Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KELOMPOK

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR 2 JAM PERTAMA


ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR

DISUSUN OLEH

Nabilah Kamaliyah S. (P27824420175) Putri Parna A. W. (P27824420187)


Nadya Intan M. (P27824420176) Qonita Labibah H. (P27824420188)
Naila Izza Farid (P27824420177) Queen Antika P.H. (P27824420189)
Nasyawa Halimatus (P27824420178) Rayindanda Margita. A. (P27824420190)
Novita Rukbatun A. (P27824420180) Salsabila Nuriliyah R. (P27824420191)
Nur Widyandari S. (P27824420181) Satyawati Narda S. (P27824420192)
Nurul Aini I. (P27824420182) Selvia Dwi P. (P27824420193)
Nurul Azizia (P27824420182) Septin Cesar N. U. (P27824420194)
Pramita Kartikasari (P27824420183) Shafa Risma K. (P27824420195)
Puspita Zulfa P. (P27824420184)

REGULER B SEMESTER V

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KEBIDANAN KAMPUS SUTOMO

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini disusun guna menyelesaikan tugas kelompok Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Laporan individu ini disusun oleh Kelompok 1 Kelas Reguler B Semester 5 Prodi
Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Surabaya, 26 Agustus 2022

Mengetahui,
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir

Kharisma Kusumaningtyas, SST., M.Keb.


NIP. 198103232008012014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Laporan ini merupakan tugas individu bagi mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya untuk memenuhi tugas Pendidikan Anti
Korupsi. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. drg. Bambang Hadi S., selaku Direktur Utama Poltekkes Kemenkes Surabaya
2. Astuti Setiyani, SST., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Surabaya
3. Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya
4. Kharisma Kusumaningtyas, SST., M.Keb selaku Dosen Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Persalinan dan BBL

5. Seluruh pihak yang turut membantu dan bekerja sama dalam menyelesaikan laporan
ini

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan
laporan ini. Akhir kata, terimakasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita, Aamiin.

Surabaya, 26 Agustus 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR ISI4
BAB I PENDAHULUAN5
1.1 Latar Belakang5
1.2 Tujuan6
1.2.1 Tujuan Umum6
1.2.2 Tujuan Khusus6
1.5 Manfaat6
BAB II PEMBAHASAN7
2.1 Penilaian BBL Normal7
2.2 IMD......................................................................................................9
2.3 Pemeriksaan Fisik pada BBL dan Pemberian Profilaksis....................9
BAB III PENUTUP14
3.1 Kesimpulan14
3.2 Saran14
DAFTAR PUSTAKA15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayi Baru Lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusia
0-28 hari. Bayi Baru Lahir ini memerlukan penyesuain fisiologi berupa maturasi, adaptasi
dari kehidupan intrauteri ke kehidupan ekstraurine dan tolerasi BBL untuk dapat
hidup dengan baik. BBL bisa dikatakan normal jika bayi dengan presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai
dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai APGAR >7 dan tanpa
cacat bawaan. [1]
Menurut Unicef angka kelahiran BBL normal di dunia pada awal tahun 2020
adalah 13.020 bayi akan lahir dan bayi dari Indonesia akan menyumbang sekitar
3,32% dari total 392.078 bayi. Berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) pada
goals ketiga mengenai Kesehatan dan Kesejahteraan, Angka Kematian Neonatal di
Indonesia pada tahun 2020 sebesar 24 per 1000 kelahiran hidup. Provinsi dengan jumlah
kematian neonatal tertinggi di Indonesia yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Penurunan angka kematian neonatal
merupakan hal yang sangat penting, karena kematian neonatal memberikan kontribusi
sebesar 60% terhadap Angka Kematian Bayi (World Health Organization (WHO),
2018). [1]
Standar Asuhan pada BBL yaitu membersihkan jalan nafas, memelihara kelancaran
pernafasan, dan perawatan tali pusat. Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang
berlebihan juga standar asuhan pada BBL, menilai segera bayi baru lahir seperti nilai
APGAR, membersihkan badan bayi dan memberikan identitas, melakukan pemeriksaan
fisik yang terfokus pada bayi baru lahir dan screening untuk menemukan adanya tanda
kelainan-kelainan pada bayi baru lahir yang tidak memungkinkan untuk hidup, mengatur
posisi bayi pada waktu menyusui, memberikan imunisasi pada bayi, melakukan
tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir, seperti bernafas atau
asfiksia, hypotermi, hypoglikemia, memindahkan secara aman bayi baru lahir ke fasilitas
kegawatdaruratan apabila dimungkin, dan mendokumentasikan intervensi yang telah
dilakukan (Firmansyah Fery, 2020) [1]
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL) sesuai
Standart yang berlaku.
1.2.2 Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu memahami penilaian keadaan BBL normal
b) Mahasiswa memahami konsep IMD
c) Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik pada BBL dan pemberian
profilaksis
1.3 Manfaat
Dapat meningkatkan pengetahuan pembaca mengenai asuhan kebidanan pada BBL.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penilaian Bayi Baru Lahir (BBL) Normal


