan Kebidanan

1. Bagi Praktik Mandiri Bidan (PMB)

Meningkatkan pelayanan dan asuhan pada kasus retensio plasenta


dengan tepat sesuai Standar Operasinal Prosedur (SOP).

2. Bagi Klien dan Keluarga

Klien dan keluarga mendapatkan asuhan pada persalinan dengan


retensio plasenta, mendapatkan pengetahuan mengenai risiko yang
mungkin terjadi pada retensio plasenta serta mendapatkan informasi
seputar kesehatan pada ibu nifas maupun perawatan bayi baru lahir.

3. Bagi Profesi Bidan

Dapat memberikan masukan informasi mengenai pelaksanaan asuhan


intranatal pada klien dengan retensio plasenta dengan cepat dan tepat.
4

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Persalinan Normal


1. Pengertian
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.
Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan
keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan
ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan adalah
memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi, disamping
itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin.
a. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-
42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin.10
b. Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.11
c. Persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri).12
d. Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran
hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan
sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan diakhiri
dengan pelahiran plasenta.13
5

Jadi dapat disimpulkan bahwa persalinan adalah proses dimana bayi,


plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap
normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit.14

2. Tanda dan Gejala Persalinan


Tanda dan gejala yang biasanya kita jumpai yaitu:
a. Timbul rasa sakit atau nyeri abdomen oleh adanya his yang bersifat
intermiten datang lebih kuat, sering, dan teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena
robekan kecil pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pemecahan membran
yang normal terjadi pada kala I persalinan. Hal ini terjadi pada 12%
wanita, dan lebih dari 80% wanita akan memulai persalinan secara
spontan dalam 24 jam.
d. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
Berikut ini adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara
nulipara dan multipara.
1) Nulipara
Biasanya sebelum persalinan, serviks menipis sekitar 50-60% dan
pembukaan sampai 1 cm; dan dengan dimulainya persalinan,
biasanya ibu nulipara mengalami penipisan serviks 50-100%,
kemudian terjadi pembukaan.
2) Multipara
Pada multipara sering kali serviks tidak menipis pada awal
persalinan, tetapi hanya membuka 1-2 cm. Biasanya pada multipara
serviks akan membuka, kemudian diteruskan dengan penipisan.
e. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit). 14
6

3. Sebab-sebab Mulainya Persalinan


a. Penurunan kadar progesteron
Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim.
Sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim.
Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesterone dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his.
b. Teori oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh
karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.
c. Keregangan otot-otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila
dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka
timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula
dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin
teregang otot-otot dan otot- otot rahim makin rentan.
d. Pengaruh janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga
memegang peranan oleh karena pada anencephalus
kehamilan sering lebih lama dari biasa.
e. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka
menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari
percobaan menunjukkan bahwa progtaglandin F2 dan E2
yang diberikan secara intravena, intra dan extraamnial
menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur
kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar
prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun
darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau
selama persalinan.11
7

4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Persalinan


a. Power
Power ialah suatu kekuatan yang mendorong janin keluar, terdiri
dari:
1) His
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding
uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri dimana tuba falopii
memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari
„peacemaker‟ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut. His
merupakan kontraksi dan relaksasi otot uterus yang bergerak dari
fundus ke korpus sampai dengan ke servik secara tidak sadar.
Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal
mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis
(jalan lahir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar.
Terjadinya his, akibat dari kerja hormon oksitosin, regangan
dinding uterus oleh isi konsepsi dan rangsangan terhadap pleksus
saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
b. Passage
Passege atau jalan lahir terdiri dari :
a) Jalan lahir keras yaitu tulang pinggul ( os coxae, os sacrumatau
promontorium, dan os coccygis ).
b) Jalan lahir lunak : yang berperan dalam persalinan adalah segmen
bahwa rahim, servik uteri dan vagina, juga otot-otot, jaringan ikat
dan ligament yang menyokong alat urogenital.
c. Passanger (janin atau plasenta)
Passanger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passanger
utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena
kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi
dilahirkan dengan letak kepala. Kelainan-kelainan yang sering
menghambat dari pihak passanger adalah kelainan ukuran dan bentuk
kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus,
8

kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan
kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau pun letak sungsang.
d. Psikis (Psikologis)
Psikologis adalah keadaan emosi, jiwa pengalaman, adat istiadat
dan dukungan dari orang-orang terdekat dapat mempengaruhi proses
persalinan. Umumnya wanita normal dapat merasakan kegembiraan
disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran bayi.
e. Penolong
Proses persalinan tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
penolong menghadapi persalinan.15

