Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KELOMPOK

PRAKTIK YANG MERUGIKAN


KATETERISASI DALAM PERSALINAN

Disusun Oleh :
Selvia Dwi Permatasari (P27824420193)
Septin Cesar Norma Utami (P27824420194)
Shafa Risma Kamila (P27824420195)
Shafa Salsabilla Anhar (P27824420196)
Shafiyah Layla Al ‘Afifah (P27824420197)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir ini dilaksanakan di
Poltekkes Kemenkes Surabaya Jurusa Kebidanan, Jl. Karang Menjangan No.12
Kota Surabaya. Periode tanggal 18 Juli 2022.

Surabaya, 18 Juli 2022

Penyusun

Pembimbing

Titi Maharani, SST., M.Keb.

NIP. 198503202006042000

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes.


NIP. 196702061990032003

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yanng telah


melimpahkan rahmat serta Hidayah-Nya sehingga makalah Asuhan Kebidanan
Persalinan dan BBL ini dapat tersesuaikan dengan tepat waktu. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah kelompok ini sudah di susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Astuti Setiyani, SST.,M.Kes, Selaku ketua jurusan Kebidanan
Kampus Surabaya Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.
2. Ibu Dwi Purwanti, S.Kp.,SST.,M.Kes selaku ketua prodi Sarjana
Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
3. Ibu Titi Maharrani, M.Keb., selaku dosen pengajar pada mata kuliah
Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL.
4. Seluruh pihak yang bersangkutan dalam penyusunan makalah Asuhan
Kebidanan Persalinan dan BBL ini.

Surabaya, 18 Juli 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................2

1.3 Manfaat Penulisan..........................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3

2.1 Definisi Kateterisasi.......................................................................................3

2.2 Indikasi Pemasangan Kateter....................................................................3

2.3 Kontraindikasi Pemasangan Kateter..............................................................3

2.4 Komplikasi Pemasangan Kateter...............................................................4

2.5 Pemasangan Kateter Pada Ibu Bersalin..........................................................5

BAB III....................................................................................................................7

PENUTUP................................................................................................................7

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................7

3.2 Saran...............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketika kehamilan telah melewati waktu maka dapat meningkatkan
risiko pada ibu dan bayi. Hal ini dikarenakan pada kehamilan yang
melewati waktu akan terjadi proses penuaan plasenta yang menyebabkan
penurunan oksigenasi ke fetus (Jazayeri, dkk) serta peningkatan aktivitas
apoptosis plasenta (Smith dan Baker).

Seorang wanita mengalami perubahan fisiologis serta struktur


kandung kemih pada periode kehamilan. Hal ini memiliki kontribusi
pada kerentanan ibu hamil untuk mengalami ISK. Selain itu bagi wanita
yang menggunakan alat untuk mempermudah kelahiran bayi,
pemasangan kateter ataupun melakukan prosedur kelahiran dengan
pembedahan dapat meningkatkan risiko terjadinya ISK postpartum.

Pada beberapa negara maju telah melaporkan bahwa sekitar 20%


wanita pernah berobat untuk ISK. Infeksi yang terjadi dapat berasal
secara spontan dari hubungan seksual dan juga pemasangan instrumen
organ genital. Pemasangan instrumen organ genital yang paling umum
yaitu pemasangan kateter urine yang digunakan pada kasus bedah
obstetri. Peningkatan mordibilitas akibat ISK pada wanita juga terjadi
pada 95% ibu postpartum.

Kateterisasi dan eksplorasi uterus dapat meningkatkan risiko


infeksi, menurut Maryam, kateterisasi dapat meningkatkan risiko infeksi
saluran kemih atau ISK sebesar 95%. selain itu, risiko endometritis
postpartum sebesar 1%-3% yang terjadi setelah persalinan normal dapat
meningkat dengan eksplorasi uterus rutin (Mackeen, Packard, dan Ota).
Dengan adanya peningkatan risiko infeksi tersebut, kateterisasi dan
eksplorasi uterus dianggap sebagai intervensi yang dapat membahayakan

1
apabila rutin dilakukan pada semua ibu bersalin (Guggenbichker, 2011;
Khan, Baig and Mehboob, 2017)

Dalam filosofi bidan, persalinan dianggap sebagai suatu proses


yang fisiologis normal sehingga bidan diharapkan mampu dalam
mempromosikan dan mengadvokasi persalinan normal tanpa intervensi
(International Confederation of Midwifes). Intervensi minimal dapat
meningkatkan kualitas asuhan persalinan serta hal tersebut dapat dicapai
dengan menerapkan midwifery model yang menggunakan pendekatan
holistik yang sesuai dengan filosofi bidan (Yanti, Claramita, dan Emilia,
2017)

1.2 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tentang kateterisasi dalam pemberian asuhan saat


persalinan sehingga pada kedepannya dapat memberikan asuhan
dengan tepat dan benar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tentang kateter pada pelaksanaan asuhan


kebidanan pada ibu bersalin.

b. Untuk mengetahui tentang kegunaan kateter pada persalinan.