2.1.1 Pengertian
BBL dikatakan normal apabila bayi yang lahir dengan presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan
genap 37 minggu sampai dengan 4 minggu, dengan berat badan 2500-4000
gram, nilai APGAR >7 dan tanpa cacat bawaan. [2].
Menurut (Marni dkk, 2015), BBL merupakan bayi yang mengalami
proses kelahiran, berusia 0 - 28 hari, BBL memerlukan penyesuaian fisiologis
berupa maturase, adaptasi yang menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin
ke kehidupan ekstrauterain dan toleransi bagi BBL utuk dapat hidup dengan
baik. [
Dikutip dari sumber [3], Sarwono (2005) dalam buku Asuhan
Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir (Sondakh,2017) Bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu dengan berat badan
sekitar 2500-3000 gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm. Ciri-ciri bayi
normal sebagai berikut :
a) Berat badan 2.500-4.000 gram
b) Panjang badan 48-52 cm
c) Lingkar dada 30-38 cm
d) Lingkar kepala 33-35 cm
e) Frekuensi jantung 120-160 kali/menit
f) Pernapasan ±40-60 kali/menit
g) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
h) Rambut lanugo tidak terlihat
i) Rambut kepala baisanya telah sempurna
j) Kuku agak panjang dan lemas
k) Genitalia pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, dan
pada laki-laki, testis sudah turun dan skrotum sudah ada
l) Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
m) Refleks Moro atau gerak memeluk jika dikagetkan sudah baik
n) Refleks grap atau menggenggam sudah baik
o) Eliminasi baik
p) Mekonium keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam
kecoklatan (Tando,2016).
2.1.2 Klasifikasi Bayi Baru Lahir
a. Neonatus menurut masa gestasinya :
1) Kurang bulan (preterm infant) : <259 hari (37 minggu)
2) Cukup bulan (term infant) : 259-294 hari (37-42 minggu)
3) Lebih bulan ( postterm infant) : >294 hari (42 minggu)
b. Neonatus menurut berat lahir :
1) Berat lahir rendah : <2500 gram
2) Berat lahir cukup : 2500 – 4000 gram
3) Berat lahir lebih : >4000 gram
c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan
ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan :
1) Neonatus cukup/kurang/lebih bulan
2) Sesuai/kecil/besar ukuran masa kehamilan
2.1.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Asuhan bayi baru lahir memberikan asuhan aman, dan bersih segera
setelah bayi baru lahir merupakan bagian essensial dari asuhan pada bayi baru
lahir.
1. Penilaian
Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain yang bersih dan kering
yang sudahdisiapkan diatas perut ibu. Apabila tali pusat pendek,
maka letakan bayi diantarakedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat
tersebut dalam keadaan bersih dan kering.Segara lakukan penilaian
awal pada bayi baru lahir.
a. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
c. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan atau kah
ada sianosis ?
Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis kuat,
bergerakaktif, dan warna kulit kemerahan. Apabila salah satu
penilaian tidak ada pada bayi, bayi tidak dikatakan lahir
normal/fisiologis.
2. Penanganan
Penanganan utama untuk bayi baru lahir normal adalah melakukan
penilaian,menjaga bayi agar tetap hangat, membersihkan saluran
nafas (jika perlu),mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak tangan),
memantau tanda bahaya memotong tali pusat, melakukan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD), memberikansuntik vitamin K1 secara IM
(Intramuskular), dengan dosis tunggal 1 mg padasetiap bayi baru
lahir, memberikan salep mata antibiotic tetrasiklin 1% padakedua
mata, melakukan pemeriksaan fisik memberikan imunisasi Hepatitis
B00,5 ml secara IM (intramuskular) di paha kanan anteroleteral,
diberi kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1.
3. Mekanisme Kehilangan Panas
Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui :
a. Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada tubuh bayi sendiri
karenasetelah lahir tidak segera dikeringkan dan diselimuti
b. Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dan
permukaanyang dingin.
c.Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin
(misalnyamelalui kipas angina, hembusan udara, atau pendingin
ruangan).
d. Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di dekat benda-benda
yangmempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi (walaupun
tidak bersentuhan secara langsung)
4. Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme pengaturantemperature bayi baru lahir belum sempurna
Oleh karena itu, jika tidak dilakukan pencegahan kehilangan panas
maka bayi akanmengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermi sangat
beresiko mengalamikesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermi
sangat mudah terjadi pada bayiyang tubuhnya dalam keadaan basah
atau tidak segera dikeringkan dandiselimuti walaupun dalam keadaan
basah atau tidak segera dikeringkan dandiselimuti walaupun berasa
dalam rungan yang sangat hangat.
5. Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus
dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan
terhadap infeksi. Padasaat bayi baru lahir, pastikan penolong untuk
melakukan tindakan pencegahaninfeksi. Tindakan pencegahan
infeksi pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut
a. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah
melakukan kontakdengan bayi.
b. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi
yang belumdimandikan.
c. Memastikan satung tangan peralatan, termasuk klem gunting,
dan benangtali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau
steril. Jika menggunakan bolakaret penghisap, pakai yang
bersih dan baru.Jangan pernah menggunakan bola kakret
penghisap untuk lebih dari satu bayi.
d. Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta
kain yangdigunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
e. Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur,
thermometer,stetoskop dan benda-benda lainnya yang akan
bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih
(dekontaminasi dan cuci setiap kali digunakan)
f. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama
payudara denganmandi setiap hari (putting susu tidak boleh
disabun
g. Membersihkan muka, pantat, dan tali pusat bayi baru lahir
dengan air bersih,hangat dan sabun setiap hari.
h. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan
memastikanorang-orang yang memegang bayi sudah cuci
tangan sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA

[1] Octaviani, Reza dan Widya Juliarti.”Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal di
PMB Hasna Dewi Kota Pekanbaru”, Jurnal Kebidanan. Vol.02, No.01,2022

[2] Herman.”The Relationship of Family Roles and Attitudes in Child Care With Cases of
Caput Succedeneum in RSUD Labuang Baji, Makassar City in 2018”, JIP.Vol.1 No.2
Juli 2020

[3] Lubis, Ernawati. 2018 “Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny.R D Puskesmas
Amplas Kecamatan Amplas Kota Madya Medan Tahun 2018”. Laporan. Medan :
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan

[4] Nila Trisna, Yulianti dan Karnilan Lestari. 2019, Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir.Makasar : Cendikia Publisher.

Anda mungkin juga menyukai