5. Kala dalam Persalinan


a. Kala I
Kala satu persalinan dimulai dari saat persalinan mulai sampai
pembukaan lengkap (10cm). Proses ini terbagi menjadi 2 fase, fase
laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam)
serviks membuka dari 3 cm sampai 10 cm. kontraksi lebih kuat dan
sering selama fase aktif.10
1) Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang
dari 4 cm dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10
menit selama 40 detik.14
2) Penanganan
a) Bantulah ibu dalam persalinan jika ibu tampak gelisah,
ketakutan dan kesakitan seperti memberi dukungan dan
yakinkan dirinya, berikan informasi mengenai proses dan
kemajuan persalinan, dengarkan keluhannya dan cobalah
untuk lebih sesitif terhadap perasaannya.
9

b) Jika ibu tampak kesakitan, dukungan/asuhan yang dapat


diberikan seperti bantu ibu memilih posisi yang diinginkan,
tetapi jika ibu ingin ditempat tidur sebaiknya dianjurkan tidur
miring kiri, selain itu ajarkan kepadanya teknik bernapas
seperti ibu diminta untuk menarik napas panjang, menahan
napasnya sebentar kemudian lepaskan dengan cara meniup
udara ke luar sewaktu terasa kontraksi.
c) Penolong menjaga hak privasi ibu dalam persalinan, antara
lain menggunakan penutup atau tirai, tidak menghadirkan
orang lain tanpa sepengetahuan dan seizin ibu.
d) Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi,
berikan cukup minum.
e) Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin.14

3) Diagnosis kala dan Fase persalinan

Tabel 2.1: Diagnosis kala dan fase persalinan22


Gejala dan tanda Kala Fase

Serviks belum berdilatasi Persalinan


palsu/ belum
inpartu
Serviks berdilatasikurang I Laten
dari 4 cm
Serviks berdilatasi 4-9 cm : I Aktif
kecepatan pembukaan 1 cm atau
lebih per jam, penurunankepala
dimulai

Serviks membuka lengkap II Awal


(10 cm) : penurunan kepala (nonekspulsif)
berlanjut, belum ada keinginan
untuk meneran

Serviks membuka lengkap (10 cm) II Akhir


: bagianterbawah telah mencapai (eksplusif)
dasar panggul, ibu meneran
10

b. Kala II
Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada
multi.10
1) Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan
dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala
janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.14
Gejala-gejala Kala II adalah:
a) His, menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50-100 detik,
datangnya tiap 2-3 menit.
b) Pasien mulai mengejan.
c) Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di
dasar panggul perineum menonjol, vulva menganga dan
rektum terbuka.11
2) Penanganan
a) Memberikan dukungan pada ibu secara terus menerus dengan
mendampingi ibu agar terhindar dari infeksi, menawarkan
minum, mengipasi dan memijat ibu.
b) Membantu ibu memilih posisi yang nyaman seperti jongkok,
menungging, tidur miring, setengah duduk.
c) Memberi dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau
ketakutan ibu dengan cara memberikan penjelasan tentang
proses dan kemajuan persalinan.14

c. Kala III
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,
yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.10 Waktu yang paling kritis
untuk mencegah perdarahan postpartum adalah ketika plasenta lahir
dan segera setelah itu. Manajemen aktif kala III mempercepat
kelahiran plasenta dan dapat mencegah atau mengurangi perdarahan
postpartum. Pengkajian awal pada kala III yaitu palpasi uterus untuk
menentukan apakah ada bayi yang kedua lalu melakukan manajemen
aktif kala III.16
11

Penatalaksanaan aktif pada kala III (pengeluaran aktif plasenta)


membantu menghindarkan terjadinya perdarahan pascapersalinan,
meliputi:
1) Pemberian oksitosin dengan segera
2) Pengendalian tali pusat terkendali
3) Masase uterus.14

d. Kala III
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,
yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.10 Waktu yang paling kritis
untuk mencegah perdarahan postpartum adalah ketika plasenta lahir
dan segera setelah itu. Manajemen aktif kala III mempercepat
kelahiran plasenta dan dapat mencegah atau mengurangi perdarahan
postpartum. Pengkajian awal pada kala III yaitu palpasi uterus untuk
menentukan apakah ada bayi yang kedua lalu melakukan manajemen
aktif kala III.16
Penatalaksanaan aktif pada kala III (pengeluaran aktif plasenta)
membantu menghindarkan terjadinya perdarahan pascapersalinan,
meliputi:
1) Pemberian oksitosin dengan segera
2) Pengendalian tali pusat terkendali
3) Masase uterus.14

e. Kala IV
Kala IV dimulai dari saat plasenta lahir sampai dengan 2 jam pertama
post partum.10
1) Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis
bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik
yang luar biasa. Petugas atau bidan harus tinggal bersama ibu dan
bayi dan memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan
mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.14
12

2) Penanganan
a) Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30
menit pada jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus
sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus
akan menjepit pembuluh darah untuk mengehentikan
perdarahan. Hal ini dapat mengurangi kehilangan darah dan mencegah
perdarahan pascapersalinan.
b) Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan
juga ibu untuk makan.
c) Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu
dan bayinya. Sebagai permulaan menyusui bayinya.
d) Ajari ibu atau anggota keluarga tentang bagaimana memeriksa
fundus dan menimbulkan kontraksi, tanda-tanda bahaya bagi ibu
dan bayi.14