1.3 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat yang ingin dicapai melalui makalah ini antara lain:
Merupakan bahan pembelajaran, sumber pengetahuan dan pengalaman
bagi penulis utamanya untuk mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan
dan BBL. Sehingga dapat diharapkan dengan penyusunan makalah ini,
penulis nantinya mengetahui serta memahami tentang kateterisasi pada
persalinan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kateterisasi


Kateter urin adalah selang yang dimasukkan ke dalam kandung
kemih untuk mengalirkan urine. Kateter ini biasanya dimasukkan
melalui uretra ke dalam kandung kemih (Ismy dan Aulia, 2022). Kateter
memungkinkan mengalirnya urine yang berkelanjutan pada pasien yang
tidak mampu mengontrol perkemihan atau pasien yang mengalami
obstruksi. Kateter dapat menjadi alat untuk mengkaji saluran urine
perjam pada pasien yang status hemodinamikanya tidak stabil (Potter
dan Perry)

Kateter urine membantu pasien dalam proses eliminasinya. Pada


pemasangan kateter dapat menggantikan kebiasaan normal pasien untuk
berkemih. Penggunaan kateter dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan pasien mengalami ketergantungan dalam berkemih (Ulfa
& Rosa E. M. 2017)

2.2 Indikasi Pemasangan Kateter


Kondisi yang dialami pada saat persalinan juga memberikan
pengaruh terhadap motivasi ibu dalam melakukan mobilisasi pascasalin
dalam 24 jam. Terganggunya atau kendala terjadinya retensio urine juga
dapat disebabkan karena kurangnya mobilisasi. Untuk mengatasi
masalah berkemih dapat dilakukan dengan intervensi bladder training
diantaranya kateterisasi baik secara intermitten 4-6 jam sampai tercapai
residu urin 150 ml dipasang kateter menetap selama 24-48 jam.
2.3 Kontraindikasi Pemasangan Kateter
Kozier (2018) menyebutkan kontraindikasi pemasangan kateter
yaitu: adanya penyakit infeksi di dalam vulva seperti uretritis gonorhoe
dan pendarahan pada uretra. Faktor predisposisi terjadinya retensio
urine adalah persalinan dengan ekstraksi vakum atau forcep, persalinan

3
kala II lama, ruptur perineum dan trauma kandung kemih atau ureter
saat melahirkan. Ruptur perineum pada saat proses persalinan dan telah
dilakukan penjahitan. Hal ini menyebabkan ibu merasa sakit dan takut
ketika buang air kecil.
Ruptur perineum yang terjadi pada saat ibu melahirkan dapat
memengaruhi terjadinya retensio urine. Ibu yang mengalami ruptur
perineum kebanyakan menahan buang air kecil karena rasa sakit di
daerah perineum. Selain itu ruptur yang terjadi bisa sampai ke otot
detrusor kandung kemih sehingga mengurangi refleks berkemih setelah
melahirkan. Dalam hal ini, retensi urine terjadi sebagai akibat dari
ruptur perineum yang mengakibatkan efek penghambatan urine dan
kejang kandung kemih.
2.4 Komplikasi Pemasangan Kateter
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Dr.
Tadjuddin Chalid (RSTC) Makassar (2021) ditemukan bahwa
Manajemen aktif kala III, kateterisasi dan eksplorasi uterus rutin
dilakukan oleh bidan pada semua persalinan normal sebagai bagian
asuhan persalinan kala III. Dengan adanya peningkatan risiko infeksi
tersebut, kateterisasi dan eksplorasi uterus dianggap sebagai intervensi
yang tidak bermanfaat dan dapat membahayakan apabila rutin dilakukan
pada semua ibu bersalin (Khan, Baig and Mehboob, 2017).
Adanya kateter indwelling dalam traktus urinarius dapat
menimbulkan infeksi. Kolonisasi bakteri (bakteriuria) akan terjadi
dalam waktu dua minggu pada separuh dari pasien-pasien yang
menggunakan kateter urin, dan dalam waktu empat hingga enam
minggu sesudah pemasangan kateter pada hampir semua pasien.
Pemasangan kateter akan menurunkan sebagian besar daya
tahan alami pada traktus urinarius inferior dengan menyumbat
duktus periuretralis, mengiritasi mukosa kandung kemih dan
menimbulkan jalur artificial untuk masuknya kuman ke dalam
kandung kemih.

