Anda di halaman 1dari 19

PENDIDIKAN PROFESI NERS STASE ANAK

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Dosen Pembimbing :
Nuzul Qur’aniati, S.Kep. Ns., M.Ng., Ph.D

Pembimbing Klinik :
Luh Widuri, S.Kep. Ns.

Oleh :
Kelompok 2 Stase Anak

1. Iwan Budiyanto (132239161)


2. Reza Dwi Agustiningrum (132239001)
3. Rufaidah Fikriya (132239082)
4. Fatatin Nazhifah (132239158)
5. Alfia Dwi Sunarto (132239083)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Mengetahui,

Surabaya, 19 Desember 2023

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

Nuzul Qur’aniati, S.Kep. Ns., M.Ng., Ph.D Luh Widuri, S.Kep.Ns.


NIP. 197802082014092001 NIP. 196908111992032007
SATUAN PENYULUHAN ACARA (SAP)

Pokok Pembahasan : Penanganan diare di rumah


Sub Pokok Pembahasan : Diare, Penanganan Diare, Pencegahan Diare
Sasaran : Pasien, Keluarga Pasien, dan Pengunjung
Hari/ Tanggal : Rabu, 20 Desember 2023
Jam/ Waktu : 07.15−07.30 (lima belas menit)
Tempat : Ruang tunggu Poli Anak RSUD Dr. M. Soewandhie
Surabaya
Media : Leaflet dan Poster
Penyuluh : Kelompok 2

A. Analisis Situasi

Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di
negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan
kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus, terjadi di dunia pada sebagian
besar anak-anak dibawah umur 5 tahun.
Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi lebih lanjut akan
menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Data terakhir dariDepartemen
Kesehatan menunjukkan bahwa diare menjadi penyakit pembunuh kedua bayi di bawah
lima tahun (balita) di Indonesia setelah radang paru ataupneumonia.
Banyak faktor risiko yang diduga menyebabkan terjadinya penyakit diare pada bayi
dan balita di Indonesia. Salah satu faktor risiko yang sering diteliti adalah faktor lingkungan
yang meliputi sarana air bersih (SAB), sanitasi, jamban, saluran pembuangan air limbah
(SPAL), kualitas bakterologis air, dan kondisi rumah.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu mengetahui penanganan diare secara
mandiri di rumah
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta akan mampu :
1) Mengetahui pengertian diare
2) Mengetahui penyebab diare
3) Mengetahui tanda gejala diare
4) Mengetahui cara penanganan diare di rumah
5) Mengetahui cara pencegahan diare
Isi Materi (Uraian materi penyuluhan terlampir)
1. Pengertian diare
2. Penyebab diare
3. Tanda gejala diare
4. Cara penanganan diare di rumah
5. Cara pencegahan diare

C. Metode
Metode pendidikan kesehatan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
D. Media
Media yang digunakan menggunakan media cetak berupa leaflet dan media digital
berupa powerpoint presentasi
E. Denah