B. Konsep Dasar Retensio Plasenta


1. Pengertian Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta
hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.10 Istilah retensio
plasenta dipergunakan kalau plasenta belum lahir.17
Retensio plasenta adalah bila plasenta tidak lepas atau keluar lebih
dari 30 menit setelah persalinan.18
2. Penyebab Retensio Plasenta
Plasenta yang sukar dilepas dengan pertolongan aktif kala tiga bisa
disebabkan oleh adhesi yang kuat antara plasenta dan uterus. Bila
sebagian kecil dari plasenta masih tertinggal di dalam uterus disebut rest
plasenta dan dapat menimbulkan perdarahan post partum primer atau
lebih sering sekunder.18
Retensio plasenta dapat terjadi karena:
a. Fungsional:
1) His kurang kuat
2) Terhalang oleh kandung kemih yang penuh
3) Plasenta sulit lepas
13

b. Kelainan – Anatomik
1) Plasenta akreta, plasenta inkreta, dan plasenta perkreta
2) Plasenta belum lepas dari dinding uterus
3) Plasenta sudah lepas, tetapi belum dilahirkan (disebabkan oleh
tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah
penanganan kala II)
4) Plasenta melekat erat pada dinding uterus karena villi korialis
menembus desidua sampai miometrium hingga di bawah
peritoneum (plasenta akreta-perkreta).17

3. Jenis Retensio Plasenta


a. Plasenta Adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion
plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi
fisiologis.
b. Plasenta Akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga
memasuki bagian lapisan miometrium.
c. Plasenta Inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga
mencapai lapisan miometrium.
d. Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang
menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding
uterus.
e. Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam kavumuteri,
disebabkan oleh kontriksi ostium uteri.10

4. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala dari retensio plasenta yaitu:
a. Terjadinya perdarahan segera
b. Uterus tidak berkontraksi
c. Tinggi Fundus Uteri tetap atau tidak berkurang
d. Plasenta belum lahir selama 30 menit setelah bayi lahir.10
14

Adapun tanda dan gejala berdasarkan jenis retensio plasenta yaitu:


a. Separasi /akreta parsial
Gejalanya:
1) Konsistensi uterus kenyal
2) Tinggi fundus sepusat
3) Bentuk uterus discoid
4) Perdarahan bisa sedang-banyak
5) Tali pusat terjulur didepan
6) Ostium uteri terbuka
7) Separasi plasenta lepas sebagian
8) Syok sering terjadi.

b. Plasenta inkarserata
Gejalanya:
1) Konsistensi uterus keras
2) Tinggi fundus uterus 2 jari dibawah pusat
3) Bentuk uterus agak globuler
4) Perdarahan sedang
5) Tali pusat terjulur
6) Ostium uterus konstriksi
7) Separasi plasenta sudah lepas
8) Syok jarang terjadi

c. Plasenta akreta
Gejalanya:
1) Konsistensi uterus cukup
2) Tinggi fundus uterus sepusat
3) Bentuk uterus discoid
4) Perdarahan sedang, sedikit bahkan tidak ada
5) Tali pusat tidak terjulur
6) Ostium uteri terbuka
15

7) Separasi plasenta melekat seluruhnya


8) Syok jarang sekali terjadi, kecuali akibat inversion oleh tarikankuat pada
tali pusat.19

Tabel 2.2 Tabel Klasifikasi Retensio Plasenta

Gejala Separasi/akreta Plasenta Plasenta


parsial Inkarserata akreta

Konsistensi Kenyal Keras Cukup


uterus
Tinggi Sepusat 2 jadi bawah pusat Sepusat
Fundus
Bentuk Discoid agak globuler Discoid
Uterus
Perdarahan sedang-banyak Sedang sedikit/tidak
ada
Tali pusat terjulur sebagian terjulur tidak terjulur
Ostium uteri Terbuka Konstriksi Terbuka
Separasi lepas sebagian sudah lepas Melekat
Plasenta seluruhnya
Syok Sering Jarang jarang sekali,
kecuali akibat
inversion oleh
tarikan yang
kuat pada tali
pusat.
Sumber: Prawirohardjo (2009)

C. Aplikasi Manajemen Kebidanan pada Kasus Retensio Plasenta


1. Subjektif
Data subjektif yang menunjang pada kasus retensio plasenta:
a. Plasenta belum lahir dalam 30 menit sesudah anak lahir.
b. Tidak adanya mulas.
c. Grandemultipara, persalinan lebih dari 4 kali.
d. Usia < 20 tahun dan > 35 tahun.
e. Riwayat kehamilan, perslianan yang lalu.15
16

2. Objektif
Data objektif yang menunjang pada kasus retensio plasenta
(Pemeriksaan Fisik):
a. Nadi dan pernapasan cepat
b. Tekanan darah menurun
c. Suhu meningkat
d. Ekstremitas terasa dingin
e. Fundus teraba masih tinggi
f. Kontraksi yang lemah atau kurang baik
g. Tali pusat terjulur depan vulva.15

3. Assasment
Assasment yang dapat ditegakkan untuk kasus retensio plasenta
a. Diagnosa
Ny….., Usia….., P…..A….. inpartu kala III dengan retensioplasenta.
b. Masalah
Plasenta belum lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir.
c. Potensial masalah
Perdarahan, syok, infeksi, anemia, histerektomi.15

4. Planning
Planning pada kasus retensio plasenta disesuaikan dengan kebutuhan
klien, tindakan segera dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang
kemudian direncanakan dan dievaluasi. Penanganan retensio plasenta:
a. Memperhatikan keadaan klien.
b. Mengetahui keadaan plasenta
c. Memberikan infuse dan cairan pengganti.
d. Retensio plasenta dengan perdarahan (langsung dilakukan plasenta
manual)
e. Retensio plasenta tanpa perdarahan (merujuk klien ke rumah sakit
untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik).12
BAB III

TINJAUAN KASUS

PENDOKUMENTASIAAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN

Hari/Tanggal Pengkajian : Selasa, 16 Agustus


2022 Waktu Pengkajian : 10.30 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Bersalin PMB Bidan Neni
HestiyaniNama Pengkaji : Nurlelah Aprilia S.I

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Istri Suami
Nama : Ny. N Tn. I
Usia : 34 tahun 42 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SMU
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Golongan darah : A -
Suku : Sunda Sunda
Alamat : Kp. Cibogo RT 04/ RW 07 Kelurahan
Salawangi, Kecamatan. Bantarujeg,
Kota Majalengka.