4
Manipulasi kateter paling sering menjadi penyebab kerusakan
mukosa kandung kemih pada pasien yang mendapat kateterisasi. Dengan
demikian infeksi akan terjadi tanpa terelakkan ketika urin mengenai
mukosa yang rusak itu. Ketika kateter terpasang, kandung kemih
tidak akan terisi dan berkontraksi. Karena itu, pada akhirnya
kandungkemih akan kehilangan tonusnya (atonia). Apabila hal ini
terjadi dan kateter dilepas, otot detrusor mungkin tidak dapat
berkontraksi dan pasien tidak dapat mengeliminasi urinnya. Latihan
kandung kemih dapat mencegah kejadian ini (Smeltzer & Bare,
2017).
2.5 Pemasangan Kateter Pada Ibu Bersalin
1) Memperkenalkan diri
2) Beritahu dan jelaskan pada klien mengenai prosedur yang akan
dilakukan dan lihat respons klien
3) Dekatkan alat ke klien
4) Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
5) Bantu klien mengatur posisi sesuai kebutuhan sehingga luka
mudah di rawat
6) Cuci tangan
7) Gunakan handscoon
8) Bersihkan meatus uretra eksterna dan bersihkan kotoran yang
menempel kemudian oleskan kassa betadin disekitar kateter
9) Bersihkan bekas plaster dengan bersih menggunakan kassa dan Pinset
10) Pasang plaster/ hipavik
11) Rapikan pasien dan alat-alat dibereskan
12) Perhatikan posisi kateter dengan benar
13) Anjurkan klien minum air 2lt
14) Amati selang kateter untuk mengetahui adanya kebocoran dan lipatan
15) Eratkan urinbag pada rangka tempat tidur bila pasien terlentang dan
pada daerah dibawah lutut bila pasien ambulasi
16) Kosongkan urinbag kewadah

5
17) Perhatikan urinbag apakah ada kebocoran
18) Melepaskan handscoon dan mencuci tangan

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kateter urine merupakan alat berbentuk selang kecil yang
dimasukkan ke dalam kandung kemih dengan maksud untuk
mengeluarkan air kemih melalui uretra. Tujuan tindakan pemasangan
kateter urine untuk memperlancar eliminasi khusunya bagi ibu pacsca
bersalin. Pemasangan kateter pada ibu pasca portpartum biasanya
dilakukan selama 24-48 jam, tetapi tetap sealu dikontrol dan diganti urine
bagnya. Jika terlalu lama dan tidak memperhatikan kebersihan vagina dan
kateter, maka akan muncul banyak problem yang dirasakan pasien.

3.2 Saran
Dengan penulis makalah ini, penulis mengharapkan kepada
pembaca agar dapat memilih manfaat yang tersirat didalamnya dan dapat
dijadikan sebagai kegiatan motivasi menambah wawasan dan pemikiran
yang intelektual khususnya dalam mata kuliah Asuhan Kebidanan
Persalinan dan Bayi Baru Lahir.

7
DAFTAR PUSTAKA

Irdayanti, I., Budiono, D. I., & Sari, G. M. (2021).


MIDWIVES’PERCEPTIONS OF THE CONCEPT OF THIRD STAGE OF
LABOUR IN DI RS DR TADJUDDIN CHALID MAKASAR. Indonesian
Midwifery and Health Sciences Journal, 5(1), 38-52.

Smeltzer S.C. & Bare B.G. (2017). Keperawatan medical bedah (vols:2-3)
(Agung waluyo, penerjemah). Jakarta: EGC

Septiani, N. D., Hariyono, H., & Rosyidah, I. (2021). Hubungan Pesalinan Kala II
Lama dengan Kejadian Retensio Urine. Jurnal Kebidanan, 11(1), 1-10.

Ramli, R. (2020). HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER DENGAN


KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN DI RUANG
RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RSUD NENE MALLOMO
KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG TAHUN 2020. Jurnal Inovasi
Penelitian, 1(6), 1259-1268.

Pramudyaningrum, R., Huriah, T., & Chayati, N. (2019). Pencegahan infeksi


saluran kemih pada pemasangan kateter dengan teknik bundle catheter
education. Jurnal kebidanan dan keperawatan Aisyiyah, 15(1), 98-100.

VELLYANA, Diny; IRIANTO, Gunawan; RAHMAD, Rahmad. The Teknik


Pemasangan Kateter Pada Kejadian Infeksi Saluran Kemih Di Ruang Rawat
Inap RSUD Pringsewu. Jurnal Kesehatan Indonesia, 2020, 10.2: 115-121.

Nuryanti, Yayuk, and Ivonne Junita Fabanjo. "STUDI KASUS: EFEKTIVITAS


PERAWATAN KATETER PADA PASIEN POST SC DALAM UPAYA
PENCEGAHAN INFEKSI DI RUANG NIFAS RSUD MANOKWARI
PAPUA BARAT." JURNAL ILMIAH OBSGIN: Jurnal Ilmiah Ilmu
Kebidanan & Kandungan P-ISSN: 1979-3340 e-ISSN: 2685-7987 12.1
(2020): 57-76.

8
MEGA ASTRIA, Mega, et al. Asuhan Kebidanan Nifas pada Ny. A dengan
Retensio Urine di RSUD Sekarwangi. 2021. PhD Thesis. Politeknik
Kesehatan Kemenkes Bandung.

Ismy, J., & Aulia, Y. (2022). Pengaruh Pemberian Ketoprofen Supposituria


terhadap Penurunan Intensitas Nyeri saat Pelepasan Kateter Uretra
Menetap. Journal of Medical Science, 3(1), 46-51.

Anda mungkin juga menyukai