Moderator Penyaji

Fasilitator Fasilitator

Audiens / Peserta

Dokumentator

Notulen & Observer


F. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Kegiatan Audience
Waktu Tahap
Penyelenggara
1. Membuka acara 1. Menjawab salam
dengan mengucapkan 2. Memperhatikan
salam kepada penyuluh
keluarga klien 3. Mendengarkan
2. Memperkenalkan penyuluh
kelompok kepada menyampaikan
keluarga topik dan tujuan
3. Menyampaikan topik, 4. Menyetujui
5 Menit Pendahuluan maksud dan tujuan kesepakatan waktu
memberikan pelaksanaan
pendidikan kesehatan pendidikan
kepada keluarga kesehatan
4. Kontrak waktu untuk
kesepakatan
pelaksanaan
pendidikan kesehatan
dengan keluarga
10 Menit Penyajian 1. Menggali kemampuan 1. Menyampaikan
keluarga tentang pengetahuannya
materi yang akan tentang materi
disampaikan penyuluhan
2. Memberikan 2. Mendengarkan
penjelasan dengan penyuluh
menggunakan media menyampaikan
Leaflet tentang materi
penanganan diare 3. Bertanya tentang
yang dibagikan materi yang telah
kepada keluarga klien diberikan
3. Memberikan
kesempatan kepada
keluarga klien untuk
Kegiatan Kegiatan Audience
Waktu Tahap
Penyelenggara
bertanya
1. Menyimpulkan dan 1. Keluarga klien
mengklarifikasi mendengarkan
materi penyuluhan 2. Menyepakati
yang telah perencanaan tindak
disampaikan kepada lanjut
keluarga klien 3. Mendengarkan
2. Membuat penyuluh menutup
5 Menit Penutupan
perencanaan dari acara dan
materi yang telah menjawab salam
disampaikan
3. Menutup acara dan
mengucapkan salam
serta terimakasih
kepada keluarga klien
G. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
a) 80% anggota Kelompok 2 melakukan koordinasi terkait konten dan
penyusunan leaflet sebelum melakukan penyuluhan
b) Penyuluhan dilakukan oleh perwakilan anggota kelompok
b. Evaluasi Proses
a) 80% anggota Kelompok 2 aktif dalam diskusi kelompok terkait konten dan
penyusunan poster penyuluhan.
b) Pasien sangat antusias tentang materi penyuluhan penanganan diare
c) Pasien bebas mengajukan pertanyaan mengenai materi penyuluhan secara
langsung
d) Anggota kelompok menguasai materi dan menjawab pertanyaan
c. Evaluasi Hasil
a) Tersampaikan informasi mengenai penanganan diare pada keluarga pasien
Poli anak RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya.
b) Terdapat feedback dari keluarga pasien, yaitu pasien mengatakan sudah
paham atau bertanya
H. Evaluasi Checklist
Terpenuhi
No. Target
Ya Tidak
1. Sasaran :
Sasaran sesuai dengan topik dan
Menggambarkan jumlah sasaran
2. Topik/ Pokok Bahasan
Sesuai prioritas dan kebutuhan pasien rawat
inap ruang edelweis RSUD Dr. M.
Soewandhie Surabaya
3. Tempat penyuluhan ditentukan
a. Sesuai dengan topik yang dibahas
b. Sesuai dengan media dan metode yang
akan digunakan
4. Waktu penyuluhan ditentukan
a. Sesuai dengan kebutuhan belajar/topik
b. Sesuai dengan kondisi sasaran
5. Diagnosa Keperawatan
a. Sesuai dengan sasaran
b. Sesuai dengan topik yang diangkat
6. Pokok/Isi Materi
a. Sesuai dengan topik
b. Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
c. Sesuai dengan keadaan sasaran
7. Evaluasi Struktur
a. 80% anggota Kelompok 2
melakukan koordinasi terkait konten
dan penyusunan leaflet sebelum
melakukan penyuluhan
b. Penyuluhan dilakukan oleh
perwakilan anggota kelompok
8. Evaluasi Proses
a. 80% anggota Kelompok 2 aktif
dalam diskusi kelompok terkait
konten dan penyusunan poster
penyuluhan.
b. Pasien sangat antusias tentang materi
penanganan diare
c. Pasien bebas mengajukan pertanyaan
mengenai materi penyuluhan secara
langsung
d. Anggota kelompok menguasai
materi dan menjawab pertanyaan
Evaluasi Hasil
9. a. Tersampaikan informasi mengenai
penanganan diare pada keluarga
pasien Poli Anak RSUD Dr. M.
Soewandhie Surabaya.
b. Terdapat feedback dari keluarga pasien,
yaitu pasien mengatakan sudah paham
atau bertanya
10. Referensi/ Bahan Rujukan /Literatur
a. Ditulis sesuai kaidah
b. Berhubungan dengan topik/materi
c. up to date/masih berlaku
MATERI PENANGANAN DIARE ANAK DI RUMAH

1. Pengertian Diare
Diare adalah keadaan tidak normalnya pengeluaran feses yang ditandai dengan
peningkaan volume dan keenceran feses serta frekuensi buang air besar lebih dari 3
kali sehari dengan atau tanpa lendir darah. Penanganan diare dapat dilakukan dengan
pemberian oralit dan pemberian edukasi ibu. Terapi oralit berdasarkan absorbsi
natrium dalam usus dari bahan organik seperti glukosa dan asam amino. Kandungan
dalam kalium dalam oralit ditujukan untuk mengganti kalium yang hilang selama
diare.
Perilaku pencegahan diare merupakan tindakan yang dilakukan oleh ibu balita
untuk mencegah diare. Dalam tingkat pengetahuan ibu mengenai pencegahan diare
yang positif ditandai dengan pemberian makanan yang higienis, menyediasan susu
formula yang bersih, membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, dan
menjaga lingkungan (Yunaidi, 2020).

2. Jenis Diare

Berdasarkan jangka waktu terjadinya, diare dibagi menjadi dua, yaitu diare akut dan
kronis. Diare akut terjadi sampai dengan 7 hari, sedangkan diare kronis terjadi lebih
dari 2 minggu. Di Indonesia, lebih banyak kasus diare akut dibandingkan yang kronis
(Nasution, 2019).