2. Alasan Datang/ Keluhan Utama


Ibu mengaku hamil 9 bulan, mengeluh mulas sejak pukul 07.00 WIB
tanggal 16-08-2022. Mulasnya semakin kuat dan teratur, sudah ada
pengeluaran lendir darah tetapi belum keluar air-air dari vagina. Gerakan
janin dirasakan aktif lebih dari 8 kali pada hari ini.
36

3. Riwayat Kehamilan Sekarang


Ini merupakan kehamilan ketiga dan ibu tidak pernah keguguran. HPHT:
25- 11-2021. TP: 01-09-2022. Ibu memeriksakan kehamilannya ke bidan
dan ke posyandu, 3 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester
ketiga. Ibu jarang minum Fe yang diberikan oleh bidan mulai dari trimester
kedua kehamilan. Ibu sudah imunisasi TT5 pada tanggal 27-04-2022. Ibu
tidak mengonsumsi obat ataupun jamu-jamuan. Selama kehamilannya
hingga saat ini ibu tidak pernah mengalami tanda-tanda bahaya kehamilan.
Ibu pernah periksa kadar Hb tanggal 02-04-2022 = 11 gr%, tanggal 24-07-
22 = 10,5 gr%, HbsAg negatif.

4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu


Tabel 4.1
Anak Jenis Tempat Ditolong Jenis Usia BB saat
Usia
ke- kelamin bersalin oleh persalinan Kehamilan lahir

15th Laki- Rumah


1. Dokter Vacum 38 minggu 3000 gr
laki Sakit
Laki-
2. 7th BPM Bidan Spontan 39 minggu 2800 gr
laki
3. Hamil ini

5. Riwayat Kesehatan
Ibu tidak pernah merasa menderita ataupun memiliki penyakit
kronis maupun menular sebelum atau selama kehamilan ini seperti
hipertensi, diabetes, malaria, HIV/AIDS, ginjal, asma, dan penyakit
menular lainnya. Ibu tidak memiliki keturunan kembar.

6. Riwayat Kontrasepsi
Ibu memakai KB implant selama 3 tahun. Berhenti ber-KB karena
ingin memiliki anak lagi. Ibu hamil saat implant sudah dicabut selama 2
bulan.
37

7. Riwayat Aktivitas Sehari-hari


a. Biologis
Ibu terakhir makan pukul 06.30 WIB dengan nasi dan lauk pauk.
Terakhir minum pukul 10.00 WIB air putih kurang lebih 250 ml.
Terakhir BAK pukul 09.00 WIB. Terakhir BAB tadi pagi.
b. Kesehatan
Ibu tidak merokok atau mengonsumsi alkohol. Suami merokok.

8. Riwayat Psikososial
Hubungan ibu dengan keluarga baik. Suami dan keluarga sangat
mendukung kehamilannya. Status ibu dan suami menikah sudah 16 tahun.
Ini merupakan pernikahan yang pertama bagi ibu maupun suami. Ibu dan
keluarga senang atas kehamilannya yang ketiga ini. Ibu dan keluarga
berharap mendapatkan bayi perempuan. Hubungan ibu dengan keluarga
baik dan keluarga memberi dukungan emosional untuk ibu. Pengambilan
keputusan oleh suami, terkadang keputusan berdua. Ibu ingin bersalin di
BPM ditolong oleh bidan. Ibu memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS). Ibu
sudah menyiapkan perlengkapan untuk bersalin.

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
2. Antropomentri
a. Lila : 25 cm
b. Berat badan sebelum hamil : 42 kg
c. Berat badan selama hamil : 54 kg
d. Tinggi badan : 150 cm
e. Penambahan berat badan : 12 kg
38

f. IMT : 21,6kg/m2
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 36,3
d. Pernapasan : 22x/menit
4. Pemeriksaan Fisik

a. Wajah : Tampak pucat, tidak odema


b. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
c. Mulut : Bibir pucat, gigi tidak terdapat karies, bersih.
d. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe dan
kelenjar tiroid
e. Payudara : Simetris, puting susu menonjol, tidak ada retraksi
atau dimpling, tidak terdapat benjolan, tidak ada
nyeri tekan pada kedua payudara, sudah terdapat
pengeluaran kolostrum
f. Abdomen : Inspeksi: Tidak terdapat luka bekas operasi
Palpasi: TFU pertengahan pusat dan Prosesus
Xifoideus, Mc. Donald: 30 cm. teraba bagian
keras, bulat, tidak melenting di fundus, teraba
bagian-bagian kecil di bagian kiri, teraba
punggung di bagian kanan (puka), bagian terendah
janin kepala, sudah tidak dapat digoyangkan,
divergen, perlimaan 2/5. His 4 kali dalam 10 menit
lamanya 50 detik. Kandung kemih kosong.
Auskultasi: DJJ 140,/ menit, teratur dan kuat.
TBJ: (30-11)x155= 2945 gram.
g. Ekstremitas : Tangan kanan dan kiri tidak pucat, warna kuku
39

kemerahan, tidak odema. Kaki kanan dan kiri tidak


pucat, warna kulit kemerahan, tidak odema, tidak
terdapat varises, refleks patella positif.
h. Genetalia : Inspeksi: Terdapat pengeluaran lendir darah, tidak
terdapat varises.
Palpasi: Tidak terdapat pembengkakan kelenjar
skene dan kelenjar bartholin.
VT: Portio tebal lunak, pembukaan 5 cm, ketuban
positif, ubun ubun kecil kanan depan, Hodge -II,
tidak ada moulage.
i. Anus : Tidak ada haemoroid

C. ANALISA
Ny. N 34 tahun G3P2A0 usia kehamilan 37 minggu 3 hari inpartu kala I fase
aktifdengan anemia ringan, janin tunggal hidup, presentasi kepala, keadaan
janin baik.

D. PENATALAKSANAAN

Jam Penatalaksanaan
11.45 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu sudah
memasuki proses persalinan. Ibu mengerti, keadaan ibu tenang
11.46 Mengajarkan ibu teknik rileksasi dan menganjurkan ibu untuk
mengatur napas diantara his dan tidak memperbolehkan ibu untuk
meneran. Ibu mengatur napas dengan baik dan ibu mengerti untuk
tidak meneran.
11.47 Memberikan ibu dukungan untuk tetap semangat menghadapi proses
persalinan. Ibu lebih tenang.
11.48 Menganjurkan ibu untuk:
 Memenuhi nutrisi dan hidrasinya. Ibu minum 1 gelas teh manis
40

hangat ± 200 cc, dan ibu makan nasi dengan lauk pauk.
 Tidak menahan BAK maupun BAB. Ibu mengerti.
11.50 Membantu ibu memilih posisi yang nyaman. Ibu memilih posisi
miring kiri.
11.51 Memantau kesejahteraan ibu dan janin setiap 30 menit. Data
perkembangan terlampir pada partograf.
11.52 Menyiapkan dan memeriksa kembali kelengkapan partus set dan
resusitasi set.

CATATAN PERKEMBANGAN (12.30)

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan sudah keluar air-air dari kemaluannya.

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Ibu tampak kesakitan
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 82x/menit
c. Suhu : 36,1⁰C
d. Pernapasan : 24x/menit
3. Pemeriksaan Fisik

a. Abdomen : Papasi: perlimaan 1/5. His 4 kali dalam 10 detik lamanya


50 detik. Kandung kemih kosong.
Auskultasi: DJJ 136x/menit teratur, kuat.
b. Genetalia : Inspeksi: Pengeluaran lendir darah semakin banyak,
ketuban berwarna jernih.
41

Vagina Toucher: Portio tipis lunak, pembukaan 8


cm, ketuban negative, Hodge-III, ubun ubun kecil
depan, tidak ada moulage.

C. ANALISA
Inpartu kala I fase aktif dengan anemia ringan, janin tunggal hidup,
presentasikepala, keadaan janin baik.

D. PENATALAKSANAAN

Jam Penatalaksanaan
12.35 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu sudah
memasuki proses persalinan. Ibu mengerti, keadaan ibu tenang
12.36 Mengajarkan ibu teknik rileksasi dan menganjurkan ibu untuk
mengatur napas diantara his dan tidak memperbolehkan ibu untuk
meneran. Ibu mengatur napas dengan baik dan ibu mengerti untuk
tidak meneran.
12.37 Memberikan ibu dukungan untuk tetap semangat menghadapi proses
persalinan. Ibu lebih tenang.
12.38 Membantu ibu memilih kembali posisi yang nyaman. Ibu memilih
posisi miring kiri.
12.40 Memantau kesejahteraan ibu dan janin setiap 30 menit. Data
perkembangan terlampir pada partograf.

CATATAN PERKEMBANGAN (13.30)

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bahwa mulasnya semakin kuat dan sudah ada dorongan
untukmeneran.
42

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Ibu tampak kesakitan
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 85x/menit
c. Suhu : 36,1⁰C
d. Pernapasan : 24x/menit
3. Pemeriksaan Fisik

a. Abdomen : Papasi: perlimaan 0/5. His 4 kali dalam 10 detik


lamanya 50 detik. Kandung kemih kosong.
Auskultasi: DJJ 137x/menit teratur, kuat.
b. Genetalia : Inspeksi: Pengeluaran lendir darah semakin banyak,
perineum menonjol, vulva membuka, ketuban
berwarna jernih.
Vagina Toucher: Portio tidak teraba, pembukaan 10
cm, ketuban negative, Hodge-IV, ubun ubun kecil
depan, tidak ada moulage.