3. Penyebab diare

Menurut Nasution (2019) penyebab terjadinya diare yaitu :

1. Virus
2. Jamur
3. Bakteri
4. Alergi makanan
5. Obat-obatan
6. Psikologis 1

4. Tanda dan gejala diare

1. Gelisah atau rewel


2. Tinja cair atau lembek dan atau disertai lendir atau darah
3. Mual atau muntah
4. Demam
5. Nafsu makan menurun
6. Berat badan menurun
7. Nyeri perut
8. Mata cekung
9. Bibir atau mulut kering
10. Elastisitas atau kekenyalan kulit saat di cubit melambat > 1 detik
11. Kulit pada bagian dubur atau anus lecet
5. Komplikasi diare

Komplikasi diare adalah dehidrasi yaitu kekurangan cairan. Terdapat 3 keadaan akibat
dehidrasi, yaitu:

1. Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% Berat Badan). Tandanya anak tetap aktif,
keinginan untuk minum seperti biasa karena rasa haus tidak meningkat, kelopak
mata tidak cekung, buang air kecil (BAK) sering.

2. Dehidrasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% Berat Badan). Tandanya anak
gelisah atau rewel, anak ingin minum terus karena rasa haus meningkat, kelopak
mata cekung, BAK mulai berkurang.

3. Dehidrasi berat(kehilangan cairan >10% Berat Badan). Tandanya anak lemas atau
tidak sabar, tidak dapat minum, kelopak mata sangat cekung, pada uji cubit kulit
kembali lebih dari 2 detik. Agar lebih mudah gunakan kulit perut.

Menurut Hariani (2019) mengatakan bahwa diare yang berlangsung tanpa


penanganan medis dapat menyebabkan kematian akibat kekurangan cairan dan
elektrolit dalam tubuh.

6. Pencegahan diare

1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar


2. Minum air putih yang telah di olah
3. Pengelolaan sampah dengan baik agar tidak tercemar serangga
4. Membuang air kecil dan air besar pada tempatnya, sebaliknya menggunakan jamban
dengan tanki saptik.
(Hariani, 2019).

7. Pengobatan dan perawatan di rumah

Diare adalah mekanisme tubuh mengeluarkan racun, bakteri, virus. Anak-anak tidak
boleh dihentikan diarenya, karena menghambat pergerakan usus. Seolah-olah diarenya
berhenti tapi di dalam masih berlangsung. Efek sampingnya usus lecet. Jadi, yang bisa
Bunda lakukan antara lain:

1. Terusakan pemberian ASI jika anak masih menyusu pada Bunda, diperbanyak
kuantitas dan frekuensi pemberiannya.
2. Rehidrasi. Berikan cairan lebih dari biasanya. Berikan cairan rehidrasi oral khusus
anak (oralit anak) yang mengandung elektrolit untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
Anak yang diare jangan hanya diberi air saja, sebaiknya diberikan cairan yang
mengandung elektrolit (natrium, kalium) dan kalori. Jangan menggunakan oralit
dewasa, karena osmolaritasnya lebih tinggi. Pada tahun 2004 WHO bersama UNICEF
mengumumkan kesepakatan mengubah penggunaan cairan rehidrasi oral yang lama
menjadi cairan rehidrasi oral yang memiliki osmolaritas rendah (hipoosmolar). Oralit
dewasa bisa digunakan asalkan dincerkan 2x, misal yang harusnya 1 sachet untuk 200
ml, maka dibuat 1 sachet untuk 400 ml. Atau Bunda bisa membuat larutannya sendiri.
Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) : Larutan garam-gula : Bahan terdiri
dari 1 sendok teh gula pasir, seperempat sendok teh garam dapur dan 1 gelas (200 ml)
air matang. Setelah diaduk rata pada sebuah gelas diperoleh larutan garam-gula yang
siap digunakan.
Tunjukkan kepada ibu berapa banyak oralit/cairan lain yang harus diberikan setiap
kali anak BAB :
- Sampai umur 1 tahun : 50 – 100ml setiap kali BAB
- Umur 1-5 tahun : 100 – 200ml setiap kali BAB
3. Selain cairan rehidrasi oral hipoosmolar, WHO dan UNICEF juga merekomendasikan
penggunaan zinc sebagai terapi tambahan untuk diare yang diberikan selama 10-14
hari walaupun diare sudah berhenti. Manfaat zinc yaitu dapat meningkatkan imunitas,
mengurangi lama, tingkat keparahan dan komplikasi diare serta mencegah
berulangnya kejadian diare 2-3 bulan setelah pengobatan. Cara pemberiannya
tergantung pada umur anak yaitu untuk anak berusia kurang dari 6 bulan diberikan
zinc sebanyak 10 mg sekali sehari selama 10-14 hari, sedangkan pada anak yang
berusia lebih dari 6 bulan diberikan sebanyak 20 mg sekali sehari selama 10- 14 hari.
Zinc tersedia dalam bentuk tablet dan sirup, bentuk tablet adalah tablet dispersible
yang dalam waktu 30 detik atau kurang dari 60 detik telah larut dalam 5 ml air putih
atau air susu.
Dosis tablet zinc (1 tablet = 20 mg) : dosis tunggal selama 10 hari
- Umur 2 bulan-6 bulan : 1⁄2 tablet
- Umur ≥ 6 bulan : 1 tablet
4. Anak jangan dipuasakan. Makanan harus tetap diberikan tapi hindari sayuran karena
serat susah dicerna sehingga bisa meningkatkan frekuensi diarenya. Buah-buahan juga
dihindari kecuali pisang dan apel karena mengandung kaolin, pektin, kalium yang
berfungsi memadatkan tinja serta menyerap racun.
5. Obat yang boleh diberikan yaitu biakan bakteri hidup seperti lactobacillus. Contohnya
Lacto-B, Lacto Bio, Protezin, dll.
6. Mencuci tangan. Anak harus diajarkan untuk mencuci tangannya, sedangkan pada
bayi sering dilap tangannya. Bunda pun juga harus sering mencuci tangan, terutama
saat memberi makan pada anak dan setelah memegang sesuatu yang kotor seperti
setelah membersihkan kotoran bayi atau anak.
7. Tutup makanan dengan tudung saji.

8. Masak air minum dan makanan sampai


9. Jaga kebersihan makanan dan minuman, berikan ASI eksklusif minimal 6 bulan
karena ASI mengandung immunoglobulin. Untuk bayi yang "terpaksa" menggunakan
susu formula, maka dotnya harus dicuci bersih dan disterilkan dengan baik.
(Yunaidi, 2020).
A. Pertanyaan dan Jawaban PKRS

Pre Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit

Hari, tanggal : ……………………………………… Waktu :


………………………………
Tempat :
………………………………………………………………………………….

No. Pertanyaan Jawaban


Post Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit

Hari, Tanggal : …………………………………… Waktu :


………………………………..
Tempat :
………………………………………………………………………………….

No. Pertanyaan Jawaban


B. Daftar Hadir PKRS

Daftar Hadir Panitia


Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit

Hari, Tanggal : …………………………………… Waktu : ………………………………


Tempat :
………………………………………………………………………………….

No Nama NIM Tanda Tangan


.

1. Iwan Budiyanto 132239161 1.

2. Reza Dwi Agustiningrum 132239001 2.

3. Rufaidah Fikriya 132239082 3.

4. Fatatin Nazhifah 132239158 4.

5. Alfia Dwi Sunarto 132239083

5.
Daftar Hadir Pembimbing
Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit

Hari, Tanggal : …………………………………… Waktu :


………………………………..
Tempat :
………………………………………………………………………………….

No Nama dan NIP Tanda Tangan


.

Nuzul Qur’aniati, S.Kep. Ns., M.Ng.,


1. Ph.D 1.
NIP. 197802082014092001

Luh Widuri, S.Kep. Ns.


2. 2.
NIP. 196908111992032007
Daftar Hadir Peserta
Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit

Hari, Tanggal : …………………………………… Waktu : …………………..


……………
Tempat :
………………………………………………………………………………….

No Nama Alamat Tanda Tangan


.
DAFTAR PUSTAKA
Hariani, H., & Ramlah, R. (2019). Pelaksanaan Program Penanggulangan Diare Di
Puskesmas Matakali. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(1), 34-46.
Nasution, Z., & Samosir, R. F. (2019). Pengetahuan dan sikap ibu tentang penanganan diare
di puskesmas Polonia Medan. Jurnal Darma Agung Husada, 5(1), 46-51.
Yunadi, F. D. (2020). Peningkatan Pengetahuan Tentang Pencegahan dan Penanganan Diare
Dengan Larutan Oralit Pada Kader Kesehatan Di Desa Slarang. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Al-Irsyad (JPMA), 2(1), 63-71.

Anda mungkin juga menyukai