C. ANALISA
Inpartu Kala II, janin hidup.

D. PENATALAKSANAAN

Jam Penatalaksanaan
13.45 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu
sudah pembukaan lengkap dan akan dipimpin bersalin. Ibu
sudah diperbolehkan untuk meneran. Ibu mengerti.
13.46 Memeriksa DJJ. Keadaan janin baik dan memberitahukan
43

keadaan janin kepada ibu dan suami. Ibu dan suami


mendengarkan.
13.46 Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses
meneran serta memberikan support emosional.
13.47 Meletakkan handuk bersih di atas perut ibu, meletakkan kain
segitiga di bawah bokong ibu, dan mendekatkan partus set.
13.47 Membantu ibu memilih posisi untuk meneran. Ibu memilih
posisi litotomi.
13.48 Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar diantara
kontraksi. Ibu dapat mengikuti dan meneran dengan baik dan
benar.
13.50 Memimpin persalinan → melindungi perineum (stenen) saat
kepala crowning → memindahkan tangan kiri ke bagian
perineum untuk menahan kepala dan tangan kanan memeriksa
kemungkinan lilitan tali pusat → menunggu putaran paksi
luar → melahirkan bahu depan dan belakang
→ melahirkan tubuh atas dan lengan dilanjutkan punggung,
bokong, tungkai dengan teknik sangga susur → bayi lahir
spontan pukul 14.15 WIB, menangis kuat, tonus otot aktif,
warna kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan.
14.15 Mengeringkan bayi dan mengganti handuk yang basah
dengan yang kering.
14.15 Memberi selamat kepada ibu dan bapak atas kelahiran
putrinya. Ibu dan keluarganya sangat senang.
44

CATATAN PERKEMBANGAN (14.15)

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak terasa mulas.

B. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
i. Keadaan Umum : Baik
ii. Kesadaran : Composmentis
b. Pemeriksaan Fisik

a. Abdomen : Tidak ada janin kedua, TFU sepusat, uterus


teraba kenyal, kandung kemih kosong.
b. Genetalia : Terdapat pengeluaran darah, terdapat tali pusat
di depan vulva. Pengeluaran darah ±50cc.

C. ANALISA
Inpartu kala III.
D. PENATALAKSANAAN

14.16 Mengecek janin kedua. Tidak ada janin kedua.


14.17 Memberitahukan kepada ibu bahwa akan disuntik oxytocin
untuk membantu pengeluaran plasenta. Menyuntikan
oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3 paha bagian luar.
14.18 Menjepit tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari
dinding perut bayi, menjepit umbilical klem 2 cm dari klem
pertama dan memotong tali pusat.
14.19 Meletakkan bayi secara tengkurap di dada ibu untuk
melakukan Inisiasi Menyusu Dini.
14.19 Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain yang hangat lalu
memakaikan topi bayi.
45

CATATAN PERKEMBANGAN (14.30)

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak terasa mulas, ibu khawatir karena ari-arinya
belumlahir.

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
c. Keadaan Umum : Ibu tampak cemas
d. Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Fisik

a. Abdomen : TFU sepusat, uterus teraba kenyal, kandung


kemih kosong.
b. Genetalia : Terdapat pengeluaran darah, terdapat tali pusat
di depan vulva. Pengeluaran darah ±50cc.

C. ANALISA
Inpartu kala III 15 menit.

D. PENATALAKSANAAN

Jam Penatalaksanaan
14.31 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ari-arinya
belum lahir.
14.32 Inform consent untuk menyuntikkan oxytocin kedua. Ibu
bersedia.
14.33 Menyuntikkan oxytocin kedua 10 IU secara IM.
14.34 Melakukan Penegangan Tali pusat Terkendali. Plasenta belum
lepas.
14.34 Mengobservasi tanda-tanda pelepasan plasenta. Belum terdapat
tanda-tanda pelepasan plasenta.
46

CATATAN PERKEMBANGAN (14.45)

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu tidak merasa mulas, ibu khawatir ari-arinya belum juga lahir.

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Ibu tampak cemas
b. Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Fisik

a. Abdomen : TFU sepusat, uterus teraba kenyal, kandung


kemih kosong.
b. Genetalia : Terdapat pengeluaran darah, tali pusat menjulur
sebagian. Pengeluaran darah ±30cc.

C. ANALISA
Inpartu kala III dengan retensio plasenta.

D. PENATALAKSANAAN

Jam Penatalaksanaan
14.45 Memberitahukan kepada ibu bahwa ari-arinya belum lahir sudah
30 menit.
14.45 Melakukan inform concent untuk pemasangan infus dan untuk
dilakukan tindakan. Ibu dan keluarga setuju.
14.45 Memindahkan bayi di baby warmer dan menjaga kehangatan
bayi.
14.46 Memasangkan infus 500 ml Ringer Laktat + oksitosin 20 IU
secara drip dengan kecepatan 60 tetes/menit.
47

14.48 Memberikan analgetik kaltrofen supp 100 mg. Analgetik sudah


diberikan.
14.49 Mengecek kandung kemih. Kandung kemih kosong.
14.50 Mendekontaminasi sarung tangan. Sarung tangan sudah di
dekontaminasi.
14.51 Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan panjang sampai
siku. Sarung tangan sudah dipakai.
14.51 Melakukan PTT. Belum ada tanda pelepasan plasenta.
14.52 Inform consent untuk tindakan yang akan dilakukan kepada ibu.
Ibu bersedia.
14.55 Melakukan manual plasenta. Membilas vagina ibu dan tangan yang
akan masuk kedalam uterus menggunakan cairan antiseptic lalu
memasukkan tangan dalam posisi obstetri (punggung tangan ke
bawah) dengan menelusuri bagian bawah tali pusat. Tangan kiri
menahan fundus uteri dan tangan kanan berada di dalammenyusuri
tali pusat hingga ke kavum uteri hingga mencapai tempat
implantasi plasenta. Membuka tangan obstetric menjadi seperti
memberi salam (ibu jari merapat ke pangkal jari telunjuk.
Menggerakkan tangan dalam ke kiri dan kanan sambil bergeser
dengan menggunakan sisi ulna untuk melepaskan plasenta
sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan.
Melakukan eksplorasi tanpa mengeluarkan tangan terlebih dahulu
lalu memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat
pada dinding uterus. Menyimpan plasenta di segmen bawah rahim
dan melahirkan plasenta.
Plasenta lahir pukul 15.05 WIB secara manual.
15.08 Melakukan masase uterus selama 15 detik. Kontraksi uterus baik.
15.09 Mengecek kelengkapan plasenta. Plasenta lahir lengkap,
48

kotiledon lengkap, selaput plasenta utuh.


15.10 Menilai jumlah perdarahan. Perdarahan ± 200 cc.
15.10 Memeriksa robekan jalan lahir. Terdapat robekan pada mukosa
vagina, otot perineum dan kulit perineum (laserasi derajat II)

CATATAN PERKEMBANGAN (15.10)

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa lega ari-arinya sudah lahir dan ibu merasa mulas.

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 100/60 mmHg
b. Nadi : 82x/menit
c. Pernapasan : 20x/menit
3. Pemeriksaan Fisik

1. Mata : Tampak pucat


2. Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, uterus teraba bulat,
kandung kemih kosong.
3. Genetalia : Terdapat laserasi derajat II. Terdapat
pengeluaran darah dan jumlah perdarahan
±20cc.
49

C. ANALISA
Inpartu Kala IV.
D. PENATALAKSANAAN

Jam Penatalaksanaan

15.15 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu.


Ibu mengerti dan mendengarkan.
15.15 Melakukan penjahitan luka laserasi. Melakukan anastesi lokal
dengan lidokain 2cc. Melakukan penjahitan dengan teknik jelujur.
15.27 Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu tidak boleh turun dari tempat
tidur terlebih dahulu selama 2 jam.
15.28 Mengajarkan ibu dan keluarga masase uterus agar rahim tetap
berkontraksi dengan baik. Ibu bisa melakukannya.
15.29 Membersihkan dan merapikan ibu. Membantu ibu memakai
pembalut.
15.35 Membersihkan dan mendekontaminasi alat .
15.40 Melakukan pemantauan kontraksi, perdarahan, TTV Kala IV.
Pemantauan 1 jam pertama setiap 15 menit sekali dan pemantauan
1 jam kedua setiap 30 menit sekali. (data terlampir pada partograf)
15.40 Memberikan ibu obat 1 tablet Ciproprolaxin, 1 tablet Vitamin C, 1
tablet Paracetamol, dan 1 tablet Fe.
50

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Retensio Plasenta
1. Subjektif
Ibu merasa tidak mulas dan merasa takut karena ari-arinya belum lahir 30
menit. Menurut teori, retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya
plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Salah satu
gejalanya yang dirasakan oleh ibu yaitu uterus tidak berkontraksi.10 Ibu merasa
tidak mulas sama dengan uterus yang tidak berkontraksi. Data yang didapatkan
tidak ada kesenjangan antara teori yang ada.

2. Objektif

Pukul 14.30 WIB, 15 menit oxytocin pertama sudah berikan 2 menitsetelah


bayi lahir. Pukul 14.45 WIB, 30 menit plasenta belum juga lahir. Menurut teori,
retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau
melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.9 Pada pemeriksaan didapatkan bahwa
keadaan umum ibu tampak cemas, kesadaran composmentis, dan pada
pemeriksaan fisik yaitu pada abdomen TFU sepusat, uterus teraba kenyal,
kandung kemih kosong. Terdapat pengeluaran darah, tali pusat menjulur
sebagian di depan vulva. Pengeluaran darah ±50cc. Menurut teori, TFU sepusat
dan perdarahan sedang-banyak merupakan gejala dari retensio plasenta akreta
parsial.6 Pada kasus ini data objektif sudah sesuaidengan teori.
3. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat
ditegakkan analisa “Ny. N usia 34 tahun P3A0 dengan retensio plasenta dan
anemia ringan”.
4. Penatalaksanaan
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif serta analisa yang
telah dibuat, maka disusunlah penatalaksanaan asuhan yang sesuai dengan
kebutuhan klien. Penatalaksanaan pertama yang dilakukan adalah menjelaskan
hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami bahwa plasenta belum lahir. Memberitahu
ibu bahwa ibu akan disuntik oksitosin kedua karena plasenta belum juga lahir.
51

Menurut teori, Menurut Claire Banister, oksitosin digunakan untuk menstimulasi


kontraksi uterus, mengaugmentasi persalinan, mempercepat pelahiran janin,
mempercepat pelahiran plasenta dan menghentikan hemoragi pascapartum.
Oksitosin memiliki efek stimulasi padaotot polos uterus, pada dosis rendah dapat
menyebabkan kontraksi berirama tetapi pada dosis tinggi dapat menyebabkan
kontraksi hipertonik yang kontinu.24
52

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Telah dilakukannya asuhan kebidanan pada Ny. N usia 34 tahun G3P2A0


dengan retensio plasenta, Asuhan yang diberikan untuk masalah retensio plasenta
telah sesuai dengan pelayanan di tingkat pelayanan pimer berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464. Maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Data subjektif yang diperoleh dari Ny. N dapat dikaji dengan fokus danakurat.
Tidak terdapat kesenjangan antara data yang diperoleh dengan teori.
2. Data objektif yang didapat dengan melakukan pemeriksaan fisik, dan data
yang didapat terkait dengan retensio plasenta.
3. Analisa yang ditegakkan berdasarkan data subjektif yang lengkap serta data
objektif yang akurat.
4. Asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan manajemen kebidanan untuk
mengutamakan keeamanan, kenyamanan dan juga keselamatan ibu. Evaluasi
yang didapat ibu tidak mengalami komplikasi dan juga ibu dapat melewati
masa nifasnya dalam keadaan sehat.
5. Faktor pendukung yang didapatkan yaitu klien dan keluarga sangat terbuka
dan kooperatif dalam menerima asuhan yang diberikan dan terjalinnya
kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan khususnya bidan di PMB Bidan
Neni Hestiyani dalam melakukan asuhan dan juga dalam memberikan
masukan sehingga berjalan dengan baik dan optimal dalam pemberian asuhan
pada Ny. N. dan tidak ditemukannya faktor penghambat saat melakukan
asuhan kebidananpada retensio plasenta.
53

B. Saran

Saran yang diberikan ditujukan untuk :


1. PMB (Praktik Mandiri Bidan)
Diharapkan agar mampun mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan
pengalaman yang nyata, serta meningkatkan pelayanan dan asuhan pada
kasus Retensio Plasenta dengan tepat, cepat dan juga aman.

2. Klien dan Keluarga

Diharapkan klien dan keluarga mendapatkan informasi seputar retensio


plasenta, kesehatan pada ibu nifas, maupun perawatan bayi baru lahir.

3. Profesi Bidan

Diharapkan bidan mampu dapat melaksanakan dan menerapkan


penanganan Retensio Plasenta sesuai standar yang telah ditetapkan dengan
cepat dan tepat.
54

DAFTAR PUSTAKA

1. Saifudin, Abdul Bari dkk. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. PT.


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2018. Jakarta
2. Varney, Helen, dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. EGC.
2019. Jakarta
3. Prof. Sastrawinata, Sulaiman. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan
Reproduksi. EGC. 2017. Jakarta
4. Khotijah, Nigel. Jurnal Hubungan Usia dan Paritas dengan Retensio
Plasenta. 2018. Jogjakarta
5. Manuaba, IGB.. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC. 2018. Jakarta
6. Prawirohardjo, Sarwono. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan.
EGC. 2017. Jakarta
7. Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sastrawinata, S. 1983. Obstetri Fisiologi Bagian Obstetri & Ginekologi.
Bandung: FK UNPAD.
8. Manuaba, IGB. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC. 2016. Jakarta
9. Varney, Helen, dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. EGC. 2017.
Jakarta
10. Damayanti, Ika Putri, dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensif pada
Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir Edisi 1. Deepubllish. 2016. Yogyakarta
11. Banister, Claire. Pedoman Obat Buku Saku Bidan. EGC. 2017. Jakarta
12. Varney, Helen, dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1. EGC. 2017.
Jakarta
13. Swarjana, I Ketut. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi).
Yogyakarta: CV. Andi Offset. 2015.
14. Notoatmodjo, S. Metode Penelitian Bidang Sosial. GadjahmadaUniversity.
2010. Yogyakarta
15. Saifudin, Abdul Bari dkk. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2014. Jakarta
16. Cunningham dan Garry F. Obstetri Williams Edisi 21 Vol 2 [Hartono et al.,
trans]. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2001Midwifery Update,
2021, Editor Kusuma Dini SKM,MKM.
55

17. Departemen Kesehatan R.I. Program Penanggulangan Anemia Gizi pada


Wanita Usia Subur (WUS); (Safe Motherhood Project: A Partnership and
family Approach). Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta: Direktorat Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat Depkes, 2001.
18. Fatimah, Hadju et al. Pola Konsumsi dan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil
Di Kabupaten Maros,Sulawesi Selatan. Makara,Kesehatan. 2011;Vol. 15(1):
31-36
19. Hinderaker SG, Olsen BE, Lie RT, et al. Anemia in pregnancy in rural
Tanzania: associations with micronutrients status and infections. Eur. J. Clin.
Nutr. 2002; 56(3):192-199.
20. Linda J Harvey, Jack R Dainty, Wendy J Hollands, et al. Effect of high-dose
iron supplements on fractional zinc absorption and status in pregnant women.
American Journal of Clinical Nutrition, 2007 Vol. 85, No. 1, 131-136.
21. Mangkuji. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Jakarta. Nuha Medika; 2003.
22. Mochtar. Sinopsis Obstetri. Jakarta. Penerbit Buku KedokteranSaleha; 2009.
23. Sujiyatini. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta. Nuha Medika; 2009.
24. Sutanto A Vita. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Teori dalam Praktik
Kebidanan Profesional. Yogyakarta. Pustaka Baru Press; 2018.

Anda mungkin juga menyukai